Anda di halaman 1dari 18

REFERAT INSOMNIA

DISUSUN OLEH : BOBBY ADHYARTONO H2A009007


PEMBIMBING :

dr. Hesty ANGGRIANI, SP.KJ


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013

PENDAHULUAN
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders fourth edition (DSM-IV) insomnia adalah suatu kesulitan dalam memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan selama 1 bulan atau lebih di mana keadaan sulit tidur ini harus menyebabkan gangguan klinis yang signifikan. Sekitar sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan atau mempertahankan tidur dalam setahun, dengan 17% diantaranya mengakibatkan gangguan kualitas hidup. Sebuah artikel menyatakan Riset internasional yang telah dilakukan US Census Bureau, International Data Base tahun 2004 terhadap penduduk Indonesia menyatakan bahwa dari 238,452 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 28,035 juta jiwa(11,7%) terjangkit insomnia Angka ini membuat insomnia sebagai salah satu gangguan paling banyak yang dikeluhkan masyarakat Indonesia.

ISI
A.

Fisiologi Tidur Proses tidur dibagi dalam 2 fase, yaitu : 1. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM) - Tidur stadium satu - Tidur stadium dua - Tidur stadium tiga - Tidur stadium empat 2. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

B. DEFINISI INSOMNIA

- The International Classification of Diseases mendefinisikan Insomnia sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan. - Menurut The International Classification of Sleep Disorders, insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam,disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur tersebut.

C. ETIOLOGI INSOMNIA

- Stress - Kecemasan dan depresi - Obat obatan - Kafein, nikotin, alkohol, minuman soda, teh - Kondisi medis - Perubahan lingkungan dan jadwal kerja - Belajar insomnia

D. FAKTOR RESIKO INSOMNIA

- Jenis kelamin perempuan - Usia > 60 tahun - Memiliki gangguan kesehatan mental - Stres - Keadaan ekonomi - Bepergian jauh

E. PATOFISIOLOGI INSOMNIA PATOFISIOLOGI INSOMNIA BELUM BISA DIJELASKAN SECARA PASTI


TETAPI INSOMNIA DIHUBUNGKAN DENGAN HIPOTESIS PENINGKATAN AROUSAL. AROUSAL DIKAITKAN DENGAN STRUKTUR YANG MEMICU KESIAGAAN DI ARAS ( ASCENDING RETICULAR ACTIVATING SYSTEM), HIPOTALAMUS, BASAL FOREBRAIN YANG BERINTERAKSI DENGAN PUSAT-PUSAT PEMICU TIDUR PADA OTAK DI ANTERIOR HIPOTALAMUS DAN THALAMUS. HYPERAROUSAL MERUPAKAN KEADAAN YANG DITANDAI DENGAN TINGGINYA TINGKAT KESIAGAAN YANG MERUPAKAN RESPON TERHADAP SITUASI SPESIFIK SEPERTI LINGKUNGAN TIDUR.

DATA PSIKOFISIOLOGI DAN METABOLIC DARI HYPERAROUSAL


PADA PASIEN INSOMNIA MELIPUTI PENINGKATAN SUHU TUBUH, PENINGKATAN DENYUT NADI DAN PENURUNAN VARIASI PERIODE JANTUNG SELAMA TIDUR. KECEPATAN METABOLIK SELURUH TUBUH DIHITUNG MELALUI PENGGUNAAN O2 PERSATUAN WAKTU TERNYATA LEBIH TINGGI PADA PASIEN
INSOMNIA DIBANDINGKAN PADA ORANG NORMAL.

F. MANIFESTASI KLINIK INSOMNIA


1. Kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur, bangun yang terlalu awal, ataupun kualitas tidur yang buruk. 2. Kesulitan tidur yang terjadi walaupun adanya kesempatan dan keadaan yang adekuat untuk tidur 3. Adanya setidaknya 1 gangguan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengankesulitan tidur di malam hari berupa: - Fatigue atau malaise -Masalah atensi, konsentrasi, dan memori - Gangguan kehidupan sosial, atau kemampuan di sekolah yang menurun - Gangguan mood atau irritability -Mengantuk - Penurunan motivasi, energi, dan inisiatif - Adanya kesalahan saat bekerja, seperti saat mengenadarai mobil ataupun mengoperasikan mesin - Ketegangan otot, nyeri kepala, maupun gangguan sistem pencernaan - Kenyamanan baik saat bisa tidur maupun tidak bisa tidur.

G. KLASIFIKASI INSOMNIA SINDROM INSOMNIA DAPAT DIBAGI DALAM 3 TIPE MENURUT LAMANYA : - TRANSIENT INSOMNIA, HANYA BERLANGSUNG 2-3 HARI. - SHORTTERM INSOMNIA, BERLANGSUNG SAMPAI DENGAN 3 MINGGU. - LONGTERM INSOMNIA, BERLANGSUNG DALAM PERIODE WAKTU
YANG LEBIH LAMA DAN BIASANYA DISEBABKAN OLEH KONDISI MEDIK ATAU PSIKIATRIK TERTENTU.

DITINJAU DARI PENYEBABNYA, SINDROM INSOMNIA DAPAT DIBAGI: - SINDROM INSOMNIA PSIKIS - SINDROM INSOMNIA ORGANIK - SINDROM INSOMNIA SITUASIONAL - SINDROM INSOMNIA PENYERTA

H. DIAGNOSIS INSOMNIA

Kriteria Diagnostik Insomnia NonOrganik berdasarkan PPDGJ, hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti: a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur,atau kualitas tidur yang buruk b. Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1bulan c. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari

d. Ketidakpuasan Terhadap Kuantitas Dan Atau Kualitas Tidur Menyebabkan Penderitaan Yang Cukup Berat Dan Mempengaruhi Fungsi Dalam Sosialdan Pekerjaan - Adanya Gangguan Jiwa Lain Seperti Depresi Dan Anxietas Tidak Menyebabkan Diagnosis Insomnia Diabaikan. - Kriteria Lama Tidur (Kuantitas) Tidak Diguankan Untuk Menentukan Adanya Gangguan, Oleh Karena Luasnya Variasi Individual. Lama Gangguan Yang Tidak Memenuhi Kriteria Di Atas (Seperti Pada Transient Insomnia) Tidak Didiagnosis Di Sini, Dapat Dimasukkan Dalam Reaksi Stres Akut (F43.0)atau Gangguan Penyesuaian (F43.2).

I. PENATALAKSANAAN INSOMNIA 1. NON FARMAKOTERAPI - TERAPI TINGKAH LAKU - GAYA HIDUP DAN PENGOBATAN DI RUMAH 2. FARMAKOTERAPI - BENZODIAZEPINE (NITRAZEPAM,TRIZOLAM, DAN ESTAZOLAM) - NON BENZODIAZEPINE (CHLORAL-HYDRATE, PHENOBARBITAL)

PEMILIHAN OBAT DITINJAU

DARI SIFAT GANGGUAN TIDUR

a. Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur) Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Sleep inducing antiinsomnia yaitu golongan benzodiazepine (Short Acting). Misalnya pada gangguan anxietas b. Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke proses tidur selanjutnya) Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Prolong latent phase AntiInsomnia, yaitu golongan heterosiklik antidepresan (Trisiklik danTetrasiklik. Misalnya pada gangguan depresi. c. Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa bagian (multiple awakening). Obat yang dibutuhkan adalah bersifat Sleep Maintining AntiInsomnia, yaitu golongan phenobarbital atau golongan benzodiazepine (Long acting). Misalnya pada gangguan stres psikososial.

PENUTUP
Kesimpulan Insomnia merupalan kesulitan untuk masuk tidur, kesulitan dalammempertahankan tidur, atau tidak cukup tidur. Insomnia merupakan gangguan fisiologis yang cukup serius, dimana bila tidak ditangani dan dikelola dengan baik bisa mempengaruhi kinerja dalam kehidupan sehari-hari. Insomnia dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain stres, kecemasan dan depresi, obat-obatan, perubahan suasana lingkungan dan tempat kerja, kondisi medis, serta konsumsi (kafein, nikotin, alkohol, minuman bersoda) secara berlebihan.

KEJADIAN INSOMNIA MENINGKAT PADA ORANG YANG TERMASUK DALAM KATEGORI FAKTOR RESIKO TERKENA INSOMNIA. FAKTOR RESIKO DARI INSOMNIA ITU SENDIRI LEBIH SERING TERJADI PADA WANITA, ORANG YANG BERUSIA LEBIH DARI 60 TAHUN,PADA ORANG YANG ADA GANGGUAN KESEHATAN MENTAL. INSOMNIA DAPAT DITERAPI DENGAN CARA FARMAKOLOGI DAN NONFARMAKOLOGI, TERGANTUNG PADA JENIS DAN PENYEBAB INSOMNIA. OBAT-OBATAN YANG BIASANYA DIGUNAKAN UNTUK
MENGATASI INSOMNIA DAPAT BERUPA OBAT GOLONGAN BENZODIAZEPIN (NITRAZEPAM, TRIZOLAM, DAN ESTAZOLAM), DAN OBAT NON BENZODIAZEPINE (CHLORAL-HYDRATE, PHENOBARBITAL). TERAPI INSOMNIA SECARA NON FARMAKOLOGIS DAPAT BERUPA TERAPI TINGKAH LAKU DAN PENGATURAN GAYA HIDUP DAN PENGOBATAN DIRUMAH SEPERTI MENGATUR JADWAL TIDUR.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai