Anda di halaman 1dari 20

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMARAYA TENTANG DIABETES MELLITUS BESERTA PROMOSI KESEHATAN DIABETES

MELLITUS
muhammad faried fahda 18 Januari 2014

I.1 Latar Belakang


Di Indonesia, prevalensi DM mencapai 15,9-32,73%, dimana diperkirakan sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia menderita DM. Di masa mendatang, diantara penyakit degeneratif diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang. WHO membuat perkiraan bahwa dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah tersebut akan membengkak menjadi 300 juta orang (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, 2006).

I.2 Pernyataan Masalah

Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 dengan 1,6%. Terjadi tendensi kenaikan kekerapan diabetes secara global terutama disebabkan oleh karena peningkatan kemakmuran suatu populasi. Dalam jangka waktu 30 tahun penduduk Indonesia akan naik sebesar 40% dengan peningkatan jumlah pasien diabetes yang jauh lebih besar yaitu 86-138% . Strategi pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui pendekatan masyarakat dan pendekatan individu beresiko tinggi yang dilakukan pada individu yang beresiko mengidap diabetes (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, 2006).

I.3 Tujuan Penelitian


1.

2.

Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya terhadap diabetes mellitus sehingga dapat dilakukan promosi kesehatan sebagai pencegahan primer atau sekunder bagi masyarakat yang tidak menderita diabetes mellitus tetapi memiliki faktor resiko ataupun untuk masyarakat yang menderita diabetes mellitus tetapi tidak berobat rutin. Mengetahui pola aktivitas dan makan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya yang menjadi faktor resiko diabetes mellitus sehingga dapat dilakukan promosi kesehatan terutama secara individual. Bagi penulis, mini project ini menjadi pengalaman yang berguna dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelum dan selama internship. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan tentang pentingnya pencegahan diabetes mellitus dan perlunya mengenali diabetes mellitus lebih dini untuk menekan prevalensi penyakit diabetes mellitus di masyarakat.

I.4 Manfaat Penelitian


1. 2.

II.1 Etiologi Diabetes Mellitus


a)

b)
c) d) e) f)

Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur, maka intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada usia lanjut dapat disebabkan oleh : Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang Resistensi insulin Aktivitas fisik yang berkurang, banyak makan, badan kegemukan. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress, operasi. Sering menggunakan bermacam-macam obat-obatan. Adanya faktor keturunan

II.2 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus. Supaya berfungsi, maka bahan makanan harus dioleh dalam proses yang dinamakan metabolisme. Dalam proses ini, dibutuhkan insulin yang berfungsi memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Pada DM tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pada DM tipe 2 jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.

II.3 Gambaran Klinis Diabetes Mellitus

a) b) c) d) e) f) g)

Keluhan umum pada pasien DM seperti poliuria, polidipsia, dan polifagia. Keluhan lain yang dapat ditemukan antara lain :
Gangguan penglihatan: katarak Kelainan kulit: gatal dan bisul-bisul Kesemutan, rasa baal Kelemahan tubuh Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh Infeksi saluran kemih. Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah genital ataupun daerah lipatan kulit akibat jamur. Penurunan berat badan yang drastis sering terjadi pada gejala awal.

a) b) c)

Kriteria diagnostik diabetes mellitus dan gangguan toleransi glukosa menurut WHO
Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) >= 200mg/ dl, atau Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) >= 126 mg/dl, atau Kadar glukosa plasma >= 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada TTGO.

II.4 Komplikasi Diabetes Mellitus


Hipoglikemia. Infeksi. Komplikasi kronis penyakit jantung dan pembuluh darah. Kerusakan pada ginjal (Nefropati). Kerusakan saraf (Neuropati) Kerusakan pada mata (Retinopati)

II.5 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus


Pilar Pengelolaan DM, antara lain : Edukasi, meliputi : pemahaman tentang DM, obat-obatan, olahraga, perencanaan makan dan masalah yang mungkin dihaapi. Perencanaan Makan dengan karbohidrat 45-60%, protein 10-20%, dan lemak 20-25%. Latihan jasmani 3 kali seminggu selama 30 menit disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Farmakologis, apabila tidak berhasil dengan pengaturan makan dan olahraga.

II.6 Strategi Pencegahan Diabetes Mellitus


a)

b)

c)

Menurut WHO, upaya pencegahan pada diabetes ada tiga jenis, antara lain : Pencegahan primer. Semua aktivitas yang digunakan untuk mencegah timbulnya hiperglikemia pada inividu yang beresiko mengidap diabetes mellitus atau pada populasi. Pencegahan sekunder. Menemukan pengidap DM sedini mungkin, misalnya dengan tes penyaringan. Dengan demikian pasien diabetes yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat terjaring. Pencegahan tersier. Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan akibat komplikasi tersebut. Usaha ini meliputi : mencegah timbulnya komplikasi mencegah progresi dari komplikasi mencegah kecacatan tubuh

I I.7 Kerangka Konsep

II.8 Kerangka Pengumpulan Data

III.1 Rancangan Mini Project

Mini project ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui wawancara dan pemberian kuesinoer terstruktur kemudian edukasi secara individual terutama pada subjek yang tidak mengerti tentang diabetes mellitus tetapi memiliki faktor resiko menderita penyakit tersebut. Mini poject ini ditujukan sebagai sarana mengaplikasikan pencegahan primer dalam penyakit diabetes mellitus. Mini project ini dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2013 di Puskesmas Kemaraya dan wilayah sekitarnya

III.2 Waktu dan Tempat Mini Project

III.3 Populasi Mini Project


Populasi mini project adalah masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah Puskesmas Kemaraya diambil secara acak yaitu masyarakat yang berobat ke Puskesmas Kemaraya (acak).

III.4 Subjek Mini Project


Subjek mini project diambil dari masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah Puskesmas Kemaraya yang berobat ke Puskesmas dan diambil secara acak. Subjek mini project didapatkan dengan teknik mengambil sampel secara acak dari pasien yang berobat di Puskesmas Kemaraya.

Jumlah Subjek Penelitian

Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit Diabetes Mellitus dan Gejalanya


mengetahui DM dan gejala penyertanya
tidak mengatahui DM dan gejala penyertanya

31

69

Gambaran tingkat pengetahuan faktor penyebab terhadap kejadian penyakit diabetes mellitus
120 100 100 80 60 40 100 100

35 31 30 25 20 14 15 10 5 0 riwayat keluarga penderita dm

48

31 21

20 0 sedentary life style konsumsi gula 1 gizi berlebih/gemuk sendok makan/hari

jumlah subek mengerti DM dan gejalanya

subjek

total jumlah subjek penelitian

subjek penelitian


1.

KESIMPULAN
Tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya terhadap diabetes mellitus belum merata. Oleh karena itu, diperlukan adanya promosi kesehatan sebagai upaya pencegahan primer dan sekunder terhadap kejadian penyakit diabetes mellitus, tidak hanya oleh petugas kesehatan melainkan juga masyarakat umum. Pola aktivitas dan makan sebagian masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kemaraya menjadi faktor resiko diabetes mellitus. Oleh karena itu, promosi kesehatan primer nampaknya akan lebih bermanfaat jika dilakukan secara individual (seperti konseling) dibandingkan jika dilakukan melalui pendekatan populasi.

2.


1.

SARAN
Pencegahan baik perimer, sekunder, ataupun tersier merupakan upaya yang paling tepat dalam mengantisipasi ledakan jumlah ini dengan melibatkan berbagai pihak, tidak hanya petugas kesehatan melainkan juga masyarakat umum. Di wilayah sekitar Puskesmas Kemaraya perlu dilakukan promosi kesehatan terutama sebagai upaya pencegahan primer dan sekunder dalam masyarakat terhadap penyakit diabetes mellitus.

2.

TERIMAKASIH WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai