Suatu pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF (Tahun 1999) untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan : Penilaian Membuat klasifikasi Memberikan tindakan kepada anak terhadap penyakit-penyakit yang umumnya mengancam jiwa.
MTBS bertujuan : Meningkatkan keterampilan petugas Memperkuat sistem kesehatan Meningkatkan kemampuan perawatan oleh keluarga dan masyarakat
MTBS dalam kegiatan di lapangan khususnya di Puskesmas merupakan suatu sistem yang mempermudah pelayanan serta meningkatkan mutu pelayanan
MTBS merupakan suatu sistem terdiri dari input, proses dan output.
1. Input Balita sakit datang bersama keluarga diberikan status pengobatan dan formulir MTBS. Tempat dan petugas : Loket, petugas kartu
2. Proses Balita sakit dibawakan kartu status dan formulir MTBS Memeriksa berat dan suhu badan Apabila batuk selalu mengitung napas, melihat tarikan dinding dada dan mendengar stridor Apabila diare selalu memeriksa kesadaran balita, mata cekung, memberi minum anak untuk melihat apakah tidak bisa minum atau malas dan mencubit kulit perut untuk memeriksa turgor Selalu memerisa status gizi, status imunisasi dan pemberian kapsul VitaminA Tempat dan petugas : Ruangan MTBS, case manager (Bidan yang telah dilatih MTBS)
3. Output Klasifikasi yang dikonversikan menjadi diagnosa Tindakan berupa pemberian terapi dan konseling berupa nasehat pemberian makan, nasehat kunjungan ulang, nasehat kapan harus kembali segera. Konseling lain misalnya kesehatan lingkungan, imunisasi, konseling cara perawatan di rumah. Rujukan diperlukan jika keadaan balita sakit membutuhkan rujukan Tempat dan petugas : Ruangan MTBS, case manager (Bidan yang telah dilatih MTBS). Petugas yang berkaitan dengan upaya konseling yang dilakukan
Pemberian konseling menjadi unggulan dan sekaligus pembeda dengan pelayanan balita sakit tanpa melakukan praktik MTBS.
Dengan pemberian konseling diharapkan pengantar atau ibu pasien : - Mengerti penyakit yang diderita - Cara penanganan di rumah - Memperhatikan perkembangan penyakit anaknya sehingga mampu mengenali kapan harus segera membawa anaknya ke petugas kesehatan - Memperhatikan tumbuh kembang anak dengan cara memberikan makanan sesuai umurnya.
Semua pesan tersebut tercermin dalam Kartu Nasihat Ibu (KNI) yang biasanya diberikan setelah ibu atau pengantar balita sakit mendapatkan konseling ini untuk menjadi pengingat pesan-pesan yang disampaikan serta pengingat cara perawatan di rumah.
Upaya-upaya yang ada pada program MTBS meliputi upaya kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), perbaikan gizi, imunisasi dan konseling (promotif).
Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.
Praktek MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan yaitu: 1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana balita sakit (petugas kesehatan non-dokter yang telah terlatih MTBS dapat memeriksa dan menangani pasien balita) 2. Memperbaiki sistem kesehatan (banyak program kesehatan terintegrasi didalam pendekatan MTBS) 3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan balita sakit (berdampak meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan)
MENGAPA MTBS PERLU DITERAPKAN DI PUSKESMAS ? Pada sebagian besar balita sakit yang dibawa berobat ke Puskesmas, keluhan tunggal kemungkinan jarang terjadi, menurut data WHO, tiga dari empat balita sakit seringkali memiliki banyak keluhan lain yang menyertai dan sedikitnya menderita 1 dari 5 penyakit tersering pada balita yang menjadi fokus MTBS.
Pendekatan MTBS dapat mengakomodir hal ini karena dalam setiap pemeriksaan MTBS, semua aspek/kondisi yang sering menyebabkan keluhan anak akan ditanyakan dan diperiksa.
BAGAIMANA CARA MENATALAKSANA BALITA SAKIT DENGAN PENDEKATAN MTBS?
Seorang balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh Petugas kesehatan yang telah dilatih. Petugas memakai tool yang disebut Algoritma MTBS yang dapat dilihat pada bagan MTBS untuk melakukan penilaian/pemeriksaan dengan cara menanyakan kepada orang tua/wali, apa saja keluhan- keluhan/masalah anak kemudian memeriksa dengan cara 'lihat dan dengar' atau 'lihat dan raba'. Setelah itu petugas akan mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasil tanya-jawab dan pemeriksaan. Berdasarkan hasil klasifikasi penyakit, petugas akan menentukan tindakan/pengobatan, misalnya anak dengan klasifikasi Pneumonia Berat atau Penyakit Sangat Berat akan dirujuk ke dokter Puskesmas.
1. Anamnesa Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan utama, keluhan tambahan, lamanya sakit, pengobatan yang telah diberikan, riwayat penyakit lainnya.
2. Pemeriksaan :
a. Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan : Periksa kemungkinan kejang. Periksa gangguan nafas. Ukur suhu tubuh. Periksa kemungkinan adanya infeksi bakteri. Periksa kemungkinan adanya icterus. Periksa kemungkinan gangguan pencernaan dan diare. Ukur berat badan. Periksa status imunisasi. Dan seterusnya lihat formulir MTBS.
b. Untuk bayi umur 2 bulan s/d 5 tahun : Keadaan Umum. Respirasi ( menghitung nafas ) Derajat dehidrasi ( turgor kulit ). Suhu tubuh. Periksa telinga ( apakah keluar cairan dari lubang telinga ). Periksa status gizi. Periksa status imunisasi dan pemberian vitamin A. Penilaian pemberian makanan untuk anemia / BGM.
3. Menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan dan konsultasi dokter.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN 1. Pasien bayi / balita dari loket pendaftaran menuju ruang KIA / Gizi untuk ditimbang berat badannya, lanjut menuju ruang pelayanan MTBS. 2. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan. 3. Petugas melaksanakan anamnesa : Keluhan Utama. Keluhan tambahan. Lamanya sakit. Pengobatan yang telah diberikan. Riwayat penyakit lainnya.
4. Petugas melakukan pemeriksaan : Keadaan Umum. Respirasi. Derajat dehidrasi Suhu tubuh. Telinga. Status gizi. Status imunisasi dan pemberian Vitamin A.
5.Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikasi dalam form klasifikasi dan memberikan penyuluhan. 6. Petugas memberikan pengobatan sesuai Buku Pedoman MTBS, bila perlu dirujuk ke ruang Pengobatan untuk konsultasi dokter.
Balita Sakit Masuk Ruang KIA/Gizi Timbang BB Loket Pendaftaran Ruang MTBS Tatalaksana Balita Sakit Sesuai Formulir/Buku Pedoman MTBS Konsultasi Dokter Di Ruang Pemeriksaan Apotik Pasien Pulang Rujuk RS Pencacatan & Pelaporan KONSEP DASAR MASING-MASING PENYAKIT BERDASARKAN MTBS PADA BAYI MUDA SAKIT (0 2 BLN) 1. PENYAKIT INFEKSI Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak ditemui pada masyarakat. Pembagian penyakit infeksi dasar utamanya adalah dari penyebabnya . Adapun faktor penyebabnya adalah : 1. Bakteri misalnya pada penyakit difteri, tetanus, TBC, typhus. 2. Virus misalnya pada penyakit demam berdarah, influenza 3. Jamur misalnya pada anak-anak yang menderita gangguan Imunologis tanda-tandanya warna putih pada mulut anak ,bisa juga terjadi pada anak-anak yang menderita penyakit lama yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun. 4. Parasit misalnya pada malaria dan cacingan.
2. DIARE Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya. Untuk keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan minuman yang tercemar. Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja.
Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronik. Diare kronik adalah diare yang melanjut hingga 2 minggu atau lebih. Pembagian diare menurut Depkes meliputi diare tanpa tanda dehidrasi, dehidrasi ringan sedang, dan dehidrasi berat. Dehidrasi terjadi bila cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk. Diare tanpa tanda dehidrasi terjadi jika kehilangan cairan <5% BB Diare dehidrasi ringan sedang jika kehilangan cairan 5-10% BB Diare dehidrasi berat jika kehilangan cairan >10% BB.
3. IKTERUS Pigmen bernama bilirubin adalah faktor penyebab dari bayi kuning (ikterus) yang harus di kenali dan waspadai. Sebetulnya, setiap orang memiliki bilirubin dalam sel darah merahnya. Setiap jangka waktu tertentu sel darah merah akan mati dan menguraikan sel-selnya diantaranya menjadi bilirubin. Normalnya yang bertugas menguraikan bilirubin tersebut adalah hati, untuk kemudian dibuang lewat BAB. Saat bayi masih dalam kandungan, hati sang ibulah yang mengambil tugas menguraikan bilirubin dalam sel darah merah bayi. Ketika bayi lahir, perkembangan hatinya belum sempurna sehingga belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Akibatnya terjadi penumpukan bilirubin yang kemudian menyebabkan timbulnya warna kuning pada kulit bayi.
Pemeriksaan adanya ikterus pada bayi muda dapat dilakukan di rumah dan pada waktu kunjungan neonatal. Untuk pemeriksaan gejala kuning di rumah adalah dengan membawa bayi ke dalam ruangan yang memiliki penerangan yang jelas atau dengan lampu fluorescent. Bila kulit bayi tergolong putih, tekanlah jari anda secara perlahan-perlahan ke bagian dahi, dada, telapak tangan dan telapak kaki. Kemudian angkat tangan anda dan perhatikan adakah semburat warna kuning pada bagian tubuh bayi yang ditekan tadi. Bila kulit bayi tergolong hitam, paling jelas bisa diteliti pada gusi atau bagian putih di area mata. Sedangkan pemeriksaan di klinik, dokter anak akan memeriksa kesehatannya. Klasifikasi ikterus Untuk mengklasifikasikannya dilihat dari gejala-gejalanya yaitu: a. Ikterus Fisiologis (ringan) Timbul kuning pada umur >24 jam sampai <14 hari Kuning tidak sampai telapak tangan / telapak kaki Ikterus fisiologis tidak berbahaya, penanganannya bayi dijemur setiap pagi antara jam 7 - 9 pagi selama 30 - satu jam. Tingkatkan frekuensi pemberian ASI, minimal 8 - 12 kali sehari. Jika dirasakan sudah cukup menyusuinya, sebaiknya perhatikan apakah bayi benar-benar menghisap atau hanya mengempeng saja. Bila dirasakan ada masalah dalam menyusui segera lakukan konsultasi di klinik laktasi terdekat. Bila gejala masih tampak hingga >14 hari segera periksakan ke dokter b. Ikterus Patologis (berat) Timbul kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir, atau Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari, atau Kuning sampai telapak tangan / telapak kaki, atau Tinja berwarna pucat Jika tidak segera ditangani, kadar bilirubin terus meningkat sehingga dapat meracuni otak, terjadinya kerusakan saraf yang dapat menyebabkan cacat seperti tuli, pertumbuhan terhambat atau kelumpuhan otak besar atau bahkan dapat menyebabkan kematian. Jika mengalami salah satu gejala tersebut di atas segera periksakan bayi ke dokter 4. BERAT BAYI LAHIR RENDAH Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat pada ibu hamil sendiri, diantaranya : hipertensi, pendarahan antepartum, anemia, infeksi, usia, pendidikan, paritas dan frekuensi ANC. Berat bayi saat lahir : 1. Indikator kesehatan maternal 2. Prediktor pertumbuhan bayi 3. Daya tahan hidup bayi
Resiko kesakitan, resiko kematian cukup tinggi oleh karena : 1. Gangguan pertumbuhan 2. Imaturitas organ
Penyebab utama kematian : 1. Afiksia 2. Sindroma gangguan pernapasan 3. Infeksi 4. Komplikasi hipotermia
BBLR dapat di klasifikasikan : Berdasarkan BB lahir : 1. BBLR : BBL < 2500 gr 2. BBLSR : BB 1000 1500 gr 3. BBLASR : BB < 1000 gr
Berdasarkan umur kehamilan : 1. Kurang bulan / pretem / prematur UK < 37 mgg 2. Cukup bulan / full term / Aterm UK 37 42 mgg 3. Lebih bulan atau post term / serotinus UK > 42 mgg.
BERBAGAI MASALAH PEMBERIAN ASI PADA BAYI IBU
Walau bayi sudah memiliki refleks menghisap puting ASI ibu sejak lahir, namun pada awalnya mungkin sulit ia lakukan. Bayi Ibu memang belum terbiasa. Kadang-kadang, kesulitan pemberian ASI disebabkan oleh faktor medis yang dapat mempengaruhi selera makan bayi atau proses penyerapan makanan dan nutrisi. Berikut ini beberapa penyebab kesulitan pemberian ASI dan gejala yang dapat membantu Ibu mengenalinya :
1. Kolik Gejala kolik dapat dilihat dari wajah yang memerah, tangan yang mengepal, dan kaki yang diangkat-angkat ke arah dada disertai tangisan bayi selama 2-3 jam. Kolik sering muncul 15 menit setelah minum susu. Tapi bisa juga muncul kapan saja dalam minggu- minggu pertama. Kolik itu normal dialami oleh satu di antara empat bayi.
2. Menangis sebelum minum ASI Kebanyakan bayi menangis saat ia lapar. Seiring waktu, Ibu akan belajar untuk membedakan arti tangisan bayi Segera berikan ASI bila tiba saatnya bagi bayi mendapatkan ASI. Karena perut kecilnya butuh diisi ASI lebih sering walau dalam porsi sedikit.
3. Menangis setelah minum ASI Merawat bayi memang perlu kesabaran. Kalau lapar ia menangis, setelah disusui pun bisa saja ia menangis juga. Biasanya hal ini terjadi karena ia kolik. Karena itu , bantu ia bersendawa setelah menyusu. 4. Kurang pertambahan berat badan Penurunan berat badan setelah lahir wajar bagi bayi. tapi sebaiknya upayakan agar berat badannya berangsur-angsur naik lagi. Pertambahan berat badan tiap bayi berbeda dan akan naik sesuai perkembangan masing-masing. Bersama petugas, Ibu bisa memantau pertambahan berat badan bayi Ibu 5. Muntah Cukup normal bila bayi memuntahkan kembali sedikit ASI setelah meminumnya, Ini disebut gumoh. Tapi jika bayi terus-menerus muntah apalagi dalam jumlah yang banyak, mungkin bayi Ibu terkena refluks Dan dalam kasus ini Ibu harus berkonsultasi dengan dokter anak. 6. Diare Diare bisa disebabkan oleh virus atau ada masalah dalam pemberian ASI. Jadi lebih baik berkonsultasi dengan petugas. Jika Ibu khawatir tentang frekwensi buang air besar bayi.
7. Masalah kesehatan Sama seperti kita, tidak enak badan bisa menyebabkan bayi kehilangan selera menyusu. Misalnya bila flu berat disertai hidung tersumbat, bisa menyebabkan bayi sulit bernafas. Ia jadi enggan mengatupkan mulutnya untuk menyusu. Penyebab lain adalah alergi makanan Ini bisa menyebabkan turunnya berat badan karena ia sulit makan. Konsultasikan pada petugas bila Ibu merasa ada masalah dengan kesehatan si kecil.
PENGKAJIAN DATA ( TANDA/GEJALA ) YANG SERING TERDAPAT PADA FORM MTBS
Tanyakan Pada Ibu Mengenai Masalah Anaknya Tanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah tersebut. - Pada setiap kunjungan pertama lakukan penilaian sesuai dengan bagan. - Pada kunjungan ulang lakukan penilaian secara lengkap untuk klasifikasi Jika bayi muda ditemukan dalam keadaan kejang atau henti napas. segera lakukan tindakan /pengobatan sebelum melakukan penilaian yang lain dan RUJUK SEGERA 1. Memeriksa Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Tanyakan : Apakah bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya ? Apakah bayi kejang ?
Lihat Dan Raba : Apakah bayi bergerak hanya jika dirangsang ? Hitung napas dalam 1 menit Jika 60 kali/ menit, ulangi menghitung.
Apakah bayi bernapas cepat( 60 kali/menit) atau bayi bernapas lambat (< 30 kali/menit). Lihat apakah ada tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat. Dengarkan apakah bayi merintih ? Ukur suhu aksiler. Lihat, adakah pustul di kulit ? Lihat, apakah mata bernanah ? Apakah pusar kemerahan atau bernanah ? Apakah kemerahan meluas sampai ke dinding perut ?
Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri Berat Tanda / Gejala : Tidak mau minum atau memuntahkan semua Riwayat Kejang Bergerak hanya jika dirangsang Napas cepat ( 60 kali /menit ) Napas lambat ( < 30 kali / menit ) Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat Merintih Demam 37.5 C Hipotermia berat < 35.5 C Nanah yang banyak di mata Pusar kemerahan meluas ke dinding perut. Infeksi Bakteri Lokal Tanda Dan Gejala Pustul kulit Mata bernanah Pusar kemerahan atau bernanah
Mungkin Bukan Infeksi Tidak terdapat salah satu tanda di atas.
2. Apakah Bayi Diare ? Jika YA, Tanyakan : Sudah berapa lama ?
Lihat Dan Raba Lihat keadaan umum bayi, Apakah : - Letargis atau tidak sadar ? - Gelisah/ rewel ? Apakah matanya cekung ? Cubit kulit perut, apakah kembalinya ? - Sangat lambat ( > 2 detik ) ? - Lambat ?
Diare Dehidrasi Berat Tanda Dan Gejala : Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : Letargis atau tidak sadar. Mata cekung. Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
Diare Dehidrasi Ringan/ Sedang Tanda Dan Gejala : Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : Gelisah / rewel. Mata cekung. Cubitan kulit perut kembalinya lambat.
Diare Tanpa Dehidrasi Tanda Dan Gejala : Tidak cukup tanda untuk dehidrasi berat atau ringan / sedang
NB : Bayi muda dikatakan diare apabila terjadi perubahan bentuk feses, lebih banyak dan lebih cair (lebih banyak air daripada ampasnya). Pada bayi dengan ASI eksklusif berak biasanya sering dan bentuk feses lembek.
3. Memeriksa Ikterus Tanyakan : Apakah bayi kuning ? Jika ya, pada umur berapa timbul kuning ? Apakah warna tinja bayi pucat ?
Lihat : Lihat, adakah kuning pada bayi ? Tentukan sampai di daerah manakah warna kuning pada bagian badan bayi ?
Ikterus Berat Tanda Dan Gejala Timbul kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir. Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari Kuning sampai telapak tangan atau kaki Tinja berwarna pucat
Ikterus Tanda Dan Gejala Timbul kuning pada umur 24 jam sampai 14 hari dan tidak sampai telapak tangan atau kaki
Tidak Ada Ikterus Tanda Dan Gejala Tidak kuning.
4. Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan/ Atau Masalah Pemberian ASI Jika Tidak Ada Indikasi Untuk Dirujuk Tanyakan ; Apakah inisiasi menyusu dini dilakukan ? Apakah bayi bisa menyusu? Apakah ibu kesulitan dalam pemberian ASI ? Apakah bayi diberi ASI ? Jika YA berapa kali dalam 24 jam ? Apakah bayi diberi makanan / minuman selain ASI ? Jika YA, berapa kali dalam 24 jam ? Alat apa yang digunakan ? Lihat ; Tentukan berat badan menurut umur. Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut ? Adakah celah bibir/ langit-langit ?
Lakukan Penilaian Tentang Cara Menyusui : Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir ? Jika TIDAK, minta ibu untuk menyusui. Jika YA, minta ibu menunggu dan memberitahu saudara jika bayi sudah mau menyusu lagi. Amati pemberian ASI dengan seksama. Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi menyusui.
Lihat, apakah bayi menyusu dengan baik ? Lihat, apakah posisi bayi benar ? Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan badan bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada ibu, badan bayi dekat ke ibu.
Lihat, apakah bayi melekat dengan baik ? Dagu bayi menempel payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada di bawah mulut.
Lihat dan dengar, apakah bayi mengisap dengan efektif ? Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan.
Berat Badan Rendah Menurut Umur Dan/ Atau Masalah Pemberian ASI Tanda Dan Gejala : Berat badan menurut umur rendah Bayi tidak bisa menyusu Ada kesulitan pemberian ASI ASI kurang dari 8 kali/ hari Mendapat makanan atau minuman lain selain ASI Posisi bayi tidak benar Tidak melekat dengan baik Tidak mengisap dengan efektif. Terdapat luka atau bercak putih di mulut (thrush) Ada celah bibir / langit-langit
Berat Badan Tidak Rendah Dan Tidak Ada Masalah Pemberian ASI Tidak terdapat tanda / gejala diatas.
PERENCANAAN TINDAKAN PADA BAYI MUDA SAKIT SESUAI DENGAN MASALAH PADA PENYAKIT MASING-MASING
1. Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri a. Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat Rencana tindakan: Jika ada kejang, tangani kejang Cegah agar gula darah tidak turun Jika ada gangguan napas, tangani gangguan napas Jika ada hipotermia, tangani hipotermia Beri dosis pertama antibiotik intramuskular Nasihati cara menjaga bayi tetap hangat di perjalanan Rujuk segera
b. Infeksi bakteri lokal Rencana tindakan: Jika ada pustul kulit atau pusar bernanah, beri antibiotic oral Jika ada nanah di mata, beri salep/ tetes mata antibiotik Ajari cara mengobati infeksi bakteri lokal di rumah Lakukan asuhan dasar bayi muda Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari
c. Mungkin bukan infeksi Rencana tindakan: Ajari cara merawat bayi di rumah Lakukan asuhan dasar bayi muda
2. Diare
a. Diare dehidrasi berat Rencana tindakan: Tangani sesuai rencana terapi c Jika bayi juga mempunyai klasifikasi lain yang membutuhkan rujukan segera : - rujuk segera setelah memenuhi syarat rujukan dan selama perjalanan berikan larutan oralit sedikit demi sedikit. - nasihati agar asi tetap diberikan jika memungkinkan. - cegah agar gula darah tidak turun. - nasihati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan. b. Diare dehidrasi ringan/sedang
Rencana tindakan: Jika bayi tidak mempunyai klasifikasi berat lain, tangani sesuai rencana terapi b Jika bayi juga mempunyai klasifikasi berat yang lain : - rujuk segera dan selama perjalanan beri larutan oralit. - nasihati agar asi tetap diberikan jika memungkinkan. - cegah agar gula darah tidak turun. - nasihati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan Lakukan asuhan dasar bayi muda Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari.
c. Diare tanpa dehidrasi Rencana tindakan : Tangani sesuai rencana terapi a. Nasihati kapan kembali segera. Lakukan asuhan dasar bayi muda. Kunjungan ulang 2 hari.
3. Ikterus
a. Ikterus berat Rencana tindakan : Cegah agar gula darah tidak turun Nasihati cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan Rujuk segera
b. Ikterus Rencana tindakan : Lakukan asuhan dasar bayi muda Menyusu lebih sering Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari
c. Tidak ada ikterus Rencana tindakan : Lakukan asuhan dasar bayi muda
4. Kemungkinan berat badan rendah dan/ atau masalah pemberian asi
a. Berat badan rendah menurut umur dan/ atau masalah pemberian asi Rencana tindakan : Lakukan asuhan dasar bayi muda Nasehati ibu untuk menjaga bayinya tetap hangat ajarkan ibu untuk memberikan asi dengan benar Jika mendapat makanan/ minuman lain selain asi, berikan asi lebih sering. Makanan / minuman lain dikurangi kemudian dihentikan
Jika bayi tidak mendapat asi : rujuk untuk konseling laktasi dan kemungkinan bayi menyusu lagi Jika ada celah bibir/ langit-langit, nasihati tentang alternatif pemberian minum. Konseling bagi ibu / keluarga Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari untuk gangguan pemberian asi dan thrush Kunjungan ulang 14 hari untuk masalah berat badan rendah menurut umur
b. Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian asi
Rencana tindakan : ujilah ibu karena telah memberikan asi kepada bayinya dengan benar.