KEPANITERAAN KLINIK IKA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG RSD MARDI WALUYO BLITAR 2014 Referat Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar rata- rata. Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian: o Gizi buruk karena kekurangan protein (disebut kwashiorkor), o Karena kekurangan karbohidrat atau kalori (disebut marasmus), dan o Kekurangan kedua-duanya.
Di seluruh dunia, diperkirakan terdapat 825 juta orang yang menderita gizi buruk pada tahun 20002002, dan 815 juta diantaranya hidup di negara berkembang. Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak-anak di bawah umur 5 tahun (balita). Tahun 2005 terdapat 76.178 balita mengalami gizi buruk dan data Susenas (Survei Sosial dan Ekonomi Nasional) tahun 2005 memperlihatkan prevalensi balita gizi buruk sebesar 8,8%. Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar rata-rata. Biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh membusungnya perut (busung lapar). Berpengaruh kepada pertumbuhan, perkembangan, dan juga kecerdasan anak. Pada tingkat yang lebih parah, jika dikombinasikan dengan perawatan yang buruk, sanitasi yang buruk, dan munculnya penyakit lain, gizi buruk dapat menyebabkan kematian. Faktor diet Diet kurang protein, menyebabkan kwarsiorkor Diet kurang karbohidrat, menyebabkan marasmus Diet kurang keduanya, menyebabkan marasmus kwarsiorkor Faktor sosial Tradisi suatu daerah atau keagamaan yang melarang untuk mengkonsumsi bahan makanan tertentu secara turun-temurun dapat mempengaruhi terjadinya KEP Kepadatan penduduk World Food Conference di Roma tahun 1974 menyatakan bahwa meningkatnya jumlah penduduk yang cepat tanpa diimbangi dengan bertambahnya persediaan makanan setempat yang memadai merupakan sebab utama Infeksi Penyakit infeksi dan malnutrisi memiliki hubungan sinergitas. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Kemiskinan Penyakit KEP merupakan masalah di negara miskin Klasifikasi menurut derajat beratnya KEP Klasifikasi menurut Gomez: berdasarkan berat badan individu dibandingkan dengan berat badan yang diharapakan pada anak sehat yang seumur. Modifikasi Bengoa atas Klasifikasi Gomez: didasarkan pada defisit berat badan saja. KEP dengan edema, tanpa menlihat defisit berat badannya digolongkan oleh Bengoa dalam derajat 3. Modifikasi oleh Depkes R.I tahun 1975: mengklasifikasikan status gizi dalam gizi lebih, gizi kurang, dan gizi buruk Klasifikasi menurut tipe (Klasifikasi Kualitatif) Klasifikasi kualitatif menurut Wellcome Trust: dapat dipraktekan dengan mudah, tidak ditemukan penentuan gejala klinis maupun laboratories, dan dapat dilakukan oleh para tenaga medis setelah diberi latihan seperlunya. Klasifikasi Kualitatif menurut McLaren, dkk (1967): dikenal sebagai scoring system McLaren 0 3 angka = marasmus 4 8 angka = marasmic- kwarshiorkor 9 15 angka = kwarshirkor
Klasifikasi KEP menurut Waterlow : defisit BB terhadap TB mencerminkan gangguan gizi yang akut dan menyebabkan keadaan wasting (kurus-kering), sedangkan defisit TB menurut umur merupakan akibat kekurangan gizi yang berlangsung sangat lama. Membagi keadaan wasting dan stunting dalam 3 kategori Marasmus (atrofi, infantile, kelemahan, insufisiensi nutrisi bayi (athrepesia)) Malnutrisi protein (Malnutrisi protein kalori, kwarshiorkor)
Nutrisi kurang/ tidak adequat pembakaran cadangan karbohidrat pembakaran cadangan lemak stress metabolik (infeksi) defisiensi protein yang relatif pembakaran cadangan protein Cadangan karbohidrat habis Cadangan lemak habis Malnutrisi Marasmus kwasiorkor Anak dengan Kurang Energi-Protein ringan dan sedang hanya terlihat kurus sebagai gejala klinisnya. Namun, untuk gejala klinis KEP buruk secara garis besar dapat dibedakan menjadi marasmus, kwarshiorkor, dan marasmic-kwarshiorkor Tampak sangat kurus, hanya tulang berbungkus kulit. Wajah seperti orang tua (old man face). Cengeng, rewel. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada. Perut cekung. Iga gambang. Sering disertai penyakit infeksi kronis berulang, diare kronik, atau susah buang air besar.
Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki. Wajah bulat dan sembab. Pandangan mata sayu. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok. Signa de bandera merupakan kelainan rambut yang tumbuh dengan warna berbeda bergantung kepada asupan makanan yang masuk pada saat rambut tersebut akan tumbuh. Perubahan status mental, apatis, dan rewel. Pembesaran hati. Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi cokelat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis).
Penyakit marasmic kwarshiorkor memperlihatkan gejala campuran antara penyakit marasmus dan kwarshiorkor Disamping menurunnya berat badan dibawah 60% dari normal, memperlihatkan tanda-tanda kwarshiorkor berupa edema, kelainan rambut, kelainan kulit dan terlihat pula kelainan biokimiawi
Penatalaksanaan untuk KEP berat/Gizi buruk dengan menggunakan 10 langkah dalam penatalaksanaan KEP 1. Mencegah dan Mengatasi Hipoglikemi (Gula Darah < 54 mh/dl) 2. Mencegah dan Mengatasi Hipotermia (suhu tubuh <36 o
C) 3. Mencegah dan Mengatasi Dehidrasi (Kekurangan Cairan) 4. Koreksi Gangguan Keseimbangan Elektrolit. 5. Mencegah dan Mengatasi Infeksi 6. Pemberian Makanan pada Balita KEP berat/ Gizi buruk. 7. Perhatikan Masa Tumbuh Kejar Balita (Catch-up Growth) 8. Lakukan Penaggulangan Kekurangan Zat Gizi Mikro. 9. Berikan Stimulasi Sensorik dan Dukungan Emosional 10. Persiapan untuk Tindak Lanjut di Rumah Terapi dengan menggunakan dextrose 10% 50 ml. Bila anak sadar, berikan 1 sendok teh gula ditambah 3,5 sendok makan air dan berikan tiap 2 jam. Bila anak tidak sadar, gunakan sonde. Evaluasi setiap 30 menit, apabila masih hipoglikemi ulangi pemberian.
Mendekap anak didadanya dan ditutupi dengan selimut (Metode Kanguru) Membungkus anak dengan selimut tebal, dan meletakkan lampu didekatnya Dilakukan pengukuran suhu tubuh melalui dubur setiap 30 menit sekali Jika anak masih menyusu, teruskan pemberian ASI Jika masih dapat minum, rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml setiap 30 menit dengan sendok (3 sendok) Cairan rehidrasi khusus untuk KEP disebut ReSoMal 70 100 ml/KgBB dalam 2 jam, atau 5 ml/KgBB tiap 30 menit dalam 2 jam pertama kemudian 5-10 ml/KgBB dalam 4-10 jam berikutnya. Monitor tanda-tanda vital, diuresis, frekuensi BAB atau muntah Jika tidak ada ReSoMal, gunakan oralit yang diencerkan 2 kali, jika tidak bisa minum, infus dengan Ringer Laktat/Glukosa 5% dengan perbandingan 1:1 Tanda klinis Gizi buruk dengan dehidrasi adalah: Terdapat riwayat diare sebelumnya, sangat kehausan, mata cekung, nadi lemah, akral dingin, tidak BAK dalam waktu cukup lama. Pada semua KEP berat/Gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit yang memicu terjadinya edema, untuk pemulihan diperlukan waktu minimal 2 minggu. Pemberian elektrolit dapat dilakukan dengan cara: Makanan tanpa diberi garam atau rendah garam. Rehidrasi, cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2x (dengan menambahkan 1 liter air) ditambah 4 gr KCl dan 50 gr gula bila balita KEP bisa makan, berikan bahan makanan kaya mineral Contoh makanan sumber mineral: Sumber zink : daging sapi, hati, makanan laut, kacang tanah, telur ayam. Sumber cuprum: daging, hati. Sumber mangan: beras, kacang tanah, kedelai. Sumber magnesium: kacang-kacangan, bayam. Sumber kalium: jus tomat, pisang, kacang-kacangan, apel, alpukat, bayam, daging tanpa lemak Pada semua KEP berat/gizi buruk secara rutin diberikan antibiotik spektrum luas dengan dosis sebagai berikut dibagi dalam 3 fase, antara lain fase stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi. Persyaratan diet sebagai berikut: Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa. Energi: 100 kkal/kg/hari. Protein: 1-1,5 gr/kgbb/hari Cairan: 130 ml/kgbb/hari (jika edema berat: 100 ml/kgbb/hari) Bila anak masih mendapatkan ASI teruskan pemberiannya, dianjurkan memberi Formula WHO 75/pengganti/Modisco dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah berikan dengan sendok/pipet. Pemberian Formula WHO 75/pengganti/Modisco atau pengganti dan jadwal pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak. Pantau dan catat: Jumlah yang diberikan dan sisanya. Banyaknnya muntah Frekuensi buang air besar dan konsistensi tinja Berat badan harian Selama fase ini, diare secara perlahan-lahan berkurang pada penderita edema, mula-mula berat badannya akan berkurang kemudian berat badan naik.
Pada fase ini, meliputi fase transisi dan fase rehabilitasi Fase Transisi (minggu ke-2): Pemberian makanan secara perlahan-lahan menghindari risiko gagal jantung Ganti formula khusus awal dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2,9 gr/100 ml) dalam jangka waktu 48 jam Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap hari, sampai sedikit formula yang tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali pemberian (200 ml/kgbb/hari) Pemantauan pada fase transisi: Frekuensi nafas Frekuensi denyut nadi Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan.
Setelah fase transisi terlampaui, anak diberikan: Formula WHO 100/pengganti Modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering. Energi: 150-220 Kkal/kgbb/hari. Protein 4-6 gr/kgbb/hari. Bila anak masih mendapat ASI, teruskan pemberian ASI, ditambah dengan makanan formula, Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga. Pemantauan Fase Rehabilitasi Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan. Setiap minggu, kenaikan berat badan dihitung. Baik bila kenaikan BB 50 gr/kgbb/minggu. Kurang bila kenaikan BB < 50 gr/kgbb/minggu, perlu re-evaluasi menyeluruh.
Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mnegalami kekurangan vitamin dan mineral. Walaupun anemia biasa terjadi, namun jangan tergesa-gesa dalam memberikan preparat besi (Fe). Fe pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya. Berikan setiap hari: Tambahkan multivitamin lain. Bila berat badan mulai naik, berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut. Bila anak diduga menderita cacingan, berikan Pirantel Pamoat dengan dosis tunggal sebagai berikut: Anak juga dapat menderita defisiensi vitamin A. Gejalanya dapat berupa konjungtiva atau kornea yang kering, bercak Bitot, ulkus kornea, dan keratomalasia.
Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenannya diberikan: Kasih sayang Ciptakan lingkungan yang menyenangkan Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit/hari Rencanakan aktivitas fisik segera setelah sembuh Tingkatkan ketelibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain, dll)
Nasihatkan kepada orang tua untuk: Kunjungan ulang setiap minggu, periksa secara teratur ke puskesmas. Pelayanan di PPG untuk memperoleh PMT-Pemulihan selama 90 hari. Ikuti nasihat pemberian makanan, BB anak harus di timbang setiap bulan secara teratur di posyandu/puskesmas. Pemberian makanan yang sering dengan kandungan energi dan nutrient yang padat. Penerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau posyandu. Pemberian suntikan imunisasi sesuai jadwal. Anjurkan pemerian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau 100.000 SI) sesuai umur anak setiap bulan Februari dan Agustus.
Perkembangan mental Menurut Winick dan Rosso (1975) bahwa KEP yang diderita pada masa dini perkembangan otak akan mengurangi sintesis protein DNA, Karyadi (1975) terhadap 90 anak yang pernah menderita KEP bahwa terdapat deifisit IQ pada anak-anak tersebut,
Noma Noma atau stomatitis gangrenosa merupakan pembusukan mukosa mulut yang bersifat prograsif hingga dapat menembus pipi, bibir, dan dagu, biasanya disertai nekrosis sebagian tulang rahang yang berdekatan dengan lokasi noma tersebut. noma timbul umumnya pada tipe kwashiorkor.
Xeroftalmia Penyakit penyerta KEP berat yang sering ditemui akibat defisiensi dari vitamin A umumnya pada tipe kwashiorkor namun dapat juga terjadi pada marasmus. Diwaspadai karena ditakutkan akan mengalami kebutaan Kematian Kematian merupakan efek jangka panjang dari KEP berat
Oedem anasarka Pada sindroma nefrotik dan gagal jantung kanan, terdapat oedema anasarka yaitu udema di seluruh bagian tubuh. Pada pemberian diuretik oedem tersebut akan berangsur-angsur menghilang. Crazy pavement dermatosis Pada pellagra merupakan penyakit akibat defisiensi niacin yang merupakan akibat kurangnya niacin atau triptofan di dalam diet. Hal ini mengakibatkan adanya kelaian kulit berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi cokelat kehitaman dan terkelupas. Terjadi pada kulit yang terkena sinar matahari secara langsung.
Diagnosis Banding Diare Karena mukosa usus yang tidak dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, tidak adanya makanan yang masuk, asam lambung dapat dengan mudah masuk ke usus halus, sehingga merusak mukosa usus halus. Cacingan Terdapat pertahanan tubuh yang kurang terhadap berbagai macam penyakit TB paru Pertahanan tubuh terhadap penyakit sangat kurang, sehingga kuman TB dapat berkembang biak dengan baik.
Malnutrisi yang berat mempunyai angka kematian yang tinggi, kematian sering disebabkan oleh karena infeksi, sering tidak dapat dibedakan antara kematian karena infeksi atau karena malnutrisi sendiri. Prognosis tergantung dari stadium saat pengobatan mulai dilaksanakan.