Anda di halaman 1dari 40

PROGRAM KOTA/KABUPATEN SEHAT

Bahan Kuliah Fakep Unika De La Salle Manado

Oleh : Agustinus Jehosua

I. UMUM A. Latar Belakang Peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan nomor 34 tahun 2005. Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 Pengembangan kota dan kabupaten sehat adalah bagian dari dinamika dan semangat warga, pemda & legislatif daerah tsb. Pemerintah pusat hanya membina dan memfasilitasi potensi yang ada. Pencapaian merup. proses yang berjalan terus menerus dan meningkatkan kualitas lingk fisik sosbud dan ekonomi masyarakat
2

Pertumbuhan penduduk kota di dunia menunjukkan lonjakan yg fenomenal terutama di negara berkembang. Hal tsb menyebabkan: - kepadatan lalu lintas - pencemaran udara - kriminalitas, kekerasan - penggunaan obat-obat terlarang - Perumahan yg kurang sehat

Sementara itu pelayanan kesehatan belum baik dari keterjangkauan pemerataan dan kemudahan
3

Melihat fakta tsb maka ketahanan daya dukung perkotaan tidak mampu menerima beban tsb dan berdampak pd kesehatan masyarakat SKRT 1986 penyebab kematian utama adalah peny. Infeksi, SKRT 2001 bergeser pada penyakit sirkulasi darah (26,4%), peny salur.cerna (15,1%), peny respirasi (12,7%) Karena perilaku, gaya hidup dan lingk maka penyakit tidak menular (PTM) berkembang
4

Untuk meningkatkan kualitas lingkungan fisik dan sosial kota, sudah saatnya dilakukan dan menjadi tanggung jawab semua pihak Untuk mengatasi hal ini tidak mudah pemberdayaan sumber daya pedesaan dan kota perlu dilakukan secara maksimum. Perlu kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat Pemberian kewenangan kepercayaan kepada masy sec proaktif perlu digalakan sesuai UU no 32 thn 2004 ttg pemerintahan daerah yg mengikut sertakan masy sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.

B. Perkembangan kota sehat. Pertama kali dikembangkan dieropa oleh WHO thn 1980an dimana ditekankan kesehatan untuk semua dpt dicapai jika semua aspek sosekbud & lingkungan diperhatikan. Perkembangan gerakan kota sehat disetiap neg berbeda tergantung permasalahannya thn 1996, WHO menetapkan tema hari kesehatan dunia healthy cities for better life. Di Indonesia 6 kota (kab.Cianjur,kota Balikpapan, Bandarlampung, Pekalongan, Malang dan Jaktim) sbg pilot project kota sehat
6

C. Pengertian 1. Kota sehat adl kondisi wilayah yg bersih nyaman, aman dan sehat bagi masyarakat 2. Penyelenggaraan kota sehat ad berbagai kegiatan untuk mewujudkan kota sehat melalui pemberdayaan masy yg difasilitasi pemerintah. 3. Kawasan sehat adl suatu kondisi wilayah yg bersih nyaman, aman dan sehat bagi pekerja dan masyarakat 4. Desa/Kelurahan sehat adl suatu kondisi wilayah yg bersih, nyaman, aman dan sehat bagi penduduknya

5. Forum adl wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi dan partisipasinya Kota: forum kota sehat; kecamatan disbt forum komunikasi desa/kelurahan sehat (FKD/KS) yang berperan mengkoordinasikan, mengimplikasikan perencanaan antara desa satu dgn desa lainnya yg dilakukan oleh masing-masing pokja desa/kelurahan. 6. Kelompok kerja (POKJA) adl wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi dan partisipasinya dalam kegiatan yang disepakati mereka

II. TUJUAN DAN SASARAN A. Tujuan Tercapainya kondisi kab/kota untuk hidup bersih,nyaman, aman dan sehat untuk dihuni dan tempat berkerja bagi warganya dgn cara terlaksananya berbagai program kesehatan dan sektor lain, sehingga dapat meningkat sarana, produktivitas dan perekonomian masyarakat

B. Sasaran 1. Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yg singkron dgn kebutuhan masy melalui pemberdayaan forum. 2. Terbentuknya forum masyarakat yg mampu menjalin kerja sama antar masyarakat pemda, dan swasta serta dpt menampung aspirasi masyarakat & kebijakan pemerintah dlm mewujudkan senergi pembangun terbaik 3. Terselenggaranya peningkatan lingkungan fisik sosbud serta perilaku dan pelayanan kesehatan secara adil merata dan terjangkau. 4. Terwujudnya kondisi yg kondusif untuk meningkatkan produktivitas dan ekonomi masyarakat sehingga mampu meningkat kehidupan dan penghidupannya
10

III. Kebijakan dan strategi A. Kebijakan 1. Pelaksanaan diwujudkan dgn menyeleng-garakan semua permasalahan didaerah secara bertahap 2. Menetapkan masyarakat selaku pelaku pembangunan malalui pembentukan forum kota sehat dgn dukungan pemda. 3. Menetapkan kawasan potensial sbg entry point dgn kegiatan sederhana kemudian berkembang ke satu kawasan yg lebih luas 4. Mengutamakan proses daripada target berjalan terusmenerus dimulai prioritas dalam suatu kawasan 5. Pilihan tatanan kota sehat serta jenis dan besaran indikator ditetapkan oleh forum kota sehat bersamasama dengan pemerintah daerah

11

6. Pemda memfasilitasi segala kegiatan yg menjadi pilihan masyarakat 7. Program yg belum menjadi pilihan masy secara bertahap program tsb disosialisasikan melalui pertemuan yg diselenggarakan oleh forum kota sehat. 8. Pelaksanaan kegiatan sepenuhnya dibiayai dan dilaksanakan oleh daerah yg bersangkutan melaui mekanisme konsep pemberdayaan dari, oleh, dan untuk masayarakat.

12

B. Strategi 1. Melibatkan semua potensi sbg penggerak 2. Advokasi konsep kota sehat kepada penentu kebijakan 3. Mengembangkan kegiatan kota sehat sesuai dgn visi dan misi daerah dgn berbagai simbol / motto 4. Menjadikan suatu kota sbg kota kembar sehat di negara lain (sister city) 5. Mengembangkan informasi dan promosi yg tepat sesuai dgn kondisi setempat. 6. Meningkat potensi ekonomi yg menjadi kesempatan masyarakat 7. Menjalin kerjasama antara forum kota dgn kota sehat lainnya
13

IV. Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Dengan dilaksanakan gerakan kota sehat oleh setiap pimpinan wilayah/daerah maka akan diperoleh: 1. Dukungan dari masyarakat 2. Indikator kinerja kemampuan pemda 3. Dapat memberdayakan dan memandirikan masyarakat sehingga berprilaku dan berbudaya baik dan sehat
14

A. Kelembagaan.
Membentuk forum kabupatan/kota sehat. Keanggotaan adalah wakil anggota masy pemerintah, swasta, tokoh masy, PT, media masa, dll Di Kecamatan dibentuk Forum komunikasi desa/kelurahan sehat dgn memfungsikan organisasi masyarakat yang ada. Di Desa dibentuk kelompok kerja (Pokja) Sebaiknya setiap 3 thn lembaga masyarakat ini dapat dilaksanakan penyegaran pengurus Forum berperan menentukan arah, tujuan, sasaran dan langkah-langkah mengerakkan mendorong berbagai kegiatan dlm mewujudkan kabupaten/kota sehat
15

B. Perencanaan
Dalam merumuskan kegiatan melalui 2 pendekatan

1. Menjelaskan aspek lingkungan fisik sosbud prilaku sehat dan pelayanan kesehatan dalam mewujudkan kota sehat disosialisasikan keuntungan apa yg diperoleh masyarakat dlm jangka panjang baik kesehatan maupun ekonomi. 2. Umumnya kebutuhan masyarakat adl memenuhi pemenuhan sarana dan prasarana lingkungan baik secara fisik maupun sosial. Maka kebutuhan dalam bentuk lainnya (kesehatan) direncanakan sebagai kebutuhan berikutnya.
16

C. Pelaksanaan Penyelenggaraan kota sehat atas dasar usulan dan kesepakatan seluruh warga kota, LSM, Pemda. Gubernur melalui Bappeda memberikan dukungan teknis, administrasi dan pendanaan yg tidak mungkin dilakukan masyarakat. Pemda membentuk forum selanjutnya forum membentuk Pokja desa sehat. unsur-unsur forum: warga, LSM dan pemerintah yg peduli. Fungsi forum kota dan forum komunikasi desa/ kelurahan adalah: a. membentuk dan membina Pokja desa b. merumuskan usulan, prioritas, sasaran, perencanaan dan evaluasi c. memupayakan pencarian dan penyaluran sumber pembiayaan d. mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan agar efektif & efisien
17

Keuntungan masyarakat dalam gerakan kota sehat: 1. Proses pembangunan disusun bersama-sama dgn masyarakat sehingga kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi 2. Masyarakat lebih mandiri, mampu dan berkesempatan menjadi mitra pemerintah 3. Masyarakat ikut bertanggungjawab dan menilai hasil dan manfaat pembangunan tsb Dalam kegiatan ini perlu diperhatikan : 1. Pemerintah lokal adalah patner kunci dlm peningkatan kesehatan dan lingkungan 2. Kegiatan dicapai melalui proses dan komitmen politis pimpinan daerah, inovatif dari berbagai sektor melalaui partisipasi masyarakat dan networking (kerjasama)

18

4. Pokja kelurahan sehat berfungsi mengformulasikan, melaksanakan dan memantau kegiatan serta menggerakan potensi yang ada 5. Usulan kegiatan pokja diteruskan ke Forum komunikasi kelurahan kemudian ke Bappeda kota melalui camat 6. Perumusan pendekatan kota sehat dilakukan oleh forum kota dan forum komunikasi kelurahan sehat 7. Pelaksanaan dilakukan oleh forum kota sehat bersama-sama dengan masyarakat,LSM,PT dan swasta. 8. Pemerintah mensosialisikan tatanan dan kegiatan kota sehat dgn memanfaatkan media massa

19

V. 9 TATANAN KOTA SEHAT AL : 1. Kawasan pemukiman sarana dan prasarana umum 2. Kawasan lalulintas tertib dan pelayanan transportasi. 3. Kawasan pertambangan sehat 4. Kawasan hutan sehat 5. Kawasan industri dan perkantoran sehat 6. Kawasan pariwisata sehat 7. Ketahanan pangan dan gizi 8. Kehidupan masyarakat sehat yg mandiri 9. Kehidupan sosial yang sehat
20

VI. KLASIFIKASI DAN KRITERIA Setiap 2 (dua ) Tahun sekali kota sehat yg memenuhi kriteria diberikan penghargaan swasti saba penghargaan diklasifikasikan berdasarkan 3 kategori: 1.Penghargaan PADAPA. Kota sehat dalam tahap pemantapan a. memilih 2 tatanan sesuai dgn potensi sumberdaya setempat b. sekurang-kurangnya mencakup 51-60% kecamatan c. tiap tatanan melaksanakan 51-60% kegiatan d. tiap kegiatan sekurang-kurangnya 1 indikator program atau kesehatan dan satu indikator adanya gerakan masyarakat.

21

2. penghargaan WIWERDA kota sehat taraf pembinaan:


a. Memilih 3 sampai 4 tatanan b. Mencakup 61-70% kecamatan c. Tiap tatanan melaksanakan 61-70% kegiatan termasuk lembaga masyarakat d. Tiap tatanan telah terintegrasi aspek fisik,sosbud,ekonomi dan kesehatan e. Tiap kegiatan dipilih lebih dari 1 program atau kesehatan dan satu indikator gerakan masyarakat dari indikator yang tersedia

22

3. Penghargaan WISTARA Kota sehat taraf pengembangan:


a. memilih 5 tatanan yang sesuai b. mencakup 70% kecamatan c. tiap tatanan melaksanakan 70% semua kegiatan d. tiap tatanan telah terintegrasi aspek fisik, sosbud, ekonomi dan kesehatan e. tiap kegiatan dipilih beberapa indikator program (fisik atau sosekbud) atau kesehatan (perilaku dan lingkungan) dan indikator adanya gerakan masyarakat dari indikator yg tersedia
23

Penilaian penghargaan ditetapkan dgn memperhatikan bobot masing-masing yg berbeda dgn bobot sbb:
Forum kabupaten/kota: 20 Tim pembina: 20 Dukungan Pemda: 16 Forum komunikasi: 13 Pokja: 12 Cakupan pelaksanaan (tatanan kec. Kelurahan : 12 Indikator: 8

Secara teknis penilaian dievaluasi oleh tim pembina pusat.


24

VII. INDIKATOR Untuk mengukur kemajuan kegiatan pada setiap tatanan yg dipilih masyarakat indikator merup alat semua pihak yg terlibat dpt menilai sendiri kemajuan dan menjadi tolak ukur untuk merencanakan kegiatan selanjutnya Setiap daerah dpt memilih, menetapkan, melaksanakan kegiatan sesuai dgn kondisi dan kemampuan mereka Untuk penetapan pemilihan indikator agar memperhatikan hal sbg berikut: Setiap daerah dpt memilih dan menetapkan indikator sesuai kondisi dan kemampuannya Forum bersam pemda dpt memilih besaran indikator yg sesuai dgn kapasitasnya Pencapaian tergantung dari kemampuan masingmasing daerah
25

4. Indikator proses adl: cara mengukur seberapa jauh langkah kota sehat sudah dilaksanakan:
a. Dukungan pemda: kebijakan, perda, penerapan dan pelibatan masyarakat b. Aktiviatias kelembagaan yg ada: forum kota sehat, forum komunikasi kelurahan dan Pokja

5. Indikator output: pencapaian sasaran kegiatan 6. Indikator gerakan masyarakat: adanya program percontohan dana berputar, keterlibatan forum dan masy terhadap program yg dilaksanakan, penyuluhan, penyebarluasan informasi melalui media massa dll.
26

MENU KEGIATAN MENURUT TATANAN DAN JENIS INDIKATOR

I. Indikator Pokok
II. Indikator Umum III. Indikator Khusus

27

VIII. PENILAIAN
A. Pencatatan dan pelaporan Diperlukan dlm rangka membina daerah sehingga mencapai klasifikasi sehat ada 2 cara yaitu: 1. Melaporkan perkembangan kegiatan setiap 6 bulan kepada dinkes dgn tembusan Bappeda, depkes, depdagri 2. Setiap kunjungan pembinaan dilakukan pengambilan data dari pencatatan yg ada pada forum kota/ forum komunikasi kelurahan / pokja kelurahan sehat. Pengendalian laporan dan evaluasi dikoordinasi oleh dinkes kota bekerja sama dgn forum dan instansi terkait
28

B. Penilaian
1. Seleksi: tim pembina provinsi melakukan penyeleksian kota sehat yg dpt diusulkan mendpt penghargaan 2. Klarifikasi data: tim pembina pusat akan melakukan klarifikasi dokuman penilaian kota sehat yg diusulkan gubernur 3. Hasil penilaian disampai kapada menteri kesehatan untuk menetapkan penghargaan swasti saba pd hari kesehatan nasional setelah berkoordiansi dgn menteri dalam negeri
29

IX. PEMBINAAN Tim pembina tingkat pusat ; pengarah dan pelaksana teknis. Pengarah ; ketua: Mendagri, wakil: Menkes dan ketua Bappenas. Anggota: Eselon I dari instansi tingkat pusat. Pelaksana teknis : koordinator Dirjen P2PL Depkes, Wakil: Dirjen Bina Pembangunan daerah Depdagri. Anggota: Dirjen sektor terkait yang mempunyai fungsi: Menyusun kebijakan nasional kota sehat Mengaji pedoman kriteria, indikator, parameter Menyiapkan prosedur dan metode kota sehat Memantau/Evaluasi melalui forum diskusi Menyusun pedoman pendekatan kota/kabupaten sehat melalui forum Melaksanakan tindakan korektif terhadap kebijakan kabupaten/kota sehat.

30

Tim Pembina di tingkat Provinsi: Merumuskan kebijakan kota sehat sesuai dgn wewenang. Merumuskan standar dan indikator yg dipilih. Membina pelaksanaan tatanan yg dipilih Membina penyelenggaraan kota sehat sesuai dgn kewenangan. Mengkoordinasikan perencanaan antar perangkat daerah Menyelenggarakan forum diskusi / seminar / lokakarya
31

Tim Pembina Kota : Ketua : Kepala Bapeko Wakil : Perangkat daerah yg dipilih Sekretaris : Dinas Kesehatan
Penanggung Jawab teknis kegiatan dan sektor penunjang sesuai pilihan Tatanan 1.Kawasan pemukiman , Tehnis : Dinas PU / BPLH. Penunjang : Dinkes, Kebersihan, Tatakota, 2. Kawasan sarana tertib lalulintas ,Tehnis : Dishub, Penunjang : Dinkes, BPLH, PU 3. Kawasan Pariwisata Sehat : Tenis Dinas Pariwisata Penunjang : Bapeko,Dinkes, PU, BPLH

32

5. Kawasan masyarakat sehat mandiri : Tehinis : Dinas Kesehatan Pe,nunjang : Dinsos,Bapeko, 6. Kehidupan sosial yg sehat : Tehnis : Dinas Sosial Penunjang : Bapeko, Dinkes, PU

33

X. PENDANAAN Pendanaan penyelenggaraan kabupaten/kota sehat menjadi tanggung jawab pemerintah daerah & masyarakat. Kegiatan fisik untuk interfensi memanfaatkan alokasi dana masingmasing instansi. Kegiatan gerakan masy. yg dibutuhkan forum disediakan oleh Pemda.

34

JENIS PENILAIAN/MONITORING : I. Indikator pokok: 1. belajar 9 thn 2. angka melek huruf 3. pendapatan perkapita domestik 4. AKbayi per 1.000 Kh 5. AKbalita per 1.000 Kh 6. AKibu melahirkan per 100.000 Kh 7. adanya rencana tata ruang wilayah 8. program dana sehat dan jaminan sosial nasional bagi masyarakat miskin
35

II. Indikator Umum Adanya dukungan pemda Adanya program pendukung disektor Berfungsinya tim pembina kota/ kecamatan Berfungsinya forum kota sehat Adanya sekretariat forum Berfungsinya forum komunikasi kelurahan Berfungsinya pokja kelurahan\ Adanya kesepakatan masy dan pemda ttg pilihan tatanan dan kegiatan Adanya perencanaan forum Adanya kegiatan yang dilaksankan oleh masyarakat melalui forum/forum komunikasi/ pokja
36

III. Indikator Khusus a. Kawasan pemukinan sarana dan prasarana sehat (udara bersih, air sungai bersih, penyediaan air bersih, pembuangan air limbah domestik, pengelolaan sampah, perumahan dan pemukinan, pertamanan dan hutan kota, sekolah, pasar, sarana olahraga dan rekreasi, penataan sektor informal). b. Kawasan tertib lalulintas dan pelayanan transportasi (pelayanan angkutan umum, terminal dan halte, kecelakaan, penataan, tertib lalu lintas dan keselamatan, kemasyarakatan)
37

c. Kawasan pariwisata sehat Informasi wisata dan kesehatan sarana, objek, wisata, pelayanan kesehatan, sarana penunjang kemasyarakatan d. Kawasan industri dan perkantoran sehat Lingkungan fisik industri, kantor dan perdagangan, penataan sektor informal, keselamatan dan kesehatan kerja, sosekbud dan kesehatan masyarakat e. Kawasan pertambangan sehat: lingkungan tambang, reklamasi bekas tambang, keselamatan dan kesehatan kerja sosek dan kemasyarakatan, pemukiman
38

f. Kawasan hutan sehat Pemantapan kawasan keamanan hutan, rehabilitasi lahan dan konservasi tanah, keanekaragaman hayati dll. g. Ketahanan pangan dan gizi Ketersediaan, distribusi, konsumsi dll. h. Kehidupan masyarakat sehat mandiri Perilaku hidup bersih dan sehat, kesehatan olah raga program anti tembakau, imunisasi dll. i. Kehidupan sosial yg sehat Penanganan kemiskinan dan ketunaan sosial, kecacatan, komunitas adat terpencil, keterlantaran anak dan jompo dll.
39

40

Anda mungkin juga menyukai