0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
67 tayangan20 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kutipan, jenis kutipan (langsung dan tidak langsung), teknik mengutip, sistem mengutip (footnote, running note, endnote) serta pedoman penulisan kutipan dan daftar pustaka. Fokus utamanya adalah menjelaskan cara yang benar dalam mengutip sumber rujukan dan membuat daftar pustaka.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kutipan, jenis kutipan (langsung dan tidak langsung), teknik mengutip, sistem mengutip (footnote, running note, endnote) serta pedoman penulisan kutipan dan daftar pustaka. Fokus utamanya adalah menjelaskan cara yang benar dalam mengutip sumber rujukan dan membuat daftar pustaka.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kutipan, jenis kutipan (langsung dan tidak langsung), teknik mengutip, sistem mengutip (footnote, running note, endnote) serta pedoman penulisan kutipan dan daftar pustaka. Fokus utamanya adalah menjelaskan cara yang benar dalam mengutip sumber rujukan dan membuat daftar pustaka.
pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun dalam majalah (Gorys Kerap, 1984:179) Jenis Kutipan 1. kutipan langsung 2. kutipan tidak langsung
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli.
Kutipan tidak langsung adalah pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut.
Perhatikan tanda kutip (). Pada kutipan langsung, selalu digunakan. Prinsip-prinsip mengutip Jangan mengadakan perubahan
Apabila terjadi perubahan, maka perubahan tersebut tidak mengenai substansi, tetapi hanya secara teknik saja, dan terbatas pada berapa tujuan, misalnya bertujuan untuk memberi aksentuasi, contoh, pertentangan, dsb.
Kata/kalimat yang diubah tersebut harus diberi keterangan, misalnya dengan: garis bawah, huruf miring, ditebalkan, atau kursif (), bahwa perubahan itu secara teknik dibuat oleh penulis/peneliti sendiri.
Keterangan tersebut harus ditempatkan di dalam tanda kurung segi empat [].
Misalnya, alpa [huruf miring, Penulis].
Apabila ada kesalahan
Penulis/peneliti tidak diperkenankan untuk mengubah apa yang dikutip. Tulis saja apa adanya!
Apabila terdapat kesalahan pada kata/kalimat yang dikutip, dan peneliti ingin menjelaskan bahwa kesalah tersebut bukan oleh pengutip, maka pengutip diperkenankan membuat catatan kaki, atau dijelaskan di dalam tanda kurung segi empat [] dengan kata [sic!] di belakang kata/kalimat yang salah dan yang akan dijelaskan/diperbaiki.
[sic!] artinya sesuai dengan naskah aslinya.
Misalnya: kelapaan atau kelapaan [sic!]
Hukum untuk keterbitan [sic!]
kata kelapaan di atas sebenarnya salah cetak. Seharusnya kealpaan Maksud keterbitan sebenarnya ketertiban.
Menghilangkan bagian kutipan Diperkenankan menghilangkan bagian kutipan (bisa di awal, di tengah, atau di akhir), tetapi tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya baik sebagian atau seluruhnya. Perubahan itu dinyatakan dengan menggunakan tiga titik berspasi [. . . ]. Tidak diperkenankan menggunakan garis penghubung (-) sebagai pengganti titik-titik.
Contoh: Soedikno mengatakan, . . . hukum tidak sekedar merupakan pedoman saja tentang bagaimana seharusnya kita bertindak . . . . Teknik mengutip: a. Pada kutipan langsung Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris: (1) Kutipan itu diintegrasikan dengan teks; (2) Jaraknya dua spasi; (3) Diapit dengan tanda kutip (); (4) Sesudah kutipan diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas (footnote) [ .]. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris: (1) Dipisahkan dari teks, dengan jarak 1 spasi; (2) Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi; (3) Diapit dengan tanda kutip (); (4) Sesudah kutipan diberi nomor catatan kaki ( .); (5) Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5-7 ketikan.
b. Pada kutipan tidak langsung Perhatikan syarat-syarat sbb.: (1) Kutipan diintegrasikan dengan teks; (2) Jarak antara baris dengan baris dua spasi; (3) Tidak diapit dengan tanda kutip; (4) Tetap diberi nomor kutipan (catatan kaki).
Kutipan pada catatan kaki Ditempatkan dalam spasi rapat, Dimasukkan dalam tanda kutip, Dikutip seperti teks aslinya, Biasanya dilakukan apabila teks yang dikutip sangat panjang. Kutipan dari ucapan/verbal Sumber: dari kuliah, ceramah, diskusi, seminar, simposium, atau dari interview.
Bila perlu dan memungkinkan, sebaiknya dibuat dulu teksnya, kemudian diperlihatkan kepada sumbernya untuk mendapatkan pengesahan.
Sumber ini dapat diintegrasikan dengan teks atau dimasukkan dalam catatan kaki.
Sumber-sumber yang dapat dikutip: Teksbooks, Internet, Mass media (cetak dan atau elektronik), Kamus, bibliografi, encyclopedia, Verbal: interview, seminar, diskusi, dll. Sistem mengutip: 1. Footnote 2. Runningnote 3. Endnote
Yang berlaku di Fakultas Hukum Unpad adalah sistem footnote , berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Unpad Nomor 1164/J06.6.FH/Kep/PP/2004 tentang Penetapan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelaksanaan Kurikulum 2003 Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Footnote Footnotes adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.
Footnote berfungsi untuk menyatakan sumber suatu kutipan, buah fikiran (verbal), fakta- fakta, atau ikhtisar dari yang berbubungan teks karangan.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat footnote : Setiap footnote diberi nomor atau simbol (numbering/bullet)
Nomor footnote harus diberi jarak dengan garis margin teks sebelah kiri.
Jika footnote lebih dari satu baris maka baris kedua dan seterusnya dimulai pada margin teks.
Penulisan footnote sbb: Nama pengarang (tanpa gelar), judul buku (cetak miring), cetakan (bila dicetak lebih dari satu kali), edisi (bila lebih dari satu kali), nama penerbit, kota penerbit, tahun terbitan, halaman yang dikutip.
Dalam pencantuman nama pengarang:
Jika pengarangnya sebanyak sampai dengan tiga (3) orang, maka nama pengarang ditulis seluruhnya;
Jika pengarangnya lebih dari tiga (3) orang, maka cukup mencantumkan nama pengarang pertama dan di belakangnya ditulis dalam tanda kurung kata-kata et. al. Artinya dengan orang lain;
Untuk kumpulan karangan yang ditulis cukup nama editornya dan dibelakangnya ditulis dalam tanda kurung kata ed (ed);
Jika bukunya merupakan terjemahan, pengarang aslinya harus dicantumkan pertama kali, kemudian di belakangnya ditulis nama penerjemahnya.
Beberapa istilah yang digunakan dalam penuliasan footnotes: Ibid singkatan dari ibidem, artinya pada tempat yang sama.
Dipakai apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang mendahuluinya, yang tidak diselingi oleh sumber atau footnote lain.
Penulisan ibid, selalu diikuti dengan penulisan halaman.
op. cit. singkatan dari opera citato artinya dalam karangan yang telah disebut.
Dipakai untuk menunjuk pada suatu buku (teks), atau sumber yang telah disebut sebelumnya lengkap pada halaman lain, tetapi telah diselingi oleh sumber lain.
Apabila nama pengarang sama, dan buku atau sumber yang dikutip lebih dari satu, sebaiknya disebutkan sebagian dari judul buku atau sumber tersebut.
Penulisan op. cit selalu diikuti dengan penulisan halaman. Loc. cit, singkatan dari loco citato, artinya pada tempat yang telah disebut.
Digunakan untuk menunjuk kepada halaman yang sama atau persoalan yang sama dari sumber yang telah disebut, tetapi telah diselingi oleh sumber lain.
Pada penulisan loc. cit , tidak disertai dengan penulisan halaman. DAFTAR PUSTAKA Dicantukan secara lengkap kepustakaan yang dipergunakan,
Tidak diperkenankan mencantumkan kepustakaan di luar yang di- footnotes-kan,
Font yang digunakan harus lebih besar daripada yang digunakan dalam footnotes,
Tanpa menggunakan nomor halaman kutipan,
Jika satu referensi dalam daftar pustaka terdiri lebih dari satu baris, maka baris kedua dst ditulis menjorok ke dalam dan ditulis dalam satu spasi,
Untuk referensi berikutnya setelah referensi pertema ke referensi kedua dst diberi jarak dua spasi. DAFTAR PUSTAKA Alfabetis (A z),
Tidak menggunakan nomor urut,
Tidak menggunakan nama gelar,
Untuk nama indonesia yang tidak diketahui nama familinya, atau marganya, tulis apa adanya.
Untuk nama orang asing dan nama Indonesia yang diketahui marga/familinya, ditulis lebih dulu nama familinya diikuti dengan tanda koma (,) kemudian ditulis nama depan dst.