Judul : Effectiveness of Space Spraying on the Transmission of Dengue/Dengue Hemorrhagic Fever (DF/DHF) in an Urban Area of Southern Thailand Penulis : Suwich Thammapalo, Supaporn Meksawi and Virasakdi Chongsuvivatwong Publikasi : Hindawi Publishing Corporation Journal of Tropical Medicine 2012 Telaah : 11 Februari 2014
Analisis PICO
Patient/Problem (P) : Pasien dengan DF/DHF Intervention (I) : fogging Comparison (C) :Outcome (O) : Penurunan angka kejadian DF/DHF
Latar Belakang
Fogging, merupakan ukuran kontrol darurat ketika wabah demam berdarah telah terjadi. Namun, bahkan dengan pelaksanaan fogging yang luas, kejadian DBD global telah meningkat secara dramatis. Provinsi Songkhla di Thailand selatan adalah daerah endemis tinggi untuk DF / DHF meskipun fogging untuk pencegahan dan pengendalian dengue dilaksanakan sejak tahun 2002. Angka kejadian Januari-April pada tahun 2009 adalah 55 per 100.000 penduduk dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 11,7 per 100.000 penduduk.
Abstrak
Tujuan : Untuk mengevaluasi ketepatan waktu, cakupan dan efektivitas penyemprotan (fogging) untuk kontrol DF/DHF menggunakan sistem informasi geografis (GIS) Metode : kasus pemantauan (monitoring) studi longitudinal DF / DHF di daerah perkotaan Thailand Selatan. Hasil : Fogging di daerah penelitian tidak memadai dan sering gagal untuk mencegah kasus sekunder DF / DHF.
Definisi operasional
Kasus primer : kasus baru yang terjadi dalam komunitas dalam periode follow-up Kasus Index : kasus primer yang menginfeksi orang yang tinggal dalam radius 100m Kasus sekunder : kasus yang tinggal dalam radius 100m dari kasus index dengan gejala yang muncul 16-35 hari setelah diagnosis dari kasus index tegak. Secondary attack rate : jumlah kasus sekunder dan orang rentan yang tinggal dalam radius 100 m dari rumah kasus indeks dalam suatu periode
Metode
Desain : longitudinal study monitoring kasus DF/DHF Tempat : di daerah Songkhla, Thailand Selatan. Waktu :Penelitian dilakukan mulai tanggal 1 Mei 2006 sampai dengan 30 April 2007. Besar sampel: ditentukan melalui total secondary case dari DF/DHF yaitu sejumlah 25 orang.
Kasus klinis didiagnosis dari DF, DHF, dan DSS disusun mingguan di setiap rumah sakit dengan bentuk standar yang berisi informasi penting tentang pasien. Laporan-laporan ini dikirim ke petugas kesehatan provinsi yang mengambil langkah-langkah pengendalian lokal dan meneruskan informasi tersebut kepada Departemen Epidemiologi di Bangkok. Petugas kesehatan melakukan fogging, pengendalian larva dan penyuluhan
Penggumpulan Data
Analisis Statistik
20 kluster dari kasus indeks digunakan untuk menghitung secondary attack rate relatif dalam radius 100m Poisson regresion digunakan untuk mencari faktor yang dihubungkan dengan usia, jenis kelamin dan ada tidaknya penutup jaring jendela. Analisis ditampilkan menggunakan R software
Hasil Penelitian
140 kasus (69 kasus DF dan 71 kasus DBD) dilaporkan dari Songkhla Hospital dan Dinas Kesehatan Propinsi dari 1 Mei 2006 sampai dengan 30 April 2007.
Jenis Kelamin
laki-laki 46%
perempu an 54%
Hasil Penelitian
Usia rata-rata adalah 10 tahun, dan yang paling umum adalah kelompok usia 10-15 tahun (38,8%). Ditemukan 25 kasus sekunder. 14 (56%) kasus adalah perempuan, dan usia rata-rata kasus sekunder adalah 11 tahun.
DHF 48% DF 52%
Hasil Penelitian
Pada Kasus primer 62 (53,9%) kasus adalah perempuan, dan usia rata-rata adalah 10 tahun. Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik pada karakteristik umum antara kasus primer dan sekunder.
kasus primer
DF 45% DHF 55%
Hasil
Hasil
Hasil
Distribusi kasus sekunder : rata-rata gejala muncul 28 hari (5hari) setelah kasus index. Jarak rata-rata antara kasus indeks dan kasus sekunder adalah 40 meter. (range: 10.2-94.3 meter) Secondary attack rate : range relatif 1-6.3 kejadian per 1000 penduduk dengan rata-rata 2.7
Hasil
Karakteristik lingkungan
Pembahasan
Temuan dari penelitian ini menunjukkan fogging tidak efektif karena rekomendasi WHO tidak dijalankan. Secondary attack rate 2.7 per 1000 penduduk menunjukkan bahwa fogging tidak efektif. Jenis kelamin dan rumah yang dibangun dengan seng berhubungan dengan kejadian kasus sekunder Laki-laki 2.7 kali lebih beresiko dari wanita masih butuh investigasi lebih lanjut
Rumah yang dibangun dengan seng lebih beresiko karena mempunyai temperatur tinggi inkubasi makin cepat
Kesimpulan
Fogging di daerah penelitian tidak efektif dan sering gagal untuk mencegah infeksi DF / DHF sekunder.