Anda di halaman 1dari 133

PSIKIATRI ANAK

Salah satu sub spesialisasi dari ilmu


kedokteran jiwa yang berkaitan dengan
anak dan atau terjadi di usia anak.
Termasuk di dalam psikiatri
anak
Gangguan mental dengan onset
biasanya pada masa anak dan remaja
seperti :
Retardasi mental F70 F79
Gangguan perkembangan psikologis F80-
89
Gangguan perilaku dan emosional dengan
onset biasanya pada anak dan remaja F90
F98
Kondisi lain yang jadi fokus perhatian
klinis dan timbul di usia anak seperti
problema yang berkaitan dengan
kejadian kehidupan yang negatif dalam
masa anak
Masalah yang berhubungan dengan
penyiksaan dan penelantaran anak.
Kondisi tambahan yang mungkin
menjadi pusat perhatian klinis :
Fungsi intelektual ambang
Masalah akademik
Perilaku anti sosial masa anak atau remaja
PROBLEMA YANG BERKAITAN DENGAN KEJADIAN
KEHIDUPAN YANG NEGATIF DALAM MASA KANAK
61.0 Kehilangan kasih sayang masa anak
61.1 Pindah rumah, dalam masa anak
61.2 Pola hubungan keluarga yang
berubah dari masa anak
61.3 Kejadian yang mengakibatkan kehilangan
harga diri dalam masa anak
61.6 Problema yang berkaitan dengan perlakuan
kejam fisik pada masa anak.
61.7 Pengalaman pribadi yang menakutkan
dalam masa anak.

6.2 Problem yang berkaitan dengan
pengasuhan
62.0 Pengawasan dan kontrol yang tak
adekuat dari orang tua
62.1 Perlindungan berlebihan
62.2 Pengasuhan di institusi
62.3 Permusuhan dan pengambinghitaman
terhadap anak
62.4 Penelantaran emosional.
62.5 Problem lain yang berkaitan dengan
penelantaran dan pengasuhan
62.6 Tekanan orang tua yang tidak
sepatutnya dan kualitas pengasuhan lain
yang abnormal.
GANGGUAN PERILAKU
DELIKUENS/ANAK
Dissosial Anti sosial langgar hukum
Agresive Berkelahi Kejam merusak
hebat
Menentang. Bolos curi.
Berulang menetap minimal 6 bulan.
Jenis

91 : - berkelompok
- tak berkelompok
- Agresif
- Terbatas dalam lingkungan
keluarga
- Menentang
91 Campuran
ISTILAH = gangguan perilaku mengarah
disruptive behaviour disorder.
8 th Gangguan menentang. oppostion deviative
disorder.
13 th Gangguan konduksi. Conduct disorder
LATAR BELAKANG
ORGANOBIOLOGIK
SPIRITUAL


PSIKOEDUKATIF PSIKOSOSIAL
1. Pembawaan
2. Penyakit jiwa badan
RM Neurosa- Psikosa
Epilepsi trauma kepala
3. Gangguan perkembangan kepribadian
ID Sejak lahir
Ego Sejak 3 th Terganggu
Super ego Sejak 6 th
4. Lingkungan

Remaja Kebutuhan dasar
Fisik rasa aman -> terjamin.
Cinta memiliki
Dikasihi
Mewujudkan diri
KESEHATAN JIWA ANAK/
GANGGUAN KESEHATAN JIWA ANAK

APA
PENGERTIAN
PENYEBAB PREDISPOSISI PRESIPITASI (FAKTOR YANG
BERPERAN)
DAMPAK INDIVIDU ORANG TUA KELUARGA
MASYARAKAT INSTITUSI (GURU) INSTANSI TERKAIT
PERAN (YG HARUS DILAKUKAN)
SIAPA YANG TERLIBAT
PREVENSI I-II-III
ORTU-ANAK-KELUARGA
MASYARAKAT-INSTITUSI/INSTANSI
MENGAPA
DIBAHAS FORMAL/INFORMAL
DITINDAKLANJUTI
GAGAL BERHASIL
BAGAIMANA
PERSEPSI
PENGELOLAAN PREVENSI I-II-III
(MENGATASI/MENGOBATI/MEREHAB) MENURUNKAN
KADAR GANGGUAN
KAPAN
DIWASPADAI
DIKAJI DIEVALUASI
DIRUJUK
DIMANA/KEMANA
MENGKAJI
MENGEVALUASI
MERUJUK
RUMAH, SEKOLAH, YANDU, RS, INSTITUSI

Anak dibawa ke dokter dengan
keluhan
Sulit belajar
Prestasi belajar Rendah
Sulit diatur
Sulit makan
Nakal
Pemalu
Penakut
Sakit-sakitan
Mbandel
Kebiasaan buruk
Belum dapat diajak bicara
Sebab kesukaran belajar
Intelegensia rendah/tinggi
Belum matang
Gangguan fisik. Pendengaran, penglihatan,
kelelahan, kerusakan jaringan otak
Pengaruh lingkungan. Merasa tak disenangi
guru/teman/wali
Gangguan emosi/tingkah laku. Kesukaran
membaca (DYS Lexia) I- Kelainan biologis II-
Cemas/depresi / motivasi < gangguan
penyesuaian
Sulit diatur
Retardasi mental: Ringan, Sedang
Gangguan perkembangan- Gangguan
pervasif autisme infantil
GEP: Hiperkinetik, gangguan tingkah
laku, gangguan sikap menentang
Gangguan penyesuaian? Gangguan
psikotik?
Bandel
Retardasi mental
Gangguan perkembangan autisme?
Gangguan perilaku emosional
Hiperkinetik
Sikap menentang
Cemas perpisahan
Cemas berlebihan
Tick
Belum dapat bicara
Retardasi mental
Gangguan perkembangan
Gangguan berbicara
Gangguan pervasif
Gangguan perilaku emosional
Hiperkinetik
Gagap
Gangguan pendengaran
Gangguan pemusatan perhatian

BACAAN YANG DIANJURKAN
Buku saku diagnosis gangguan jiwa, rujukan,
ringkasan dari PPDGJ /III
dr. Rusdi maslim
Pedoman penggolongan dan diagnosis
gangguan jiwa di Indonesia III. Depkes RI
Suplemen PPDGJ AI. Depkes RI 95
Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa WE Maramis
Kaplan dan Sadock. Sinopsis psikiatri. Ilmu
pengetahuan perilaku psikiati klinis. Jilid dua
Harold LD Kaplan. MD cs
Buku saku psikiatri klinik. Harold Kaplan &
Benyamin/ Sadock 94
DSM III R Casebook. Rober/Spitzer et all.
American Psychiatric Press
Bacaan populer.
Mengapa anak anda malas belajar. Heryanto Sutedja
Gramedia
Mengatasai kesulitan-kesulitan dalam
pendidikan anak _ Drs. RI Suhartin. BPK
Gunung mulia/KI
Anak yang hiperaktif tuntunan bagi orang tua
DR Emil Taylor Gramedia.
Mengendalikan perilaku anak / Rainer Twiford
Gunung Mulia.
Retardasi mental dr. Ismed yusuf UNDIP.
RETARDASI MENTAL
Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui kondisi umum sorang
anak dengan Retardasi Mental (RM)
2. Mengetahui penyebab-penyebab RM
3. Mengetahui kemampuan seorang anak
dengan Retardasi Mental dan
dampaknya terhadap keluarga
4. Menentukan sikap dalam menghadapi
anak dengan RM
Pendahuluan
Anak yang terbelakang:
Tidak mempunyai isi hati
Tidak mengeluh
Perkembangannya tertinggal
Anak yang terlupakan:
Dimasukkan ke: RSJ, Panti asuhan, Kamar -> malu > tak
ditengok
Prognosis buruk sehingga perlu usaha penanganan
yang kompleks. Kesan: dokter tidak serius
Mendapat perhatian pemerintah/ swasta. SLB/C:
anak terbelakang. 81 => 3592 anak (tahun 1978)
Istilah lain retardasi mental
Indonesia:
Keterbelakangan
mental
Cacat mental
Lemah mental
Tuna mental
Latin:
Mental Subnormality
Oligophrenia
Mental Deficiency
Oligergasi
Feeble Minded
Backwardeness
Backwardchild

Pengertian retardasi mental
1. Menurut Triman (1982)
Bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu
keadaan dimana individu menunjukkan gangguan
fungsi intelek, yang dimulai sejak masa
perkembangan dan bermanifestasi pada gangguan
belajar dan penyesuaian diri dengan lingkungannya
2. Menurut American Association of Retardation Mental
(1973)
Menggambarkan fungsi intelektual umum yang secara
bermakna berada di bawah rerata (dua simpangan
baku normal) yang mengakibatkan gangguan
dalam penyesuaian tingkah laku dan
manifestasinya terjadi selama masa perkembangan
Kriteria diagnosis retardasi
mental (PPDGJ)
1. Fungsi intelektual umum secara bermakna
kurang dari rata-rata; IQ<=70 pada tes IQ
yang dilakukan secara individual (pada bayi
karena tes IQ yang tersedia tidak
menghasilkan nilai menurut angka,
sehingga dibuat berdasarkan pertimbangan
klinis)
2. Bersamaan dengan itu, terdapat hendaya/
kekurangan dalam perilaku adaptif yang
dipertimbangkan berdasarkan umur dan
budaya
3. Timbul sebelum usia 18 tahun
Apabila terdapat gejala tingkah laku yang
memerlukan terapi/ perhatian, misal:
agresif, mutilasi diri atau kecemasan
harus dicatat dalam angka kelima
dengan kode
1: Dengan gejala tingkah laku yang perlu
terapi/ perhatian
0: Tidak terdapat
Prevalensi
1-3% (Maramis)
1% dari populasi; (PPDGJ II)
3,6/1000 penduduk
AS: 3% , Inggris: 2%, Belanda: 2,6%,
Perancis: 1,5%, Asia:3%
Indonesia: (?) => 1%, Penduduk:
200 juta => 2 juta, 87% => RM
ringan, 13% => RM sedang- sangat
berat
2. Jenis kelamin : = 2:1

Diagnosis retardasi mental
berdasar pada
Riwayat perkembangan, kejadian
penting, penampilan pendidikan,
adaptasi sosial
Penampilan selama interview psikiatrik.
Misal: pengetahuan umum, kekayaan
bahasa dan pengertian
Hasil tes intelegensi
Gambaran utama retardasi
mental
1. Fungsi intelek umum di bawah rata-
rata yang cukup bermakna
2. Yang mengakibatkan atau
berhubungan dengan kekurangan
atau hendaya dalam perilaku adaptif
3. Timbul sebelum usia 18 tahun
Diagnosis Banding
1. Gangguan perkembangan spesifik Axis
II terdapat keterlambatan
perkembangan dalam segi tertentu
(spesifik) yang tidak disebabkan
gangguan lain dalam segi
perkembangan lainnya normal
Misal: membaca, berbahasa, motorik
spesifik, berhitung artikulasi
RM: perkembangan terlambat secara
umum, dalam berbagai bidang
2. Gangguan perkembangan pervasif : Didapat
secara khas adanya distorsi dalam waktu,
kecepatan dan urutan banyak fungsi
psikologik dasar yang meliputi perkembangan
ketrampilan sosial dan berbahasa seperti:
perhatian, daya realitas, persepsi, gerak
motorik. Istilah: Atypical children, Symbiotic
Psikotik Children, Childhood Scizophrenia
3. Fungsi Intelek ambang/ borderline. Terdapat
defisit dalam perilaku adaptif yang berkaitan
dengan fungsi intelek ambang
Klasifikasi retardasi mental
Retardasi
Mental
IQ
WHO/
PPDGJ
AS. ASS. MEN. DEF
Ringan/ debil 50-70 51-70 85%
Sedang 35-49 36-50 10%
Berat 20-34 20-35 3-4%
S.Berat/
Profound
<20 <20 1-2%

Debil (58-70), imbesil (25-50), idiot <25)
Berdasarkan nilai IQ
dikategorikan 3 derajat retardasi
mental untuk penanganan
1. Retardasi mental ringan, artinya
mampu didik dan mampu latih
2. Retardasi mental sedang, artinya tidak
mampu didik, tetapi mampu latih
3. Retardasi mental berat, artinya tidak
mampu didik, dan tidak mampu latih
Etiologi retardasi mental bersifat
multi-faktorial
1. Faktor pembawaan
2. Penyakit-penyakit dalam kandungan
3. Kekerasan waktu lahir
4. Penyakit pada waktu anak-anak
(lanjutan)
Menurut Noves dibagi menjadi:
1. Akibat infeksi
2. Akibat Intoksikasi
3. Akibat trauma atau pengaruh fisik
4. Akibat gangguan metabolisme,
pertumbuhan, atau nutrisi
5. Akibat pertumbuhan abnormal
6. Akibat mutasi kromosom
7. Akibat pengaruh prenatal yang tidak
diketahui
8. Deprivasi psikososial
Faktor penyebab dapat dibagi
berdasarkan waktu menjadi
1. Sebelum kelahiran
2. Selama proses kelahiran
3. Setelah lahir
1. Sebelum kelahiran
A. Kelainan kromosom: Downs
syndrome, Klinefelter syndrome,
Turner syndrome, disebabkan karena
sinar X (Ro)
B. Infeksi: Rubela, Cytomegalovirus,
Sifilis, Toxoplasmosis
C. Kelainan perkembangan: Hidrosefalus,
Mikrosefalus
D. Gangguan metabolisme: Hipotiroid,
Galaktosuria, Aminoasiduria
(lanjutan)
E. Nutrisi => status gizi ibu jelek
F. Prematuritas
G. Intoksikasi: Timah, Ensefalopati bilirubin

2. Selama proses kelahiran
A. Trauma fisik: Forceps => terjadi
perdarahan otak
B. Asfiksia => Partus Lama
3. Setelah kelahiran
A. Infeksi: Meningitis, ensefalitis
B. Kejang => penyakit organik di otak
C. Buta/tuli => kurang rangsangan
D. Gangguan metabolisme =>Hipotiroid
E. Nutrisi
F. Psikososial/sosiobudaya:
Sosek rendah: prenatal care, status gizi, penyakit infeksi
Lingkungan => kurang memacu perkembangan intelek
G. Gangguan jiwa yang berat pada masa kanak-kanak
A= sindroma otak menahun dengan gangguan tingkah laku
B= psikosa
C= gangguan psikiatrik tak terperinci
D= reaksi penyesuaian diri
E= tak ada gangguan psikiatrik
Der.
RM
Gangguan psikiatrik
A B C D E Jumlah
Ringan 20 4 16 5 1 46
Sedang 18 5 12 5 1 41
Berat 6 1 13 - - 10
S. Berat 2 - - - - 2
46 10 31 10 2 99
Tipe-tipe klinis dari retardasi
mental yang sering adalah
1. Mikrosefalus
2. Mongoloid
3. Tubero sklerosis
4. Fenil Ketonuria
5. Galaktosemia kongenital
6. Kretinisme
Pemeriksaan yang diperlukan
pada keadaan retardasi mental
1. Anamnesis:
1.1 Riwayat keluarga
1.2 Riwayat perkembangan motorik
1.3 Riwayat perkembangan bahasa
1.4 Riwayat perkembangan sosial
1.5 Riwayat pendidikan
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan neurologik, terutama panca
indra
4. Pemeriksaan laboratorium
5. Test Psikometrik
Gejala klinis dari anak dengan
retardasi mental meliputi 3 aspek
1. Perkembangan biologik yang
terlambat
2. Kemampuan adaptasi sosial yang
terlambat (immature)
3. Perkembangan proses berfikir yang
mengalami kegagalan
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh orang tua pada periode krisis ini
antara lain:
Apa penyebab retardasi mental yang terjadi pada
anak kami
Apa kami secara pribadi ikut andil pada kelainan ini
Mengapa semua ini harus terjadi pada kami
Apa penyebab keturunan pada anak kami ini
Apakah akan terjadi seperti ini, bila kami punya anak
lagi
Apakah tidak membahayakan/mempengaruhi
terhadap anak-anak kami yang normal
Bila nanti ia harus tinggal di rumah, bagaimana
dengan anak-anak kami yang normal
Bagaimana cara menerangkan keadaan dia kepada
teman-teman kami, saudara-saudara kami dan
tetangga
(lanjutan)
Adakah sesuatu yang dapat kami lakukan untuk
meningkatkan kecerdasan dia
Bagaimana dengan obat perangsang otak, misalnya
cerebrovot dan enchepabol dan sebagainya
Kapan dia dapat bicara dengan lancar
Apakah dia dapat berkembang terus
Sampai di mana pendidikannya, SMA, SMP atau SD,
dan sampai kelas berapa
Perlukah guru privat di rumah
Apakah dia harus dirawat di rumah, atau
disekolahkan yang ada tempat pemondokannya
(lanjutan)
Bila harus mondok, apakah nantinya dia
akan merasa asing dengan orang
tuanya
Apakah dia akan menjadi dewasa dan
cukup matang untuk kawin
Apakah perlu disterilisasi, dan
sebaiknya pada umur berapa
Sikap khusus yang terdapat pada
orang tua antara lain
Tidak tahu dan tidak mau tahu apa yang terjadi pada
anaknya
Merasa tidak senang atau berusaha menghindari bila ibu
atau orang lain mengajak bicara tentang anaknya
Keluar rumah dan bekerja di luar rumah sepanjang hari
Melihat sekilas pada anaknya, pada waktu dia tidur
Jarang sekali mendengar tawa anaknya
Bila terjadi kesulitan pada anaknya, ayah hanya akan
mengangkat bahu dan berkata: saya tidak ikut campur
dengan hal itu semua urusan ibu
Sulit diajak bicara bersama dengan para pembimbing
anaknya
Sulit memenuhi panggilan para pembimbing, walaupun
sudah dipanggil berkali-kali
Bentuk kondisi keluarga yang
khusus, yaitu:
1. Keluarga yang menerima secara
matang akan kenyataan yang ada
2. Keluarga yang menyembunyikan
kenyataan
3. Keluarga yang tidak mampu
menghadapi kenyataan
Sikap negatif masyarakat
terhadap anak dengan retardasi
mental
1. Labelisasi
2. Penolakan dan ejekan
3. Pengasingan
4. Infantilisasi
5. Pemisahan dari masyarakat
6. Pembatasan kesempatan
7. Penganiayaan
Periode krisis dalam keluarga
meliputi keadaan-keadaan
sebagai berikut
Kecurigaan pertama adanya retardasi mental,
terutama pada waktu diagnosa belum dapat
ditegakkan
Pada waktu diagnosa sedang dipelajari secara
seksama
Periode penderita akan masuk sekolah,
memilih sekolah yang sesuai dan usaha-
usaha untuk membantu penderita
Persoalan penyesuaian dengan saudara
kandung dan dengan teman sebaya
(lanjutan)
Timbulnya krisis keluarga, dari tingkat pertengkaran,
sampai ke tingkat perceraian
Timbulnya problem-problem seksual penderita,
biasanya pada waktu penderita telah memasuki usia
remaja
Setelah penderita selesai sekolah, dan timbul
keinginan penderita atau keluarganya untuk bekerja
Apabila ada rencana penderita akan menikah
Adanya suatu penyakit atau gangguan lain, yang
mengharuskan penderita dirawat masuk ke rumah
sakit
Adanya rasa bersalah dari orang tua sesudah
melakukan suatu tindakan terhadap penderita
Terapi pada anak dengan
retardasi mental meliputi 4 aspek
1. Fisik
1.1. Simptomatik
1.2. Koreksi terhadap cacat
2. Psikologik/ psikiatrik
2.1. Kondisi emosi dan tingkah laku
2.2. Kondisi psikologis keluarga
3. Pendidikan
3.1. Kelompok mampu didik mampu latih
3.2. Kelompok tak mampu didik mampu latih
3.3. Kelompok tak mampu didik tak mampu latih
4. Sosial
Mensikapi sesuai potensi
Kumpulan persoalan bertingkat
mengenai retardasi mental
menyangkut
1. Daya khayal (imajinasi)
2. Perhatian
3. Pengertian
4. Membayangkan
5. Daya ingat
6. Fungsi bahasa
7. Pengertian umum
8. Membedakan pengertian-pengertian atau faham
9. Menemukan kejanggalan atau keanehan
10. Memecahkan persoalan
GANGGUAN PERKEMBANGAN
PERVASIF
Pendahuluan
Gangguan perkembangan pervasif adalah
kelompok kondisi psikiatrik di mana
ketrampilan sosial yang diharapkan,
perkembangan bahasa, dan kejadian
perilaku tidak berkembang secara
sesuai atau hilang pada masa kanak-
kanak awal.
GANGGUAN AUTISTIK
SEJARAH
1867 : Henry Maudsley, dokter psikitri pertama
yang memberi perhatian serius kepada anak-
anak dengan gangguan mental yang parah
berupa penyimpangan, keterlambatan dan
distorsi yg jelas pd proses perkembangan.
semuanya dianggap sebagai psikosis.
1943 : Leo Kanner, menggunakan istilah autisme
infantil dalam tulisan klasiknya Autistic
Disturbance of Affective Contact.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi : 2 sampai 5 kasus per 10.000 anak
(0,02 0,05%) di bawah 12 th.
Pada sebagian besar kasus muncul sebelum
usia 36 bln.
Distribusi : anak laki-laki : perempuan 3-5 : 1
tetapi anak perempuan cenderung lebih serius
dan lebih mungkin memiliki riwayat keluarga
gangguan kognitif dibanding anak laki-laki.
EPIDMIOLOGI (lanjutan)
Status sosioekonomi : cenderung pada anak
dengan sosioekonomi tinggi, namun dengan
meningkatnya pengetahuan dan pelayanan
kesehatan mental bagi anak-anak miskin, kasus
autisme pada sosioekonomi rendah banyak
ditemukan.

ETIOLOGI & PATOGENESIS
Gangguan autistik awalnya dianggab berasal dari
psikologis atau psikodinamik, namun banyak
bukti-bukti yang mendukung adanya substrat
biologis.
Faktor Psikodinamika dlm Keluarga;
tidak didapatkan bukti memuaskan yang
menyatakan bahwa jenis tertentu fungsi
keluarga yang menyimpang atau kumpulan
faktor psikodinamika yang menyebabkan
perkembangan gangguan autistik.

ETIOLOGI & PATOGENESIS (lanjutan)
Kelaian organik-neurologis-biologis;
Gangguan autistik dan gejala utistik
berhubungan dengan kondisi yang memiliki lesi
neurologis, t.u rubella kongenital, fenilketourea
(PKU), sklerosis tuberosus, dan gangguan Rett.
Anak autisik memiliki lebih banyak komplikasi
perinatal dibanding normal dan anak dengan
gangguan lain.
Anak autistik memiliki lebih banyak anomali fisik
kongenital ringan. komplikasi kehamilan
trimester I.

32% anak autistik suatu saat akan mengalami
kejang grand mal.
20-25% menunjukkan pembesaran ventrikular
pada pemeriksaan CT Scan.
10-83% didapatkan kelainan EEG.
Dari pemeriksan MRI menemukan hipoplasi
lobulus vermal VI & VII serebellar, abnormalitas
kortikal (polimikrogria) migrasi sell abnormal
dlm 6 bulan pertama gestasi.
Suatu otopsi menemukan penuruan sel Purkinje
dan pd penelitian lain ditemukan peningkatan
metabolisme kortikal.
Faktor Genetika
2-4% sanak saudara orang autistik
ditemukan gangguan autistik.
Angka kesesuain kembar monozigot 36%
dan 96% dalam dua penelitian yg berbeda
dan pd kembar dizigot 0% dan 27%.
Sindroma X rapuh tampaknya
berhubungan dengan gangguan autistik.
Faktor imunologis
Bukti adanya inkompatibilitas imunologik ibu dan
embrio dapat menyebabkan ganguan autistik.

Faktor Perinatal
Perdarahan maternal setelah trimester I dan
mekoneum dlm cairan amnion sering di temukan
pd anak autistik.

Temuan Neuroanatomi
Kerusakan pd lobus temporalis dan penurunan
sel Purkinje di serebelum.

Temuan Biokimiawi
1/3 pasien autistik mengalami peningkatan
serotonin plasma.
Keparahan gejala menurun saat rasio 5-HIAA
LCS terhadap homovanilic acid LCS meningkat

DIAGNOSIS & GAMBARAN KLINIS
Karakteristik Fisik
Penampilan. Anak autistik memiliki kecerdasan
dan penampilan yg menarik, juga memiliki tinggi
badan lebih pendek.
Tangan Dominan.
Penyakit fisik penyerta. Anak autistik memiliki
insidensi lebih tinggi mengalami infeksi saluran
nafas atas, sendawa, kejang demam, konstipasi
dan gerakan usus yang kendur, tidak mengalami
peningkatan suhu saat infeksi, tidak
menunjukkan malaise saat sakit, perilaku dan
keakraban membaik saat sakit.
Karakteristik perilaku.
- gangguan kualitatif pd interaksi sosial ; kontak
mata abnormal, perilaku melekat dan
kegagalan pd pertalian thd orang-orang
tertentu, kegagalan bermain dengan teman
sebaya dan empati, pd masa remaja akhir
seringkali memiliki keinginan bersahabat tetapi
kecanggungan dan ketidakmampuan merespon
orang lain menjadi hambatan.
- gangguan komunikasi dan bahasa; defisit &
penyimpangan dlm perkembangan bahasa,
pembalikan kata sebutan, kesulitan dlm
artikulasi,pemkaian kualitas dan irama yg
aneh.
- Perilaku stereotipik;
- Ketidakstabilan mood dan afek;
- Respon terhadap stimuli sensorik; anak autistik
mungkin responsif scr berlebihan atau kurang
responsif.
- Gerakan perilaku lain; hiperkinesis adalah
perilaku yang sering pd anak-anak autistik.
Fungsi Intelektual
40% anak autisme infantil memiliki IQ di bawah
50-55 (retardasi mental sedang, berat, sangat
berat)
30% IQ 50-70 (retardasi mental ringan)
30% IQ > 70
Kemampuan kognitif dan visuomotorik yang tdk
lazim dan cepat.
Hiperleksia; kemampuan dini untuk membaca
dengan baik, mengingat dan menceritakan.
Kemampuan musikal
DIAGNOSIS BANDING
Skizofrenia dengan onset mas anak-anak.
Retardasi mental dengan gejala perilaku
Gangguan bahasa reseptif/ekspresif campuran
Ketulian kongenital atau gangguan pendengaran
Pemutusan psikososial
Pesikosis disintegratif (regresif)



PERJALANAN PENYAKIT
Gangguan autistik memiliki perjalanan penyakit
yang panjang dan prognosis yang terbatas.
Beberapa anak autistik menderita kehilangan
semua atau beberapa bicara yang ada
sebelumnya.
PROGNOSIS
Anak autistik dgn IQ > 70 dan yg menggunakan
bahasa komunikatif pada usia 5-7 th memiliki
prognosis terbaik.
2/3 orang dewasa autistik tetap mengalami
kecacatan mental parah dan hidup dlm
ketergantungan.
Hanya 1-2% yg mencapai hidup normal dengan
pekerjaan yang mencukupi.
5-10% mencapai status normal ambang
PROGNOSIS (lanjutan)
4-32% memiliki kejang grand mal pada masa
anak-anak akhir atau masa remaja, dan kejang
memiliki prognosis yang buruk.
Prognosis akan membaik dlm lingkungan atau
rumah suportif dan mampu memenuhi
kebutuhan anak.

TERAPI
Tujuan terapi : menurunkan gejala perilaku dan
membantu perkembangan fungsi yang
terlambat, rudimenter, atau tidak ada, seperti
keterampilan bahasa dan merawat diri sendiri.
Konseling bagi orang tua yg sering kecewa
dengan perekembangan si anak.
Psikoterapi individual berorientasi tilikan terbukti
tdk efektif.
Latihan di ruang kelas yg terstruktur dlm
kombinasi dgn metode perilaku adalah terapi
paling efektif.
Tidak ada obat spesifik untuk gangguan autistik.
Pemberian haloperidol dapat menurunkan gejala
perilaku dan mempercepat belajar.
Fenfluramine (Pondimin) dapat efektif pada
beberapa anak autistik.
Naltroxon (Trexan) sedang diteliti untuk
menurunkan gejala autistik.
Lithium (Eskalith) dapat dicoba untuk perilaku
agresis atau melukai diri sendiri jika medikasi
lain gagal.
GANGGUAN RETT
SEJARAH
1965, Andreas Rett menggali suatu sindroma
pada 22 anak perempuan yang tampaknya
memiliki perkembangan normal selama periode
sekurang-kurangnya 6 bulan diikuti perburukan
perkembangan yang menakutkan.
ETIOLOGI
Tidak diketahui
Walaupun perjalanan penyakit yang memburuk
secara progresif setelah periode awal yang
normal sesuai dengan ganguan metabolik
Kemungkinan memiliki dasar genetik karena
hanya ditemukan pada anak perempuan, dan
ditemukan adanya kesesuaian lengkap pada
kembar monizigot.
DIAGNOSIS & GAMBARAN KLINIK
Kriteria diagnosis:
a. Semua berikut
1 perkembangan pranatal dan perinatal yg
tampaknya normal.
2 Perkembangan psikomotor yang tampaknya
normal selama lima bulan pertama setelah
lahir
3 Lingkar kepala yg normal saat lahir

b. Onset semua berikut ini setelah periode
perkembangan normal :
1 Perlambatan pertumbuhan kepala antara 5-
48 bulan.
2 Hilangnya keterampilan tangan bertujuan
yang sebelumnya telah dicapai antara usia
5-30 bulan dengan diikuti perkembangan
gerakan tangan stereotipik.
3 Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal
perjalanan (walaupun seringkali interalsi
sosial tumbuh kemudian)


4 Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan
batang tubuh yang terkoordinasi
secara buruk.
5 Gangguan parah pada perkembangan
bahasa ekspresif dan reseptif dengan
retardasi psikomotor yang parah.

Ciri penyerta
Kejang pada 75% anak, disorganisasi EEG
dengan pelepasan epileptiform.
Respirasi yg ireguler, dengan episode
hiperventilasi, apnea, dan menahan nafas.
Skoliosis jg banyak terjadi.
Keterampilan komunikasi resptif dan ekspresif
dan sosialisasi jangka panjang tetap pada
tingkat perkembangan yang kurang dari 1 th.
DIAGNOSIS BANDING
Gangguan autistik
PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS
Ganggaun Rett adalah progresif
Prognosisnya tidak diketahui sepenuhnya
Pasien yang hidup sampai masa dewasa tetap
pada tingkat kognitif dan sosial yang sama dgn
tingkat pada tahun pertama kehidupan.
TERAPI
Untuk intervensi simtomatik
Fisioterapi untuk disfungsi otot
Terapi antikonvulsan diperlukan untuk
mengandalikan kejang.
Terapi perilaku berguna untuk mengendalikan
perilaku melukai diri sendiri dan membantu
mengatur disorganisasi pernafasan.
GANGGUAN DISINTEGRATIF
MASA ANAK-ANAK
SEJARAH
Gangguan disintegratif masa anak-anak juga
dikenal dengan sindroma Heller dan psikosis
disintegratif.
Dijelaskan di th 1908 sebagai pemburukan
selama beberapa bulan pada fungsi intelektual,
sosial dan bahasa yg terjadi pd masa anak-anak
dengan usia 3-4 th dengan fungsi sebelumnya
adalah normal.
EPIDEMIOLOGI
Sekurang-kurangnya 1/10 dr gangguan autistik.
Prevalensinya 1 : 100.000 anak laki-laki.
Anak laki-laki : perempuan ~ 4-8 : 1
ETIOLOGI
Tidak diketahui
Berhubungan dengan kondisi neurologis lain,
termasuk kejang, sklerosis tuberosus, dan
berbagai gangguan metabolik.

KRITERIA DIAGNOSIS
A. Pertumbuhan yang nempaknya normal selama
sekurang-kurangnya 2 tahun pertama setelah
lahir seperti yg ditunjukkan oleh adanya
komunikasi verbal dan nonverbal yang sesuai
dengan usia, hubungan sosial, permainan dan
perilaku adaptif.
B. Kehilangan bermakna secara klinis
keterampilan yg telah dicapai sebelumnya
(sebelum usia 10 th) dlm sekurang-kurangnya
2 bidang sbb
a. Bahasa ekspresi atau reseptif
b. Keterampilan sosial atau perilaku adaptif
c. Pengendalian usus atau kandung kemih
d. Bermain
e. Keterampilan motorik

C. Kelainan fungsi dlm sekurang-kurangnya 2
bidang berikut:
a. Gangguan kualitatif dlm interaksi sosial (ex
gangg perilaku nonverbal dll)
b. Gangguan kualitatif dlm komunikasi (ex
keterlambatan/tdk adanya bahasa ucapan,
ketidakmampuan unt
memulai/mempertahankan percakapan,
pemakaian bahasa stereotipik & berulang,
tdk adanya permainan khayalan)
c. Pola perilaku, minat, & aktivitas terbatas,
berulang, & stereotipik, termasuk
stereotipik & manerisme motorik.

DIAGNOSIS BANDING
Gangguan autistik
Gangguan Rett
PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS
Perjalanan penyakitnya bervariasi, dgn
pendataran yang dicapai pada sebagian besar
kasus, suatu perburukan progresis perjalanan
penyakit pada kasus yg jarang, dan kadang-
kadang terjadi perbaikan sampai titik mencapai
kemampuan berbicara dlm kalimat.
Sebagian besar pasien tetap dalam retardasi
mental yang sekurangnya sedang.
TERAPI
Terapinya sama dengan terapi gangguan
autistik.
GANGGUAN ASPERGER
SEJARAH
1944, Hans Asperge, Austria, mengunakan
istilah psikopati autistik
Gambaran awalnya adalah orang dengan
intelegensi normal yang menunjukkan ganguan
kualitatif dlm interaksi sosisal timbal-balik dan
keanehan perilaku tanpa keterlambatan dlm
perkembangan bahasa.
ETIOLOGI
Tidak diketahui
Kemeripan dengan gangguan autistik
menyebabkan hipotesis genetik, metabolit,
infeksi dan perinatal.
KRITERIA DIAGNOSIS
A. Gangguan kualitatif dlm interaksi sosial,
sekurang-kurangnya 2 dari berikut
a. Ganguan jelas dalam penggunaan perilaku
nonverbal multipel, seperti tatapan mata,
ekspresi wajah, postur tubuh dan gerak-
gerik unt mengatur interaksi sosial.
b. Gagal mengembangkan hub dengan teman
sebaya yg sesuai menurut tingkat
perkembangan.
c. Gangguan jelas ekspresi kesenangan dlm
kegembiraan orang lain

d. Tidak ada timbal balik sosial atau
emosional
B. Pola perilaku. Minat dan aktivitas yg terbatas,
berulang, dan stereotipik, sekurang-kurangnya
1 dari berikut
a. Proekupasi dgn satu atau lebih pola minat
yg stereotipik dan terbatas, yg abnormal
baik dlm intensitas maupun fokusnya.
b. Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel
thd rutinitas atau ritual yg spesifik dan
nonfungsional.
a. Manerisme motorik stereotipik dan berulang
b. Preokupasi persisten dengan bagian-bagian
benda.
C. Gangguan menyebabkan gangguan yg
bermakna secara klinis dlm fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yg
bermakna secara klinis dlm bahasa.
E. Tidak terdapat keterlambatan dlm
perkembangan kognitif atau dlm keterampilan
menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yg
sesuai usia dan keingintahuan tentang
lingkungan pd masa anak-anak.
F. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan
perkembangan pervasif spesifik atau
skizofrenia.
DIAGNOSIS BANDING
Gangguan autistik
Gangguan pervasif yg tidak ditentukan
Gangguan kepribadian skizoid.
PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS
Bervariasi
Faktor yg berhubungan dengan prognosis baik
adalah IQ normal dan tingkat ketrampilan sosial
tinggi.
TERAPI
Tergantung pada tingkat fungsi adaptif pasien
Beberapa teknik yang sama dengan penenganan
gangguan autistik mungkin bermanfaat.
GANGGUAN PERKEMBANGAN
PERVASIF YG TIDAK DITENTUKAN
Ganguan pervasif tdk ditentukan harus didiagnosis
jika seorang anak menunjukkan gangguan
kualitatif dlm perkembangan interaksi sosial
timbal balik dan keterampilan komunikasi verbal
dan nonverbal tetapi tdk memenuhi kriteria
untuk gangguan pervasif lainnya, skizofrenia,
atau gangguan kepribadian skizotipal atau
menghindar.
Gangguan hiperaktivitas &
penatalaksanaannya
Gambaran klinis yang khas:
inappropriate hyperactivity, impulsivity
& inattention
Dimulai pada masa kanak
Kontroversi: bentuk ekstrem dari
perilaku atau suatu gangguan ok faktor
genetik
Penegakan diagnosis
Perlu data dari berbagai sumber:
Dari rumah
Dari sekolah
Dari tim:
Tenaga medis (psikiater, saraf anak, mata,
tht)
Psikolog
Orthopedagog
Social worker
Wawancara dengan ortu dan anak:
Riwayat perkembangan anak
Onset
Riwayat medis (mata, tht)
Riwayat sekolah/belajar
Masalah dalam keluarga
Riwayat kekerasan pada anak
Riwayat keluarga
Evaluasi pada anak:
Wawancara & pemeriksaan status mental
Pemeriksaan fisik
Gambaran klinis hiperaktivitas
Karakteristik gejala:
Hiperaktivitas
Gangguan motorik perseptual
Labilitas emosional
Defisit koordinasi menyeluruh
Gangguan atensi
Impulsivitas
Gg daya ingat dan proses pikir
Kesulitan belajar spesifik
Gangguan bicara dan pendengaran
Gejala neurologis samar & gambaran eeg
yang tidak teratur
Diagnosis banding gangguan
hiperaktivitas
Pada anak
Perkembangan tingkah laku yang normal
Gangguan perilaku menentang
Retardasi mental
Gangguan perkembangan pervasif
Pada remaja
Gangguan tingkah laku
Perilaku anti sosial pada remaja
Gangguan kepribadian ambang
Penyalahgunaan zat
Skizofrenia
Diagnosis banding
Pada anak semua usia:
Gangguan belajar/perkembangan bahasa:
misal disleksia
Gangguan afektif
Gangguan cemas
Gangguan tik/tourette
Epilepsi, migren, hipertiroidisme
Gangguan pendengaran
Gangguan yang ada hubungan dengan obat:
misal obat asma, anti histamin, anti
konvulsan
Problem hubungan ortu-anak
komorbiditas
Gangguan tingkah laku
Gangguan perilaku menentang
Gangguan/kesulitan belajar
Gangguan mood
Gangguan komunikasi/bahasa
Gangguan koordinasi
Gangguan tik
Sindroma tourette
Komorbiditas (lanjutan)
Gangguan tingkah laku
50% dari anak dengan impulsivitas &
hiperaktivitas
Harus diberi diagnosis sendiri
Gejala yang sering muncul:
Mencuri, main api, berbohong, lari dari
rumah, penyalahgunaan zat
Pada anak usia pra-sekolah: sering dalam
bentuk agresivitas
10% pada saat anak masuk sekolah
50% pada usia 10 tahun
30% pada remaja





Perjalanan penyakit
Gpp dan impulsivitas: 15-20% sampai
dewasa
Kesulitan belajar sering menetap
Bila gejala menetap sampai remaja risiko
tinggi timbul gg tingkah laku
50% anak dengan gg tingkah laku gg
kepribadian anti sosial dan gg
penyalahgunaan zat
66% mempunyai min. satu gejala gpph saat
dewasa
IQ> rendah
Perjalanan penyakit (lanjutan)
30-40%: menjadi dewasa normal
40-50% hiperaktif+problem
sosial/emosional
10%: gangguan psikiatrik yg berat &
anti sosial
(Lily hechtman, 1990)
penatalaksanaan
Farmakoterapi
Neurotropik
Nutrisi
Kebugaran fisik/habilitasi
Psikoedukatif
Terapi kognitif dan perilaku
penatalaksanaan
Farmakoterapi
Tujuan:
Menghilangkan gejala inatensi,
impulsivitas, hiperaktivitas
Meningkatkan kinerja akademis/sosial
yang optimal
penatalaksanaan
Stimulansia
Obat pilihan utama pada gpp/h
Memperbaiki hiperaktivitas, inatensi,
distraktibilitas, impulsivitas dan memori
jangka pendek pada 75% kasus
R/methylphenidate (ritalin)
Antidepresan merupakan obat pilihan
kedua
penatalaksanaan
Klonidin untuk gpp/h+gg tikhasil 96%
Buspirone untuk gpp/h+agresivitas
Antikonvulsan pada beberapa kasus
hiperaktivitas
Antipsikotik
Dipakai sebagai pilihan terakhir
Neurotropik r/piracetam Membantu aktivitas
kognisi, metabolisme otak, mikrosirkulasi
penatalaksanaan
Psikoedukatif
Tujuan: membantu anak gpp/h secara
efektif dalam mengembangkan proses
belajar
Pendidikan remedial
Intervensi dini
Pelatihan khusus
penatalaksanaan
Terapi kognitif dan perilaku
Tujuan: agar anak gpp/h mempunyai perilaku
yang adaptif
Self control
Ketrampilan sosial
Pelatihan pada orang tua
Pelatihan pada guru
Relasi orang tua-anak
Farmakoterapi+ terapi perilaku: 90%
perbaikan perilaku, prestasi akademik &
fungsi sosial
kesimpulan
Gpp/h=gangguan yang kompleks
Tumbuh kembang anak terganggu
Perlu:
Deteksi dini
Penanganan terpadu
Medis, psikolgis & edukatif
Terapi komprehensif
Gangguan Tingkah Laku
Pola tl berulang/menetap
Pelanggaran hak azasi/peraturan/normal sosial
Sesuai dengan umur
Merugikan orang lain/diri
Tindak kekerasan
Pencurian di rumah/luar rumah
Membolos, berbohong, penyalahgunaan obat
Tak berkelompok:
Gagal membentuk ikatan, egois
Tak merasa bersalah atau menyesal
Melemparkan kesalahan pada orang lain
Berkelompok:
Ikatan sosial ada
Membentuk gank
Persamaan hiperkinetik dan
gangguan tingkah laku
Aktivitas berlebih
Sikap menentang
Keras kepala
Tidak patuh
Memukul, melukai, tindak kekerasan
Tak merasa bersalah
Tak menyesal
Tidak disiplin
Suka ngambek
Pengawasan berlebih
F92 Gangguan campuran tingkah laku dan
emosi
F92.0 Gangguan tingkah laku depresif
F92.8 Gangguan campuran tingkah laku dan emosi
lainnya
F92.9 Gangguan campuran tingkah laku dan emosi
YTT
F93 Gangguan emosional dengan onset khas
pada masa kanak
F93.0 Gangguan anxietas perpisahan masa kanak
F93.1 Gangguan anxietas fobik masa kanak
F93.2 Gangguan anxietas sosial masa kanak
F93.3 Gangguan persaingan antar saudara
F93.8 Gangguan emosional masa kanak lainnya
F93.9 Gangguan emosional masa kanak YTT
F94 Gangguan fungsi sosial dengan onset khas
pada masa kanak dan remaja
F94.0 Mutisme elektif
F94.1 Gangguan kelekatan reaktif masa kanak
F94.2 Gangguan kelekatan tak terkendali masa kanak
F94.8 Gangguan fungsi sosial masa kanak lainnya
F94.9 Gangguan fungsi sosial masa kanak YTT
F95 Gangguan TIC
F95.0 Gangguan tic sementara
F95.1 Gangguan ticmotorik dan vokal kronik
F95.2 Gangguan kombinasi tic vokal dan motorik
multipel (sindrom de la Tourette)
F95.8 Gangguan tic lainnya
F95.9 Gangguan tic YTT
F98 Gangguan perilaku dan emosional lainnya
dengan onset biasanya pada masa kanak dan
remaja
F98.0 Enuresis non-organik
F98.1 Enkopresis nonorganik
F98.2 Gangguan makan masa bayi dan kanak
F98.3 Pika masa bayi dan kanak
F98.4 Gangguan gerakan stereotipik
F98.5 Gagap (Stuttering/Stammering)
F98.6 Berbicara cepat dan tersendat (Cluttering)
F98.8 Gangguan perilaku dan emosional lainnya YDT dengan
onset biasanya pada masa kanak dan remaja
F98.9 Gangguan perilaku dan emosional lainnya YTT dengan
onset biasanya pada masa kanak dan remaja
F99 Gangguan mental YTT
F99 gangguan mental YTT

Anda mungkin juga menyukai