Anda di halaman 1dari 34

Arus listrik & Rangkaian DC

Overview




t
Q
A
A
= I
A
I
J =
E J o =
V
l
A I A =
o
Hukum II Ohm
Hukum I Ohm
Rapat Arus
Arus Listrik
0 =

i
I
Hukum I
Kirchhoff


= IR E

Hukum II
Kirchhoff
Hambatan
Hambatan
I
A
l
V
o
= A
Gerak elektron sebagai pembawa arus listrik dalam bahan
mendapat hambatan karena adanya interaksi dengan
bagian kristal bahan, misalnya ion ion positif.
l (panjang), o (konduktivitas listrik), A (luas penampang)
adalah konstan untuk komponen tertentu.
A
l
R
o
=
R : Hambatan
listrik
: resistivitas
A
l
R =
Beda potensial sebanding dengan arus dengan
konstanta pembanding adalah hambatan listrik R
RI V = A
R V I / A =
Hukum II Ohm
Dalam rangkaian listrik suatu hambatan atau
resistor atau tahanan R biasa diberi simbol
sebagai berikut.
R
R
Hambatan dalam suatu rangkaian listrik
Contoh resistor dalam suatu rangkaian
listrik
Color Code
Resistors mempunyai 4 pita warna untuk
menyatakan nilai hambatannya
1st 2nd 10
3rd

tolerance
Color Value
Black 0
Brown 1
Red 2
Orange 3
Yellow 4
Green 5
Blue 6
Violet 7
Gray 8
White 9
Tolerance Value
Gold 5%
Silver 10%
None 20%
Ex. What is the value of the resistor?
Bagaimana menguji berlakunya hukum Ohm?
AV
+
R
A
AV
I

Hambat
Ohmic
AV
I

Bukan
hambat Ohmic
RANGKAIAN HAMBATAN
Rangkaian Seri
A
l
R
2
2
=
A
l
R
1
1
=
+
AV
R
2

A
R
1

A
2
l
1
l
2 1
2 1 2 1
) (
R R R
R R I IR IR IR V
+ =
+ = + = = A
A
l
R =
A
l l
2 1
+
=
|
.
|

\
|
+ =
A
l
A
l
2 1

2 1
R R + =
Hambat ekivalen:
l = l
1
+l
2

Ditinjau dari beda potensial:
Rangkaian paralel
+
AV
R
2

A
2

R
1

A
1

A
l
R =
l
A
R
=
1
l
A
l
A

2 1
+ =
2 1
1 1
R R
+ =
l
A A

2 1
+
=
Hambat ekivalen:
Ditinjau dari beda potensial:
2 1
2 1
2 1
2 2 1 1
1 1 1
R R R
R
V
R
V
R
V
I I I
R I R I IR V
+ =
A
+
A
=
A
+ =
= = = A
Daya terdisipasi dalam resistor
V Q U A A = A
Energi potensial = Muatan x Potensial
Daya adalah perubahan energi per satuan waktu:
Satuan daya: Joule / sekon (J/s) atau Watt (W)
Dengan menggunakan hukum Ohm:
t
U
P
A
A
=
t
V Q
A
A A
= V
t
Q
A
A
A
=
V IA =
IR V = A
( )
R
V
R
V
R I P
2
2
2
=
A
= =
Arus listrik: tinjauan
mikroskopik
Arus listrik
Arus listrik, I, adalah laju perubahan
aliran muatan listrik yang melewati suatu
permukaan
Satuan arus listrik
adalah Ampere (A)
Laju hanyutan (Drift Speed)
Arus listrik dibawa oleh pembawa muatan
Jenis jenis pembawa muatan: Elektron bebas
(konduktor); Hole (semikonduktor); Polaron (polimer)
Pada logam, misalnya 1 atau 2
elektron per atom, elektron tsb
bergerak pada jarak singkat
dengan laju sangat tinggi,
sekitar 10
6
ms
-1
secara acak
Apakah laju hanyutan itu ?
Contoh: setiap lebah bergerak secara acak dengan laju
sangat tinggi. Tetapi kerumunan lebah akan bergerak
dengan laju hanyutan yang lebih kecil dari laju masing
masing lebah!
drift
Laju hanyutan elektron:

1 4
drift
ms 10

~ v
Laju hanyutan
A
v
drift

l
Jumlah muatan yang melalui permukaan
A dalam selang waktu dt:
Av
drif
t At = Al :volume yang melewati A
n: jumlah pembawa muatan per satuan vol.
q: muatan yang dibawa oleh satu pembawa
muatan
A
v
drift

l
nq t Av Q
drift
) ( A = A
drift
qnAv
t
Q
I =
A
A
=
Pembawa muatan lebih dari satu jenis
* Medan listrik menghasilkan gaya listrik pada
muatan.
* Gaya listrik pada muatan negatif berlawanan arah
dengan pada muatan positif sehingga arah aliran
muatan akan berlawanan
* Arah arus listrik searah dengan arah aliran muatan
positif
*Aliran muatan positif dan negatif berkontribusi
pada arah arus listrik yang sama
) (
i
i
i i
i
v n q A
t
Q
I

=
A
A
=
Gaya Gerak Listrik (GGL)/ Electromotive Force (EMF)
Untuk memdapatkan arus yang
konstan dalam rangkaian diperlukan
sumber gaya gerak listrik (GGL) atau
Electromotive Force (EMF) atau Power
Supply. GGL bukanlah suatu gaya.


GGL atau EMF adalah kerja persatuan
muatan untuk memindahkan muatan
dari kutub negatif ke kutub positif
dalam suatu rangkaian.

Gaya Gerak Listrik (GGL)
Tinjau suatu rangkaian tertutup




Sumber GGL mempunyai hambatan dalam r,
sehingga beda potensial/tegangan antara kutub
A dan B dapat dituliskan sebagai:


Oleh karenanya untuk muatan-muatan
melingkari rangkaian. Jika r = 0, ggl menjadi ggl
ideal

AB
V = c
AB
V > c
GGL
Bayangkan kita bergerak melewati
baterei dari a ke b dan mengukur
potensial listrik pada beberapa
titik. Seiring kita bergerak dari
terminal positif ke terminal
negatif, potensial bertambah
sejumlah c. Tetapi begitu kita
melewati hambatan dalam r,
potensial berkurang sejumlah Ir,
dimana I adalah arus dalam
rangkaian.
r R
I
Ir IR
IR Ir V
AB
+
=
+ =
= =
c
c
c
Hukum Kirchhoff

Hukum I: Kekekalan muatan

I
1

I
2

I
3

Pada dasarnya, arus adalah
aliran muatan.
Karena muatan adalah kekal,
maka jumlah arus yang masuk
kesuatu titik cabang sama
dengan jumlah arus yang
meninggalkannya.
I
1
= I
2
+ I
3
Hukum II Kirchhoff:
Kekekalan Energi
Pada baterei, tegangan di kutub positif selalu lebih tinggi
dari tegangan di kutub negatif.
Arus di luar baterei mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif
Di dalam baterei, arus mengalir dari kutub negatif ke
kutub positif. Aliran muatan ini menggunakan energi
kimiawi baterei
Jadi arus luar akan mengambil daya dari baterei
Hk Kirchhoff untuk loop

I

2

R
1

R
2

R
3

R
4

V
AA
= EIR - E
V
AA
= 0
EIR - E = 0
EIR = E
Hukum kekekalan
muatan tetap berlaku
EI di titik cabang = 0
Arus dalam loop tunggal
Tinjau rangkaian satu loop di atas, yang terdiri dari satu
sumber ggl dan sebuah resistor R. Dalam waktu dt
sejumlah energi i
2
Rdt muncul pada resistor sebagai
energi dalam. Dalam waktu bersamaan suatu muatan
dq = idt bergerak melewati sumber ggl, dan sumber ini
melakukan usaha pada muatan ini sebesar:
c
+

R
i
c
idt dq dW c c = =
Arus dalam loop tunggal
Dari prinsip kekekalan energi:


Sehingga diperoleh:

Rdt i idt
2
= c
R i / c =
Hukum II Kirchhoff
Hukum II Kirchhoff : Jumlah aljabar dari perubahan
potensial yang dilalui dalam suatu rangkaian
tertutup adalah nol.




Tinjau rangkaian di atas. Mulai dari titik a dengan potensial
Va, dan bergerak searah dengan arah jarum jam. Dalam
resistor terdapat perubahan potensial iR. Tanda minus
karena bagian atas resistor memiliki potensial lebih
tinggi dibanding bagian bawah. Kemudian bertemu
dengan baterei dari bawah ke atas dengan potensial
yang meningkat + . Jumlah dari perubahan potensial
ini ditambah dengan Va haruslah menghasilkan Va juga.

c
+

R
i
a
c
a a
V iR V = + c
E AV = 0
Hukum II Kirchhoff
Diperoleh:


Sehingga:
(Hukum II Kirchhoff)
Ketentuan dalam menerapkan Hk. II Kirchhoff :
1. Jika resistor dilewati searah dengan arah arus,
perubahan potensial adalah - iR, sebaliknya adalah + iR.
2. Jika sumber ggl dilalui dalam arah ggl (arah panahnya),
perubahan potensial adalah + , sebaliknya adalah - .

a a
V iR V = + c
0 = + c iR
c c
Contoh: Rangkaian Listrik
Tinjau rangkaian berikut
Contoh: Rangkaian Listrik
Contoh: Rangkaian Listrik
Contoh soal-1
Suatu loop tunggal terdiri dari 2 resistor dan 2
baterei seperti pada gambar.
a) Hitunglah arus listrik dalam rangkaian.






b) Tentukan daya listrik pada masing-masing
resistor.


Contoh soal-2
Tentukan arus I1, I2 dan I3 dari rankaian berikut.
Ada 3 variable yang tidak diketahui.
dibutuhkan 3 persamaan
Contoh soal-2
Bagi pers. (3) dengan 2 dan kemudian diatur lagi


Kurangi pers. (4) dengan pers. (5) kemudian eliminasi
I2



Masukkan I1 ke pers. (5) untuk memperoleh I2




Akhirnya diperoleh I3

Anda mungkin juga menyukai