Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HEPATITIS B DAN C
Wiryani Elvira Ambat 030.07.274
Hepatitis
Infeksi sistemik yang menimbulkan peradangan pada sel hati Etilogi paling sering VIRUS terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E. Di Indonesia yang paling sering di jumpai adalah HVA, HVB, HVC
HEPATITIS B
Hep B akut pada dewasa muda (20-30 thn)
Kelompok pemilik faktor resiko perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin
HVB
ETIOLOGI
Etiologi : HBV famili hepaDNA virus, virus DNA HBsAg HBcAg HBeAg
CARA PENULARAN
Tusukan yang jelas
Kulit Horizontal Selaput lendir Cara Penularan Tanpa tusukan yg jelas
Prenatal
Vertikal
Postnatal
PATOFISIOLOGI
HVB
SEL HATI
Proses menetap
Proses berakhir
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
Hepatitis B kronik yang masih aktif Carrier VHB inaktif
HbsAg (+) , DNA VHB >105 kopi / ml . didapatkan kenaikan ALT yang menetap atau intermitten. Tanda tanda peradangan penyakit hati kronik Histopatologi hati terjadi peradangan yang aktif.
HbsAg (+), titer DNA VHB < 105kopi / ml . konsentrasi ALT normal Keluhan tidak ada Kelainan kerusakan jaringan hati minimal.
PENATALAKSANAAN
Interferon (IFN)
Gologan Imunomodulasi
golongan pengbatan untuk hepatitis kronik Golongan Antiviral Timosin Alfa
Lamivudin
Adefovir Dipivoksil
Mengontrol viral load serendah mungkin menjadi anti-HBe disertai dengan hilangnya DNA VHB dalam serum dan meredanya penyakit hati
HEPATITIS C
Etiologi : HCV, virus RNA helai tunggal genus dari famili Flaviviridae. berukuran 50-60 nm dan terbungkus Faktor resiko penularan: penggunaan obat-obat intravena (40%) transfusi (10%) pajanan pekerjaan dan seksual (10%) Sisa 40% penderita belum diketahui factor resiko
CARA PENULARAN
Biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Resiko terinfeksi hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan. Penularan hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarganya kec. Penderita HIV+Hepatitis C) Menyusui tidak menularkan Hepatitis C.
PATOGENESIS
Replikasi virus dalam sel hati
Mekasnisme timbul terus menerus karena inflamasi tidak berhenti Fibrosis makin banyak, sel hati semakin sedikt -> kerusakan hati lanjut dan sirosis hepatis
Reaksi cytotoxic T-cell spesifik u/ eliminasi menyeluruh VHC pada infeksi akut
Sel stelata berproliferasi > sel miofibroblas -> matriks kolagen -> fibrosis -> sitokin proinflamasi
Gambaran histopatologis
Pada infeksi kronik, reaksi CTL lemah -> merusak sel hati -> respon inflamasi hati -> virus tidak hilang -> kerusakan berjalan terus
Respon inflamasi hati -> aktivasi sel-sel stelata di ruang disse hati
GEJALA KLINIS
20-30% kasus saja yang menunjukkan tanda hepatitis akut dalam 2-26 minggu setelah terjadinya paparan. Gejala klinik & laboratorik tidak dapat dibedakan antara infeksi hepatitis A, B maupun C. Infeksi menjadi kronik pada 70-90% kasus, seringkali asimptomatik walaupun kerusakan hati berjalan terus. Kerusakan hati akibat infeksi kronis tidak dapat tergambar dalam pemeriksaan fisik maupun laboratorik kecuali bila sudah terjadi sirosis hati. Ko infeksi VHC dengan HIV maupun VHB memperburuk perjalanan penyakit pasien.
DIAGNOSTIK
Dapat diidentifikasi dengan antibodi terhadap VHC. Antibodi ini bertahan lama setelah infeksi dan tidak mempunyai arti protektif. Deteksi antibodi umumnya dengan teknik Enzyme Immuno Assay (EIA) dengan menggunakan poliantigen dari VHC. Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) digunakan untuk menentukan : adanya VHC secara kualitatif maupun kuantitatif Menentukan genotipe VHC
PENGOBATAN
Pengobatan menggunakan interferon alfa dan ribavirin. Genotipe VHC 1 & 4 (48 minggu), genotipe 2 & 3 (24 minggu) Interferon alfa konvensional, diberikan setiap 2 hari / 3 x seminggu. Dosis 3 juta unit SC tiap kali pemberian. Interferon+poly-ethylen glycol (Peg-Interferon) diberikan setiap minggu dengan dosis 1,5 ug/kgBB/kali (untuk peginterferon 12 KD) atau 180 ug (untuk peg-interferon 40KD) Pemberian Ribavirin dibagi dalam 2 kali pemberian :
BB pasien < 50kg = 800 mg tiap hari BB pasien 50-70 kg = 1000 mg tiap hari BB pasien >70 kg = 1200 mg tiap hari
TERIMA KASIH