Fatty alkohol adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam jumlah genap.
Dalam proses pembuatan fatty alcohol banyak dilakukan dengan bahan dasar metil ester, karena dengan proses ini diperoleh persentase fatty alcohol yg tinggi
Lurgi telah mengembangkan produksi fatty alcohol dari natural fat dan oil. Fatty acid dihidrogenasi menjadi fatty alcohol dengan bantuan katalis (copper chromite). Kebutuhan katalis dibuat serendah mungkin dengan cara recycling Produk fatty alcohol dapat difraksinasi melalui penerapan termal fraksinasi atau distilasi. Prinsip proses yang dilakukan yaitu fatty acid tanpa melalui esterifikasi dihidrogenasi dalam fase cair dengan chromite catalist. Proses ini sangat fleksibel sehingga dapat berlangsung untuk lemak
Contoh fatty alkohol : 1. Capryl alcohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms 2. Pelargonic alcohol (1-nonanol) -- 9 carbon atoms 3. Capric alcohol (1-decanol, decyl alcohol) -- 10 carbon atoms 4. 1-dodecanol (lauryl alcohol) -- 12 carbon atoms 5. Myristyl alcohol (1-tetradecanol) -- 14 carbon atoms 6. Cetyl alcohol (1-hexadecanol) -- 16 carbon atoms 7. Palmitoleyl alcohol (cis-9-hexadecan-1ol) -- 16 carbon atoms, unsaturated,
Fatty alcohol dengan bahan baku methyl ester atau fatty acids - proses ini menghendaki kelebihan H2 400 kali dari teoritis kelebihan hydrogen untuk mempertahankan lapisan tipis katalis sebagai jaminan reaksi esterifikasi dengan fatty acids - suhu reaksi 230 280 oC - tekanan reaktor 200 300 bar - katalis copper-cromite dengan sirkulasi gas hydrogen panas - konversi dapat mencapai 91 %.
Alkohol lemak terbentuk melalui 2 cara 1. Alkohol Lemak Alami (Natural Fatty Alkohol) 2. Alkohol Lemak Dari Sumber Lainnya
Tiga jenis proses yang lebih dikenal dalam pembuatan fatty alcohol yaitu : - hidrogenasi methyl ester pada suhu dan tekanan tinggi - sinteas Ziegler -sintesa OXO Proses Ziegler dan OXO menghasilkan alkohol sintetik dari petrokimia sedangkan hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari minyak dan lemak menghasilkan lemak alami.
Dalam fatty alcohol, merangkap kedalam proses metanolisis. Metanolisis adalah proses konversi industrial minyak nabati menjadi metil ester asam-asam lemak dan gliserol di capai dengan proses transesterifikasi katalitik trigliserida (komponen utama minyak nabati) dengan metanol. Proses ini menggunakan basa sebagai katalis.
Metil Ester Asam Lemak memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan asam lemak, di antara nya titik lelehnya rendah , lebih stabil pada waktu di simpan dan titik didih nya relatif lebih rendah . Metil Ester asam lemak dapat dilihat dengan proses metanolisis trigliserida dengan persamaan stoikometrinya sebagai berikut .
Kelebihan proses metanolisis dalam metil ester sulfat dibandingkan surfaktan lain : kemampuan penyabunan yang baik , toleransi yang baik terhadap kesadahan air dan memiliki karakteristik biodegradasi yang baik.
1. Esterifikasi
2. Transesterifikasi
1. Esterifikasi Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester. Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Katalis-katalis yang cocok adalah zat berkarakter asam kuat, dan karena ini, asam sulfat, asam sulfonat organik atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-katalis yang biasa terpilih dalam praktek industrial.
2. Transesterifikasi
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol.
END,,,!!!