Kelompok 6:
AEGISIA SUKMAWATI (C1C011008) SANTI ASIANI (C1C011040) UMIL KHOIRIYAH (C1C011041) AISYAH FATHIA S. (C1C011035) EMELDA SARI (C1C011021) AYUDIA PRAMESWARI (C1C011027) ESTY OCTESY (C1C011012) LAILATUL ARIFAH (C1C011014) MELLDA SARI (C1C011017)
Ketentuan pasal 26 Undang-undang mengatur tentang pemotongan atas penghasilan yang bersumber di Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri (baik orang pribadi maupun badan) selain Bentuk Usaha Tetap.
Pemotong Pajak
1. 2. 3. 4. 5. 6. Badan Pemerintah Subjek pajak dalam negeri Penyelenggara Kegiatan BUT Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya Pembeli yang ditunjuk sebagai pemotong pajak
Lanjutan
3.Premi asuransi yang dibayar kepada perusahaan asuransi luar negeri 4.Penjualan/pengalihan saham perusahaan antara/yang didirikan/bertempat kedudukan di negara yang memberi perlindungan pajak yang punya hubungan khusus dengan badan yang didirikan 5.Penghasilan kena pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu BUT di indonesia dikenai pajak 20% kecuali ada penanaman kembali
Besarnya perkiraan penghasilan neto untuk premi asuransi dan premi reasuransi yang dibayarkan pada perusahaan asuransi luar negeri: 1). Yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik secara langsung maupun melalui pialang, sebesar 50% dari jumlah premi yang dibayar. 2).Yang dibayar oleh perusahaan asuransi yang berkedudukan di Indonesia kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik secara langsug maupun melalui pialang, sebesar 10% dari jumlah premi yang dibayar. 3).Yang dibayar oleh perusahaan reasuransi yang berkedudukan di Indonesia kepada perusahaan asuransi di luar negeri baik secara langsung maupun melalui pialang, sebesar 5% dari jumlah premi yang dibayar.
3. Atas penghasilan yang berupa penjualan atau pengalihan saham dipotong PPh Pasal 26 sebesar 20% dari perkiraan penghasilan neto.
PPh Pasal 26 ( Penghasilan Bruto x Perkiraan penghasilan neto ) x 20%
Besarnya penghasilan neto adalah 25% dari harga jual.
4.
Atas Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha tetap di Indonesia dikenai pajak sebesar 20%, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia. Penanaman kembali tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1). Penanaman kembali dilakukan atas seluruh penghasilan kena pajak setelah dikurangi Pajak Penghasilan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri.
Lanjutan.... 2). Perusahaan baru yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf a, harus secara aktif melakukan kegiatan usaha sesuai dengan akte pendiriannya, paling lama 1 (satu) tahun sejak perusahaan tersebut didirikan. 3). Penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak berjalan atau paling lama tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperolehnya penghasilan tersebut. 4). Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut paling singkat dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan baru tersebut telah berproduksi komersial.
Sifat Pemotongan
Bersifat Final, kecuali:
1. Pemotongan atas penghasilan kantor pusat dari usaha/kegiatan, penjualan barang atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan/dilakuan BUT di Indonesia 2. Pemotongan atas penghasilan sebagaimana tersebut dalam PPh Ps.26 yang diterima/diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta/kegiatan yang memberikan penghasilan yang dimaksud
3. Pemotongan atas penghasilan yang diterima/diperoleh orang pribadi/badan luar negeri yang berubah status menjadi WP dalam negeri atau BUt