2006 SULISTYONO Batasan Neonatus (newborn) : < 30 hari Bayi (infant) : 1 12 bulan Anak (child) : 1 12 tahun 2006 SULISTYONO Perbedaan Sistem pernafasan Sistem kardiovaskuler Kebutuhan cairan elektrolit dan metabolisme Pengaturan suhu tubuh Segi psikologi dan patologi 2006 SULISTYONO Sistem Pernafasan Kepala bayi/anak relatif lebih besar Leher pendek Lobang hidung (nares) sempit Waldeyer ring sering mengalami hipertrofi Lidah relatif lebih besar Daerah tersempit jalan nafas atas adalah lingkar cricoid Pengembangan paru terbatas
2006 SULISTYONO Pengembangan Paru Terbatas Rongga dada relatif lebih kecil Abdomen lebih menonjol, diafragma letaknya lebih tinggi Posisi tulang iga horisontal tidak dapat mengembangkan dinding thorax lebih besar lagi Otot-otot interkostal belum tumbuh sempurna 2006 SULISTYONO Lebih cepat mencapai stadium dalam Orang dewasa - ventilasi alveolar : 60 ml/kg bb/menit - ratio ventilasi alveolar : FRC 1,5 : 1 Bayi/anak - ventilasi alveolar : 100 150 ml/kgbb/min - ratio ventilasi alveolar : FRC 5 : 1 2006 SULISTYONO SISTEM KARDIOVASKULER Tekanan darah arterial - Neonatus sekitar 80/40 - Bayi 90/60 - Anak 100/60 110/70 Nadi - Neonatus : 100 180 (rata-rata 140) - Bayi : 80 150 (rata-rata 120) - Anak : 70 130 (rata-rata 95) 2006 SULISTYONO Pengaruh Suhu Suhu bayi sangat dipengaruhi oleh suhu udara disekitarnya Suhu udara < 27 C bayi harus berkompensasi untuk menjaga suhu tubuhnya meningkatkan kebutuhan oksigen asidosis metabolik Pada suhu tubuh 28 C jantung sewaktu- waktu dapat berhenti Kenaikkan suhu > 39 C kebutuhan O2 , konvulsi, kerusakan otak karena hipoksia, hipotensi dan henti jantung 2006 SULISTYONO Tonus vagal bayi lebih dominan lebih mudah mengalami bradikardi Rangsangan nyeri Rangsangan pada jalan nafas : suctioning, laringoskopi, intubasi trakheal Hipoksia Hiperkarbia Pemberian obat-obat tertentu misalnya succinyl choline 2006 SULISTYONO Kelainan kongenital kardiovaskuler Atrial septal defect Ventricular septal defect Patent ductus arteriosus Botalli Tetralogi Fallot 2006 SULISTYONO Kebutuhan cairan bayi berdasarkan BB 0 10 kg : 4 ml/kg bb/jam 10 20 kg : 2 ml/kg bb/jam > 20 kg : 1 ml/kg bb/jam 2006 SULISTYONO Kebutuhan cairan bayi berdasarkan umur < 1 th : 6 ml/kg bb/jam 1 5 th : 4 ml/kg bb/jam > 5 th : 2 ml/kg bb/jam
Perhitungan lain yang lebih praktis Neonatus : 100 - 125 ml/kg bb/hari Bayi/anak : 60 100 ml/kg bb/hari 2006 SULISTYONO Kebutuhan elektrolit Natrium : 2 3 mEq/kg bb/hari Kalium : 1 2 mEq/kg bb/hari 2006 SULISTYONO PENGATURAN SUHU Luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding orang dewasa Jaringan lemak subkutis masih sedikit Bayi tidak bisa menggigil sebagai kompensasi produksi panas bila suhu tubuh turun non shivering thermogenesis 2006 SULISTYONO SEGI KEJIWAAN Nyeri fisik : Jarum suntik, Luka pasca bedah, Penggantian bebat Rasa tidak enak (discomfort) : Pusing, Mual/muntah, Jarum infus, Kateter/nasogastric tube, Penghisapan sekret pada trakhea, Ventilasi mekanik Stress emosional : Pisah dari orang tua, Bau/rasa tidak enak, Suara-suara, erangan/teriakan kesakitan pasien lain, personil berjubah, memakai masker, darah berceceran, Alat-alat pemantau yang canggih 2006 SULISTYONO PELAKSANAAN ANESTESI Persiapan pra anestesi - Anamnesa/hetero anamnesa - Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan laboratorium Pemberian obat-obatan anestesi Perawatan pasca anestesi 2006 SULISTYONO MASALAH DAN ANTISIPASI Masalah nafas Anak diganjal punggungnya dengan bantal tipis untuk mempermudah ekstensi kepala Dead space mekanik seminimal mungkin ekspansi paru terbatas alat atau tehnik anestesi harus ringan tanpa sistem katup 2006 SULISTYONO Masalah kardiovaskuler Manset tensimeter yang sesuai dengan ukurannya Siap atropin sulfat di syring Infus menggunakan pediatric infusion set Observasi perdarahan lebih teliti, target transfusi hematokrit > 30% Infus harus mengandung glukosa Jadwal pengacaraan operasi terencana harus memprioritaskan pasien bayi/anak-anak 2006 SULISTYONO Masalah psikologis Pendekatan psikologis terhadap anak Pendekatan farmakologis dengan pemberian obat-obat premedikasi gol sedativa/tranquilizer 2006 SULISTYONO Masalah yang berkaitan dengan pembedahan Pembedahan di jalan nafas, pembedahan dengan posisi telungkup endotrakheal tube Pembedahan dengan kemungkinan perdarahan yang banyak infus lancar Penampung darah dengan botol kecil Pembedahan yang sifatnya darurat optimalisasi dalam waktu sesingkat mungkin 2006 SULISTYONO PREMEDIKASI Tujuan utama : memisahkan secara halus dari orang tua dan mempermudah induksi anestesi Tujuan lain : - Amnesia - Analgesia - Mencegah penyulit 2006 SULISTYONO Obat-obat premedikasi Golongan sedativa/tranquilizer Golongan analgetik narkotik Golongan analgetik narkotik 2006 SULISTYONO INDUKSI ANESTESI Per inhalasia over face Intravena Intramuskuler Per rektal 2006 SULISTYONO INTUBASI EMDOTRAKHEAL Keuntungan - Jalan nafas dikuasai - Mengurangi kemungkinan aspirasi - Memudahkan memberikan nafas bantuan/buatan Kerugian - Spasme larynx - Edema larynx - Penyebaran infeksi jalan nafas atas - Trauma gigi, bibir, lidah, pharynx dan larynx 2006 SULISTYONO ALAT/SISTEM ANESTESI INHALASI Resistensi kecil Mekanik dead space minimal Cegah heat loss Humidifikasi gas anestesi Contoh alat : Ayres T piece, modified Ayres T piece (Jackson Rees), pediatric circle system. Perlengkapan lain : Laryngoscope, Endotrakheal tube, Naso/oropharyngeal airway, Suction cathether, Suction apparatus, Obat-obat emergency 2006 SULISTYONO PERAWATAN PASCA ANESTESI Monitoring sistem pernafasan dan kardiovaskuler. Suhu tubuh dipertahankan > 35 derajat Celcius. Posisi miring/semi prone bila belum sadar baik terutama pada pembedahan di jalan nafas dan pembedahan darurat. Pemberian oxygen. Pengelolaan nyeri pasca besdah. Antisipasi penyulit : edema larynx, aspirasi, perdrahan. Kebutuhan cairan, elektrolit dan kalori.