Keluhan utama Kakek X mengalami hemiparesis dextra akibat dari stroke. Kakek X tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seorang diri, selalu dibantu oleh petugas panti. Kakek X mengeluh tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki serta merasa kelelahan jika ingin bergerak. Riwayat penyakit sekarang Kakek X mengalami kontraktur pada kaki kanan dan tangan kiri serta hemiparasasis dextra. Riwayat penyakit dahulu Kakek X sebelumnya pernah mengalami stroke yang kemudian mengakibatkan hemiparesis dextra.
Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian otot secara manual (manual muscle testing MMT). untuk mengetahui kemampuan mengontraksikan kelompok otot secara volunter. Lansia yang tidak mampu mengkontraksikan ototnya secara aktif dan volunteer, tidak tepat bila diberikan MMT standar.
Pemeriksaan luas gerak sendi Luas gerak sendi (LGS) merupakan luas gerak sendi yang dapat dilakukan oleh suatu sendi. Tujuan pemeriksaan LGS untuk mengetahui besarnya LGS suatu sendi dan membandingkannya dengan LGS sendi yang normal, membantu diagnosis dan menentukan fungsi sendi. Pengukuran LGS menggunakan Goniometer, yaitu: a. Posisi awal posisi anatomi, yaitu tubuh tegak, lengan lurus di samping tubuh, lengan bawah dan tangan menghadap bawah. b. Sendi yang di ukur harus terbuka. c. Berikan penjelasan d. Berikan gerakan pasif 2 atau 3 kali. e. Berikan stabilisasi pada segmen bagian proksimal. f. Tentukan aksis gerakan baik secara aktif/pasif. g. Letakkan tangkai goniometer yang statik paralel dengan aksis longitudinal h. Pastikan aksis goniometer tepat pada aksis gerakan sendi. i. Baca dan catat hasil pemeriksaan LGS.
Pemeriksaan postur di lakukan dengan cara inspeksi pada posisi berdiri. Pada posisi tersebut postur yang baik/normal dapat terlihat dengan jelas. Dari samping, tampak telinga, akromium, trunk, trokanter mayor, patela bagian posterior dan maleolus lateralis ada dalam satu garis lurus.
N FUNGSI O 1
2 3
SKO R 0 Mengendalikan rangsang 1 pembuangan tinja 2 0 Mengendalikan rangsang 1 berkemih 2 0 Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi) 1 Penggunaan jamban, masuk 0 dan keluar (melepaskan, 1 memakai celana, 2 membersihkan, menyiram) 0 1 Makan 2 0 Berubah sikap dari berbaring 1 2 ke duduk 3 0 1 Berpindah/ berjalan 2 3 0 1 Memakai baju 2 0 1 Naik turun tangga 2
KETERANGAN Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar). Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu). Terkendali teratur. Tak terkendali atau pakai kateter Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam) Mandiri Butuh pertolongan orang lain Mandiri Tergantung pertolongan orang lain Perlu pertolongan pd beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain. Mandiri Tidak mampu Perlu ditolong memotong makanan Mandiri Tidak mampu Perlu banyak bantuan untuk bias duduk Bantuan minimal 1 orang. Mandiri Tidak mampu Bisa (pindah) dengan kursi roda. Berjalan dengan bantuan 1 orang. Mandiri Tergantung orang lain Sebagian dibantu (mis: memakai baju) Mandiri. Tidak mampu Butuh pertolongan Mandiri
Daftar Pustaka
Jackson, Marlynn & Jackson, Lee. (2011). Panduan Praktis Keperawatan Klinis (terj.). Jakarta: Penerbit Erlangga Miller, Carol A. (2004). Nursing for wellness in older adult: theory and practice. (4th ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika Pujiastuti, Sri Surini. (2003). Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta: EGC Suratun. (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Tamher, S & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika