Anda di halaman 1dari 24

III.

HIPOTALAMUS

1. Anatomi dan Perkembangan


2. Hipotalamus sebagai kelenjar endokrin
3. Hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus
4. Hubungan hipotalamus-hipofisis
5. Hipotalamus sebagai integrator
1. Anatomi dan Perkembangan
• Berasal dari lantai (ventral) diencephalon
Anatomi (lanjutan)
• Hipotalamus dewasa terletak pada lantai
otak, mengelilingi bagian bawah ventricle
III
• Berbatasan dengan:
– Anterior : optic chiasma
– Posterior : mammilary bodies
– Lateral : sulci dari cerebral temporal lobes
– Ventral : tuber cinereum (dasar hipotalamus
yang membulat dan memanjang kearah kaudal
hingga tangkai hipofisis
Area
• Bentuk hipotalamus tidak definitif tetapi
berupa bagian yang dapat dibedakan atas
beberapa zona yang disebut area.
– Hypophysiotrophic area (HTA)
– Median eminence (ME)
– Anterior hypothalamis area (AHA)
– Preoptic area (PA)
Nuclei

• zona yang memiliki


beberapa kelompok sel
yang serupa disebut
nuclei.
– Supraoptic nuclei
– Paraventrucular
nuclei
– Arcuate nuclei
• Supraoptic dan paraventrivular nuclei terletak pada
AHA.
– Memiliki sel-sel neurosekretori berukuran besar
(magnocellular) dan merupakan sel transducer penting
– Menerima input langsung dari impuls syaraf,
neurotransmiter dan pusat integrasi lain di dalam
hipotalamus
– Axon dari kedua nuclei ini melewati hypothalamo-
hypophysial tract bermuara pada kel hipofisis bagian
posterior.
• Arcuate nuclei terletak di dalam HTA
– Memiliki neoron berukuran kecil (parvicellular)
– Diduga semua hormon yang terdapat pada Median
eminence barasal dari nuclei tersebut
– Berperan dalam menjaga kestabilan sekresi gonadotropin
2. Hipotalamus sebagai kelenjar endokrin
• Penelitian hipotalamus lebih lambat dibanding
dengan kel endokrin lain
• 1940 Scharrer dan Scharrer  granula sekretori
(berukuran besar 100-300 nm) pada neuron
hipotalamus – dilepaskan ke pembuluh darah
• Fungsi endokrin hipotalamus dilakukan melalui
aktivitas sel neurosekretori
• Sel neurosekretori mampu menerima dan
memproses stimuli, menghantarkan aksi potensial
sepanjang aksonnya, mampu mensintesis hormon
dan melepaskannya ke pembuluh darah pada saat
dibutuhkan.
Neurosekresi dan transport aksoplasmik

• Neurosekretori membentuk hormon peptida


melalui mekanisme pembentukan hormon protein
• mRNA ditranslasi pada ribosom di dalam
reticulum endoplasma
• Prekursor molekul protein dibawa sepanjang
akson melalui transport askoplasmik
• Proses ini unik untuk sel neurosekretori dan
kemungkinan melibatkan protein filamen
sebagaimana yang terjadi pada kontraksi otot
Neurosekretori (lanjutan)
• Selama transport
aksoplasmik, prekursor
molekul berukuran besar
diproses menjadi hormon
aktif berukuran lebih kecil
dan disimpan dalam granula
vesikular pada ujung akson.
• Granula tersebut dilepaskan
pada saat aksi potensial
mendepolarisasi membran
sel pada pada ujung sel
neurosekretori
Neurosekretori (lanjutan)

• Sel neurosekretori magnocellular (SON dan


PVN) menanggapi stimuli melalui potensial
generator dan mengatur aktivitas hipofisis
posterior termasuk akso potensial, sintesis,
transport, dan pelepasan hormon oxytocin
dan vasopresin (anti diuretik hormon/ADH)
• Jumlah hormon yang dihasilkan oleh
masing-masing nuclei bervariasi menurut
spesies dan kebutuhan fisiologis
Contoh respon neuron magnoselular
• Hisapan bayi (saat menyusu) menghasilkan aksi potensial pada
reseptor yang terletak di daerah areola
• Neuron afferen membawa impuls tadi ke hipotalamus
dilanjutkan ke sel neurosekretori magnoselular yang
menghasilkan oxytocin
• Setelah integrasi dengan signal dari sel-sel lain, neuron
magnoselular menyalurkan aksi potensialnya sepanjang meuron
menuju hipofisis posterior yang bereaksi dengan melepaskan
oxytocin.
• Cabang syaraf kolareral membawa informasi secara simultan ke
sistem parviselular, yang mengatur sintesis prolaktin dan
melepaskannya sehingga meningkatkan produksi ASI.
• Oxytocin dibawa oleh peredaran darah ke sel-sel myoepithel di
sekitar alveoli kel mammae dimana ia memacu kontraksi sel
myoepitel dan mengeluarkan ASI
Neuron parviselular
• Terletak pada hypophysiotropic area
• Neuron ini mengatur pelepasan hormon pada
hipofisis anterior
• Hormon yang disintesis dilepaskan di dekat
pleksus kapiler primer dan dibawa ke hipofisis
anterior oleh vena portal ke median eminence
(ME).
• Di ME hormon-hormon dari sel neurosekretori
parviselular dilepaskan
• Hormon-hormon ini mengatur aktivitas hipofisis
anterior.
Sekresi neurotransmiter dan neuroendokrin
• Sintesis dopamin dan
norepinephrin dari tyrosin
dan serotonin dari tryptophan
• Neurotransmiter tersebut
dilepaskan ke sinapsis ketika
neoronnya dirangsang
• Mereka berikatan dengan
membran resptor pada sel-sel
neurosekretori hipotalamus
• Releasing factor dibawa
aliran darah ke hipofisis
anterior
3. Hormon yang dihasilkan Hipotalamus
Hormon Fungsi
Struktur diketahui
Thyrotropin releasing hormone (TRH) (+) TSH dan Prl
Gonadotropin releasing hormone (GnRH) (+) LH dan FSH
Corticotropin releasing factor (CRF) (+) ACTH dan MSH
Somatostatin (SRIF) (-) GH dan TSH
Growth hornone releasing factor (GHRF) (+) GH
Struktur belum diketahui
Prolactin releasing factor (PRF) (+) prolaktin (Prl)
Prolactin inhibiting factor (PIF) (-) Prl
Melanocyte stimulating hormone release inhibiting
factor (MIF) (-) MSH
Melanocyte stimulating hormone releasing hormone (+) MSH
(MRH)
4. Hubungan hipotalamus dan hipofisis

• Hipotalamus
berhubungan dengan
hipofisis melalui dua
jalur utama
– Hypothalamo-
hipophysial tract
– Tuberohipophysial
(tuberoinfundibular)
tract
5. Hipotalamus sebagai integrator

• Hipotalamus dapat • Beberapa fungsi


melaksanakan integrasi hipotalamus
fungsinya sebagai
– Pengaturan
integrator karena
memiliki hubungan Temperatur
yang erat dengan: – Intake makanan
– Syaraf – Intake air
– Peredaran darah
– Tinglahlaku seksual
– Substansi dalam cairan
cerebrospinal – Ritme Biologi
Pengaturan temperatur
Jalur Respon volunter
Cerebral cortex
efferent otot rangka

Reseptor inti
Reseptor Jalur Jalur Respon involunter
kulit efferent menggigil
afferent hypotalamus

Jalur efferent

Medula Kel. Arteriol


adrenal keringat kulit
Pengaturan intake makan

• Eksperiment pada hewan pusat intake makan


diatur oleh ventromedial zone dan lateral zone
• Stimulasi VZ atau ablasi LZ  sedikit makan
• Stimulasi LZ atau ablasi VZ  makan banyak dan
obesitas
• Pada manusia terdapat faktor nonfisiologis 
interaksinya lebih kompleks dibanding pada
hewan
Pengaturan intake air

• Pusat haus terletal pada ZL hipotalamus, (berdekatan


dengan pusat pengaturan intake makan) dan daerah yang
mensintesis ADH
• Pada hewan stimulasi pusat haus menyebabkan keinginan
untuk minum
• Pada manusia kegiatan minum sebagian ditentukan oleh
kebiasaan dan juga ditentukan oleh rasa haus pada reseptor
pada mulut dan kerongkongan
• Stimuli dari berbagai reseptor diintegrasi pada hipotalamus
berkaitan dengan keseimbangan air dalam tubuh
Pengaturan tingkah laku seksual
• Peneltian tentang pengaturan tingkah laku seksual
pada hewan dilakukan dengan tiga pendekatan:
– Implantasi hormon pada area tertentu
– Identifikasi reseptor steroid pada area yang telah
diketahui
– Pemberian hormon berlabel radioaktif diikuti
lokalisasinya
• Contoh tingkah laku seksual pada tikus  lordosis
– Estrogen + progesteron pada ventromedial nuclei
mengembalikan lordosis pada tikus yg diovariektomi
– Perusakan ventromedial nuclei pada hewan normal 
menghilangkan lordosis.
Pengaturan ritme biologis
• Berbagai penelitian menunjukkan bahwa selama
24 jam tubuh mengalami fluktuasi beberapa
parameter fisiologis seperti temperatur, kadar
hormon dsb
• Dalam beberapa hal perubahan siklus ritmik
tergantung pada faktor intrinsik dalam hal lain
dipengaruhi oleh stimuli yang diterima oleh
hipotalamus
• Contoh: kadar hormon pertumbuhan mencapai
maksimal pada tengah malam, kortisol mencapai
maksimal pada pagi hari setelah bangun tidur

Anda mungkin juga menyukai