Anda di halaman 1dari 50

MENINGITIS ENCHEPHALITIS

Anatomi Selaput Otak 1. Lapisan Luar (Durameter) 2. Lapisan Tengah (Arakhnoid) 3. Lapisan Dalam (Piameter)

DEFINISI
Meningitis merupakan peradangan dari meningen yang menyebabkan terjadinya gejala perangsangan meningen seperti sakit kepala, kaku kuduk, fotofobia disertai peningkatan jumlah leukosit pada liquor cerebrospinal (LCS)

Pekimeningitis : mengenai durameter Leptomeningitis : mengenai arakhnoid dan piameter

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter (lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial

Epidemiologi
- kasus meningitis terbanyak pada usia 15-24 tahun (20,4%). Pada anak usia 1-4 tahun sebanyak 13,8%, usia kurang dari 1 tahun sebanyak 11,9% . - 19-26% mortalitas diakibatkan karena meningitis oleh Sterptococcus pneumoniae, 3-6% oleh Haemophilus influenzae, 3-13% oleh Neisseria meningitidis.

1. Meningitis akut memberikan manifestasi klinis dalam rentang jam hingga beberapa hari, 2. Meningitis kronik memiliki onset dan durasi berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Etiologi
1. Meningitis bakterial akut merujuk kepada bakteri sebagai penyebabnya. Penyebabnya antara Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae. 2. Meningitis aseptik merupakan sebutan umum yang menunjukkan respon inflamasi serous yang disebabkan oleh agen etiologi yang berbeda-beda.

3. Meningitis jamur terjadi biasa pada klien dengan AIDS. Nama lain infeksi jamur yang mempengaruhi sistem saraf pusat adalah Meningitis Cryptococcal.

Faktor Resiko
1) Infeksi sistemik. Didapat dari infeksi di organ tubuh lain yang akhirnya menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak,misalnya otitis media,mastoiditis,TBC dll. 2) Penurunan kekebalan tubuh seperti AIDS 3) Trauma kepala. Pada trauma terbuka atau fraktur basis cranii. 4) Kelainan anatomis. Seperti pada post operasi cranium,mastoid atau saluran telinga tengah.

Patofisiologi
1. Penyebaran langsung dari infeksi di kranial (Sinusitis paranasal, Otitis media, Mastoiditis, infeksi gigi) 2. Perkembangan dari cedera kepala atau tindakan neurologikal 3. Penyebaran hematogen

Koloni bakteri/infeksi lokal

Prosedur pembedahan/trauma

Hematogen
Perkontinuitatum Sinusitis Otitis Infeksi gigi Inokulasi langsung

Inokulasi bakteri pada SSP

Gejala klinis
Tanda disfungsi serebral seperti confusion, irritable, deliriun sampai koma, biasanya disertai febris , muntah dan fotofobia. Tanda-tanda rangsang meningen Perasat Brudzinski, Kernig ataupun kaku kuduk Palsy nervus kranialis Bangkitan kejang umum atau fokal apabila menyebar ke jaringan otak korteks serebri.

Pemeriksaan Kaku Kuduk Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi kepala.

Pemeriksaan Tanda Kernig Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada sendi panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mengkin tanpa rasa nyeri. Tanda Kernig positif (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135 (kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa nyeri.

Tanda Kernig

Pemeriksaan Tanda Brudzinski Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Tanda Brudzinski positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.

Laboratorium
Analisa LCS : pemeriksaan kimiawi (glukosa, protein), jumlah total leukosit dan hitung jenis (differential count), pewarnaan gram dan kultur. Diagnosis pasti ditegakkan melalui isolasi bakteri dari LCS

Penatalaksanaan 1. Kausatif : Antimikroba 2. Simptomatis


Terapi antimikroba Pemilihan antibiotik inisial harus memiliki kemampuan untuk melawan 3 patogen umum yaitu: S.pneumoniae, N. meningitidis, H. influenzae. vancomycin 60 mg/kg/hari IV dalam 4 dosis terbagi dan Ceftriaxone 100 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi

Pemberian manitol Meningkatkan secara transien osmolalitas ruang intravaskular, menyebabkan perpindahan cairan dari jaringan otak ke dalam ruang intravaskular. Manitol (0,25-1 g/kg IV) biasa diberikan selama 20-30 menit dan pemberiannya dapat diulang bila diperlukan.

Antikonvulsi Phenobarbital natrium dengan dosis 20 mg/kg IV dengan kecepatan 1 mg/kg/menit Phenytoin (Dilantin) 15-20 mg/kg IV dengan kecepatan rata-rata 1 mg/kg/menit Diazepam (Valium) diberikan secara bolus intravena dengan dosis 0,2-0,3 mg/kg

ENSEFALITIS

Ensefalitis adalah radang jaringan otak Kebanyakan penyebab ensefalitis adalah infeksi virus. Ensefalitis disebabkan oleh : - Virus - Bakteri - Parasit - Fungus - Riketsia

Ensefalitis karena virus


Virus RNA: Paramikso : parotitis,morbili Abdovirus : rabies Togavirus : rubella,flavivirus(Jepang B,dengue) Picornavirs : enterovirus(polio,coxsackie) Arenavirus : koriomeningitis,limfositoria

Virus DNA Herpes : zoster-varicella,herpes simplek Epstein-barr virus Poxvirus : variola,vaksinia Retrovirus : AIDS

Ensefalitis karena Bakteri


ENSEFALITIS SUPURATIVA Etiologi : - staphylococcus aureus - streptococcus - E.coli - M.tuberculosa

Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media,mastoiditis,sinusitis, abses di dalam paru, bronchiektasi, empiema, osteomeylitis cranium, fraktur terbuka, trauma yang menembus ke dalam otak dan tromboflebitis. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema, kongesti yang disusul dengan pelunakan dan pembentukan abses.

Bila berkembang menjadi abses serebri 1. gejala-gejala infeksi umum 2. Tanda meningkatnya tekanan intracranial : nyeri kepala yang kronik dan progresif,muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun, pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil

Manifestasi klinis trias ensefalitis ; 1.Demam 2.Kejang 3.Kesadaran menurun

ENSEFALITIS KARENA PARASIT


a. Malaria serebral Plasmodium falsifarum penyebab terjadinya malaria serebral. Gangguan utama terdapat didalam pembuluh darah parasit. Sel darah merah yang terinfeksi plasmodium falsifarum akan melekat satu sama lainnya sehingga menimbulkan penyumbatan. Gejala-gejala yang timbul : demam tinggi.kesadaran menurun hingga koma.

b. Toxoplasmosis Toxoplasma gondii pada orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali dalam keadaan dengan daya imunitas menurun. Didalam tubuh manusia parasit ini dapat bertahan dalam bentuk kista terutama di otot dan jaringan otak.

c. Amubiasis Amuba genus Naegleria dapat masuk ke tubuh melalui hidung ketika berenang di air yang terinfeksi dan kemudian menimbulkan meningoencefalitis akut. Gejala-gejalanya adalah demam akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku kuduk dan kesadaran menurun.

Ensefalitis Karena Fungus


Fungus yang dapat menyebabkan radang :candidaalbicans,Cryptococcusneoformans,Co ccidiodis, Aspergillus, Fumagatus dan Mucor mycosis. Gambaran yang ditimbulkan infeksi fungus pada sistim saraf pusat meningo-ensefalitis purulenta Faktor yang memudahkan timbulnya infeksi adalah daya imunitas yang menurun

Ensefalitis Karena Riketsia


Riketsia dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan Ensefalitis. Di dalam dinding pembuluh darah timbul noduli yang terdiri atas sebukan sel-sel mononuclear, yang terdapat pula disekitar pembuluh darah di dalam jaringan otak. Didalam pembuluh darah yang terkena akan terjadi trombosis. Gejala-gejalanya ialah nyeri kepala, demam, mulamula sukar tidur, kemudian mungkin kesadaran dapat menurun. Gejala-gejala neurologik menunjukan lesi yang tersebar

Patofisiologi
Agen tumbuh mulai di jaringan eksraneural. -saluran nafas:mumps,measle,varicella -oral-saluran cerna: poliovirus,enterovirus -inokulasi:gigitan binatang-nyamuk -placenta: rubella,CMV,HIV Kemudian berlaku penyebaran ke SSP secara hematogen-neural. Berlaku kerusakan neuron dengan cara invasi langsung-multiplikasi agen dan respon autoimun terhadap antigen.

Gejala Klinis
Meski penyebabnya berbeda,gejala ensefalitis lebih kurang sama. Secara umum gejalanya berupa trias ensefalitis: demam, kejang, kesadaran menurun. Antara gejala lain: -muntah -gejala serebrum(paresis,afasia dan sebagainya)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan cairan serobrospinal-analisa sitokimia,virologi,serologi Pungsi Lumbal sering dalam batas normal Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan titer antibody CT-Scan/MRI

DIAGNOSA BANDING
Pada kasus ensefalitis diagnosa bandingnya adalah : - Neoplasma - Hematoma subdural kronik - Tuberkuloma - Hematoma intraserebri

Komplikasi
Komplikasi jangka panjang berupa sekuele neurologikus.Selain itu bisa terjadi : Tuli saraf Buta kortikal Kelumpuhan Ataksia Epilepsi Retardasi mental

Penatalaksanaan
Terapi Antimikroba 1) Ensefalitis supurativa: -ampisilin 4x 3-4g per oral 10 hari -kloramfenikol 4x 1g/24jam IV 10 hari 2) Ensefalitis Virus: simptomatis -analgetik dan antipiretik : as. Mefenamat 4x50mg -antikonvulsi : fenitoin 50mg/ml IV 2x/hari -antivirus : tergantung penyebabnya

3) Ensefalitis Parasit -Malaria : kinin 10mg/kg dalam infus selama 4jam setiap 8jam sampai perbaikan -Toxoplasmosis: sulfadiasin 100mg/kg/oral 1bulan Pirimetasin 1mg/kg/oral 1bulan Spiramisin 3x500mg/hari -Amebiasis: rifampisin 8mg/kg/hari

4) Ensefalitis fungus - amfoterisin 0.1-0.25g/kg/hari IV , 2hari sekali minimal 6 minggu - Mikonazol 30mg/kg IV selama 6 minggu 5) Ensefalitis riketsiosis -kloramfenikol 4x1g IV 10hari -Tetrasiklin 4x500mg/oral 10hari

Mengurangi TIK : -mempertahankan hidrasi,monitor balans cairan -penggunaan kortikosteroid intramuscular atau intravena -penggunaan manitol(unuk edema) -posisi kepala lebih tinggi sekitar 30-45 -lakukan sedasi jika perlu seperti kondisi agitasi,pemindahan pasien dll -drainase CSS jika ada intraventricularcatheter -hiperventilasi dengan ambu bag

Anda mungkin juga menyukai