Anda di halaman 1dari 24

KARELIUS, S.Si, M.

Sc
PRODI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FKIP UNPAR

KIMIA AIR

Mendeskripsikan dan menjelaskan tentang siklus hidrologi yang terjadi di biosphere. 2. Menjelaskan tentang sifat-sifat penting air berkaitan dengan kegunaannya sebagai pelarut universal. 3. Mendeskripsikan dan menjelaskan sifat-sifat kimia perairan. 4. Mendeskripsikan dan menjelaskan tentang kelarutan gas dalam air berdasarkan hukum Henry. 5. Menentukan kelarutan oksigen dalam air secara kuantitatif berdasarkan hukum Henry.
1.

HIDROLOGI merupakan cabang dari


Geografi Fisik yang mempelajari air di bumi dengan tekanan khusus pada sifat-sifat, fenomena, distribusi dan terdapatnya air di bumi serta deskripsi bumi dalam hubungannya dengan air

Disamping itu, hidrologi juga mempelajari efek fisik air di bumi serta hubungan antara air dengan kehidupan

Terdapatnya air, distribusi dan gerakan, kuantitas serta sifat air, meliputi sifat fisik dan kimiawinya; Hubungan timbal balik antara bentang alam dg air; Hubungan timbal balik antara kehidupan di muka bumi (khususnya manusia) dengan air; Air sebagai unsur lingkungan fisik dan sumberdaya

Lokasi
Danau air tawar Sungai

Volume
(ribuan km3)

Persen (%)

125 1,25

Lengas tanah
Airtanah Danau air asin dan inland sea

65
8250 105 0,008

Atmosfer
Kutub, salju Laut & lautan

13
29200 1320000

0,001
2,1 97,25

Jumlah

1360000

100

SIFAT Pelarut yang sangat baik

EFEK DAN KEGUNAAN Transfort zat-zat makanan dan bahan buangan yang dihasilakan proses biologi Kelarutan dan ionisasi senyawa ini tinggi dalam larutannya

Konstanta dielektrik paling tinggi diantara cairan murni lainnya

Tegangan permukaan lebih tinggi daripada cairan lainnya


Transparan terhadap cahaya tampak dan sinar yang memiliki panjang gelombang lebih besar dari ultraviolet Berat jenis tertinggi dalam bentuk cair pada 4 Oc

Faktor pengendali dalam fisiologi, membentuk fenomena tetes dan permukaan


Tidak berwarna, sehingga cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis mencapai kedalaman terteentu

Es mengapung, sirkulasi vertikal menghambat stratifikasi badan air Menentukan transfer panas molekul air antara atmosfer dan badan air Stabilisasi dan temperatur organisme dan wilayah geografis Temperatur stabil pada titik beku

Panas penguapan lebih tinggi dari senyawa lain

Kapasitas kalor lebih tinggi dibandingkan dengan cairan lain kecuali ammonia. Panas peleburan lebih tinggi daripada cairan lain kecuali ammonia

Alkalinitas Aciditas Senyawa kompleks dalam air Senyawa organik dalam air Senyawa logam dalam air Kelarutan gas dalam air

Pada umumnya, komponen utama yang memegang peranan penting dalam menentukan alkalinitas perairan adalah ion bikarbonat, ion karbonat dan ion hidroksil

Alkalinitas disini adalah kapasitas air tersebut untuk menetralkan asam. Dalam kebanyakan air alami alkalinitas disebabkan oleh adanya ion bikarbonat dan sedikit oleh adanya ion karbonat, dan air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon organik yang tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hidrogen dalam air akan mengurangi alkalinitas

Pada sistem perairan asiditas adalah kapasitas air untuk menetralkan ion hidroksil. Penyebab dari asiditas umumnya adalah protein, ion-ion logam yang bersifat asam, terutama ion Fe(III) dan asam-asam lemah seperti CO2 dan H2S. Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan alkalinitas, karena dua zat yang berperan utama yaitu CO2 dan H2S keduanya mudah menguap dan hilang dari sampel yang akan diukur

Sifat asam dari ion-ion logam yang terhidrat dapat berperan terhadap asiditas

Dalam air ion logam dapat bergabung dengan ion negatif, atau dengan senyawa netral membentuk senyawa koordinasi. Sebuah kompleks mengandung sebuah atom pusat dimana terikat elektron-elektron yang dimiliki oleh ligan sebagai donor elektronnya. Ligan-ligan dapat bermuatan netral, positif atau negatif. Ligan-ligan yang ditemukan diperairan alami dan air buangan terdiri dari bermacam-macam gugus fungsi senyawa organik yang dapat memberikan elektraon-elektron yang dibutuhkan untuk mengikat ligan itu pada ion-ion logam. Di antara gugus-gugus fungsi yang paling umum adalah :

Banyaknya ion logam yang ditemukan dalam sistem perairan alami terutama ion-ion yang didapat dalam konsentrasi yang sangat renik, membentuk kompleks kuat dengan berbagai macam pengaruh seperti : 1. Hilangnya ion-ion logam dalam larutan 2. Perubahan potentensial redoks 3. Pembentukan kompleks juga melarutan ion-ion dari senyawa logam tidak larut

Pada umumnya pembentukan kompleks dalam perairan alami melibatkan banyak reaksi penting. Hal ini mencakup perubahanperubahan bilangan oksidasi logam, seperti halnya yang terjadi pada reaksi redoks, dekarboksilasi atau reaksi-reaksi hidrolisis dari ligan. Kestabilan senyawa kompleks berkaitan dengan berbagai sifat dari ion logam dan ligan. Berikut ini merupakan hal-hal yang sangat penting: Ukuran dan keadaan oksidasi dari logam. Logam dengan ukuran lebih kecil dan dengan keadaan oksidasi positif lebih tinggi akan membentuk senyawa kompleks yang lebih kuat. Perubahan energi bebas dari pembentukan kompleks tergantung pada perubahan entropi dan entalpi reaksinya Konfigurasi elektron dari ion logam Kekuatan dan kelemahan dari perpaduan antara logam dengan ligan

Secara normal bahan organik tersusun oleh C, H, O dan dalam beberapa hal mengandung N, S, P dan Fe. Senyawa organik dalam perairan umumnya mudah dioksidasi secara biologis atau kimia menjadi CO2 dan H2O. Proses ini menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan menurun hal ini akan mengakibatkan permasalahan bagi kehidupan akuatik. Untuk menyatakan kandungan bahan organik dalam perairan dilakukan dengan mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikannya menjadi senyawa yang stabil. Biological Oxygen Demand (BOD) Adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk degradasi bahan organik dalam waktu tertentu pada suhu 20 oC. Dalam waktu 20 hari oksidasi mencapai 95 99% sempurna dan dalam waktu 5 hari seperti yang umum digunakan untuk mengukur nilai BOD dengan kesempurnaan oksidasi mencapai 60-70%. Suhu 20 oC merupakan nilai rata-rata untuk daerah perairan daerah arus lambat dan iklim sedang yang dapat ditiru dalam incubator. Hasil yang diperoleh sangat bergantung pada suhu, karena kecepatan reaksi biokimia tergantukng pada suhu.

Chemical Oxygen Demand (COD) Adalah kebutuhan oksigen untuk mengoksidasi secara kimiawi dengan menggunakan kaliumbikarbonat yang dipanaskan dengan asam sulfat pekat. COD umumnya lebih besar dibandingkan BOD, karena senyawa kimia yang dapat dioksidasi secara kimiawi lebih besar dibandingkan oksidasi secara biologis.

Kalsium dan Magnesium dalam Air


Secara umum dari kation-kation yang ditemukan dalam banyak ekosistem air tawar adalah kalsium (Ca) dan (Mg), air yang mengandung karbon dioksida tinggi mudah melarutkan kalsium dari mineral karbonatnya, sebaliknya keberadaan ion kalsium dan ion karbonat (kesadahan air) dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air tersebut :

Magnesium memiliki densitas muatan ion yang lebih besar dibandingkan dengan ion kalsium dan ion divalent lain, serta memiliki ikatan yang lebih kuat dengan air terutama untuk melakukan hidrasi. Mineral-mineral seperti dolomit adalah sumber magnesium paling umum dalam air :

Pada umumnya konsentrasi magnesium dalam air tawar lebih kecil dibandingkan kalsium. Hal ini disebabkan senyawa magnesium mengendap lebih lambat dibandingkan senyawa kalsium.

Logam Alkali dalam Air


Natrium umumnya terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi dalam air tawar dibandingkan dengan kalium. Hal ini disebabkan unsur kalium tidak mudah dilepaskan dari sumbernya feldspar (x Al(Al,Si)3O8 ). dengan x bisa K, Na atau Ca. Kalium mudah sekali diadsorpsi oleh mineral-mineral.

Alumunium dalam Air


Kebanyakan aluminium yang dibawa air terdapat sebagai partikel-partikel mineral mikroskopok yang tersuspensi. Konsentrasi dari aluminium yang terlarut dalam kebanyakan air kurang dari 1,0 mg/L. Pada pH sekitar 4,0 jenis aluminium yang terlarut adalah aluminium terhidrasi, dan ion aluminium terhidrasi kehilangan ion hidrogen pada pH lebih besar dari 4,0

Dalam kisaran pH 4,5 6,5, terjadi polimerisasi dimulai dengan pembentukan dimmer dan akhirnya berhenti dengan pembentukan partikelpartikel padat dari gibbsite Al2O3. 3H2O. Aluminium bersifat amfoter dan pada perairan alami dengan pH sekitar 10, terbentuk ion aluminat yang larut Jika terdapat konsentrasi ion fluorida (F) yang tinggi dalam perairan dapat terbentuk kompleks yang sangat kuat dengan aluminium

Besi dalam Air Besi adalah salah satu unsur yang penting dalam air permukaan dan air tanah (1 - 50 mg/L), dengan konsentrasi maks 0,3 mg/L untuk air minum. Besi (II) sebagai ion berhidrat merupakan jenis besi yang terdapat dalam air tanah, karena air tanah tidak berhubungan dengan oksigen di atmosfer sehingga besi dominan dalam keadaan tereduksinya yaitu Fe(II) dibandingkan Fe(III). Begitu ada oksigen maka air tanah yang mengandung Fe(II) (jernih) akan berubah menjadi Fe(III) (keruh) Dalam perairan dengan pH rendah, kedua bentuk ion Fe(II) dan Fe(III) dapat ditemukan karena terjadinya oksidasi /pelarutan pyrit dengan keberadaan H2SO4 dilingkungan

Dibawah pH 3,5 oksidasi yang terjadi dikatalis oleh bakteri besi Thiobacilllus ferroxidaus. Sedang bakteriThiobacilllus thiooxidaus membantu dalam pelarutan mineral pyrit

Mangan dalam Air Toksisitas Mangan (Mn) sudah tampak pada konsentrasi rendah, sehingga konsentrasi mangan yang dibolehkan untuk keperluan domestik sangat rendah, yaitu di bawah 0,05 mg/L. Dalam kondisi aerob mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada dasar peraiaran tereduksi menjadi Mn(II) dalam air yang memiliki DO rendah seperti pada air tanah yang minim oksigen. Air yang memiliki keasaman tinggi dapat mengandung mangan dengan konsentrasi 1 mg/L dapat ditemukan pada perairan dengan aliran berasal dari air asam tambang. Pada pH yang agak tinggi dan kondisi aerob terbentuk mangan yang tidak larut seperti MnO2, Mn3O4, MnCO3 meskipun oksidasi mangan (II) yang terjadi berlangsung relatif lambat.

[X (aq)] = K. Px

Kebanyakan gas dalam air larut dengan konsentrasi yang berbeda-beda atau bereakasi secara kimia dengan air. Kelarutan dari gas dalam air sebanding dengan tekanan parsial gas yang kontak dengan air tersebut (Hukum Henry), dengan catatan gas tidak bereaksi dengan pelarutnya. Kesetimbangan antara molekul-molekul gas di atmosfer dan di dalam larutan dapat dinyatakan sebagai berikut :

Sedangkan kelarutan gas di dalam air, X, dapat dinyatakan dalam persamaan :

Dimana K adalah konstanta suatu gas pada suhu tertentu dan Px adalah tekanan parsial gas, sedangkan uap air sendiri juga memberikan tekanan parsial, sehingga dalam perhitungan kelarutan gas membutuhkan koreksi

GAS OKSIGEN KARBON DIOKSIDA HIDROGEN NITROGEN METAN NITROGEN MONOKSIDA Sumber : Manahan, 1994

K (mol/L atm) 1,28 E-3 3,38 E-2 7,90 E-4 6,48 E-4 1,34 E-3 2,0 E-3

T , oC
0
5 10 15

P H2O, torr
4,579
6,543 9,209 12,788

P H2O, atm
0,00603
0,0861 0,01212 0,01683

20
25 30 35

17,535
23,756 31,824 42,175

0,02307
0,03126 0,04187 0,05549

40
45 50 100

55,324
71,880 92,510 760,000

0,07279
0,09458 0,12172 1,0000

Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen tak terkecuali yang hidup di dalam air. Kehidupan akuatik memdapatkan oksigen dalam bentuk oksigen terlarut. Tanpa adanya oksigen terlarut pada tingkat konsentrasi tertentu banyak jenis organisme akuatik tidak ada dalam air. Banyak ikan mati dalam perairan tercemar bukan diakibatkan oleh toksisitas zat pencemar langsung, tetapi karena kekurangan oksigen sebagai akibat dari digunakannya gas tersebut pada proses penguraaian zat pencemar. Dalam adara yang bersih dan kering terdapat 20,95% volume oksigen. Sebagian besar oksigen di dalam air berasal dari atmosfer. Oleh karena itu kemampuan suatu badan air untuk mengisi kembali oksigen melalui cara kontak dengan atmosfer sangat penting. Bagaimana menentukan kelarutan oksigen dalam air yang jenuh dengan udara pada tekanan 1, 000 atm pada suhu 25 oC?

Dari tabel tekanan parsial uap air pada suhu 25 oC = 0,0313 atm, udara kering mengandung 20,95% oksigen, maka koreksi terhadap tekanan parsial oksigen adalah : (1,000 atm 0,0313 atm) x 0,2095 = 0,2029 atm Konsentrasi molar oksigen dalam air dihitung berdasarkan hukum Henry :

Berdasarkan perhitungan tersebut kita dapat memperkirakan kandungan oksigen terlarut pada suhu tertentu dalam kesetimbangan dengan atmosfer secara teoritis

Anda mungkin juga menyukai