Anatomi Leher
Otot leher
Otot-otot infrahyoid Otot-otot suprahyoid
Embriologi
Aparatus brankial terdiri atas : 1. Arkus brankial (lengkung faring) 2. Kantung faring 3. Celah faring
Embriologi
Definisi
Kista brankial (branchial cyst = branchial cleft cyst) merupakan kista epitelial kongenital yang muncul dari bagian lateral leher diantara muskulus sternokleidomastoideus dan faring yang disebabkan oleh karena kegagalan obliterasi dari celah brankial pada perkembangan embrionik.
Epidemiologi
Angka kejadian kista brankial di Amerika Serikat tidak diketahui, sering terjadi pada usia dewasa muda dengan perbandingan perempuan : laki-laki 3 : 2
>95 % kista celah brankial berasal dari arkus brankial kedua 5 % berasal dari arkus brankial pertama dan ketiga hanya sedikit yang berasal dari arkus brankial ke empat
Klasifikasi Kista brankial I : Terdapat di bagian superior dari tulang hioid Terdiri atas 2 tipe
Kista brankial II : Terjadi dibagian sedikit ke anterior leher dan di bawah angulus mandibula tepatnya di depan dari otot sternokleidomastoideus
Kista brankial III : Terdapat pada bagian anterior dari otot Sternokleidomastoideus tetapi lebih rendah dari lokasi kista brankial I dan II Kista brankial IV memiliki manifestasi klinis yang sama dengan kista celah brankial ketiga
Gejala Klinis
Kista branchial bukan merupakan kanker. Sebagian besar terasa nyeri dan ada yang tidak menujukkkan gejala. Jika kista besar, dapat menyebabkan bising pada pernapasan atau sulit menelan, berbicara, atau bernapas. Kadang-kadang kista akan terasa lembut, membesar, atau meradang ketika terdapat infeksi pada saluran pernapasan atas. Dalam kasus yang gawat, kista dapat pecah dan terbentuk abses.
Diagnosa
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang : * CT Scan * MRI *USG * Biopsi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosa Banding
Higroma Kistik
Kista tiroglosus
Penatalaksanaan
operasi pengangkatan kista karena infeksi berulang atau gejala yang parah telah terjadi.
Langkah-langkah operasi (tindakan ekstirpasi kista brankial dalam narkose umum)(2): 1. Operasi dimulai dengan pasien posisi supine diatas meja operasi dalam narkose umum dengan kepala sedikit ekstensi dan menghadap ke arah kiri. 2. Dilakukan tindakan aseptik antiseptik pada lapangan operasi dan dilakukan pemasangan duk steril. 3. Dilakukan penandaan pada garis tengah benjolan berupa irisan horizontal mengikuti lipatan kulit 5 sampai 6 cm di bawah dari bagian horisontal mandibula menembus fasia dan otot platisma.
4. Kemudian insisi dilanjutkan sepanjang anterior dari otot sternokleidomastoideus tampak suatu kista dengan kapsul putih dengan sedikit vaskularisasi dengan perabaan lunak berisi cairan. Kemudian dilakukan pemisahan kista dari fasia otot yang menyelubungi.
5. Perdarahan diatasi dengan penekanan dan kaustik. Kemudian menggunakan diseksi tumpul dan tajam, kista hatihati dipisahkan dari bagian anterior otot sternokleidomastoid. Cabang dari nervus assesorius dilindungi, dan pemisahan kista dilakukan dengan menggunakan kassa basah dengan tekanan yang lembut untuk menghindari pecahnya kista.
6. Diseksi tajam dilakukan untuk memisahkan perlekatan antara fasia dengan bagian medial dari kista. Pemisahan kista dari bagian posterior otot digastrik dan stylohyoid dilakukan dengan diseksi tumpul. 7. Kista perlahan-lahan dibebaskan dari jaringan sekitar dan tampak kista keluar dengan utuh beserta kapsul yang berwarna putih serta sedikit vaskularisasi, dan perabaan lunak berisi cairan.(2)
Terima kasih