Identitas Pasien
Nama Usia Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat Tgl masuk Tgl pemeriksaan
: Tn. S : 49 tahun : Laki-laki : Islam : Petani : Majalengka : 25 Desember 2013 : 30 Desember 2013
Anamnesis
Keluhan Utama
: Bengkak di lutut, sebagian paha, dan sebagian betis kaki kiri Riwayat Penyakit Sekarang : Os datang ke IGD RSUD45 Kuningan dengan keluhan bengkak di lutut, paha, dan sebagian betis kaki kiri. Keluhan tersebut dirasakan Os sejak 1 bulan SMRS. Awalnya, bengkak hanya di lutut kaki kiri, dan sejak 3minggu ini, bengkak tersebut menjalar ke sebagian paha, dan betis kaki kiri. Os juga mengeluhkan nyeri di daerah tersebut. Nyeri dirasakan Os terus menerus. Nyeri timbul pada saat istirahat dan beraktifitas. Selain nyeri, Os juga mengeluhkan pada daerah tersebut panas dan merah.
Os mengeluhkan sejak 5 hari dirawat di RS, timbul benjolan di paha bagian luar dan di betis kaki kiri. Benjolan tersebut sebesar telur ayam, berwarna merah dan terasa nyeri. Pada benjolan tersebut, 1 hari yang lalu keluar cairan bening dan tidak berbau busuk. Os mengatakan 1 bulan sebelum timbulnya keluhan tersebut, nyeri pada lutut kiri. Nyeri dirasakan terus menerus / sepanjang hari. Pada saat istirahat atau beraktivitas tetap terasa nyeri. Os juga mengatakan riwayat demam 2 hari yang lalu. Demam dirasakan terus menerus. Riwayat jatuh, terbentur, atau luka di daerah tersebut disangkal. Riwayat penurunan berat badan yang drastis disangkal. Adanya nyeri di daerah lain disangkal. Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal.
Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis Keadaan Umum Kesadaran T : 130/80 mmHg 120x/menit R : 22x/menit
Kepala :Konjungtiva anemis (+/+) Leher : Dalam Batas Normal Thorax : Dalam Batas Normal Abdomen : Dalam Batas Normal Inguinal : Dalam Batas Normal Extremitas : bengkak di paha, lutut, dan tungkai bawah kaki kiri, lihat status lokalis.
Status Lokalis
Regio femuris sinistra Look : Luka (-) Pus (-), Bengkak (+), eritem (+), deformitas (-), venektasi (+). Feel : panas (+), nyeri tekan (+), sensibilitas (+), krepitasi (-), fluktuasi (+) Move : gerakan terbatas karena nyeri (+)
Regio Genu Sinistra : Look : Luka (-), pus (-), bengkak (+), eritem (+), deformitas (-), Feel : Panas (+), Nyeri tekan (+), Sensabilitas (+), Krepitasi (+), fluktuasi (+)
Regio Cruris Sinistra : Look : Luka (-), pus (+), bengkak (+), eritem (+), deformitas (-) Feel : Panas (+), Nyeri tekan (+), Sensabilitas (+), Krepitasi (-), pulsasi a. tibialis posterior (+), CRT < 2 detik (+), fluktuasi (+)
USULAN PEMERIKSAAN
Darah Rutin
sinistra tampak 2 sendi. Rontgen x-ray foto genu, dua posisi AP/Lateral sinistra .
Hasil Laboratorium
Darah Rutin Hb Leukosit Hasil 9,2 g/dl 25.200 /mm3
Hematokrit
Trombosit GDS SGOT SGPT Ureum
41 %
322.000 / mm3 80 m/dl 23 U/I 17 U/I 27 mg/dl
Foto Radiologi
RESUME
Os datang ke IGD RSUD45 Kuningan dengan keluhan bengkak (+) regio femur, genu, cruris sinistra, sejak 1 bulan SMRS. Awalnya, bengkak regio genu sinistra dan sejak 3 minggu ini, bengkak tersebut menjalar ke regio femur dan regio cruris sinistra. Nyeri (+), eritem (+), pus (+) Riwayat demam (+), riwayat jatuh, terbentur, atau luka di daerah tersebut (-). Riwayat penurunan berat badan yang drastis (-). Riwayat DM (-) Status Lokalis Look : Luka (-) Pus (-), Bengkak (+), eritem (+), deformitas (-), venektasi (+). Feel : panas (+), nyeri tekan (+), sensabilitas (+), krepitasi (-), fluktuasi (+) CRT < 2 detik (+), Move : gerakan terbatas karena nyeri (+)
DIAGNOSA KERJA
PROGNOSIS
: Ad bonam : Ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
dalam dermis dan jaringan kulit yang lebih dalam. Gejala yang biasanya timbul seperti nyeri, lunak, dan nodul merah berfluktuasi, di bagian atas nya terdapat adanya pustul (bintil) dan bengkak dikelilingi oleh tepi erythematous.
Etiologi
Bakteri pyogenic (Stapilococcus Spp, Esceriscia
coli, Streptokokkus beta haemoliticus Spp, Pseudomonas, Mycobakteria, Pasteurella multocida, Corino bacteria, Achinomicetes) Bakteri yang bersifat obligat anaerob (Bakteriodes sp, Clostridium, peptostreptokokkus, fasobakterium )
Melalui beberapa cara yaitu : Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril Bakteri menyebar dari suatu infekski di bagian tubuh lain secara limfatogen atau hematogen Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia atau tidak menimbulkan gangguan. Adanya cedera dapat menjadi penyebab terjadinya abses
Selain itu peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika : Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang Terdapat gangguan sistem kekebalan misalnya daya tahan tubuh yang menurun.
Patogenesis
lokal yang pada akhirnya menyebabkan pelepasan sitokin. Sitokin tersebut memicu sebuah respon inflamasi (peradangan), yang menarik kedatangan sejumlah besar leukosit ke area tersebut dan meningkatkan aliran darah setempat (hiperemis). Sebagian sel mati dan hancur. Sel-sel Leukosit yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan
sehat di sekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah pus menginfeksi struktur lain di sekitarnya. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah
Manifestasi klinis
Adanya tanda inflamasi, yakni kemrahan (rubor), panas (color), pembengkakan (tumor), rasa nyeri (dolor) dan hilangnya fungsi. 2. Timbul atau teraba benjolan pada tahap awal berupa benjolan kecil, pada selanjutnya benjolan bertambah besar, demam, benjolan meningkat, malaise, nyeri, bengkak, berisi nanah (pus).
1.
Pemeriksaan penunjang
Kultur
Leukositosis Sinar X
Penatalaksanan
Terapi utama adalah drainase
sebagai kontrol
sumber infeksi (source control). Pemberian antibiotik idealnya adalah sesuai dengan tes kultur dan resistensi, namun mengingat hasil kultur setidaknya membutuhkan waktu 3 hari, maka diberikan antibiotik broad spectrum Karena sering kali abses disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus, antibiotik antistafilokokus seperti flucloxacillin atau didoxacillin sering digunakan.
Tindakan Operasi
Tindakan a dan antiseptik, jika abses setelah pecah, maka mulai painting dari arah luar kedalam (bagian yang kotor diusap terakhir). 2. Drepping 3. Anestesi dengan chlor ethyl topical(disemprot) 4. Siapkan kasa dan neerbeken untuk menampung eksudat
1.
5.
6. 7. 8.
Tekan sampai pus/eksudat minimal Lakukan debridement jaringan nekrotik dengan kuret atau kasa. Irigasi dengan NaCl 0,9 % sampai jernih
Bilas dengan H2O2 10. Cuci dengan antisetik povidon iodine (betadin) 11. Jika kemungkinan eksudat masih ada atau diperkirakan masih produktif sebaiknya dipasang drain (dengan penroos drain atau potongan karet hand scoon steril) 12. Rawat sebagai luka terbuka (tidak dijahit)
9.
TERIMA KASIH