PPOK : penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif ireversibel. Tdr dr asma, bronkitis, emfisema
Patofisiologi: Penyumbatan sal nafas menahun krn: -Spasme bronkus (asma) - produksi mukus yg berlebihan (bronkitis) -Kerusakan jar elastik paru, udara terperangkap, pertukaran udara tgganggu (emfisema) -Sumbatan bronkus akibat benda asing atau infeksi
Kondisi terkait Gizi: - Malnutrisi sering terjadi - 70% kasus dengan pe BB - Kurang vit A me kemampuan replikasi sel epitel rentan infeksi - Kurang vit C rentan infeksi - Intervensi gizi mempertahankan kecukupan gizi melawan infeksi dan mempertahankan kemampuan fungsional seoptimal mungkin - Ggn elektrolit: hipofosfatemi, hiperkalemi, hipokalsemia, hipomagnesia
-Kesulitan bernafas tek lambung pd diafragma - Ggn pengecapan produksi sputum >>> -Iritasi lambung krn bronkodilator -Keuangan - Kesepian (lansia) -Pengetahuan kurang -Pe kebutuhan hipermetabolisme kerja muskulus respirasi meningkat hipoksemia kronik dan hiperkapni
N A F A S
Defisiensi vit A
Defisiensi vit C
- Pem fisik: hiperkeratosis folikular, buta senja, kornea kering Biokimia: retinol serum
Kelebihan cairan
-Pemberian cairan & obat-obatan iv >> - NPT, mak pipa, minum scr oral - ventilator pelepasan ADH
kalori Asupan lemak s.d. 40% Protein 20-25% Pemberian kalsium melalui diet atau suplementasi untuk menggantikan kehilangan Ca akibat penggunaan kortikosteroid Def zink suplementasi ..\referensi\guide nutrition in chronic disease.pdf
selingan) 6x/hari Makan dengan perlahan (30-60 menit) Keuangan cukup, suplementasi susu khusus : pulmocare 3x/hr dan me(-) porsi nasi Asupan Ca << suplementasi 1 gr/hr Jika BB dan tidak ada kontraindikasi pemberian lemak; gunakan margarin, kaldu, saus berminyak (bumbu kacang)
frekuensi dan beratnya eksaserbasi Cockburn and Jhonson (2009); rekomemdasi diet ETPT, pembatasan konsumsi garam (Na < 2300 mg, 1 sdt garam per hari). Na retensi cairan memperberat sesak nafas
nafas yang terjadi akibat hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu atau alergi. Saluran nafas mengalami penyempitan nafas terasa sesak, dada terasa berat, dan batuk Frekuensi asma attack intake makanan, masalah psikososial
Gupta & Verma (2007): Hindari makanan alergen yg dpt mencetuskan asma Berikan ASI eksklusif untuk mencegah kejadian asma pd usia yg lebih tua Konsumsi antioksidan konsumsi AO faktor risiko asma
menurunkan tk keparahan serangan asma Magnesium meningkatkan fungsi paruparu dan meringankan serangan asma memfasilitasi pelebaran bronkus dan relaksasi otot halus yang menyusun saluran pernafasan Vit C AO dan antiinflamasi mengurangi frekuansi asma attack
materi genetik menyebabkan sel normal berperilaku abnormal dalam bentuk maupun fungsinya Zailirin (2012) Kanker paru meningkat di seluruh dunia; Tiap tahun terdapat lebih 1,3 juta kasus dengan angka kematian 1,1 juta. Menurut National Cancer Institute di USA, tahun 2008 terdapat 215.000 kasus dan kematian 161.840. Di Indonesia, peringkat ke 4 terbanyak Penyebab utama kematian , masalah klinik dan sosial masyarakat di masa datang
Inisiasi
Progresi
Radioterapi
Kemoterapi
Mengubah persepsi rasa Mual, muntah, diare enteritis radiasi ggn absorbsi, ggn elektrolit
Diet ETPT
Pemberian diet tgtg keadaan pasien,
perkembangan penyakit, dan kemampuan menerima makan Disusun secara individual Cara pemberian: oral, enteral, atau parenteral Bentuk makanan: padat, cair atau kombinasi
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dgn cara: Memberikan makanan yg seimbang sesuai dgn keadaan penyakit dan daya terima pasien Mencegah/ menghambat pe BB Mengurangi rasa mual, muntah dan diare Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat thp makanan bagi pasien dan keluarganya
laki; 32-36 kkal/kgBB bagi perempuan Protein tinggi: 1-1,5 g/kgBB Lemak sedang: 15-20% dr total kalori KH cukup: sisa perhitungan Vitamin dan mineral cukup sayur dan buah terutama sumber vit A, B, C, E; asam folat Cairan cukup
Bila menderita anoreksia Dianjurkan makan makanan yg disukai atau dpt diterima walaupun tidak lapar Hindari minum sebelum makan Tekankan bahwa makanan adalah bagian terpenting dlm pengobatan
Bila ada ggn pengecapan Makanan atau minuman diberikan pada suhu kamar atau dingin Tambahkan bumbu yg sesuai utk menambah rasa Minuman segar spt sari buah, jus
Bila ada kesulitan mengunyah atau menelan Minum dgn sedotan Btk makanan disaring atau cair Hindari makanan terlalu asam atau asin
Bila mulut kering Makanan atau minuman diberikan pada suhu kamar atau dingin Bentuk makanan cair Kunyah permen karet atau hard candy
Bila mual dan muntah Beri makanan kering Hindari makanan yg berbau merangsang Hindari makanan lemak tinggi Makan dan minum perlahan-lahan Batasi cairan pada saat makan Tidak berbaring setelah makan
muntah : telur, keju, milk shake Makan dgn porsi kecil tp sering (6-8 kali) memaksimalkan asupan makan; terutama pd kemoterapi Meningkatkan kepadatan protein dan kalori dlm makanan sehari-hari Meminum cukup cairan 1 hg 2 hari sebelum dan sesudah kemoterapi untuk meningkatkan ekskresi obat dan menurunkan toksisitas pada ginjal
makan walaupun tdk selera dll Mencatat makanan yg membuat mual dihindari Minum obat antimuntah sebelum makan, bila diperlukan Mengunyah permen karet sesudah kemoterapi Menghindari makanan camilan yg rasanya tidak disukai
mencegah/ melawan kanker paru Chest (2003): asam folat, flavonoid dan selenium dpt mencegah kanker paru Fortes et al. (2003): diet mediterania (diet kaya AO alami spt karotenoid, flavonoid, fenol, vit C dan E) memiliki efek proteksi thd kanker paru Imunonutrisi???
mycobacterium tuberculosis
TBC
Malnutrisi
TBC
- Proses infeksi kronik - Peningkatan BMR peningkatan kebutuhan kalori - Penurunan asupan makan - Kehilangan BB - Malnutrisi (makro dan mikronutrien:vit A, C, Fe, Zn, Selenium)
Morbiditas & Mortalitas
Tujuan Diet: Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh .
Prinsip Diet:
Energi tinggi (40-45 kkal/kgBB) Protein tinggi (2-2,5 g/kgBB) Lemak cukup: 10-25% Karbohidrat cukup Vitamin dan mineral tinggi/cukup sumber makanan. .\referensi\TBC\121_nutrition_tub erculosis.pdf Bentuk makanan bisa cair bisa lunak (sesuai kemampuan pasien)
Makanan mudah cerna dan tidak merangsang Sumber protein tinggi: susu, telur, daging, atau dlm btk minuman enteral ETPT Suparman et al. (2011): pemberian susu, sinbiotik (L. acidophilus &bifidobacterium longus & FOS) dan suppl zat mikro (vit A & zinc) mampu me status gizi (BB, IMT, lemak tubuh, Hb) dan kadar vit A serum; ..\referensi\TBC\penelitian TB.pdf
Macam diet ETPT: Diet ETPT I Energi: 2600 kkal, protein 100 g (2 g/kgBB) Diet ETPT II Energi : 3000 kkal, protein 125 g (2,5 g/kgBB)
-Pemberian makanan per oral harus dihindari - Pemberian makan melalui NGT atau iv - Pemilihan NGT dgn ukuran terkecil menghindari penekanan pernafasan - Pemantauan balans cairan terutama pd pneumonia berat untuk mencegah overhidrasi krn pe hormon diuretik
Anak sudah dapat minum -Berikan ASI dan cairan oral -Bujuk makan apabila sudah bisa menelan
ISPA kronik dgn retensi CO2 Formula dgn kandungan: -KH lebih rendah -Lemak lebih tinggi -Tinggi kalori -Tinggi protein - Suplemen serat
TERIMA KASIH
Gramedia Pustaka Utama. Hartono, A . (2006). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC Moore, M.C. (1997). Terapi Diet dan Nutrisi.Jakarta: Hipocrates. Suandi, I.K.G. (2011). Diet Anak Sakit. Jakarta: EGC. USAID (2008). Nutrition and Tuberculosis. USA:AED