Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Identitas Penderita
Nama Umur Jenis
Pasien
Kelamin
: Tn. S
: 64 tahun : Laki-laki : Silahung, Ponorogo
Alamat
Pekerjaan
Status Agama
: Petani
: Menikah : Islam
Perkawinan
Suku
Tanggal Tanggal
: Jawa
Masuk RS Pemeriksaan : 21 September 2013 : 22 September 2013
ANAMNESIS
AUTOANAMNESIS
DAN ALLOANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang dirasakan sejak 15 hari SMRS. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, terus menerus, bertambah sakit saat bergerak dan sedikit mereda saat pasien diam. Perut juga dirasakan sedikit membesar dan terasa penuh sejak 2 hari SMRS. Selain itu pasien juga merasa perut kanan atas mengeras. Nafsu makan pasien berkurang semenjak perutnya membesar, dan juga berat badan turun 5 kg sejak 6 bulan SMRS. Pasien merasa lemas sejak 13 hari SMRS.
BAB lancar normal, tidak ada mencret / darah / lendir. BAK lancar normal, tidak ada darah, nyeri, panas.
Riwayat kencing manis Riwayat tekanan darah tinggi Riwayat alergi obat dan makanan Riwayat kencing batu Riwayat asma Riwayat sakit jantung Riwayat operasi
DISANGKAL
Riwayat mondok
Riwayat alergi obat dan makanan Riwayat DM Riwayat sakit jantung Riwayat sakit ginjal
DISANGKAL
DIAKUI
Riwayat Kebiasaan
DISANGKAL
Riwayat merokok Riwayat minum kopi Riwayat konsumsi alkohol Riwayat konsumsi obat bebas
DIAKUI
+
Keadaan umum : lemah Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
TD : 110/60 mmHg N : 80 x/mnt (isi dan tegangan cukup) irama reguler RR : 24x/mnt, S : 36,5 0C per aksiler
Kepala :konjungtiva palpebra anemis(+/+), sclera ikterik (-/-), nafas cuping hidung (-), bibir kering (-), lidah kering (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat, Perkusi : Batas jantung kiri atas : SIC III linea parasternalis sinistra kiri bawah : SIC V midclavicularis sinistra kanan atas : SIC III linea parasternalis dextra kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra pinggang jantung : SIC II-III parasternalis sinistra Konfigurasi jantung kesan tidak melebar Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murni, intensitas normal, bising (-), gallop (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Bentuk dan Pengembangan dada kanan = kiri, simetris. Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri Perkusi : Sonor seluruh lapang paru Auskultasi : Suara dasar (SDV/SDV), Rhonki (-/-), Wh(-/-)
Inspeksi : simetris, venektasi (-), sikatrik (-) , bekas operasi (-) Auskultasi : peristalitik (+) N Perkusi : shifting dullnes (+), sonor-pekak-timpani (hepatomegali dengan liver span 17cm) di regio hipokondriaka dextra. Palpasi : Nyeri tekan (+), teraba hepar 3 jari dibawah arcus costa dengan permukaan tidak rata/ berbenjol-benjol, konsistensi keras, ujung tumpul.
+ -
+ -
+ -
Ekstremitas
Superior dextra et sinistra Inferior dextra et sinistra
Gran #
Lymph % Mid Gran % HGB RBC HCT MCV MCH MCHC RDW-CV RDW-SD PLT MPV PDW PCT
7,1 x 103
14,6 9,5 75,9 7,9 4,34 x 106 27,3 63,0 18,2 28,9 18,6 43,3 790 x 103 6,0 16,7 0,474
uL
% % % g/dl uL % Fl pg g/dl % Fl Ul Fl mg/dl mg/dl
2,0-7,0
20,0-40,0 3,0-15,0 50,0-70,0 11,0-16,0 3,5-5,5 37,0-54,0 80-100 27,0-34,0 32,0-36,0 11,0-16,0 35,0-56,0 100-450 6,5-12,0 9-17 0,108-0,282 N N N N
Hasil
mg/dl mg/dl
Satuan
Nilai Normal
< 140 0-0,35
Interpretasi
N N
TBIL
SGOT SGPT ALP GAMA GT TP ALB Glob UREA CREAT UA CHOL TG HDL LDL
0,41
21,3 18,1 612 160 7,3 3,7 5 22,14 1,15 6,3 95 163 70 36
mg/dl
u/L u/L u/L u/L g/dl g/dl g/dl g/dl mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl
0,2-1,2
0-38 0-40 98-279 10-54 6,6-8,3 3,5-5,5 2-3,9 10-50 0,7-1,4 3,4-7 140-200 36-165 35-150 0-190
N
N N
N N
N N N N N N N
+
Anamnesis Nyeri perut kanan atas Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk Perut terasa keras dan penuh Lemas Penurunan berat badan
Pmx fisik
Mata: Konjungtiva anemis (+/+) Abdomen Perkusi: pekak beralih (+), hepatomegali (+) Palpasi: Nyeri tekan pada perut kanan atas (+), teraba hepar 3 jari di bawah arcus costae dengan permukaan tidak rata/ berbenjol-benjol, konsistensi keras pada regio hipokondriaka dextra
+
Pemeriksaan Gran # Lymph % Gran % HGB Hasil 7,1 x 103 14,6 75,9 7,9 uL % % g/dl Satuan Nilai Normal 2,0-7,0 20,0-40,0 50,0-70,0 11,0-16,0 Interpretasi
HCT
MCV MCH MCHC RDW-CV PLT MPV PCT
27,3
63,0 18,2 28,9 18,6 790 x 103 6,0 0,474
%
Fl pg g/dl % Ul Fl mg/dl
37,0-54,0
80-100 27,0-34,0 32,0-36,0 11,0-16,0 100-300 6,5-12,0 0,108-0,282
Daftar masalah 1. Nyeri perut kanan atas sejak 15 hari SMRS, rasanya seperti ditusuktusuk, nyeri bertambah jika bergerak, perut kanan atas terasa keras, nyeri tekan (+), Hepatomegali (+) liver span 17cm, teraba
Assesment Hepatoma
Planning tx Inf PZ 20 tpm Inj cefotaxim 3 x 1 Vial Inj ranitin 2 x 1 amp Inj Ketorolac 2 x1 amp Spironolacton tab 25 mg I-I-0
ukuran 3 jari
dibawah arcus costa, permukaan tidak rata / berbenjolbenjol,konsistensi keras, perut membesar, shifting dullness (+) ALP : 612 GamaGT : 160
2. Lemas (+), konjungtiva anemis (+/+) Hb : 7.9 MCV : 63 MCHC : 28,9 MCH : 18.2 PLT : 790
Tranf. PRC II
Klinis
Kolf/ hari s/d Hb Darah lengkap > 10 Sulfas ferrous 2 x 1 tab Inj Ca Gluconas 1 x 1 amp
Monitorinng
Terapi
Tanggal 22 September 2013 S: Nyeri perut kanan atas O: Kesadaran: CM, E4V5M6 Vital Sign: TD: 110/60 Nadi: 80x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36,3C Konjugtiva anemis (+/+) Hb: 7.9 Infus PZ 20 tpm Transfusi PRC I kolf/hari sampai Hb 10 Injeksi Cefotaxim 3 x 1 Injeksi Ranitidin 2 x 1 Injeksi ketorolac 2 x 1 BC 3 x 1 tab SF 2 x 1 tab
Tanggal 23 September 2013 S: Nyeri perut kanan atas O: Kesadaran: CM, E4V5M6 Vital Sign: TD: 110/60 Nadi: 80x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36,3C Konjugtiva anemis (+/+) Infus PZ 20 tpm Transfusi PRC I kolf/hari sampai Hb 10 Injeksi Cefotaxim 3 x 1 Injeksi Ranitidin 2 x 1 Injeksi ketorolac 2 x 1 BC 3 x 1 tab SF 2 x 1 tab
Tanggal 24 September 2013 S: Nyeri perut kanan atas O: Kesadaran: CM, E4V5M6 Vital Sign: TD: 110/60 Nadi: 80x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36,3C Konjugtiva anemis (+/+) Tanggal 25 September 2013 S: Nyeri perut kanan atas O: Kesadaran: CM, E4V5M6 Vital Sign: TD: 110/60 Nadi: 80x/menit
Infus PZ 20 tpm Transfusi PRC I kolf/hari sampai Hb 10 Injeksi Cefotaxim 3 x 1 Injeksi Ranitidin 2 x 1 Injeksi ketorolac 2 x 1 BC 3 x 1 tab SF 2 x 1 tab
Infus PZ 20 tpm Transfusi PRC I kolf/hari sampai Hb 10 Injeksi Cefotaxim 3 x 1 Injeksi Ranitidin 2 x 1 Injeksi ketorolac 2 x 1
RR: 20x/menit
Suhu: 36,3C Konjugtiva anemis (+/+) Hb: 8.4 Tanggal 26 September 2013 S: Nyeri perut kanan atas O: Kesadaran: CM, E4V5M6 Vital Sign: TD: 110/60 Nadi: 80x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36,3C Konjugtiva anemis (+/+)
BC 3 x 1 tab SF 2 x 1 tab
Infus PZ 20 tpm Transfusi PRC I kolf/hari sampai Hb 10 Injeksi Cefotaxim 3 x 1 Injeksi Ranitidin 2 x 1 Injeksi ketorolac 2 x 1 BC 3 x 1 tab SF 2 x 1 tab
HEMATURI
.
MAKROSKOP IS hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah, mungkin tampak pada awal miksi atau pada akhirnya yang berasal dari daerah posterior uretra atau leher kandung kemih. (Wim de Jong, dkk, 2004) MIKROSKOPI S
hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan lebih dari 2 sel darah merah per lapangan pandang. (Mellisa C Stoppler, 2010).
+
di dalam sistem urogenitalia
Etiologi hematuri
Infeksi antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan uretritis Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor ginjal (tumor Wilms), tumor grawitz, tumor pielum, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hiperplasia prostat jinak. Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain : kista ginjal Trauma yang mencederai sistem urogenitalia. Batu saluran kemih. (Mellisa C Stoppler, 2010)
Kelainan pembekuan darah (Diathesis Hemorhagic), SLE, Penggunaan antikoagulan, atau proses emboli pada fibrilasi atrium jantung maupun endokarditis. (Wim de Jong, dkk, 2004)
+
Dalam kasus ini didapatkan
Manifestasi klinis : nyeri yang tumpul daerah lumbar, hematuri (gross hematuria), penyulit (ISK), pembesaran ginjal (penurunan fungsi ginjal)
+
Didapatkan juga
Hasil Urin lengkap : bakteri yang positif (+), leukosit : 12-15/lp dalam pemeriksaan UL hal ini menandakan bahwa telah terjadi infeksi atau peradangan pada saluran kemih
dalam pemeriksaan UL hal ini menandakan bahwa telah terjadi infeksi atau peradangan pada saluran kemih
* TINJAUAN PUSTAKA
Polikistik ginjal merupakan bentuk lain dari kista ginjal. Penyakit kista pada ginjal merupakan sekelompok heterogen penyakit yang terdiri atas penyakit herediter dan didapat (Robins,2007).
Polikisitik berasal dari dua kata poly yang berarti banyak dan Cystic yang berarti rongga tertutup abnormal, dilapisi epitel yang mengandung cairan atau bahan semisolid, jadi polikistik (polycystic) ginjal adalah banyaknya kistik (cytstic) pada ginjal (Dorland,2002).
+ * Klasifikasi
Penyakit ginjal polikistik resesif autosomal (Autosomal Resesif Polycystic Kidney/ARPKD) dan Penyakit ginjal polikistik dominan autosomal(Autosomal Dominant Polycytstic Kidney/ADPKD)
+ * Epidemiologi
*
(ARPKD) merupakan penyakit genetik yang jarang terjadi dengan perbandingan 1 : 6000 hingga 1 : 40.000 (ADPKD) memiliki angka prevalensi sekitar 1 : 500 dan lebih sering terjadi pada orang Kausia dari pada penduduk Afro-Amerika
* Patofisiologi
Umumnya tampak pada orang yang homozigot untuk alel yang mengalami mutasi
1. Hanya pada homozigot (aa), sedangkan pada heterozigot (Aa)secarafenotipe hanya pembawa yang normal. 2. Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk terkena. 3. Pola pewarisan horizontal tampak pada silsilah yang muncul pada saudara kandung tetapi tidak pada orang tua. 4. Penyakit umumnya memiliki awitan dini
Dengan karakteristik
* Patofisiologi
PKD-1 (gen defektif) yang terletak pada lengan pendek kromosom 16. PKD-2 (gen defektif) yang terletak pada kromosom 4
1. Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk terkena. 2. Pola pewarisan vertikal tampak pada silsilah yang maksundya muncul pada setiap generasi 3. Usia awitan penyakit sering lambat
Dengan karakteristik
* Manifestasi Klinis
* Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
: terlihat pembesaran atau adanya massa pada pinggang baik bilateral atau unilateral. : Saat melakukan palpasi bimanual maka akan teraba ginjal denganpermukaan yang tidak rata.
Palpasi
Nyeri
ketok ginjal : Terdapat rasa nyeri ketika dilakukan nyeri ketok ginjal pada sudutkostovetebralis.
* Pemeriksaan penunjang
USG Ginjal
MRI
CT (Computed Tomography) Biopsi Ginjal
* Penatalaksanaan
Pengobatanya
pada penyakit ginjal polikistik resesif autosomal (ARPKD) dan penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (ADPKD) adalah bersifat suportif yang mencakup manajemen hipertensi yang cermat (Nelson,2000)
dan trasplantasi ginjal.
dialysis
* Prognosis
Prognosis kurang baik pada ARPKD, anak-anak dengan perbesaran ginjal yang berat dapat meninggal pada masa neonatus karena insufisensi paru atau ginjal.
ADPKD) cenderung relative stabil dan berkembang sangat lambat. Sekitar 50% akan menjadi gagal ginjal stadium akhir atau uremia pada usia 60 tahun dan 25% pada usia 50 tahun (price dan Wilson,2005).
* Daftar Pustaka
1. Djumhana A., Syam A.F., 2009. Ileus Paralitik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing pp. 307-8. 2. Djumhana A., 2008., Ileus Paralitik. Bandung: Sub Bagian Gastroentero-hepatologi Fakultas Kedokteran UNPAD pp. 1-4. 3. de Jong W., 2004. Penyulit Bedah. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC pp. 300. 4. Rodrigo C., Gamakaranege C.S.S.S.K., Epa D.S., Gnanathasan A., Rajapakse S., 2011. Hypothyroidism Causing Paralytic Ileus and Acute Kidney Injury-Case Report. Thyroid Research Journals. 4:7. 5. Carlson T.L., Plackett T.P., Gagliano R.A., Smith R.R., 2012. Methamphetamine-Induced Paralytic Ileus. Hawaii Journal of Medicine and Public Health. 71:2. 6. BPOM RI, 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008. Jakarta: Sagung Seto pp. 40. 7. Luzny J., Valihrachova S., Novak J., Zapletal T., Donek E., Arogunmati O., 2010. Ileus SatesConditions Connecting Psychiatrists and Surgeons. Biomed Pap Med Fac Univ Palacky Olomouc. 154(3):261-4.
+ * TERIMA KASIH
MATURNUWUN