Pembimbing : dr.Endah Aryastuti SP.P Presentan : Silvia Hari Prastiwi koass UPN
IDENTITAS PASIEN
Nama Usia Agama Suku/bangsa Pekerjaan Alamat Tanggal masuk : Tn. MA : 39 tahun : Islam : Jawa : Swasta : Jl.Paseban Raya : 11 April 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama Perut terasa kembung
Pasien juga jarang memeriksakan diri ke dokter, oleh dokter puskesmas, pasien mendapat obat ventolin hisap dan tidak digunakan rutin. Pasien tidak merokok, riwayat minum alkohol (+) namun jarang. Sehari-hari pasien bekerja lebih banyak dihabiskan di luar ruangan dan sering terpapar oleh asap dan debu.Pasien mengaku sering merasa hidung tersumbat dan tenggorokan terasa penuh apabila pagi hari. Pasien juga mengaku terdapat perut kembung yang disertai bengkak di kedua kaki.
PEMERIKSAAN FISIK
- KU/KES: TSR / CM -Vital Sign: Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 92 kali/ menit Respirasi Rate : 28 kali/ menit, regular Suhu : 36,8 C
STATUS GENERALIS
-Paru : Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris,Suara dasar nafas vesikuler, terdapat ronkhi basah halus di basal pada kedua lapang paru, ditemukan wheezing. -Abdomen : shifting dullness (+) -Eks.inferior: edema (+/+)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Lab : Hb : 14,1 (12 16 g/dl) Leukosit : 12.500 (4.800 10.800 / L) Hematokrit : 47%(37 47 %) Trombosit : 405.000 (150.000 450.000 /L)
Kimia Klinik GDS :155 (70-115 mg/dl) SGOT : 16 (<31 UI/L) SGPT : 30 (<31 UI/L) Ureum : 27 (10 50 mg/dl) Kreatinin : 1,12( 0,6 1,1 mg/dl ) BTA Sputum : Negatif
Ro Thorax
DIAGNOSIS
Asma Akut Sedang pada Asma Persisten Sedang Pneumonia dd TB Paru
Tanggal
Selasa, 15/4/14
Subjektif
Sesak
Objektif
KU/KES: TSR/CM TD: 120/80 Nadi: 84x/m RR: 22x/m Suhu: 36,5 C Thorax : SND vesikuler, wheezing +/+, BJ reguler, murmur (-), gallop (-)
Assesment
Planning
IVFD RL+aminophylin 1 amp/12 jam Ceftriaxone 1x2gr Ventolin 3x/hari Ambroksol 3x30mg Tes Mantoux BTA sputum
Rabu, 16/4/14
KU/KES: TSR/CM TD: 110/80 Nadi: 84x/m RR: 24x/m Suhu: 37,2 C Thorax : SND vesikuler, wheezing -/, BJ reguler, murmur (-), gallop (-)
Seretide disk 2x1 Cefadroxil 2x500 mg Ventolin MDI 3x2 puff Ambroksol 3x30mg Rethapyl 2x0,5 tab
Asma Bronkhial
Gangguan inflamasi kronis saluran nafas dgn banyak sel berperan : sel mast, eosinofil, dan limfosit T, yg menyebabkan episode mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan, batuk, khususnya pd malam / dini hari. Global Initiative for Asthma (GINA)
Etiologi
Pada kasus ini , adanya faktor risiko genetik atopi dari ibunya yaitu asma bronkhial dan adanya alergi cuaca dingin yangdan adanya faktor pencetus terjadinya serangan yaitu paparan debu dan asap rokok.
Gambar 1. Patogenesis Asma (Teori remodelling) (Sumber: Pedoman Diagnonsis dan Penatalaksanaan di Indonesia: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2004)
manifestasi Klinis
Sesak nafas mendadak, makin berat Saat sesak nyaman posisi duduk membungkuk Batuk disertai serangan nafas
Pemeriksaan fisik : Penderita tampak gelisah, sianosis, sulit bicara Nafas cuping hidung Takipneu & takikardi Otot bantu pernapasan ikut aktif Fase inspirasi lebih pendek dari ekspirasi Wheezing terutama terdengar saat ekspirasi PP : lab darah, spirometri, peakflow, skin test, uji provokasi bronkus, uji reversibilitas, foto thoraks
Pada kasus ini, ditemukan manifestasi klinis seperti sesak nafas mendadak, bunyi mengi, nafas cuping hidung positif. Selain itu didukung oleh pemeriksaan fisik paru seperti adanya ronkhi dan wheezing positif di kedua lapang paru.
Persisten sedang -
Persisten berat -
Gejala>1x/minggu tetapi<1x/hari. Serangan dapat mengganggu aktifiti dan tidur Harian Gejala setiap hari. Serangan mengganggu aktifiti dan tidur. Membutuhkan bronkodilator setiap hari. Kontinyu
Gejala terus menerus Sering kambuh Aktifiti fisik terbatas
APE 60-80% VEP1 60-80% nilai prediksi APE 60-80% nilai terbaik. Variabiliti APE>30%.
APE 60% Sering VEP160% nilai prediksi APE60% nilai terbaik Variabiliti APE>30%
Sesak napas
Posisi Cara berbicara Kesadaran Frekuensi napas Nadi Pulsus paradoksus
Berjalan
Berbicara
Istirahat
Duduk membungkuk Kata demi kata Gelisah > 30/menit > 120 + 25 mmHg + Bradikardia Kelelahan otot Torakoabdominal paradoksal Silent Chest Mengantuk, gelisah, kesadaran menurun
Dapat tidur terlentang Duduk Satu kalimat Mungkin gelisah < 20/menit < 100 10 mmHg Beberapa kata Gelisah 20-30/menit 100-120 +/- 10 20 mmHg +
80 menurut mmHg GINA (2006) 80-60 mmHg asma dengan < 60 mmHg Pada kasus > ini, merupakan serangan sedang karena adanya tandasesak nafas < saat istirahat, posisi duduk berbicara beberapa kata, frekuensi nafas 28x/menit, PaCOtanda 45 mmHg < 45membungkuk, mmHg > 45 mmHg 2 nadi 102 x/menit mengi akhir ekspirasi, penggunaan otot bantu nafas serta retraksi, APE 77,3%. SaO2 > 95% 91-95% < 90%
Diagnosis
anamnesis Anamnesis : meliputi adanya gejala yang : 1. Episodik 2. Gejala berupa batuk 3. Sesak nafas 4. Mengi 5. Rasa berat di dada 6. Variabiliti yang berhubungan dengan cuaca 7. Faktor yang mempengaruhi asma 8. Riwayat keluarga 9. Riwayat alergi Pemeriksaan fisik Pemeriksaan lab Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik Tergantung dari derajat obstruksi saluran nafas: 1. Tampak gelisah, sianosis, sulit bicara 2. Nafas cuping hidung 3. Takipneu & takikardi 4. Otot bantu pernapasan ikut aktif 5. Fase inspirasi lebih pendek dari ekspirasi 6. Wheezing terutama terdengar saat ekspiras
1. Spirometri 2. Peak flow meter 3. Uji provokasi bronkus 4. Skin test 5. Uji reversibilitas 6. Foto thoraks
PENATALAKSANAAN
Pengontrol (controllers)
Pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol asma. Diberikan setiap haro untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma terkontrol pada asma persisten.
Pengontrol sering disebut pencegah, yang termasuk obat pengontrol: 1. Kortikostreoid inhalasi 2. Kortikosteroid sistemi 3. Sodium kromoglikat 4. Nedokromil sodium 5. Metilsantin 6. Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi 7. Agonis beta-2 kerja lama, oral 8. Leukotrien modifiers 9. Antihistamin generasi ke 2
Pelega (reliever)
Prinsipnya untuk dilatasi jaan napas melalui relaksasi otot polos, memperbaiki dan atau menghambat bronkokonstriksi yang berkaitan dengan gejala akut seperti mengi, rasa berat di dada dan batuk, tidak memperbaiki inflamasi jalan napas atau menurunkan hiperesponsif jalan napas
Yang termasuk pelega : 1. Agonis beta 2 kerja singkat 2. Kortikosteroid sistemik (digunakan bila penggunaan bronkodilator yang lain sudah optimal tapi hasil belum tercapai, penggunaanya dikombinasikan dengan bronkodilator lain) 3. Antikolinergik 4. Aminofilin
Jenis obat
Pengontrol (Antiinflamasi)
Golongan
Steroid inhalasi
Nama generik
Flutikason propionat Budesonide
Bentuk/kemasan obat
IDT IDT, turbuhaler
Zafirlukast Metilprednisolon Prednison Prokaterol Formoterol Salmeterol Flutikason + Salmeterol. Budesonide + formoterol
kombinasi steroid dan Agonis beta-2 kerjalama Agonis beta-2 kerja cepat
Salbutamol
Oral, IDT, rotacap solution Oral, IDT, turbuhaler, solution, ampul (injeksi) IDT
Pelega (Bronkodilator)
Antikolinergik Metilsantin
Terbutalin
Prokaterol Fenoterol Ipratropium bromide Teofilin Aminofilin Teofilin lepas lambat Metilprednisolon IDT, solution IDT, solution Oral Oral, injeksi Oral Oral, inhaler Oral
Kortikosteroid sistemik
Terkontrol sebagian
(muncul salah satu pada minggu tertentu)
Tidak terkontrol
2 kali / minggu
Keterbatasan aktivitas
Gejala / terbangun Malam hari Kebutuhan obat pelega Fungsi paru (APE or VEP1)
Tidak ada
Tidak ada 2 kali / minggu Normal
Ada
Ada > 2 kali / minggu < 80% prediksi atau nilai terbaik pasien tersebut
3 atau lebih fitur asma terkontrol sebagian muncul pada minggu tertentu
(kejadian eksaserbasi pada minggu manapun akan dinilai sebagai minggu asma tidak terkontrol)
Penilaian resiko masa depan (resiko eksaserbasi, ketidak-stabilan, perburukan fungsi paru yang cepat, efek samping)
Resiko adverse event di masa depan akan meningkat pada pasien dengan fitur berikut ini : Kontrol klinis yang jelek, eksaserbasi yang sering pada tahun yg lalu, pernah dirawat di ruang critical care di asma, VEP1 rendah, paparan asap rokok, harus sudah memakai obat dosis tinggi.
pemantauan
Pelangi asma, monitoring keadaan asma secara mandiri Hijau -Kondisi baik, asma terkontrol -Tidak ada/minimal gejala -APE : 80-100% nilai dugaan/terbaik Pengobatan bergantung beratnya asma, prinsipnya pengobatan dilanjutkan. Bila tetap berada pada warna hijau minimal 3 bulan, maka pertimbangkan turunkan terapi Kuning -Berati hati-hati, asma tidak terkontrol, dapat terjadi serangan akut/eksaserbasi -Dengan gejala asma (asma malam, aktivitas terhambat, batuk, mengi, dada terasa berat baik saat aktivitas maupun istirahat) dan/ APE 60-80% prediksi / nilai terbaik Membutuhkan peningkatan dosis medikasi atau perubahan medikasi Merah -Berbahaya -Gejala asma terus menerus dan membatasi aktivitas sehari-hari -APE <60% nilai dugaan/terbaik Penderita membutuhkan pengobatan segera sebagai rencana pengobatan yang disepakati dokter penderita secara tertulis. Bila tetap tidak ada respons, segera hubungi dokter atau rumah sakit.
ALGORITMA PENATALAKSANAAN SERANGAN ASMA DI RUMAH Penilaian berat serangan Klinis : Gejala (batuk, sesak, mengi, dada terasa berat) yang bertambah APE , 80% nilai terbaik / prediksi Terapi awal Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (setiap 20 menit, 3 kali dalam 1 jam), atau Bronkodilator oral
PENILAIAN ULANG
EPISODE SEDANG
EPISODE BERAT
RESPONS BAIK
RESPONS BURUK
PEMULANGAN PASIEN
RAWAT DI RS.
RAWAT DI ICU
PERBAIKAN
TIDAK MEMBAIK
PEMULANGAN PASIEN
PERAWATAN DI ICU
Pengobatan Awal
O2 saturasi oksigen > 90% Inhalasi agonis beta-2 short acting 3x tiap 20 menit atau injeksi Adrenalin 0,3 mg SC Bolus aminofilin 3-5 mg/ kg BB Kortikosteroid sistemik bila tidak ada respons segera, mendapat
Pada pasien ini, saat serangan di IGD diberikan nebulisasi beta2 agonis
yaitu ventoin (salbutamol) dan fllexotide (fluticasone proprionate) 1:1, aminofilin drip 1 amp, ampul bolus, inj Metil prednisolon 2 x 1 amp, inj Ranitidin 1mp, O2 5 lpm. Lalu diobservasi pasien hanya menunjukkan respon parsial sehingga
Pencegahan
Mencegah sensitisasi
Mencegah eksaserbasi
Komplikasi
Atelektasis Hipoksemia Pneumothoraks Emfisema Deformitas thoraks Gagal nafas