penelitian itu Gunanya : 1. Memberi pegangan tentang cara pelaksanaan penelitian 2. Menentukan batas-batas penelitian 3. Memberikan gambaran tentang apa yang akan dilakukan serta kesulitan yang akan dihadapi
Desain penelitian bertalian dengan tujuan penelitian yang bersifat :
Ekploratif, Diskriptif, Ekperimental
Penelitian Eksploratif Menjajaki sesuatu yg belum banyak dikenal, misalnya internet masuk desa, kehidupan mhs Indonesia di luar negeri, andaikan masalah-masalah itu blm diselidiki secara mendalam Penelitian Diskriptif Mengadakan diskripsi utk memberi gambaran yg lebih jelas misal: Perusahaan transport lokal di suatu kota Sistem penerimaan pegawai pd perusahaan jasa konstruksi, dll Lebih spesifik dg memusatkan perhatian pd aspek-aspek tertentu Sering menunjukkan hub antar variabel Penelitian Eksperimental Mengadakan eksperimen atau percobaan Selalu dlm kondisi satu atau beberapa variabelnya dpt dikontrol Kontrol biasanya digunakan bagi kelomp atau individu yg tidak dikenakan variabel eksperimen Ada kemungkinan kelomp atau individu yg sama digunakan sebagai kel kontrol dan sekaligus kel eksperimen Sering penelitian dimulai secara eksploratif, bila masalah itu masih kurang dikenal, baru kemudian bersifat diskriptif, dan akhirnya dpt meningkat menjadi eksperimental Desain Survey : informasi orang yg jumlahnya besar Case Study : bentuk penelitian yg mendalam, lingk sosial termasuk man Eksperimen : pengaruh variabel thd kel yg dikontrol
BEBERAPA BENTUK DESAIN PENELTITIAN DESAIN SURVEY Mengumpulkan informasi org dg jml besar Dg cara mewancarai sejumlah kecil dalam populasi (sampel) Dpt digunakan dlm penelitian yg bersifat eksploratif, deskriptif maupun eksperimental Mutu survey antara lain tergantung pd Jumlah org yg dijadikan sampel Taraf hingga mana sampel itu representatif, artinya mewakili kel yg diteliti Tingkat kepercayaan informasi yg diperoleh dari sampel itu Kebaikan desain survey Dpt dilibatkan banyak orang melalui sampel Dpt digunakan angket, wawancara DESAIN EKSPERIMEN DESAIN EKSPERIMEN Dalam suatu eksperimen kita ingin meneliti pengaruh variabel tertentu terhadap suatu kelompok dalam kondisi yang dikontrol secara ketat
Dalam desain eksperimen terdapat kelompok yang disebut kelompok eksperimen yaitu kelompok yang sengaja dipengaruhi oleh variabel- variabel tertentu misalnya diberi latihan.
DESAIN EKSPERIMEN Disamping itu ada pula kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel itu, misalnya tidak diberi latihan itu.
Adanya kelompok kontrol dimaksudkan sebagai pembanding hingga manakah terjadi perubahan akibat variabel- variabel eksperimen itu. POLA IDEAL BAGI DESAIN EKSPERIMEN X 1 X 2
X 1 X 2
Sesudah Sebelum V Kel Eksperimen Kel Kontrol Sebelum Sesudah b = X 2 X 1
b = X 2 X 1 b = perbedaan V = Variabel Adakalanya dan ini sering dialami dalam masalah-masalah sosial, bahwa sukar diadakan kelompok kontrol. Dalam hal ini kelompok yang sama dijadikan sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, yg dapat dibagankan sbb. X 1 X 2
Sebelum Sesudah b = X 1 - X 2
Jadi kelompok yang sama diobservasi atau diselidiki pada waktu yang berlainan, yakni sebelum dan sesudah diberi variabel eksperimen Secara ideal desain penelitian harus lengkap, dalam bagan mempunyai 4 petak. Namun sering dibuat kesalahan untuk mengambil kesimpulan berdasarkan hanya satu petak yakni X 2
Yang menggambarkan situasi pada suatu saat, misalnya kenakalan remaja dewasa ini, atau kurang sadarnya mereka akan perjuangan bangsa, yg dijadikan dsr untuk misal mengambil kesimpul betapa suramnya masa depan bangsa kita. Kesalahan disini adalah bahwa kita melengkapi petak itu dengan imajinasi kita, menjadi :
X 2
X 1
Dimana X 1 adalah keadaan generasi tua pada masa mudanya. Jadi kita mengambil kesimpulan tentang generasi muda berdasarkan keadaan generasi tua. Kesimpulan serupa ini tidak bisa disebut ilmiah.
Kesulitan yg dihadapi dlm desain eksperimen ialah menyusun kelompok kontrol yg sama atau ada kesamaannya dg kelompok eksperimen Bila kedua kelompok itu berlainan sekali misalnya, jenis kelamin, usia, status sosial, kesukuan, pendidikan dsb. maka eksperimen eksperimen itu hasilnya tidak dapat dipercaya CONTOH: Pengaruh film kriminal terhadap orang dewasa tentunya akan berbeda pengaruhnya thd anak-anak
Oleh karena itu peneliti akan berusaha utk membentuk dua kelompok yang sama atau bersamaan untuk percobaan dan kontrol
Ada beberapa cara yg dapat dilakukan : 1. Kelompok yang sejodoh 2. Kelompok yg bersamaan 3. Kelompok sama 4. Kelompok atas pilihan acakan 1. Kelompok yg sejodoh Peneliti membentuk kelompok kontrol yg anggotanya mempunyai jodohnya dlm kelompok percobaan Dengan jodoh dimaksud orang mempunyai ciri-ciri yg sama atau bersamaan, misalnya jenis kelamin, status sosial, usia dsb. Jadi tiap anggota kel kontrol ditandingi oleh anggota lain dalam kel percobaan yg sifat dan keadaannya sama atau hampir sama
Misal : A dipasangkan dg A B dipasangkan dg B C dipasangkan dg C dst
Menentukan dua org yg sama bahkan hampir sama sangat sukar. Selain dari sifat-sifat yg kita pilih utk disamakan masih banyak lagi sifat-sifat lain yg tidak dipertimbangkan
2. Kelompok yg bersamaan
Cara ini tdk mengutamakan ciri-ciri anggotanya secara individual melainkan kesamaan distribusi ciri-ciri dlm keseluruhan kelompok percobaan maupun kelompok kontrol Misalnya diperhatikan ciri-ciri seperti jenis kelamin, usia, lama pendidikan, inteligensi dsb.
Peneliti berusaha agar distribusi ciri-ciri itu sama dalam kedua kelompok itu Misalnya kedua kelompok itu masing-masing terdiri atas 100 org. Misalnya : Ciri-ciri Kel eksperimen Kel kontrol Pria/wanita 60/40 58/42 Usia 42 th 41,5 th Lama pendidikan 5,9 th 6,0 th 3. Kelompok sama
Dapat pula kelompok yang sama digunakan sebagai kelompok eksperimen dan sebagai kelompok kontrol Cara ini dipakai karena sukar sekali atau tidak mungkin membentuk kelompok kontrol Dlm desain eksperimen serupa ini kelompok yg sama diselidiki dua kali pada saat yg berlainan
X 1
Variabel eksperimen X 2
W 1
W 2
W = waktu Waktu antara W 1 dan W 2 jangan terlalu lama, sehingga tidak dimasuki variabel lain yg tidak dapat dikuasai. Misalnya kenaikan pangkat, kematian istri dsb 4. Kelompok atas pilihan
Kelompok dapat juga dibentuk berdasarkan pilihan acak atau random dari sampel yg ada. Jika jumlahnya misalnya 100 org, menurut metode sampling acak dapat kita pilih 50 org. Nama atau nomor masing-masing kita tulis pada secarik kertas, kita masukkan kedalam kotak, kita kocok lalu kita tarik satu per satu. Kita juga dapat menggunakan tabel yang berisi nomor secara acak
PENGUKURAN DALAM PENELITIAN
Fungsi pengukuran atau measurement antara lain: 1. Pengukuran memberikan data kuantitatif yg dpt diolah dg statistik 2. Dg pengukuran dpt diuji hipotesis- hipotesis serta teori yg mendasarinya 3. Dg pengukuran dpt diketahui perbedaan hingga manakah suatu sifat, nilai, sikap dimiliki oleh individu atau kelompok
Pengukuran dalam ilmu sosial biasanya menentukan sesuatu dalam suatu kontinum atau skala. Suatu skala harus valid atau sahih dan reliable
Reliable diuji dg cara : - tes retes - dua bentuk skala yg ekuivalen - bagi dua atau split half
Validitas diusahakan dengan - pikiran logis - meminta pendapat orang yg ahli - menggunakan kel yg telah diketahui sifatnya - kriteria independen
Yg terkenal sebagai alat pengukur dlm penelitian sosial adalah skala : Likert, skala Thurstone dan skala Guttman Menurut E.L. Thorndike, apa saja yang ada selalu ada dalam kuantitas tertentu, oleh karena itu dapat diukur
- Kuantifikasi data Dalampenelitian kita perlu mengumpulkan data melalui observasi, angket, atau wawancara misalnya mengenai usia, lama pendidikan, pendidikan dsb. yang kemudian dpt diolah dlm bentuk angka, rata-rata atau dg cara statistik lainya Dg demikian informasi yg kita peroleh lebih bermakna dan membuka peluang utk merumuskan sejumlah hipotesis yg dapat diuji secara impiris
-Pengujian hipotesis dan teori
Dlm penelitian kita berusaha menjelaskan bagaimana terjadi gejala-gejala tertentu, misalnya perceraian, kenakalan anak, kegairahan kerja dsb. Untuk itu kita ciptakan teori serta hipotesis-hipotesis berdasarkan teori itu. Hipotesis ini akan diuji secara empiris. Cara yang paling ampuh adalah mencari korelasi antara berbagai variabel yg bertalian dengan gejala yg sedang diteliti - Perbedaan taraf Manusia berbeda satu dg yg lain, begitu juga kelompok manusia yg satu dengan yg satunya lagi. Perbedaan itu dapat mengenai usia, pendapatan, tinggi, berat dsb. Berat diukur dg kilo, tinggi dg meter sebagai standart dsb. Akan tetapi ada pula sifat-sifat yg tidak mudah diukur karena tidak ada standartnya, misalnya ketekunan kerja, sikap agresif, frustasi dsb.
Untuk sifat-sifat yg bercorak kualitatif ini pun perlu diadakan pengukuran sehingga dapat dibedakan individu yg memiliki sifat itu dalam taraf yang sangat tinggi sampai yg sangat rendah. Dengan demikian kita dapat mengadakan penggolongan manusia yg kemudian dapat kita banding-bandingkan. Dengan memberi nilai tertentu kepada sifat-sifat itu menurut tarafnya, terbuka kesempatan mengolahnya secara kuantitatif.
- Pengukuran sebagai masalah Pengukuran dalam penelitian sosial biasanya berbeda dengan pengukuran dalam ilmu eksakta, misalnya mengukur panjang dengan m, cm dsb.
Jarak 10 m misalnya sama dengan dua kali jarak 5m. Pengukuran dalam penelitian sosial biasanya dalam urutan atau kontinu tertentu. Misalnya seorang yg mendapatkan angka 8 tidak dapat dikatakan dua kali lebih pandai dengan anak yg mendapat nilai 4.
Ia menempati kedudukan tertentu dalam kontinum 0 10 dalam penilaian prestasi murid. Dalam menyusun skala perlu pula dipertimbangkan sifat populasi yang akan diukur. Soal kepuasan kerja dapat diselidiki pada pekerja-pekerja pabrik, akan tetapi mungkin kurang relevan pada buruh harian dipersawahan.
Suatu skala agar representatif antara lain harus memenuhi syarat reliabilitas dan validitas