Irsan Kurniawan
Pembimbing: Rubin Surachno Gondodiputro, Sp.PD- KGH
PPDGS BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL RSUP DR.HASAN SADIKIN FKG UNPAD 2013
PENDAHULUAN
Bedah Mulut dan Maksilofasial
Lesi oral
Obat-obatan
Infeksi
Perdarahan
ANATOMI
Fungsi Ginjal
Ekskresi produk akhir metabolik Regulasi elektrolit melalui kontrol sodium, potassium dan ekskresi air, dan homeostasis asam-basa. Fungsi regulasi endokrin: eicosanoids (prostaglandins, thromboxanes, leukotrienes, prostacyclins), erythropoietin (EPO), renin-angiotensin system, dan metabolisme vitamin D. renin-angiotensin system terlibat didalam kontrol tekanan darah: jika TD menurun, maka ginjal melepaskan renin, yang pada gilirannya mencetuskan kaskade enzimatik yang menghasilkan angiotensin II darah yang melimpahhormon yang meningkatkan global peripheral vascular resistance dan oleh karena itu meningkatkan tekanan darah.
2004 ADQI (Acute Dialysis Quality Initiative) Kriteria RIFLE untuk Acute Kidney Injury
Direkomendasikan memonitor kadar obat aminoglycoside ketika dosis multipel harian digunakan lebih dari 24 jam (1A). Disarankan memonitor kadar obat aminoglycoside ketika perawatan dengan dosis tunggal harian digunakan selama 48 jam (2C). Disarankan menggunakan aminoglycoside secara topikal atau aplikasi lokal (aerosol hirup, instilled antibiotics beads) daripada aplikasi i.v, jika memungkinkan dan cocok) (2B).
KRITERIA
Kriteria Chronic Kidney Disease 1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi > 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR), dengan manifestasi: - Kelainan patologis - Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging test). 2. Glomerular Filtration Rate (GFR) <60 ml/menit/1.73m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Pada keadaan tidak terdapat kerusakan ginjal >3 bulan, dan GFR 60ml/menit/1,73m2, tidak termasuk kriteria Chronic Kidney Disease
KLASIFIKASI 1. Stage (derajat) 2. Diagnosis etiologi GFR (ml/mnt/1,73m2) = (140-umur) x BB 72 x Kreatinin plasma (mg/dl Perempuan : dikalikan 0,85
Klasifikasi Chronic Kidney Disease atas dasar derajat penyakit Derajat 1 Penjelasan Kerusakan ginjal dengan GFR normal GFR (ml/mnt/m2 90
2
3 4 5
60-89
30-59 15-29 <15 atau dialisis
Konsultasi dengan nephrologist : Menentukan kondisi pasien, Menetapkan waktu yang tepat untuk perawatan bedah mulut Menetapkan penyesuaian obat-obatan yang diperlukan, Untuk mencegah komplikasi tindakan bedah mulut.
Antikoagulan heparin
Mart lamo S, Gavald Esteve C, Sarrin Prez MG. Dental considerations for the patient with renal disease. J Clin Exp Dent. 2011;3(2):e112-9 http://www.medicinaoral.com/odo/volumenes/v3i2/jcedv3i2p112.pdf
TINDAKAN -Cegah penekanan pada lengan dengan akses vaskular dan jangan pernah menggunakannya untuk mengukur tekanan darah atau memberikan obat iv -Beberapa obat harus tidak diberikan dan beberapa obat memerlukan penyesuaian dosis. Lakukan CC untuk memperkirakan GFR. -Tulang lebih rentan terhadap fraktur -Teknik Pencabutan gigi dengan hati-hati untuk mencegah fraktur
Osteodystrophy ginjal karena hiperparatiroid sekunder (tanda akhir insufisiensi renal kronis
Immunosupresi
Mart lamo S, Gavald Esteve C, Sarrin Prez MG. Dental considerations for the patient with renal disease. J Clin Exp Dent. 2011;3(2):e112-9 http://www.medicinaoral.com/odo/volumenes/v3i2/jcedv3i2p112.pdf
Penyesuaian dosis obat yang digunakan pada Bedah Mulut dan Maksilofasial pada pasien gagal ginjal,
Cerver AJ, Bagn JV, Soriano YJ, Roda RP. Dental management in renal failure: Patients on dialysis Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2008 Jul 1;13(7):E419-26.
Obat
Eliminasi
Metode Penyesuaian pada gagal ginjal penyesuaian berdasarkan GFR (ml/min) <10 > 50 10-50
ANTIMIKROBA Amoxicillin Erythromycin Clindamycin Metronidazole Doxycycline Ampicillin Tetracycline Aciclovir Ketoconazole
I D D D D I I I D
1. R: eliminasi terutama di ginjal; H: metabolisme liver. Huruf didalam kurung berhubungan Dengan rute eliminasi yang kurang penting (namun signifikan) 1. D: reduksi dosis ditunjukkan sebagai % dari dosis biasa; I: perpanjangan interval dosis (dalam jam)
Penyesuaian dosis obat yang digunakan pada Bedah Mulut dan Maksilofasial pada pasien dengan gagal ginjal
Obat Eliminasi Metode penyesuaian > 50 ANALGESIK/ ANTIINFLAMASI Aspirin Paracetamol Ibuprofen Diclofenac Naproxen Penyesuaian pada gagal ginjal berdasarkan GFR(ml/min) 10-50 <10
I I I D D
1. R: terutama eliminasi di ginjal; H: metabolisme liver. Huruf didalam kurung berhubungan Dengan rute eliminasi yang kurang penting (namun signifikan) 1. D: reduksi dosis ditunjukkan sebagai % dari dosis biasa; I: perpanjangan interval dosis (dalam jam)
Penyesuaian dosis obat yang digunakan pada Bedah Mulut dan Maksilofasial pada pasien dengan gagal ginjal
Obat SEDATIF Codein Diazepam alprazolam Eliminasi Metode Penyesuaian pada gagal ginjal penyesuaian berdasarkan GFR (ml/min) <10 > 50 10-50 D 100 100 100 D 100 100 100 D 100 100 100 D D D D 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
H (R) H H (R) H H H H
ANASTETIK
Codein Diazepam Alprazolam LAINNYA Prednisone
1. R: eliminasi terutama di ginjal; H: metabolisme liver. Huruf didalam kurung berhubungan Dengan rute eliminasi yang kurang penting (namun signifikan) 1. D: reduksi dosis ditunjukkan sebagai % dari dosis biasa; I: perpanjangan interval dosis (dalam jam)
KESIMPULAN
Penatalaksanaan pasien dengan penyakit ginjal harus melibatkan Sp.PD/ nephrologist. Bedah mulut ikut berperan penting didalam mendeteksi pasien dengan penyakit ginjal. Pemberian obat-obatan harus dengan pertimbangan pada pasien dengan penyakit ginjal.
HIPERTENSI
DEFINISI
Hipertensi essensial/primer : hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder: hipertensi karena sebabsebab yang diketahui.
KLASIFIKASI:
The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7).
Klasifikasi Tekanan darah Normal Prahipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 TDS (mmHg) < 120 120 139 140 159 160 dan atau atau atau TDD(mmHg) < 80 80 89 90 99 100
Obtaining vital signs for patients is considered standard of care, yet many dental offices do not routinely perform this health service because of technique inconsistencies and time constraints. (Divisions of health sciences , School of Medicine, University of South Dakota, USA)
Dentists and members of the dental teams can and should play an important role through monitoring blood pressure, detecting hypertension..... And encouraging patients to adopt healthy lifestyles (American Dental Association)
Normal atau pre-hipertensi: Sistolik 139 atau lebih rendah atau diastolik 89 atau lebih rendah
Hipertensi stage 1: Sistolik 140-159 atau Diastolik 90-99
Tekanan Darah
Hipertensi stage 2 1. Ukur ulang dan konfirmasi tekanan Sistolik 160 atau lebih tinggi atau darah diastolik 100 atau lebih tinggi 2. Diskusi dengan pasien, sarankan untuk monitoring di rumah, rekomendasikan evaluasi IPD. 3. Hanya perawatan emergensi atau elektif non-invasif 4. Jika dibutuhkan anastetik lokal gunakan vasokonstriktor 1:100.000 5. Gunakan teknik reduksi stres dan monitoring tekanan darah selama kunjungan 6. Konsultasi medis diperlukan sebelum perawatan gigi elektif
Tekanan Darah
1. Ukur ulang dan konfirmasi tekanan darah dengan alat lain, seperti sphygmomanometer jenis merkuri manometer 2. Jika tekanan darah tidak berubah, pertimbangkan segera merujuk pasien ke IPD atau ruangan emergensi untuk evaluasi 3. Segala jenis tindakan tidak boleh dilakukan 4. Konsultasi medis diperlukan sebelum setiap perawatan gigi
Guidelines based on The Seventhy Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment Of High Blood Pressure, 2003. The new blood pressure guidelines, J Am Dent Assn, 135: 585-86, May 2004, and Medical Emergencies in The Dental Office, Stanley F.Malamed, DDS, 5th Ed, 1999.
Apakah aman untuk memberikan anastesi lokal dengan epinefrin pada pasien hipertensi??
Cartridge anastesi lokal : - 1: 80.000 (0,0125mg/mL) - 1:100.000 (0,01 mg/mL) 1 Cartridge mengandung 1,8 mL larutan anastesi lokal dan epinefrin 1 cartridge dengan konsentrasi epinefrin 1:100.000 mengandung 1,8 mL x 0,01 mg/mL atau 0,018 mg epinefrin
ADA/ AHA Guidelines : pasien dengan penyakit kardiovaskular dapat menerima lebih dari 0,04 mg epinefrin atau lebih dari dua cartridge. (Abubaker AO, Benson KJ, 2007). Dosis cairan anastetik lokal maksimum yang direkomendasikan saat ini adalah cartridge 1,8mL (dengan dosis total 3,6mL) dengan epinefrin 1:100.000 per-kunjungan (Little JW, 2000; Little JW, Falace DA, Miller CS, 2002; Malamed SF, 2004).
KESIMPULAN
Penatalaksanaan pasien dengan penyakit ginjal dan hipertensi harus melibatkan Sp.PD/ nephrologist. Bedah mulut ikut berperan penting didalam mendeteksi pasien dengan penyakit ginjal dan hipertensi. Pemberian obat-obatan harus dengan pertimbangan pada pasien dengan penyakit ginjal hipertensi. Lidokain+epinefrin 1:100.000 aman untuk diberikan pada pasien hipertensi sebanyak 2 ampul / 0,04mg per-kunjungan.