Anda di halaman 1dari 46

ANATOMI DAN FISIOLOGI

KELENJAR SALIVA
Dr. Haris Budi Widodo
Saliva: cairan oral yang
kompleks dan tidak berwarna
yang terdiri atas campuran
sekresi dari glandula salivarius
majores dan minores yang ada
pada mukosa oral.
Semua kelenjar saliva
mempunyai fungsi untuk
membantu mencerna
makanan dengan
mengeluarkan suatu sekret
yang disebut salivia (ludah
atau saliva).

Pembentukan kelenjar saliva dimulai pada
awal kehidupan fetus (4 12 minggu)
sebagai invaginasi epitel mulut yang akan
berdiferensiasi ke dalam duktus dan
jaringan asinar.
Kelenjar Saliva sebagai lapisan setebal
0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh
jaringan rongga mulut.

Saliva berfungsi untuk pertahanan gigi-
geligi dan untuk berfungsinya selaput
lendir dengan baik, berbicara, mengunyah
dan menelan.

Efek melindungi oleh saliva dilandasi
faktor-faktor berikut:
1. Pembersihan mekanis, menghasilkan
pengurangan akumulasi plak.
2. Pengaruh sebagai bufer.
3. Efek pada de dan remineralisasi
email.
4. Interferensi perlekatan bakteri pada
permukaan gigi dan agregasinya.
5. Aktivitas antibakterial.

Pengeluaran saliva pada orang dewasa
berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit
sedangkan apabila distimulasi, banyaknya
saliva normal adalah 1-2 ml/menit.
Menurunnya pH saliva dan jumlah saliva
yang kurang risiko terjadinya karies
yang tinggi.
Meningkatnya pH saliva (basa) akan
mengakibatkan pembentukan karang gigi.


Saliva diproduksi secara berkala dan
susunannya sangat tergantung pada
umur, jenis kelamin, makanan saat itu,
intensitas dan lamanya rangsangan,
kondisi biologis, penyakit tertentu dan
obat-obatan.
Manusia memproduksi sebanyak 1000-
1500 cc saliva dalam 24 jam, yang
umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5
% lagi terdiri dari garam-garam, zat
organik dan zat anorganik.
Unsur organik yang menyusun saliva
antara lain: protein, lipida, glukosa,
asam amino, amoniak, vitamin, asam
lemak.
Unsur anorganik yang menyusun saliva
antara lain: Sodium, Kalsium,
Magnesium, Bikarbonat, Klorida, dan
Thiocynate (CNS) , Fosfat, Potassium.
Yang memiliki konsentrasi paling tinggi
dalam saliva adalah kalsium dan
Natrium.
Protein dan enzim dalam saliva
Musin hanya dibentuk dalam sel mukus
SM, SL, dan kelenjar aksesori. Dalam
ludah Parotis sel mukus tidak dijumpai.
Amilase terutama diproduksi dalam
Parotis, tetapi juga dalam SM ( 20%).
Protein ludah Parotis terdiri atas 25%
amilase.
Lisozim berasal dari Parotis, SM dan SL.
Asam arang anhidrase dijumpai di dalam
sel-sel saluran pembuangan.
Imunoglobulin dibentuk di
dalam sel-sel plasma
semua kelenjar ludah.
Di dalam ludah terutama
ditemukan Ig A ( 2,8
mg/ml). Kebalikannya
dalam darah Ig G adalah
komponen utama ( 12
mg/ml).


Fungsi saliva, yaitu:
1. Melicinkan dan membasahi rongga
mulut sehingga membantu proses
mengunyah dan menelan makanan
2. Membasahi dan melembutkan
makanan menjadi bahan setengah cair
ataupun cair sehingga mudah ditelan
dan dirasakan
3. Membersihkan rongga mulut dari sisa-
sisa makanan dan kuman
4. Mempunyai aktivitas antibakterial dan
sistem buffer

5. Membantu proses pencernaan
makanan melalui aktivitas enzim
ptyalin (amilase ludah) dan lipase
ludah
6. Berpartisipasi dalam proses
pembekuan dan penyembuhan luka
karena terdapat faktor pembekuan
darah dan epidermal growth factor
pada saliva
7. Jumlah sekresi saliva dapat dipakai
sebagai ukuran tentang keseimbangan
air dalam tubuh.
8. Membantu dalam berbicara
(pelumasan pada pipi dan lidah)

+ 80% bau mulut timbul dari dalam
rongga mulut.
Saliva memegang peranan dalam
masalah bau mulut, gigi berlubang dan
penyakit rongga mulut/penyakit tubuh
secara keseluruhan karena saliva
melindungi gigi dan selaput lunak di
rongga mulut dengan sistem buffer
sehingga makanan yang terlalu asam
misalnya bisa dinetralkan kembali
keasamannya dan juga segala macam
bakteri baik yang aerob maupun bakteri
anaerob dijaga keseimbangannya.
Di dalam saliva juga terdapat antigen
dan antibodi yang berfungsi melawan
kuman dan virus yang masuk ke dalam
tubuh sehingga tubuh tidak akan mudah
terserang penyakit.
Bila dalam keadaan normal seseorang
memakai obat kumur atau antiseptik
yang berlebihan, maka justru
keseimbangan bakteri akan terganggu,
bakteri-bakteri yang penting bisa
menjadi mati, justru bakteri-bakteri yang
merusak menjadi berlipat ganda
sehingga timbul masalah dalam rongga
mulut.
Adanya bakteri dapat membuat
sisa makanan di gigi/selaput
rongga mulut terfermentasi
(seperti ragi), sehingga timbul
toxin bersifat asam yang akan
membuat email menjadi rapuh
(mengalami
demineralisasi/mineral gigi
rontok) mula-mula secara mikro
dan dengan berjalannya waktu
gigi akan berlubang.

Masalah lain, bakteri
terutama bakteri anaerob
akan mengeluarkan gas
yang mudah menguap
antara lain: H2S, Metil
Merkaptan dll.
Gas ini menimbulkan
bau mulut.

Sekresi kelenjar saliva
Saliva merupakan campuran dari
beberapa sekresi kelenjar saliva.
Sekresi normal saliva sehari berkisar
antara 800 1500 ml.
Pada umumnya saliva merupakan
cairan viskus, tidak berwarna yang
mengandung air, mukoprotein,
immunoglobulin, karbohidrat,
komponen-komponen organis seperti,
Ca, P, Na, Mg, Cl, Fe, dan I. Selain itu
saliva mengandung pula enzim amilase
yaitu ptialin
Saliva juga mengandung sel-sel
desquamasi yang lazim disebut
korpuskulus salivatorius.
Komposisi saliva sangat
tergantung pada keaktivan
kelenjar-kelenjar ludah.
Sekresi kelenjar saliva dapat
terjadi oleh beberapa faktor,
yaitu: reflek saraf, rangsangan
mekanis, rangsangan kimaiwi.
Bahan makanan dan zat kimia dapat
memberi rangsangan langsung pada
mukosa mulut. Bahan makanan juga
dapat merangsang saraf eferens yang
berasal dari bagian thorakal.
Sekresi saliva dapat pula timbul secara
reflektoris hanya dengan jalan mencium
bau makanan, melihat makanan, atau
dengan memikirkan dan
membayangkan makanan saja.

Saliva mengandung 2 tipe
sekresi protein yang utama
yaitu:
1.Sekresi serus ( merupakan
enzim untuk mencernakan
serat atau ptyalin),
2.Sekresi mukus (untuk
pelumasan dan
perlindungan permukaan).

Pada umumnya kelenjar saliva kaya
dengan pembuluh darah.
Pembuluh darah besar berjalan
bersama-sama dengan duktusnya pada
jaringan ikat interlobularis dan memberi
cabang-cabang mengikuti cabang-
cabang duktusnya kedalam lobuli,
dimana pada akhirnya ia membentuk
anyaman-anyaman kapiler mengitari
asinus dan akhirnya kembali
membentuk vena yang berjalan
bersama-sama dengan pembuluh darah
arterinya.

Multifunctionality
Salivary
Functions
Anti-
Bacterial
Buffering
Digestion
Mineral-
ization
Lubricat-
ion &Visco-
elasticity
Tissue
Coating
Anti-
Fungal
Anti-
Viral
Carbonic anhydrases,
Histatins
Amylases,
Mucins, Lipase
Cystatins,
Histatins, Proline-
rich proteins,
Statherins
Mucins, Statherins
Amylases,
Cystatins, Mucins,
Proline-rich proteins, Statherins
Histatins
Cystatins,
Mucins
Amylases, Cystatins,
Histatins, Mucins,
Peroxidases
adapted from M.J. Levine, 1993
Mucins
Lubrication
Glycoproteins - protein core with many
oligosaccharide side chains attached by O-
glycosidic bond
More than 40% of carbohydrates
Hydrophillic, entraining water (resists
dehydration)
Unique rheological properties (e.g., high
elasticity, adhesiveness, and low solubility)
Two major mucins (MG1 and MG2)
Amylases
Calcium metalloenzyme
Hydrolyzes (1-4) bonds of starches such as amylose
and amylopectin
Several salivary isoenzymes
Maltose is the major end-product (20% is glucose)
Parotis; 30% of total protein in parotid saliva
Appears to have digestive function - inactivated in
stomach, provides disaccharides for acid-producing
bacteria
Why is it also present in tears, serum, bronchial, and
male and female urogenital secretions?
A role in modulating bacterial adherence?
Lingual Lipase
Secreted by lingual glands and parotis
Involved in first phase of fat digestion
Hydrolyzes medium- to long-chain
triglycerides
Important in digestion of milk fat in
new-born
Unlike other mammalian lipases, it is
highly hydrophobic and readily enters
fat globules
Statherins
Calcium phosphate salts of dental enamel
are soluble under typical conditions of pH
and ionic strength
Supersaturation of calcium phosphates
maintain enamel integrity
Statherins prevent precipitation or
crystallization of supersaturated calcium
phosphate in ductal saliva and oral fluid
Produced by acinar cells in salivary glands
Also an effective lubricant
Proline-rich Proteins (PRPs)
40% of AAs is proline
Inhibitors of calcium phosphate crystal
growth
Part of pellicula dentis
Subdivided into three groups
Acidic 45%
Basic 30%
Glycosylated 25%

Lactoferrin
Iron-binding protein
Nutritional immunity (iron starvation)
Some microorganisms (e.g., E. coli) have
adapted to this mechanism by producing
enterochelins.
bind iron more effectively than lactoferrin
iron-rich enterochelins are then reabsorbed by
bacteria
Lactoferrin, with or without iron, can be
degraded by some bacterial proteases.
Lysozyme
Present in numerous organs and most
body fluids
Also called muramidase
hydrolysis of (1-4) bond between N-
acetylmuramic acid and N-
acetylglucosamine in the peptidoglycan
layer of bacteria.
Gram negative bacteria generally more
resistant than gram positive because of outer
LPS layer
Histatins
A group of small histidine-rich proteins
Potent inhibitors of Candida albicans
growth

Cystatins
Are inhibitors of cysteine-proteases
Are ubiquitous in many body fluids
Considered to be protective against unwanted
proteolysis
bacterial proteases
lysed leukocytes
May play inhibit proteases in periodontal
tissues
Also have an effect on calcium phosphate
precipitation
Lysozyme
Present in numerous organs and most
body fluids
Also called muramidase
hydrolysis of (1-4) bond between N-
acetylmuramic acid and N-
acetylglucosamine in the peptidoglycan
layer of bacteria.
Gram negative bacteria generally more
resistant than gram positive because of outer
LPS layer
43
CIRCARDIAN RHYTHM OF SALIVA FLOW
No sleep
sleep
12 am 6 am 12 pm 6 pm 12 am 6 am 12 pm 6 pm 12 am
30
20
10
Time of day
44
Effect of feeding on salivary secretion
0
0,005
0,01
0,015
0,02
0,025
0,03
0,035
V
o
l
u
m
e

o
f

s
a
l
i
v
a

c
o
l
l
e
c
t
e
c
d

e
a
c
h

1
0

m
i
n
10 min collection periods
Meal
during
this
period
Variations in salivary
composition
Unstimulated flow
Submandibular g. 70%
Parotid g. 20%
Accesory g. 7%
Sublingual 2%
Acid stimulation
Submandibular g. 45%
Parotid g. 45%
Chewing
Submandibular g. 30%
Parotid g. 60%


Variations in salivary
composition
Parotid secretion increased amylase
content
Submandibular secretion increased
calcium concentrations

Anda mungkin juga menyukai