Anda di halaman 1dari 23

DD

Keloid
Scar hipertrofi Dermatofibroma

Scar hipertrofi
besar parut sesuai dengan lukanya
pertumbuhan keatas (menonjol) jaringan parut ini

tidak melewati batas tepi luka timbul segera setelah luka biasanya 4 minggu dan akan mengalami regresi

Dermatofibroma
Nodul kecil, dengan ukuran 3-10 mm
Bentuknya dapat berupa papul, plak atau nodul, batas

tegas, menetap dalam kulit dan dapat ditekan ke bawah atau sedikit meninggi Suatu tanda klinis khas yaitu dample sign atau Fitzpatricks sign yakni jika sisi lateral ditekan maka akan membentuk cekungan pada kulit di atasnya

Keloid
Tidak dapat mengecil
Berkembang melewati batas awal dari luka Predileksinyya terutama di daerah sternum, bahu,

cuping telinga, pinggang, dan wajah

etiologi
Trauma, faktor penyembuhan luka yang tidak baik

seperti infeksi, luka bakar, inflamasi kronis, penutupan luka yang tidak adekuat, tegangan yang berlebihan, benda asing dan trauma berulang, namun dapat muncul pada luka yang bersih

Patogenesis
Keloid dapat terjadi dalam jangka waktu satu bulan

sampai satu tahun setelah trauma atau inflamasi Trauma kulit pada dermis retikuler atau lapisan kulit lebih dalam lagi cenderung berpotensi menjadi skar hipertrofik dan keloid

Proses Penyembuhan Luka Setelah terjadi trauma/luka, pada lokasi luka terjadi
degranulasi platelet, aktifasifaktor pembekuan dan komplemen, mengakibatkan pembentukan bekuan fibrin untuk hemostasis. Bekuan ini selanjutnya berperan sebagai rangka untuk penyembuhan luka. Degranulasi platelet menyebabkan pelepasan dan aktifasi sitokin poten termasuk transforming growth factor- (TGF-), epidermal growth factor (EGF), insulin like growth factor-1 (IGF-1) dan platelet-derived growth factor (PDGF). Growth factor berfungsi merekrut dan mengaktifkan sel netrofil, epitel, endotel makrofag, sel mast dan fibroblas. 2

Fibroblas yang terdapat pada keloid memproduksi

type I procollagen secara berlebihan terdapat kolagen dalam jumlah banyak. Selain itu Fibroblas Keloid (FK) juga menghasilkan elastin, fibronektin, dan proteoglikan serta chondroitin 4 sulfat (C4S)lebih banyak dibanding fibroblas normal. Fibroblas keloid menghasilkan kolagen tipe I dan memiliki kapasitas untuk berproliferasi 20 kali lebih besar dibandingkan dengan fibroblasnormal

Manifestasi Klinis
nodul fibrosa, papul atau plak, keras, elastis, berkilat,

tidak teratur, berbatas tegas, terdapat telangiektasis dan berwarna merah muda, merah sampai coklat gelap. sering terdapat rasa gatal dan nyeri. Pemeriksaan histopatologis menunjukkan adanya hialinisasi serabut kolagen yang tersusun melingkar

Penatalaksanaan
injeksi kortikosteroid intralesi, bedah eksisi, 5-

fluoruorasil, cryotherapy, laser, radiasi dan silicone gel sheeting

Kortikosteroid intralesi
menginhibisi pertumbuhan fibroblas dan produksi

mediator inflamasi, mengurangi sintesis kolagen dan mengubah sintesis glykosaminoglikan sehingga mengurangi jumlah kolagen pada keloid. Secara klinis mengurangi rasa gatal, melembutkan dan meratakan lesi. triamsinolon asetonid intralesi. Dapat dikombinasi dengan terapi lain untuk meningkatkan respon dan efikasi terapi

Dosis yang digunakan untuk kotikosteroid intralesi 10-

40 mg/mL dengan interval 4-6 minggu dan batas dosis perbulan dari triamsinolon asetonid adalah 20 mg Efek samping kortikosteroid intralesi yang bisa muncul termasuk hiper-hipopigmentasi, atropi, dan telangiektasi

5 Fluorouracil (5-FU)
merupakan analog pirimidin yang banyak digunakan

dalam pengobatan kanker dan glaukoma. Dalam sel 5-FU dikonversikan menjadi substrat aktif yang menghambat sintesis DNA dengan cara kompetitif terhadap penggabungan urasil. Penelitian terbaru mendapatkan bahwa 5-FU memiliki efikasi yang baik untuk menangani keloid. Kemampuan 5-FU untuk untuk mengganggu TGF-b signaling merupakan dasar penggunaan 5-FU untuk menghambat pembentukan keloid

Efek samping yang sering terjadi adalah nyeri di lokasi

injeksi, ulserasi dan rasa terbakar Karena terapi 5-FU sistemik dihubungkan dengan anemia, leukopenia dan trombositopenia, maka pasien harus dimonitor gambaran darah tepinya secara ketat. Terapi menggunakan 5-FU juka tidak dianjurkan untuk wanita hamil atau menyusui dan pada pasien dengan bone marrow suppression

Anda mungkin juga menyukai