Anda di halaman 1dari 81

Resusitasi Neonatus

GAMBARAN UMUM &


PRINSIP RESUSITASI
Menilai reaksi bayi saat lahir
Jaga tetap hangat, posisi, bersihkan jalan napas,
rangsang, & beri O2 (bila perlu)
Berikan ventilasi yang efektif:
Balon & sungkup
Intubasi endotrakeal
Kompresi dada
Pemberian
obat2an
Selalu
diperlukan



Lebih jarang
diperlukan


Kadang-
kadang
Masalah pada transisi BBL
+Pernapasan yang tidak adekuat
tidak cukup mengeluarkan cairan paru dari alveoli
+Kehilangan banyak darah, kontraktilitas
jantung << atau bradikardia karena hipoksia
hipotensi sistemik
+Penyempitan pembuluh darah paru yang
berlanjut menghambat aliran O2 ke jaringan.
Penilaian berdasarkan 3 tanda:
+ Pernapasan
+ Frekuensi jantung
+ Warna kulit
Nilai Apgar
Memberikan informasi tentang
keadaan bayi secara keseluruhan &
keberhasilan tindakan resusitasi
Tidak untuk menentukan apakah
seorang bayi memerlukan resusitasi,
langkah mana yang digunakan &
kapan menggunakan

Bayi Kurang Bulan (BKB)
BKB berisiko >>> untuk kebutuhan resusitasi, karena:
Paru-paru BKB mungkin kurang surfaktan
BKB lebih mudah mengalami kehilangan
panas
BKB lebih sering lahir disertai infeksi
Pembuluh darah otak BKB lebih rentan
terhadap perdarahan karena stres
Perawatan BBL
Semua BBL perlu pengawasan pernapasan,
aktifitas & warna kulit lebih lanjut
+ Perawatan rutin -- pengawasan biasa
+ Perawatan suportif pengawasan berkala
+ Perawatan lanjut -- pengawasan lanjut
& pemantauan di ruang BBL
Bagaimana menyiapkan resusitasi?
Alat pemanas terpasang & siap pakai.
Seluruh alat resusitasi siap pakai.
Paling sedikit 1 tenaga trampil resusitasi
siap & 2 tenaga lain siap membantu dalam
keadaan darurat
Faktor risiko antepartum
Hipertensi kehamilan
Diabetes maternal
Hipertensi kronik
Anemia
Riwayat kematian janin
Perdarahan trimester 2 atau 3
Infeksi maternal
Ibu dengan peny. jantung,
ginjal, paru, tiroid, atau
kelainan neurologi
Polihidramnion
Ketuban pecah dini
Kehamilan lewat waktu
Kehamilan ganda
Berat janin tidak sesuai masa
kehamilan
Terapi obat-obatan,
mis: karbonat, Litium, Magnesium,
B bloker
Ibu pengguna obat bius
Malformasi janin
Berkurangnya gerakan janin
Tanpa pemeriksaan antenatal
Usia < 16 atau > 35
Faktor risiko intrapartum
Operasi kaesar darurat
Kelahiran dengan
ekstraksi vakum
Letak sungsang
Kelahiran prematur
Persalinan presipitatus
Korioamnionitis
Ketuban pecah lama
(> 18 jam)
Partus lama ( > 24 jam)
Kala lama 2 (> 2 jam)
Bradikardia
FJ janin tak beraturan
Penggunaan anestesi umum
Tetani uterus
Penggunaan obat narkotik dlm
4 jam sebelum persalinan
Air ketuban hijau kental
bercampur mekonium
Prolaps tali pusat
Solusio plasenta
Plasenta previa
Universal Precaution
Pencegahan kontak dgn darah & cairan
tubuh pasien/bayi potensial menularkan
infeksi
Sarung tangan
Celemek
Pelindung mata
Penutup hidung & mulut
Resusitasi mulut ke mulut tidak dilakukan

LANGKAH RESUSITASI
1. Langkah awal
2. VTP
3. Pijat dada
4. Obat-obat
LANGKAH AWAL RESUSITASI
DALAM BEBERAPA DETIK tanya & jawab
hal-hal di bawah ini


Bersih dari mekonium?
Bernapas atau
menangis?
Tonus otot baik?
Warna kulit kemerahan?
Cukup bulan?
Perawatan rutin
Memberi kehangatan
Membersihkan jalan
napas
Mengeringkan







30
D
E
T
I
K
Lahir

Berikan kehangatan
Posisikan, bersih jalan napas
(bila perlu)
Keringkan, rangsang, posisikan lagi
Beri oksigen
Evaluasi pernapasan, FJ, warna kulit
1 ATAU LEBIH TIDAK
Apnu
Dan / atau
FJ < 100
30 detik
LANGKAH AWAL
VTP + PIJAT DADA
30dtk evaluasi FJ
OBAT
FJ < 60
VTP
30 dtk evaluasi FJ
FJ < 60

F J 60-100 VTP
F J > 100
NAFAS
SPONTAN
VTP
STOP
F J > 60


Bila ada mekonium & bayi tidak aktif

Bila bayi :
depresi pernapasan
tonus otot kurang
FJ < 100 kali/ menit

hisap mekonium dari trakea
sebelum bernapas

Sambil mengeringkan, pastikan posisi
kepala agar jalan napas tetap terbuka

Rangsang taktil membantu bayi
bernapas

Cara yang aman :
1. Menepuk / menyentil telapak kaki
2. Menggosok punggung, perut,
dada atau ekstremitas



Tindakan berbahaya Kemungkinan akibat
Menepuk punggung Perlukaan
Menekan rongga dada Patah tulang pnemotoraks,
distres pernapasan, kematian
Menekankan paha ke perut Pecahnya hati atau limpa
Mendilatasi sfingter ani Robeknya sfingter ani
Menggunakan kompres
dingin
Hipotermi, hipertermi, luka
bakar
Menggoyang-goyang tubuh Kerusakan otak
Rangsangan taktil
Memberikan Oksigen
PENGGUNAAN BALON & SUNGKUP
RESUSITASI
Balon tidak mengembang sendiri
Balon mengembang sendiri
Reservoar Oksigen
Reservoar
Ujung terbuka
Ujung tertutup
S U N G K U P
Ukuran
Tepi



Bentuk




Tekanan pada ventilasi
Pernapasan awal segera setelah
lahir : > 30 cmH
2
O
Paru normal: 15 - 20 cmH
2
O
Paru yang sakit atau imatur :
20 40 cmH
2
O

Kecepatan Melakukan Ventilasi
40-60 kali/menit


remas lepas remas lepas
(pompa) (dua..tiga) (pompa) (dua....tiga)

Bila dada tidak mengembang
Kondisi

Lekatan tidak
adekuat


Jalan napas
tersumbat


Tidak cukup
tekanan

Tindakan

Pasang kembali sungkup
ke wajah.

Reposisi kepala.
Periksa sekresi, hisap bila ada
Lakukan ventilasi dengan mulut
sedikit terbuka.

Naikkan tekanan sampai tampak
gerakan naik turun dada yang
mudah
Pertimbangkan intubasi ET.
Ada 3 tanda perbaikan:

Peningkatan frekuensi jantung

Perbaikan warna kulit

Adanya napas spontan

Bila bayi tidak menunjukkan perbaikan
Dengan VTP, sebagian besar bayi membaik
Bila tidak membaik:
+Apakah gerakan dada adekuat?
+Apakah O2 diberikan 100%?

Ingat! Melakukan ventilasi
yang efektif merupakan kunci
keberhasilan hampir semua
resusitasi neonatus
Bila kondisi tetap buruk atau gagal
membaik & FJ < 60 kali/menit setelah
30 detik VTP yang adekuat
langkah selanjutnya Kompresi Dada
Indikasi Kompresi Dada
Bila setelah 30 detik dilakukan VTP
dengan 100% O2, FJ tetap < 60
kali/menit

Apa itu kompresi dada?
Disebut sebagai: External Cardiac Massage

Kompresi yang teratur pd tulang dada, termasuk:
Kompresi jantung ke arah tulang belakang
Meningkatkan tekanan intratorak
Memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh organ
vital

Dilakukan bersama VTP

Kompresi Dada
INTRODUKSI
Hipoksemia denyut jantung bayi
Hipoksemia lama :
+mengurangi frekuensi jantung
+mengurangi kekuatan kontraktilitas jantung
Kekurangan oksigen bradikardi
Dgn ventilasi baik FJ membaik

KEUNTUNGAN
O Tidak tergantung
besarnya bayi
O Ruangan yang tersisa
masih banyak
(u/ pemberian obat2an)

KERUGIAN
O Cepat lelah
Teknik dua jari


KEUNTUNGAN
Tidak cepat lelah
KERUGIAN
Jika bayi besar atau tangan kecil, tekniknya sulit
Ruangan yg terpakai banyak sulit jika akan
melakukan pemberian obat2an mll umbilikus
Teknik ibu jari


Lokasi u/ kompresi dada
Cara : Gerakkan jari-jari
sepanjang tepi bawah
iga sampai
mendapatkan sifoid.
Lalu letakkan ibu jari
atau jari-jari pada tulang
dada, tepat di atas
sifoid.

Kedalaman + 1/3 diameter antero-posterior
dada
Lama penekanan << lama pelepasan
curah jantung maksimal
Tekanan saat kompresi dada
sepertiga

Jangan mengangkat ibu jari atau jari-jari
tangan dari dada di antara penekanan:
+ Perlu waktu u/ mencari lokasi
+ Kehilangan kontrol kedalaman
+ Dapat terjadi penekanan di tempat yang salah
trauma organ


Komplikasi
1. Tulang iga patah
2. Trauma/laserasi hepar
3. Pneumotorak

Frekuensi
90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit
Rasio 3 : 1
1
1
/
2
detik 3 kompresi dada,
1
/
2
detik 1 ventilasi
2 detik (1 siklus)


Satu Dua Tiga Pompa

Jika FJ > 60 kali/menit

Kapan kompresi dada dihentikan
OBAT - OBATAN
Macam obat-obatan
C 1. Epinefrin :

C 2. Obat-obatan yang membantu pe7
sirkulasi:
+A. cairan penambah volume darah
+B. natrium bikarbonat
C 3. Nalokson
C Atropin & kalsium
(bukan indikasi rutin pada resusitasi BBL)
Indikasi pemberian epinefrin

FJ masih < 60 kali/menit, setelah
pemberian VTP selama 30 detik
dan
pemberian secara terkoordinasi
VTP & kompresi dada
selama 30 detik
Bayi Kurang Bulan

Hindari penggunaan dosis 7 7
+
Hipertensi

Kenaikan aliran darah otak

Perdarahan germinal matriks yang
sangat rapuh
Jalur yang dianjurkan
Endotrakeal
Intravena

Dosis: 0,1 - 0,3 ml/ kg larutan 1:10.000

Persiapan: 1 ml cairan 1:10.000

Kecepatan pemberian: secepat mungkin
Bila bayi pucat, terbukti ada kehilangan
darah, dan/
Bayi tidak memberikan respons yang
memuaskan terhadap resusitasi

+

Pemberian cairan penambah volume darah
Cairan Penambah Volume Darah

Cairan kristaloid isotonik:
+ Garam fisiologis (dianjurkan)
+ Ringer laktat
+ Darah O negatif
Dosis : 10 ml / kg
Jalur : v. umbilikalis
Persiapan : dalam semprit besar
Kecepatan: 5-10 menit.
(hati-hati bayi prematur)
Bila dicurigai terjadi asidosis metabolik atau
terbukti terjadi asidosis metabolik

Natrium bikarbonat

Dosis : 2 mEq/kg ( 4,2 %)

Jalur : v. umbilikalis

Persiapan : 0,5 mEq/ ml (larutan 4,2%)
Kecepatan:
Perlahan, tidak lebih cepat dari 1 mEq/kg/ menit

Perhatian :
+Jangan memberikan natrium bikarbonat bila
paru belum diventilasi dgn adekuat.

+Natrium bikarbonat mudah terbakar & tidak
boleh diberikan melalui pipa ET
Jika tidak ada perbaikan?

Pastikan bahwa tindakan sudah benar
+Ventilasi
+Kompresi dada
+Obat-obatan

Pertimbangkan :
+Malformasi.
+Gangguan napas.
+Penyakit jantung bawaan

PERTIMBANGAN KHUSUS
Komplikasi yang harus dipertimbangkan
bila bayi tidak membaik
setelah usaha awal resusitasi
Apakah bayi gagal untuk memulai
pernapasan spontan?
Apakah VTP gagal menimbulkan
ventilasi yang adekuat?
Apakah bayi tetap sianosis atau
bradikardia meskipun ventilasi telah
adekuat?
Penyebab bayi gagal bernapas
spontan
Kerusakan otak (ensefalopati
iskemikhipoksik) atau kelainan
neuromuskuler
Efek sedasi obat pada ibu yang
melewati plasenta
Indikasi pemberian Nalokson
Depresi pernapasan berat dgn
FJ & warna kulit normal setelah VTP

Riwayat pemberian narkotik pada ibu
dalam 4 jam terakhir
Penyebab kegagalan VTP menimbulkan
ventilasi adekuat
1. Sumbatan mekanik jalan napas
+ Mekonium atau sekret di farings atau
trakea
+ Atresia choana
+ Malformasi jalan napas faringeal
(sindrom Robin)
+ Kondisi lain (laryngeal web)
Penyebab kegagalan VTP menimbulkan
ventilasi adekuat
2. Gangguan fungsi paru
+ Pnemotoraks
+ Efusi pleura kongenital
+ Hernia diafragmatika kongenital
+ Hipoplasia paru
+ Prematuritas berat
+ Pnemonia kongenital
Atresia choana
Tes dengan memasukkan
kateter penghisap melalui
kedua lubang hidung

Masukkan oropharyngeal
airway

Bila perlu masukkan pipa
ET melalui mulut
Sindroma Robin
+ Intervensi
Letakkan bayi dlm
posisi tengkurap
Masukkan pipa ET
no 2,5 melalui hidung,
tempatkan ujung pipa
di farings posterior
Laryngeal web
Intubasi

Bila intubasi tidak mungkin,
lakukan trakeostomi

Pnemotoraks
Intervensi
+Transiluminasi dapat
digunakan sebagai
pemeriksaan penyaring
+Diagnosis pasti dgn foto
rontgent
+Bila sesak sekali,
lakukan pungsi pleura
Efusi pleura kongenital
Intervensi
Diagnosis dengan
foto rontgent
Bila sesak pungsi
dengan jarum atau
chest tube untuk
mengeluarkan
cairan

Hernia diafragma kongenital
Intervensi
+Segera lakukan intubasi
bila dicurigai &
masukkan pipa
orogastrik
+Hindari ventilasi dgn
balon & sungkup
Hipoplasia paru

Imaturitas berat sulit diventilasi

Pnemonia kongenital
Bayi tetap bradikardi atau sianosis
Ventilasi tidak adekuat
Intervensi : pastikan dada mengembang,
suara napas terdengar di kedua sisi dan
diberikan oksigen 100%
Kelainan jantung kongenital
Intervensi : pastikan diagnosis dengan foto
rontgent, EKG dan echokardiografi
Tatalaksana pasca resusitasi
Bayi yang memerlukan resusitasi harus
diawasi dan dipantau
Intervensi
Pantau frekuensi jantung
Pantau saturasi oksigen
Pantau tekanan darah
Periksa hematokrit dan gula darah
Periksa analisa gas darah
Bayi kurang bulan
Masalah
Pengendalian suhu
Ketidak matangan paru
Perdarahan intrakranial
Hipoglikemia
Enterokolitis nekrotikans
Cedera oksigen

Pertimbangan etik
Pedoman resusitasi
+Bayi baru lahir mendapat perlakuan etik
yang sama dgn anak atau orang dewasa
+Penghentian resusitasi setelah resusitasi
dapat dipertimbangkan secara etik
+Keputusan untuk melakukan atau
menghentikan resusitasi harus didasarkan
pada informasi obyektif
+Bila diantisipasi kemungkinan resusitasi,
diskusikan dengan keluarga



Tidak melakukan resusitasi
dapat diterima pada keadaan:
Masa gestasi < 23 mgg atau
BB < 400 gram
Anensefali
Terbukti trisomi 13 atau 18
Penghentian resusitasi
Dapat dilaksanakan setelah 15 menit
denyut jantung tidak ada
dengan resusitasi maksimal.
Orang tua perlu dilibatkan dalam
pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai