RETARDASI MENTAL
2
DEFINISI
Retardasi Mental:
suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap terutama ditandai oleh adanya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, yang berpengaruh pada semua tingkat intelegensia: kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian retardasi mental: 1% dari populasi Perbandingan laki-laki:wanita adalah 1,5:1 50-70 % kasus dapat ditemukan penyebab organik
RETARDASI MENTAL
DERAJAT RM KISARAN IQ USIA MENTAL (TAHUN)
9 - 12 6-9 3-6 3
POPULASI RM (%)
85 10 3-4 1-2
KRITERIA DIAGNOSTIK
Pada pemeriksaan tes IQ, fungsi intelektual di bawah rata-rata, yaitu 70 Adanya keterbatasan dalam fungsi adaptif:
komunikasi, perawatan diri, mengurus rumah, keterampilan sosial dan interpersonal, akademik, pekerjaan, kesehatan, keamanan, waktu luang
Awitan sebelum usia 18 tahun Nilai IQ 70 (90-95) disebut sebagai fungsi intelektual borderline
6
RM RINGAN
85% dari seluruh populasi retardasi mental Sulit terdeteksi sebelum anak sekolah Ketrampilan sosial dan komunikasi berkembang sampai usia 5 tahun (seperti anak normal) Dapat dididik sampai kelas 6 SD Dewasa:
Secara sosial baik dan mampu memperoleh ketrampian untuk mandiri Tapi butuh pengawasan, pengarahan, dukungan
RM SEDANG
Trainable = mampu latih = dapat dididik sampai kls 2SD 10% dari populasi retardasi mental Masa kanak awal: mampu mengembangkan keterampilan berkomunikasi Remaja: Kurang mampu memahami aturan sosial benturan dengan teman sebaya Dewasa: Bekerja dalam pengawasan (shelter) pekerjaan yang kurang/ tidak membutuhkan keterampilan, perawatan diri baik, dapat belajar bepergian sendiri ke tempat yang sering dikunjungi
8
RM BERAT
3-4% dari populasi retardasi mental Usia sekolah:
Belajar berbicara dan perawatan diri paling dasar
Belajar huruf dan hitungan sederhana Ajarkan survival words Beradaptasi dalam kelompok dan keluarga
9
RM SANGAT BERAT
1-2% dari populasi retardasi mental Gangguan neurologis Masa kanak:
Gangguan fungsi sensorimotor
10
11
PENATALAKSANAAN
Edukasi orangtua dan keluarga Obati komorbid jika ada Program pendidikan perilaku & sedini mungkin yang melibatkan ortu SLB:
Bila tak ada adalah tugas ortu untuk
Melatih kemandirian/bantu diri Melatih ketrampilan yang produktif
Tindak lanjut:
Konsultasi spesialistik: rencana edukasi dan pelatihan Psikiater: bila ada gangguan tingkah laku yang tidak dapat diatasi
12
13
Pendahuluan
Anak dengan GPPH selalu bergerak dan usil sehingga mengganggu lingkungan Dahulu dikenal dengan sebutan hiperaktif
14
Definisi
Gangguan psikiatrik yang ditandai adanya pola yang persisten dari ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian dan atau adanya hiperaktivitas-impulsivitas
Epidemiologi
Prevalensi di AS 2-20% Penelitian di Jakarta Pusat pada tahun 2001: 4,2% Anak laki-laki : perempuan 3-4:1
15
Etiologi
Multifaktorial
faktor genetik keterlibatan struktur anatomi neurokimiawi otak
16
VARIASI GPPH
GPPH dengan gejala dominan hiperaktivitas dan impulsivitas GPPH dengan gejala dominan kesulitan memusatkan perhatian GPPH dengan tipe kombinasi
18
19
Cont
a. Sering gagal memberikan perhatian secara rinci dan kurang berhati-hati dalam tugas sekolah atau aktivitas lain b. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas atau aktivitas permainan (cepat bosan dan berganti permainan sblm selesai) c. Sering tampak tidak mendengarkan ketika sedang bercakap-cakap
20
Cont
d. Sering tidak mengerjakan tugas sesuai instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah e. Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas dan kegiatan f. Sering menghindari, enggan atau menolak terlibat tugas yg memerlukan usaha mental yang lama (seperti tugas sekolah atau PR) g. Sering kehilangan hal-hal/barang yang diperlukan untuk tugas dan kegiatan di 21 sekolah atau di rumah
Cont
h. Perhatiannya mudah dialihkan oleh rangsang dari luar; i. Sering lupa dengan aktivitas rutin (seharihari) 2. Hiperaktivitas dan impulsif (minimal 6 gejala) a. Sering gelisah, tangan dan kakinya bergerak-gerak atau menggeliat di tempat duduk; b. Di kelas selalu bergerak-gerak dan meninggalkan tempat duduk tanpa izin guru.
22
Cont
c. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau aktivitas waktu luang secara tenang d. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau aktivitas waktu luang secara tenang e. Selalu bergerak atau bertindak seakan-akan di dorong oleh sebuah motor f. Banyak bicara
23
Cont
Impulsivitas
a. Sulit menunggu giliran (misal dalam antrian), tidak sabar; b. Sering menjawab pertanyaan yang belum selesai diucapkan, tanpa dipikir c. Usil dan mengganggu anak lain
24
Cont
B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatensi yang menyebabkan gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun Gejala tsb tampak pada 2 situasi yg berbeda (misal di rumah dan sekolah) Harus ada bukti jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis dan fungsi sosial dan akademik Gejala tersebut diatas bukan disebabkan autisme, skizofrenia, gangguan depresi, gangguan cemas
25
C. D.
E.
26
1.
2. 3. 4. 5.
6.
7. 8. 9.
10. Ledakan kekesalan, perilaku eksplosif dan tak terduga TOTAL SKOR
GANGGUAN AUTISTIK
PENDAHULUAN
Disebut juga AUTISME Gangguan perkembangan pervasif (kompleks dan berat) Meliputi bidang komunikasi, interaksi sosial, bahasa, perilaku, kognisi Dapat terjadi pada siapa saja, tanpa perbedaan ras, suku bangsa, sosial ekonomi, pendidikan
EPIDEMIOLOGI
Laki-laki : perempuan = 2,6-4 : 1
IQ dapat bervariasi dari rendah sampai jenius. Prevalensi:
1966 = 4-5 : 10.000 (Inggris) 1987 = 1 : 5.000 1988 = 13 : 10.000 (Jepang) 1997 = 1 : 500 (USA) 2000 = 1 : 150
FAKTOR PENYEBAB-1
GANGGUAN SUSUNAN SARAF PUSAT
Faktor genetik:
36-89 % pada anak kembar satu telur 2,5-3 % pada saudara kandung (500-100 kali lebih tinggi dibanding populasi normal)
FAKTOR PENYEBAB-2
Faktor perinatal:
Komplikasi pranatal, perinatal & neonatal: perdarahan trimester pertama, infeksi (toxoplasma, rubella, herpes simplex encephalitis, cytomegalovirus)
Cairan amnion keruh/ hijau (mekonium) Terlambat menangis, gangguan pernafasan, anemia janin
FAKTOR PENYEBAB-3
Kelainan struktur otak:
Usia 2-4 tahun: 90% vol otak > normal, tak merata, lingkar kepala lebih besar, dan fungsi abnormal Usia 6 tahun remaja: perlambatan petumbuhan otak (seringkali jadi lebih kecil dr normal)
FAKTOR PENYEBAB-4
Kelainan struktur otak
Serebellum:
Sel purkinye berkurang (merangsang pertumbuhan akson, glia dan mielin) pertumbuhan akson abnormal membuat sel purkinye mati Konsumsi alkohol, thalidomide saat ibu hamil
GEJALA-1
GANGGUAN PERKEMBANGAN DI BIDANG Komunikasi
Keterlambatan perkembangan bicara dan tidak ada usaha untuk berkomunikasi nonverbal (bahasa tubuh/ isyarat) Yang dapat berbicara: sulit untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan orang lain Bahasa stereotipik, pengulangan, aneh. Misal meracau, echolalia (membeo) Tidak memahami pembicaraan orang lain Kurang variasi dan spontanitas dalam bermain pura2/ permainan imitasi sosial
GEJALA-2
Interaksi sosial
Hendaya perilaku nonverbal:
Tidak berespons saat dipanggil Tidak mau mengadakan kontak mata. Ekspresi wajah dan postur tubuh kaku
Gagal membangun relasi dengan sebaya, lebih suka asyik sendiri Tidak ada keinginan untuk berbagi kesenangan dengan orang lain Tidak ingin mengadakan hubungan emosional dan sosial timbal balik Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
GEJALA-3
Perilaku
Acuh tak acuh terhadap lingkungan Preokupasi dengan 1 pola perilaku ttt atau minat stereotipik (misal tertarik dengan benda bergerak atau berputar, kelekatan terhadap benda tertentu) Manerisme motorik yang stereotipik dan repetitif, mis: berjalan mondar-mandir, berlarian, berlompatan, mengepak-ngepak, berteriak-teriak Perilaku agresif atau menyakiti diri sendiri. Melamun atau bengong
GEJALA-4
Emosi
Tertawa-tawa, menangis, marah-marah tanpa sebab Emosi tak terkendali: temper tantrum Rasa takut yang tidak wajar
GEJALA-5
Sensoris
Menjilat atau mencium benda, tidak mau mengunyah Menutup telinga bila mendengar suara tertentu Tidak suka memakai baju dengan tekstur kasar Sensitif terhadap sentuhan tertentu Tahan terhadap rasa sakit Melirik-lirik Keseimbangan terganggu
PENATALAKSANAAN-1
Multidisipliner: psikiater, dokter anak, dokter rehabilitasi medik, psikolog, pedagog, terapis okupasi, terapis wicara
Tujuan terapi:
Mengurangi, mengubah perilaku yang tidak dikehendaki Meningkatkan kemampuan untuk: belajar (berbahasa), berkomunikasi, kemampuan bantu diri
PENATALAKSANAAN-2
1.Psikofarmaka: Untuk mengatasi gejala iritabilitas pada anak dengan gangguan autistik
Risperidone Dosis inisial 0,01 mg/kg BB dua kali sehari lalu tappering-up sesuai kebutuhan Aripiprazole Dosis: 2,5 10 mg, dosis tunggal
PENATALAKSANAAN-3
3. Terapi okupasi
Melatih koordinasi dan kekuatan motorik halus Manfaat tambahan: melatih konsentrasi, memberikan pemahaman dasar pra-akademik (warna, bentuk, arah, bagian tubuh, dsb)
4. Terapi wicara
melatih bahasa reseptif dan ekspresif Dilatih untuk mengeluarkan kata-kata Memperbaiki artikulasi Berdialog dan berkomunikasi verbal
PENATALAKSANAAN-4
5. Modalitas terapi lain sesuai kebutuhan
Terapi integrasi sensorik Terapi Orthopaedagogik Auditory integration training (AIT) Terapi kelompok dll
Tidak ada
GANGGUAN RETT
Perkembangan prenatal, perinatal sampai 5 bulan normal 5-48 bulan:
Penurunan pertumbuhan kepala Keterampilan tangan yang bertujuan hilang gerakan tangan stereotipi (seperti mencuci) Keterampilan sosial dan adaptasi hilang Koordinasi gerak tubuh buruk Penurunan kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif serta retardasi psikomotor berat
GANGGUAN ASPERGER
Sama dengan gangguan autistik Perkembangan berbahasa normal Preokupasi terhadap minat yang terbatas Terpaku pada rutinitas atau ritual ttt yang tak berguna Preokupasi dengan bagian tertentu dari suatu obyek
Daftar Rujukan
Sadock JB, Sadock VA. Kaplan & Sadocks Synopsis of psychiatry: Behavioral sciences/clinical psychiatry, 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williamms & Wilkins; 2007 Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri, edisi pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010 Dulcan MK, Lake M. Concise Guide to Child and Adolescent Psychiatry, 4th ed. American Psychiatric Publishing; 2012
50