Anda di halaman 1dari 35

Modul Kecemasan dan Psikotik

Kelompok 7 Tutor : dr. Sugiarto Sp. PA

Skenario 3
Seorang laki-laki berusia 30 tahun diantar oleh ibunya ke Puskesmas karena ibunya merasa terganggu oleh perilaku pasien yang selalu berbicara sendiri. Laki-laki ini perawakan kurus, pakaian kusut, rambut tidak disisir wajah tertutupi oleh jenggotnya yang lebat, terkesan tidak mampu mengurus dirinya. Saat diwawancarai ia berbicara halus dan agak lambat dengan wajah tanpa ekspresi, suaranya datar tanpa penekanan. Ia menceritakan bahwa ia sering diikuti oleh seorang wanita yang menginginkannya menjadi suami. Ia dan ibunya menyangkal pasien telah menggunakan obat-obat terlarang. Keadaan ini sudah berlangsung sejak 2 bulan yang lalu setelah ia di PHK dari pekerjaannya pada satu perusahaan elektronik

Kata atau kalimat kunci


Laki-laki, 30 tahun Perilaku pasien yang selalu berbicara sendiri Tidak dapat merawat diri Berbicara halus, agak lambat, wajah tanpa ekspresi, suara datar tanpa penekanan Merasa sering diikuti oleh seorang wanita yang menginginkannya menjadi suaminya Menyangkal menggunakan obat-obatan terlarang Berlangsung sejak 2 bulan yang lalu setelah di PHK

Pertanyaan
1. Bagaimana struktur anatomi saraf yang berhubungan dengan gangguan pada skenario? 2. Jelaskan substansi biokimia yang berperan dalam kecemasan dan psikotik! 3. Jelaskan fungsi sistem limbik dan hipotalamus dalam kaitannya dengan kecemasan dan psikotik! 4. Sebutkan dan jelaskan penyakit-penyakit dengan keluhan kecemasan! 5. Sebutkan dan jelaskan penyakit-penyakit dengan keluhan psikotik! 6. Bagaimana tanda dan gejala penyakit psikiatrik? 7. Jelaskan patofisiologi susunan saraf pusat berdasarkan keluhan pada skenario! 8. Bagaimana perbedaan kelainan psikologik dengan organik? 9. Jelaskan pengaruh PHK terhadap keluhan yang terjadi pada pasien! 10. Bagaimana mekanisme terjadinya waham pada pasien? 11. Bagaimana alur diagnostik pada skenario? Dan jelaskan macam-macam tes psikologis yang harus dilakukan? 12. Bagaimana cara menanggulangi (rehabilitasi) penyakit kejjiwaan berdasarkan pada skenario? 13. Differensial diagnosis?

Struktur Anatomi dan fisiologi otak

Substansi Biokimia
Dopamin

Asetilkolin

Norepinef rin

Neurotransmitter

Glutamat

Serotonin

GABA

Alur diagnostik gangguan kecemasan dan psikotik


Anamnesis (alloanamnesis/autoanamnesis)
a. Deskripsi Umum :
Penampilan Kesadaran Perilaku dan aktivitas psikomotor Pembicaraan Sikap terhadap pemeriksa

b. Keadaan efektif ( mood) perasaan dan empati, perhatikan :


Mood Afek Keserasian Empati

C. Fungsi Intelektual ( Kognitif) : Taraf pendidikan Daya konsentrasi Orientasi (waktu, tempat dan orang) Daya ingat : Jangka Panjang Jangka Sedang Jangka Pendek Jangka segera Pikiran abstrak Bakat kreatif Kemampuan menolong diri sendiri

D. Gangguan persepsi
Halusinasi Ilusi Depersonalisasi Derealisasi

F. Pengendalian Impuls G. Daya Nilai


sosial Uji daya Nilai Penilaian realitas

E. Proses berpikir Arus pikiran :


Produktivitas Kontuniutas Hendaya berbahasa

H. Tilikan (Insight) I. Taraf dapat dipercaya

Isi pikiran :
Preokupasi Gangguan isi pikiran

Pemeriksaan Fisik :
Status Internus : Tekanan darah Nadi Suhu Frekuensi pernapasan Konjungtiva sclera

Status Neurologis : GCS Rangsang meanings Kaku kuduk (+/-) Kernig sign (+/-) Pupil bulat/tidak Isokor/tidak sensorik ke empat ekstremitas dalam batas normal/tidak ditemukan refleks patologis/tidak

Pemeriksaan Penunjang
MRI otak dan medula spinalis yang dapat menunjukan lesi plak demielinisasi Potensial bangkitan visual Pemeriksaan cairan serebrospinal Pemeriksaan tes psikologis

Pemeriksaan Tes Psikologis


Tes Intelektual Tes Minat Bakat Tes Kepribadian
EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) = dilihat dari 16 faktor kebutuhan) Wartegg Tes = menggambar atau melengkapi gambar delapan kotak Tes Gambar Orang Tes Kraeppelin dan Pauli (tes kecakapan kerja) Tes Rorscach (analisa kepribadian dari bercak tinta)

Gangguan Psikotik
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.

Skizofrenia

DEFINISI
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk (Kaplan dan Sadock, 1997)

Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu Skizo yang artinya retak atau pecah (split), dan frenia yang arinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian. Keretakan ini merupakan keretakan antara yang dibayangkan dengan kenyataan. Biasa menyerang usia remaja dewasa

GEJALA KLINIS
Perjalanan penyakit dibagi 3 fase : Fase prodromal Fase aktif Fase residual

Fase Prodromal
Biasanya timbul gejala gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi : menurunnya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri.

Fase Aktif
Pada fase aktif gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti : tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala-gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atau terus bertahan. Akan diikuti fase residual

Fase Residual
Fase residual dimana gejala gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala positif /psikotiknya sudah berkurang. Disamping gejala-gejala yang terjadi pada ketiga fase diatas, penderita skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa gangguan berbicara spontan, mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial)

Secara sederhana, gejala klinik juga dapat dibagi sebagai berikut: 1. Gejala Positif Pemikiran atau persepsi tidak umum, meliputi halusinasi, delusi, gangguan pemikiran, dan gangguan gerak.
2. Gejala Negatif Meliputi hilang atau berkurangnya kemampuan untuk memulai rencana, bicara, menunjukan emosi, atau mendapatkan kesenangan dari kehidupan seharihari.Gejala ini sulit untuk didiagnosis sebagai bagian dari gangguan karena dapat diduga sebagai depresi ataupun kemalasan. 3. Gejala Kognitif Adalah gangguan pada perhatian, beberapa tipe ingatan, fungsi eksekutif yang dapat membuat kita berencana atau mengorganisir. Gejala ini juga sulit didiagnosis sebagai bagian dari gangguan akan tetapi gejala ini yang paling melumpuhkan pasien untuk menjalani kehidupan normal.

DIAGNOSA
Berdasarkan pengamatan dari gejala-gejala yang tampak Tidak ada kelainan medis lain yang menyertai (pemeriksaan laboratorium, CT-scan, MRI) Faktor-faktor yang mengarah ke diagnosa: Lamanya gejala: paling sedikit 6 bulan Perubahan fungsional sebelum timbul gejala Riwayat pertumbuhkembangan pasien Riwayat keluarga Respon terapi

Kriteria diagnostik DSM-IV-TR

subtipe
a. b.

a. b.

Tipe paranoid Preokupasi terhadap satu atau lebih waham atau halusinasi auditorik yang sering Tidak ada hal berikut ini yang prominen : bicara kacau, perilaku kacau atau katatonik atau afek datar atau tidak sesuai Tipe hebefrenik Semua hal dibawah ini prominen Bicara kacau Perilaku kacau Afek datar atau tidak sesuai Tidak memenuhi kriteria tipe katatonik

Tipe katatonik Tipe skizofrenia yang gambaran klinisnya didominasi setidaknya 2 hal berikut 1. Imobilitas motorik sebagaimana dibuktikan dengan katalepsi atau stupor 2. Aktivitas motorik yang berlebihan (tampaknya tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi stimulus eksternal) 3. Negativisme ekstrem (resistensi yang tampaknya tak bermotif terhadap semua instruksi atau dipertahankanya suatu postur rigid dari usaha menggerakan) atau mutisme 4. Keanehan gerakan volunter sebagaimana diperlihatkan oleh pembentukan postur (secara volunter menempatkan diri dalam postur yang tidak sesuai atau bizar), gerakan stereotipi,manerisme prominen, atau menyeringai secara prominen 5. Ekolalia atau ekopraksia

Tipe residual Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut : a. Tidak adanya waham, halusinasi, bicara kacau yang prominen, serta perilaku sangat kacau atau katatonik b. Terdapat bukti kontinu adanya gangguan, sebagaimana di indikasikan oleh adanya gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang tercantum pada kriteria A untuk skizofrenia, yang tamapak dalam bentuk yang lebih lemah (cth, keyakinan aneh, pengalaman perseptual tak lazim)

Tipe tak terdiferensiasi/ campuran tipe skizofrenia yang gejalanya memenuhi kriteria A, namun tidak memenuhi kriteria tipe paranoid, hebefrenik atau katatonik

TERAPI
Tujuan :
Mengurangi gejala-gejala skizofren Mencegah kembalinya gejala-gejala skizofren Meminimalisir Efek Samping dari pengobatan Meningkatkan fungsional penderita dalam kehidupan sosial

MEDIKAMENTOSA
Antipsikotik tipikal :
Generasi pertama Chlopromazine, fluphenazine, haloperidol Untuk mengatasi gejala positif

Antipsikotik atipikal :
Generasi kedua Olanzapine, quetiapine, risperidone, aripiprazol Mengatasi gejala positif dan negatif

NON-MEDIKAMENTOSA
Psychotherapy Cognitive Behavioral Therapy Family therapy or education Electroconvulsive therapy

PENCEGAHAN
Psiko-edukatif :perkembangan jiwa anak Psikoreligius :pendidikan agama Psikososial :kehidupan keluarga

DIAGNOSIS BANDING
Gangguan psikotik sekunder akibat zat. Berpura-pura dan gangguan buatan. Gangguan psikotik lain. Gangguan mood. Gangguan kepribadian.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi kelompok 7, pasien pada skenario kemungkinan mengalami gangguan :
1. skizofrenia campuran fase aktif, berdasarkan tandatanda yang muncul yaitu adanya waham, ketidakmampuan pasien mengurus diri dan afek datar serta durasinya masih kurang dari 6 bulan (2 bulan) 2. Skizofreniform: gangguan dengan gejalan sama dengan skizofrenia, namun durasinya lebih dari 1 bulan dan kurang dari 6 bulan

Referensi
Kaplan, Harold I, Benjamin J. Sadock. Buku Saku Psikiatri Klinik. Buku saku Psikiatri Teks & Atlas Berwarna, Patofisiologi Stefen Silbernagi dan Florian Lang Buku Ajar Fisiologi kedokteran Guyton & Hall

Anda mungkin juga menyukai