SONNY T. LISAL
Gangguan panik
GANGGUAN ANXIETAS
Gangguan fobik
Cemas perihal situasi, atau objek
GANGGUAN SOMATOFORM
1. 2. 3. 4. 5. Gangguan dismorfik tubuh Gangguan konversi Gangguan hipokondriasis Gangguan somatisasi Gangguan nyeri somatoform
GANGGUAN DISOSIATIF
1. 2. 3. 4. 5. Amnesia Psikogenik Fugue Psikogenik Gangguan Kepribadian Ganda Gangguan Depersonalisasi Gangguan Disosiatif tak tergolongkan
ANXIETAS = KECEMASAN
DEFINISI :
Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yg tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui.
Gejala :
1. Perasaan takut & khawatir ttg sejumlah peristiwa / hal atau aktivitas 2. Pasien sukar mengendalikan rasa khawatir tsb 3. Gejala pd point 1 disertai 3 atau lebih gejala berikut :
a. Gelisah b. Mudah lelah c. Sukar konsentrasi
d. mudah marah e. otot tegang f. tidur terganggu (sukar, terbangun2, tidur tak nyeyak)
4. Gejala-gejala somatik
Epidemiologi :
Prevalensi : 3% - 8% 50% penderita GAM juga mempunyai gg mental lain. Ratio = : =2:1 Usia = 20 tahun Kebanyakan pasien GAM pergi berobat pd dokter umum, internist, kardiologis, pulmonolog, gastro-entrologis oleh karena gejala somatiknya.
Gambaran Klinik :
Kecemasan tentang (akan nasib buruk, perasaan seperti berada di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dsb) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tdk dpt santai, dsb) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipnoe, keluhan epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dsb).
Diagnosa Banding
Penyakit organik anxietas Penyalahgunaan obat tertentu (amphetamin, caffein) Penghentian obat (withdrawal) : alkohol, obat sedatif hipnotik dan ansiolitika Gg panik, gg fobik, atau gg obsesif kompulsif, & gg depresif berat, dll
Prognosis :
Sulit diramalkan Mungkin berlangsung selama hidup (kronik) 25% pasien akan mengalami gg panik % tinggi penderita akan mempunyai /menderita gg depresi berat.
Pengobatan :
Penanganan pasien GAM yg sangat efektif adalah pengkoordinasian terapi psikoterapi farmakoterapi dan suportif.
Psikoterapi :
Kognitif perilaku Suportif Berorientasi insight
Dgn pasien, didiskusikan, problemnya anxietas dgn penuh perhatian & empati. Situasi stresful, kalau ada hrs dihilangkan.
Farmakoterapi :
Pengobatan dgn obat perlu 6 - 12 bln atau lebih lama. 25% pasien relapse setelah 1 bln obat dihentikan, 60% - 80% penderita relapse dlm waktu 1 thn.
terlihat hasilnya
Beta Bloker
Trisiklik: amitriptilin Tetrasiklik: maprotiline SSRI: fluoxetine, sertraline, paroxetine, fluvoxamine, escitalopram SSRE: tianeptine SNRI: mirtazapine, duloxetine, venlafaxine
GANGGUAN PANIK
Ditandai serangan panik spontan & dpt berkaitan agorafobia (takut di ruang terbuka, di luar rumah sendirian atau dlm keramaian).
Cemas antisipatorik.
Etiologi :
Biologik Psikologik: Psikoanalisa, Behaviorisme
Gejala-Gejala
Pd serangan panik (perasaan takut hebat, spontan, & tersendiri) terdpt 4 dari gejala berikut:
nafas pendek/rasa tercekik pening, rasa tak mantap atau pingsan palpitasi, takikardi gemetar berkeringat tercekik nausea atau distress abdomen depersonalisasi atau derealisasi kesemutan menggigil nyeri atau rasa tak enak di dada takut mati takut menjadi gila/melakukan sesuatu tak terkontrol
GANGGUAN FOBIK
GEJALA : Ketakutan yg menetap hebat & irrasional terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi spesifik yg menimbulkan suatu keinginan mendesak utk menghindari objek, aktivitas atau situasi yg ditakuti. Rasa takut itu diketahui oleh individu sebagai suatu yg berlebih atau secara proporsional tak masuk akal terhadap bahaya aktual dari objek, aktivitas atau situasi itu.
Rasa takut dpt mengakibatkan rasa akan pingsan, rasa lelah, palpitasi, berkeringat, mual, tremor & panik
1. Agorafobia
Rasa takut muncul pada situasi : banyak orang tempat umum bepergian keluar rumah bepergian sendiri menghindari situasi-situasi
2. Fobia Sosial
Rasa takut diperhatikan oleh orang lain dlm kelompok yg relatif kecil : makan di tempat umum berbicara di depan umum menghadapi jenis kelamin lain atau dapat bersifat difus.
3. Fobia Khas
Fobia terbatas pd objek / situasi yg sangat spesifik : binatang tertentu tempat tinggi petir ruang tertutup darah naik pesawat, dll
Tatalaksana :
Psikoterapi suportif Anxiolitika Hipnosa Behaviour therapy :
Flooding Desensitisasi
GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
GEJALA :
Kecemasan dpt berubah menjadi gejala khas gambaran klinik = obsesif-kompulsif.
OBSESI :
Isi unsur pemikiran yg berulang2 timbul dlm kesadaran, sekalipun pasien tdk menghendaki utk memikirkannya. Ia tdk sanggup mengeluarkannya dari kesadarannya atas kemauan sendiri, ia seolah dipaksa utk memikirkan, mengingat atau membayangkan.
Kompulsi :
Dorongan utk melakukan perbuatan atau rangkaian perbuatan tertentu yg apabila dilawan atau tdk dilaksanakan akan menimbulkan ketegangan yg sangat. Pasien seolah2 dipaksa menyerah pd impuls utk melakukan perbuatan itu sekalipun tdk menyukainya & tdk memperoleh kepuasan dari perbuatan tsb.
TATA LAKSANA
Psikofarmaka (Clonipramin) - Anti-ansietas - Anti depressan : Anafranil
Gejala-gejala :
Episoda2 dimana bayangan2 kejadian traumatik tsb terulang kembali / dlm mimpi (Flashback) Perasaan beku, penumpulan emosi Menjauhi orang lain & tdk responsif terhadap lingkungannya Anhedonia Menghindari aktivitas & situasi yg berkaitan traumanya Lazimnya ada ketakutan & penghindaran dari hal2 yg mengingatkannya kembali pd trauma yg dialami Kadang ada ketakutan mendadak & dramatik, panik atau agresif yg dicetuskan oleh stimulus yg mendadak yg mengingatkan kembali pd trauma.
Anxietas, depresi lazimnya menyertai gangguan ini. Tdk jarang terdapat pikiran / ide suicidum Onset terjadi setelah trauma, dgn masa laten yang berkisar beberapa minggu sampai beberapa bln (kurang 6 bulan) Perjalanan gangguan ini berfluktuasi & pd kebanyakan kasus dpt diharapkan kesembuhan.
Tata laksana :
Obat :
- Anti-depresan - Anti-konvulsan = Carbamazepin
Psikoterapi :
- Behavior Kognitif - Hypnosis - Dukungan lingkungan (teman / keluarga)
Epidemiologi :
3% - 5% dari populasi wanita > pria lebih banyak pada single & remaja atau dewasa muda & yg mempunyai pendapatan rendah.
Gambaran Klinik :
A.
B.
C.
D.
Afek depresif : rasa sedih, murung, rendah diri, hilang semangat, hilangnya minat. Berkurangnya energi, mudah lelah. Gejala lain : - Konsentrasi & perhatian berkurang - Harga diri & kepercayaan diri menurun () - Nafsu makan menurun atau sebaliknya - Insomnia / hipersomnia - Dorongan seksual menurun - Pesimis, tdk ada harapan, tak tertolongkan Fungsi sosial & pekerjaannya terganggu / gagal, bersifat ringan / sedang Harus sudah berlangsung > 2 thn
Prognosis :
Sangat bervariasi, + 25% pasien tdk pernah sembuh sempurna.
Tata laksana :
1. Farmakoterapi : Anti depresan : SSRI (Drug of choice) 2. Psikoterapi : - cognitive therapy - behaviour therapy - psycho-analytica therapy
GANGGUAN SOMATOFORM
Keluhan atau gejala fisik yg memberi kesan terdapatnya gangguan fisik (somatoform), tanpa dpt ditemukan gangguan organik atau mekanisme fisiologik & keadaan ini disertai bukti yg cukup positif atau dugaan kuat, bahwa gejala2 fisik itu berkaitan dgn faktor atau konflik psikologik.
Permintaan pemeriksaan medik berulang-ulang Penderita tidak mau/ sulit menerima penjelasan bahwa ybs tidak menderita penyakit ttt Sering menimbulkan frustasi pada terapis maupun penderita
GANGGUAN KONVERSI
Gangguan ini mempunyai ciri : adanya satu atau lebih gejala neurologik (paralisis, buta, parasthesia) yg tak dpt dijelaskan dengan (adanya) gangguan neurologik/medik (Pseudo-neurological signs) Harus ada faktor2 psikologik yg dikaitkan dgn mulainya atau eksaserbasi daripada gejala.
Epidemiologi :
Insiden = 22 per 100.000 penduduk Rasio pria : wanita = 2 : 1 5 : 1
Gejala :
Sensibel-sensoris : anestesia, parastesia terutama pd ekstremitas; semua indera dpt kena. Motorik : gerakan2 abnormal; sikap tubuh (astasia-abasia), kelemahan & paralisis; kejang2, mirip dgn epilepsi.
Tata laksana :
Penyembuhan biasanya spontan, walaupun dimudahkan oleh terapi suportif atau terapi perilaku Hipnosis, anxiolitika
GANGGUAN SOMATISASI
Keluhan somatik yg majemuk, berulang, berlangsung bertahun2, utk hal mana telah dicari pertolongan medis akan tetapi tidak disebabkan oleh suatu gangguan fisik.
Gangguan ini dimulai sblm usia 30 thn, & perjalanannya kronik berfluktuasi.
Epidemiologi :
0,2 0,5 % populasi wanita > pria (5-20 kali) biasanya bersama2 dgn gangguan mental lainnya.
Etiologi :
1. Faktor psikososial
komunikasi sosial ekspresi emosional substitusi impuls instink yg direpresi behaviour : ajaran orang tua
2. Faktor biologik
kelainan metabolisme di otak genetik cytokine : interleukin, interferon
Gambaran Klinik :
Keluhan selalu mencakup sistem organ atau gejala2 tertentu I. gastrointestinal : nyeri perut, mual, muntah II. psikoseksual : tak acuh terhadap sex III. kardiopulmonal : pusing IV. nyeri : nyeri punggung V. reproduksi wanita : nyeri haid
Gejala penyerta :
Cemas, depresi, tingkah laku anti sosial, kesukaran dalam pekerjaan, hubungan interpersonal & perkawinan.
Tata Laksana :
Psikoterapi individual & kelompok, menurunkan sampai 50% hospitalisasi penderita.
Pada psikoterapi ini, penderita diajar bagaimana cara mengatasi gejala2nya, cara mengekspresikan emosinya & mengembangkan strategi lain untuk mengekspresikan perasaannya.
DAFTAR GEJALA
Gejala Gastro-intestinal
1. 2. 3. 4. 5. 6. Vomitus Nyeri perut Nausea Rasa perut bengkak Diarrhae Intolerance of (get sick from) several different foods
Gejala Nyeri
1. 2. 3. 4. 5. Nyeri pd extremitas Nyeri punggung Nyeri sendi Nyeri pd waktu miksi Nyeri lain, kecuali nyeri kepala
Gejala Cor-pulmonale
1. 2. 3. 4. Napas pendek Palpitasi Nyeri dada Pusing
Gejala Seksual
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Rasa panas pd organ seks Pain during intercourse Impoten Rasa nyeri pd waktu haid Haid tak teratur Banjir pd waktu haid Vomitus selain selama masa hamil
GANGGUAN HYPOCHONDRIASIS
Pasien menginterpretasi gejala somatik atau sensasi somatik secara tdk realistik / tdk akurat menyebabkan pre-okupasi & ketakutan bahwa dia menderita penyakit serius walaupun tdk ditemukan sebab somatik.
Prevalensi :
4-6% pengunjung poliklinik umum usia 20-30 tahun
Gambaran Klinik :
Penderita percaya / yakin mengidap penyakit serius yg belum terdeteksi, & mereka tdk dpt dibujuk melawan keyakinannya. Keyakinan ini dipertahankan walaupun hasil pemeriksaan lab negatif atau pemeriksaan2 lain juga negatif. Penderita telah melakukan Doctors shopping.
Tata Laksana :
Biasanya penderita menolak psikoterapi Obat : anti cemas atau anti depresan bila ada gangguan cemas atau gangguan depresif.
Prevalensi :
Keluhan yang paling umum dikeluhkan dlm poliklinik / praktek Di AS, 7 juta orang yg mengeluhkan nyeri punggung bawah yg sangat mengganggu.
Gambaran klinik :
Nyeri dpt berlokasi pd satu atau lebih lokasi anatomik, misalnya : punggung bawah, kepala, muka & pelvis. Nyeri sudah berlangsung lama.
Tata Laksana :
Diberikan antidepresan
Psikoterapi : empati, diskusikan faktor psikososial, misalnya : masalah perkawinan.
DISMORFIK TUBUH
Ditandai dgn preokupasi cacat penampilan sehingga menyebabkan penderitaan & ggn fungsi Biasanya mendatangi ahlikulit & internist Etiologi : tdk diketahui, riwayat OCD dlm keluarga Terapi: antidepresan
GANGGUAN DISOSIATIF
AMNESIA DISOSIATIF
Ciri utama hilangnya daya ingat biasanya mengenai kejadian penting yg baru terjadi. Amnesia tersebut biasanya terpusat mengenai kejadian traumatik seperti kecelakaan atau kesedihan tak terduga & biasanya selektif & parsial.
Gambaran Klinik :
Amnesia tentang identitas pribadi, tetapi daya ingat tentang informasi umum baik. Terlokalisir, umum, selektif.
Prognosis :
Baik, karena secara tiba-tiba berakhir.
Tata Laksana :
obat : barbiturat (short-acting, intermediate acting, misalnya pentotal, amobarbital) & golongan anti cemas (benzodiazepin) hipnosis
FUGUE DISOSIATIF
Memiliki semua ciri amnesia disosiatif ditambah gejala melakukan perjalanan meninggalkan rumah atau tempat kerja yg tampaknya disengaja & selama itu yg bersangkutan tetap dpt mengurus dirinya. Perlangsungannya : singkat, beberapa jam atau beberapa hari, jarang beberapa bulan. Tata Laksana : sama Amnesia Disosiatif
Epidemiologi :
5% dari semua penderita psikiatrik hampir semuanya wanita akhir masa remaja, dewasa muda
Gambaran Klinik :
Ciri utama : dua atau lebih kepribadian yg jelas pd satu individu & hanya satu yg tampil untuk setiap saat. Masing2 kepribadian tsb adalah lengkap dlm arti memiliki ingatan, perilaku & kesenangan sendiri2 yg mungkin sangat berbeda dgn kepribadian premorbidnya. Dlm bentuk yang lazim : dua kepribadian, salah satu biasanya lebih dominan, meskipun demikian tdk satupun yg mampu mengetahui memori dari yg lain, & masing2 hampir selalu tdk mengetahui keberadaan pihak yg lain. Perubahan dari satu kepribadian ke lainnya biasanya mendadak & berkaitan erat dgn peristiwa yg penuh stress atau dramatik.
Prognosis :
Dianggap ggn disosiatif paling berat & kronik. Penyembuhan biasanya tdk sempurna.
Tata Laksana :
Yg paling efektif : psikoterapi yg berorientasi insight, sering disertai dgn hypnotherapy Obat antidepresan & anti anxietas mungkin berguna sbg penunjang psikoterapi. Telah dilaporkan bahwa Carbamazepin (Tegretol) dpt menolong pasien tertentu.
GANGGUAN DEPERSONALISASI
Perubahan persepsi diri yang menetap/berulang sampai rasa realitas hilang sementara. Pasien dengan gangguan ini dapat merasa bahwa : mereka seperti mesin/mekanikal; seperti berada dalam mimpi atau pisah diri dari badannya. Episode adalah ego-distonik dan pasien sadar terhadap gejalanya itu adalah tidak riil/nyata.
GAMBARAN KLINIK :
Sifat utama gangguan ini : kualitas ketidak realitas dan keasingannya; ketidak familiarnya. Proses mental dan kejadian di lingkungan berjalan seperti biasa, tetapi mereka merasa berbeda dan tidak lagi mempunyai kaitan/makna terhadap dirinya. Bagian badan dan seluruh badan terlihat asing maupun proses mental atau perilakunya (biasa)
TATA LAKSANA :
Sama dengan Amnesia Disosiatif - obat anti-cemas - psikoterapi orientasi psiko-analisis