Anda di halaman 1dari 26

OLEH KELOMPOK 5

Definisi
efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam
ruang pleura yang terletak diantara
permukaan visceralis dan parietalis (Smeltzer C
Suzanne, 2002 )

Anatomi dan Fisiologi Pleura
Pleura adalah suatu membran serosa melapisi :
Permukaan dalam dinding toraks dikanan dan kiri
Permukaan superior diafragma kanan dan kiri
Mediastinum kanan dan kiri ( pleura parietalis )
Pd pangkal paru membran serosa berbalik melapisi/
`membungkus paru (pleura visceralis).

Diantara pleura parientalis dan viseralis terdapat ruang
yang disebut rongga pleura.

lanjutan :

Fungsi rongga pleura :
Supaya gerakan Paru relatif lebih besar dari
dinding dada. Apabila rongga pleura saling
lekat maka akan mempengaruhi gerak paru
pada ekspirasi dan inspirasi. Cairan pleura
masuk rongga pleura dan didinding dada
(pleura parietalis) dan meninggalkan rongga
menembus pleura visceralis dan masuk ke
aliran limfe.

Besar rongga pleura 18-20mm. Tekanan hidrostatik
dikapiler sistemik (dinding dada) besarnya 30 cmH
2
O.
Tekanan negatif didalam rongga pleura adalah -5
cmH
2
O, berarti perbedaan tekanan antara kapiler
sistemik dan rongga pleura =35 cmH
2
O. Tekanan
osmotik koloid dikapiler sistemik (dinding dada)
besarnya 34 cmH
2
O, tekanan osmotik di rongga dada
pleura adalah 8 cmH
2
O. Perbedaan tekanan osmotik
koloid antara kapiler sistemik dengan tekanan osmotik
koloid dirongga pleura = 26 cmH
2
O. Cairan
cenderung mengalir dari daerah bertekanan osmotik
rendah ke arah daerah bertekanan tinggi.
lanjutan
lanjutan
Berdasarkan perbedaan tekanan osmotik,
seharusnya cairan didalam rongga pleura
cenderung mengalir dari rongga pleura ke
dinding pleura, akan tetapi karena tekanan
hidrostatik dari dinding dada ke arah rongga
pleura lebih besar yaitu 35 cmH
2
O, cairan dari
dinding dada akan masuk ke dalam rongga
pleura. Akumulasi jumlah cairan pleura didalam
rongga pleura dapat terjadi jika terdapat
peningkatan tekanan hidrostatik kapiler darah
1. Transudat :
Terjadi bila ada peningkatan tekanan kapiler,
sirkulasi sistemik atau penurunan tekanan
onkotik plasma. efusi jenis ini mengandung
protein yang rendah.
Penyebab utama transudat pleura adalah :

Gagal jantung
Keadaan hipoalbuminemia ( sisosis hepatis dan
sindrom nefrotik)
Obstruksi vena cava superior


lanjutan
2. Eksudat
Terbentuk karena bertambahnya permeabilitas pleura
terhadap protein, sehingga protein masuk ke dalam
rongga pleura 10gr tiap 24jam yang mengakibatkan
tekanan onkotik transpleura menurun. Efusi pleura jenis
eksudat mengandung protein lebih besar.
Penyebab utamanya adalah :
Infark pulmonal
Pneumonia
Keganasan/ Neoplasma
Tuberkulosis
Penyakit jaringan ikat
Penyebab lain
Lanjutan
3. Hematoraks
Pada efusi pleura jenis ini biasnya disebabkan
oleh trauma yaitu (darah di dalam rongga
pleura) biasanya terjadi karena cedera di dada.
4. Kilotoraks
Disebabkan oleh infiltrasi malignan duktus
torakilus oleh tumor primer atau sekunder dan
limfoma. Tanda ini merupakan tanda efusi
pleura besar, yang menumpuk kembali secara
cepat setelah aspirasi. Cairan mempunyai
gambaran seperti susu dan jumlah protein
tinggi.
Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya efusi pleura bergantung pada
keseimbangan antara cairan dan protein dalam rongga
pleura. Filtrasi ini terjadi karena perbedaan tekanan osmotik
plasma dan jaringan interstitial submesotelial, kemudian
melalui sel mesotelial masuk kedalam rongga pleura. Selain itu
cairan pleura dapat melalui pembuluh limfe sekitar
pleura.Pada umumnya, efusi karena penyakit pleura hampir
mirip plasma ( eksudat ), sedangkan yang timbul pada pleura
normal merupakan ultrafiltrat plasma( transudat).
Efusi yang berhubungan dengan pleuritis disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas pleura parietalis sekunder(akibat
samping) terhadap peradangan atau adanya neoplasma.


Lanjutan
Luas efusi pleura yang mengancam
volume paru, sebagian akan bergantung
pada kekakuan relatif paru dan dinding
dada. Pada volume paru dalam batas
pernapasan normal, dinding dada
cenderung rekoil keluar, sementara paru
paru cenderung rekoil kedalam.


Manifestasi klinis
Pleura akan membentuk bayangan seperti kurva
Dispnea bervariasi / sesak nafas
Adanya keluhan nyeri dada (nyeri pleuritik)
Pada efusi yang berat terjadi penonjolan ruang interkosta.
Pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang
mengalami efusi.
Perkusi meredup diatas efusi pleura.
Egofoni diatas paru yang tertekan dekat efusi.
Suara nafas berkurang diatas efusi pleura.
Fremitus fokal dan raba berkurang.
Jari tabuh merupakan tanda fisik yang nyata dari karsinoma
bronkogenik, bronkiektasis, abses dan TB paru.

Pemeriksaan Diagnosis
1. Thorak Foto
2.Torakosintesis
3. Biopsi pleura
4. Ultrasound
5. CT Scan
Pemeriksaan penunjang lainnya :
1.Bronkoskopi
2.Scanning isotop
3.Torakoskopi (Fiber optic pleuroskopi)

Penatalaksanaan efusi pleura bergantung pada
beberapa faktor antara lain penyakit dasar,
jenis sel, luas penyakit, tampilan
(performance status), dan angka harapan
hidup.
Torakosentesis
Pleurodesis
Bedah pintas pleuroperitoneal
Pleurektomi
Water seal drainage (WSD)
1. Fibrotoraks
2. Atelektasis
3. Fibrosis paru
4. Kolaps Paru

Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Sesuai dengan etiologinya penyebabnya, efusi pleura
timbul pd seluruh usia. Status ekonomi ( tempat
tinggal) sangat berperan terhadap timbulnya penyakit
ini terutama yang didahului eleh tuberkulosis paru
a. Keluhan utama
Biasanya efusi pleura bersifat simptomatik. Gejala
yang timbul sesuai penyakit yang mendasarinya. Misal
Pneumoni akan menyebabkan menggigil, demam dan
nyeri dada pleuritik, ketika efusi sudah membesar dan
melebar, kemungkinan timbul dispnea dan batuk.
a. Riwayat penyakit sekarang
Akan timbul nyeri dada pleuritik, demam, menggigil,
ketika efusi pleura semakin membesar dan menyebar
akan timbul batuk, dan dispnea.






a. Riwayat penyakit dahulu
b. Riwayat penyakit keluarga
c. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan

2. Pemeriksaan fisik
Sistem Pernapasan (B1)

lanjutan
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien dengan efusi pleura terutama akibat adanya
infeksi non pleura biasanya mempunyai riwayat
penyakit tuberkulosis paru.
e. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ditemukan data penyakit yang sama
ataupun diturunkan dari anggota keluarganya
yang lain, terkecuali penularan infeksi
tuberkulosis yang menjadi faktor penyebab
timbulnya efusi pleura.
f. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
Riwayat kebiasaan merokok, minum alkohol, dan
penggunaan obat obatan yang menjadi penyabab
timbulnya efusi pleura.

lanjutan
2. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Inspeksi : Bentuk hemithorak yg sakit,
mencembung,tampak kosta mendatar, ruang
interkosta melebar, pergerakan napas menurun.
Pasien nampak sesak dan RR biasanya meningkat.
Palpasi: Vokal fremitus menurun, Pergerakan dinding
dada tertinggal pada sisi yang sakit
Perkusi : Suara perkusi redup sampai pekak bergantung
pada jumlah cairannya.
Auskultasi : suara napas menurun sampai sampai
menghilang, egofoni

B1 (Blood)
Periksa tekanan darah klien normal sesuai
umur klien.
Inspeksi : periksa letak ictus cordis
Palpasi : hitung frekwensi jantung,
kedalaman dan tidaknya denyut jantung,
adakah getaran ictus cordis.
Perkusi : tentukan batas jantung
Auskultasi : penurunan suara jantung I dan II
tunggal atau gallop.Adakah bunyi jantung III
B3 (Brain )
Periksa tingkat kesadaran klien (GCS ).
B4 (Blader)
Tidak ada kelainan

B5( Bowel)
Perlu dikaji adakah penurunan nafsu
makan berkaitan dengan munculnya
keluhan sesak napas.
B6(Bone)
Tidak ada kelainan, hanya tidak ada
salahnya jika kita gali kemungkinan ada
keluhan akibat efusi pleuranya. Contoh :
sianosis

Diagnosa Keperawatan
1.Ketidakefektifan pola pernapasan yang
berhubungan dengan menurunnya ekspansi
paru sekunder terhadap penumpukan cairan
dalam rongga pleura.
2.Hipertermi berhubungan dengan infeksi
saluran pernapasan.
3.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelemahan umum.
4.Cemas berhubungan dengan adanya ancaman
kematian yang dibayangkan (ketidakmampuan
untuk bernafas).
5.Nyeri dada berhubungan dengan factor-faktor
biologis ( trauma jaringan) dan factor-faktor
fisik (pemasangan selang dada)
6.Resiko Infeksi yang berhubungan dengan
adanya pembedahan (pemasangan WSD.
Intervensi keperawatan
1.Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan
menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan
dalam rongga pleura.
Tujuan : pola nafas kembali efektif dan normal.
Kriteria Hasil
Pola nafas kembali normal.
Tidak ada tanda hipoxia.
Tidak ada gejala sianosis.
RR dalam batas normal 16-20x/menit
Retraksi(-)

Rencana tindakan
a. Identifikasi faktor penyebab
b. Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap
perubahan yang terjadi.
c. Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan
kepala tempat tidur ditinggikan 60-90 derajat.
d. Observasi tanda-tanda vital (RR)
e. Lakukan auskultasi suara nafas
f. Bantu dan ajarkan untuk batuk dan nafas dalam yang efektif.
g. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian O2, obat-obatan serta
foto thorak
2. Hipertermi berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan
Tujuan : suhu tubuh normal 36
o
C 37
o
C
Kriteria hasil :
Pasien akan termoregulasi, dibuktikan dengan suhu kulit dalam rentang normal.
Nadi dan pernapasan dalam rentang yang diharapkan.
Perubahan warna kulit tidak ada.
Rencana tindakan
1. Pantau suhu minimal 2 jam sekali.
2. Pantau tekanan darah, nadi, pernapasan..
3. Pantau aktifitas kejang dan warna kulit
4. Anjurkan menggunakan pakaian yang menyerap keringat
5. Anjurkan keluarga untuk mengompres pasien
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat antipiretik sesuai
dengan anjuran dan evaluasi keefektifannya.


3.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : kebutuhan aktivitas tidak terganggu
Kriteria hasil :
Memeragakan metode batuk, bernapas, dan penghematan energi yang efektif.
Mengidentifikasi tingkat aktifitas yang dapat di capai atau di pertahankan
secara realistis.
Rencana tindakan
a. Jelaskan aktifitas dan faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
b. Ajarkan program hemat energi
c. Buat jadwal aktifitas harian, tingkatkan secara bertahap
d. Ajarkan teknik nafas efektif
e. Pertahankan terapi oksigen tambahan
f. Kaji respon abnormal setelah aktifitas
g. Beri waktu istirahat yang cukup

Anda mungkin juga menyukai