Anda di halaman 1dari 40

PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS

By : ERA NURISA W.,S.ST.


Perubahan Sistem
Reproduksi

1. Perubahan pd Uterus
Involusi
adalah perubahan yang merupakan proses
kembalinya alat kandungan atau uterus dan
jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga
mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
Continue
Proses involusi terjadi karena adanya:
Autolysis
yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus
yang tumbuh karena adanya hiperplasi, dan
jaringan otot yang membesar menjadi lebih
panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali
lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan
susut kembali mencapai keadaan semula.
Penghancuran jaringan tersebut akan diserap
oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal
yang menyebabkan ibu mengalami beser
kencing setelah melahirkan.
Continue
Aktifitas otot-otot
yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-
otot setelah anak lahir yang diperlukan untuk
menjepit pembuluh darah yang pecah
karena adanya pelepasan plasenta dan
berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang
tidak berguna.
Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan
terganggunya peredaran darah uterus yang
mengakibatkan jaringan otot kurang zat
yang diperlukan sehingga ukuran jaringan
otot menjadi lebih kecil.
Ischemia
yaitu kekurangan darah pada uterus yang
menyebabkan atropi pada jaringan otot
uterus.
Involusi pada alat kandungan meliputi:
Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan
alat yang keras, karena
kontraksi dan retraksi otot-ototnya
.
Involusi TFU
Berat
Uterus
Diameter
Bekas
Melekat
Plasenta
Keadaan
Cervix
Setelah
plasenta
lahir
Sepusat 1000 gr 12,5 cm Lembik
1 minggu
Pertengahan
pusat
symphisis
500 gr 7,5 cm
Dapat
dilalui 2 jari
2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm
Dapat
dimasuki 1
jari
6 minggu
Sebesar hamil
2 minggu
50 gr 2,5 cm
8 minggu Normal 30 gr
Continue
Involusi tempat plasenta
Pada permulaan nifas bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah besar
yang tersumbat oleh trombus.

Luka bekas implantasi plasenta tidak
meninggalkan parut karena dilepaskan dari
dasarnya dengan pertumbuhan endometrium
baru dibawah permukaan luka.

Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan
juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
Segera setelah kelahiran, tempat
melekatnya plasenta kira kira berukuran
sebesar telapak tangan, tetapi dengan cepat
ukurannya mengecil.

Pada akhir minggu kedua, diameternya
hanya 3 sampai 4 cm


Dalam waktu beberapa jam setelah
kelahiran, tempat melekatnya plasenta
biasanya terdiri atas banyak pembuluh darah
yang mengalami thrombosis yang
selanjutnya mengalami organisasi thrombus
secara khusus.

Continue
Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai
banyak pembuluh darah yang besar,
tetapi karena setelah persalinan tidak
diperlukan lagi peredaran darah yang
banyak maka arteri harus mengecil lagi
dalam masa nifas.
Lokhia
Pada masa awal nifas, peluruhan jaringan
desidua menyebabkan keluarnya discharge
vagina dalam jumlah bervariasi yang
disebut lokhia.

Secara mikroskopis, lokhia terdiri atas
eritrosit, serpihan desidua, sel sel epitel,
dan bakteri.
Mikroorganisme ditemukan pada lokhia yang
menumpuk di vagina dan pada sebagian
besar kasus juga ditemukan bahkan bila
discharge diambil dari rongga uterus.

Jenis jenis Lochea :
Lochea rubra ( cruenta): berisi darah segar
dan sisa- sisa selaput ketuban, sel- sel
desidua, vernik caseosa, lanugo dan
mekonium, selama dua hari
pascapersalinan.

Continue
Lochea sanguinolenta: berwarna merah
kuning berisi darah dan lendir, hari ke-3
sampai ke-7 pascapersalinan.

Lochea serosa: berwarna kuning, cairan
tidak berubah lagi, pada hari ke-7 sampai
ke-14 pascapersalinan

Continue
Lochea alba: cairan putih setelah 2
minggu.

Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar
cairan seperti nanah dan berbau busuk.

Lochiostasis: lochea tidak lancar
keluarnya.
Continue
e. Regenerasi Endometrium
Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah
melahirkan, sisa desidua berdiferensiasi
menjadi dua lapisan.

Stratum superficial menjadi nekrotik, dan
terkelupas bersama lokhia.
Stratum basal yang bersebelahan dengan
miometrium tetap utuh dan merupakan
sumber pembentukan endometrium baru.

Endometrium terbentuk dari proliferasi sisa
sisa kelenjar endometrium dan stroma
jaringan ikat antar kelenjar tersebut.

Proses regenerasi endometrium berlangsung
cepat, kecuali pada tempat melekatnya
plasenta.

Dalam satu minggu atau lebih, permukaan
bebas menjadi tertutup oleh epitel dan
seluruh endometrium pulih kembali dalam
minggu ketiga.
f. Sub Involusi
Istilah ini menggambarkan suatu keadaan
menetapnya atau terjadinya retardasi involusi,
proses yang normalnya menyebabkan uterus
nifas kembali ke bentuk semula.

Proses ini disertai pemanjangan masa
pengeluaran lokhia dan perdarahan uterus
yang berlebihan atau irregular dan terkadang
juga disertai perdarahan hebat

Pada pemeriksaan bimanual, uterus teraba
lebih besar dan lebih lunak dibanding normal
untuk periode nifas tertentu.

Penyebab subinvolusi yang telah diketahui
antara lain retensi potongan plasenta dan
infeksi pamggul
a. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses
melahirkan bayi, dan dalam beberapa
hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap
berada dalam keadaan kendur.

2. Perubahan pd Vagina&Vulva
Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul
kembali sementara labia manjadi lebih
menonjol.
b. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum
menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi
yang bergerak maju.

Pada post natal hari ke 5, perineum
sudah mendapatkan kembali sebagian
besar tonusnya sekalipun tetap lebih
kendur dari pada keadaan sebelum
melahirkan.

Perubahan Sistem
Pencernaan

Kerapkali diperlukan waktu 3 4 hari
sebelum faal usus kembali normal.

Meskipun kadar progesteron menurun
setelah melahirkan, namun asupan
makanan juga mengalami penurunan
selama satu atau dua hari, gerak tubuh
berkurang dan usus bagian bawah sering
kosong jika sebelum melahirkan diberikan
enema.

Rasa sakit didaerah perineum dapat
menghalangi keinginan ke belakang
Perubahan Sistem
musculoskelet/
diastasis rectie
abdominis



Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang
terjadi selama masa hamil berlangsung secara
terbalik padsa masa pascapartum.

Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu
relaksasi dan hipermobilitas sendi dan
perubahan pusat gravitasi ibu akibat
pembesaran rahim.

Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6
sampai minggu ke-8 setelah wanita melahirkan.

Akan tetapi, walaupun semua sendi lain
kembali normal sebelum hamil, kaki wanita tidak
mengalami perubahan setelah melahirkan.


a. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar
karena diregang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
Kadang-kadang pada wanita yang asthenis
terjadi diastasis dari otot-otot rectus
abdominis sehingga sebagian dari dinding
perut di garis tengah hanya terdiri dari
peritoneum, fascia tipis dan kulit. Tempat
yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau
mengejan.


b. Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama
masa kehamilan tampak melonggar dan
mengendur sampai berminggu-minggu
atau bahkan berbulan-bulan yang
dinamakan strie. Melalui latihan
postnatal, otot-otot dari dinding abdomen
seharusnya dapat normal kembali dalam
beberapa minggu


c. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak
dapat menghilang sempurna
melainkan membentuk garis lurus yang
samar. Ibu postpartum memiliki tingkat
diastasis sehingga terjadi pemisahan
muskulus rektus abdominishal tersebut
dapat dilihat dari pengkajian keadaan
umum, aktivitas, paritas, jarak
kehamilan yang dapat menentukan
berapa lama tonus otot kembali
normal.


d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis
serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus, setelah janin lahir,
berangsur-angsur menciut kembali seperti
sediakala. Tidak jarang ligamentum
rotundum menjadi kendor yang
mengakibatkan letak uterus menjadi
retroflexi. Tidak jarang pula wanita
mengeluh kandungannya turun setelah
melahirkan oleh karena ligament, fasia,
jaringan penunjang alat genetalia menjadi
agak kendor.


e.simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis
pubis yang terpisah ini merupakan
penyebab utama morbiditas maternal dan
kadang-kadang penyebab
ketidakmampuan jangka panjang.

Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan
signifikan pada pubis disertai peningkatan
nyeri saat bergerak ditempat tidur atau
saat berjalan.


Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Sering
kali klien tidak mampu berjalan tanpa
bantuan. Sementara pada kebanyakan
wanita gejala menghilang setelah beberapa
minggu atau bulan, pada beberapa wanita
lain gejala dapat menetap sehingga
diperlukan kursi roda.
Perubahan Sistem
Endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu
sekitar 3 jam post partum.

Progesteron turun pada hari ke 3 post
partum.

Kadar prolaktin dalam darah berangsur-
angsur hilang

Perubahan Sistem
Kardiovaskuler

Setelah terjadi diuresis yang mencolok
akibat penurunan kadar estrogen, volume
darah kembali kepada keadaan tidak
hamil. Jumlah sel darah merah dan
hemoglobin kembali normal pada hari ke-
5.

Meskipun kadar estrogen mengalami
penurunan yang sangat besar selama
masa nifas, namun kadarnya masih tetap
lebih tinggi daripada normal.
Plasma darah tidak begitu mengandung
cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat.

Pembekuan darah harus dicegah dengan
penanganan yang cermat dan
penekanan pada ambulasi dini.
Perubahan
Tanda-Tanda Vital


Tabel perubahan Tanda-tanda
Vital
Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal
Tanda-tanda
vital
Tekanan darah < 140
/ 90 mmHg, mungkin bisa
naik dari tingkat disaat
persalinan
1 3 hari post partum.
Tekanan darah > 140
/ 90 mmHg
Suhu tubuh < 38
0
C

Suhu > 38
0
C

Denyut nadi: 60-100 X /
menit
Denyut nadi: > 100 X /
menit

Anda mungkin juga menyukai