Anda di halaman 1dari 16

1.

ISTILAH EPISTEMOLOGI
Definisi: cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter
dan jenis pengetahuan
Definisi menurut para ahli:
Menurut Musa Asyarie, epistemologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan mengenai hakikat ilmu, dan ilmu sebagai proses adalah
usaha yang sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip
kebenaran yang terdapat pada suatu obyek kajian ilmu
Menurut Dagobert D.Runes epistemologi adalah cabang filsafat
yang membahas sumber, struktur, metode-metode dan validitas
pengetahuan.
Sementara itu, Azyumardi Azra menambahkan, bahwa
epistemologi sebagai ilmu yang membahas tentang keaslian,
pengertian, struktur, metode dan validitas ilmu pengetahuan
Jadi, Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang
mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya
(validitasnya) pengetahuan.

Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan
hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-
dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut
diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai
metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode
positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis
METODE- METODE UNTUK MEMPEROLEH
I LMU PENGETAHUAN
Empirisme
Rasionalisme
Fenomenalisme
Intusionisme
Dialektis
2. OBJEK DAN TUJUAN
EPISTEMOLOGI
Objek epistemologi ini menurut Jujun S.Suriasumatri berupa segenap proses
yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan
Jacques Martain mengatakan: Tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama
untuk menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan
syarat-syarat yang memungkinkan saya dapat tahu. Hal ini menunjukkan, bahwa
epistemologi bukan untuk memperoleh pengetahuan kendatipun keadaan ini tak
bisa dihindari, akan tetapi yang menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi
adalah lebih penting dari itu, yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh
pengetahuan.
3. LANDASAN
EPISTEMOLOGI
Landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah; yaitu cara yang
dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar
MENURUT BURHANUDI N S ALAM METODE I LMI AH
DAPAT DI DES KRI PS I KAN DALAM LANGKAH-
LANGKAH S EBAGAI BERI KUT :

Penemuan atau Penentuan masalah. Di sini secara sadar kita
menetapkan masalah yang akan kita telaah denga ruang lingkup dan
batas-batasanya. Ruang lingkup permasalahan ini harus jelas.
Demikian juga batasan-batasannya, sebab tanpa kejelasan ini kita akan
mengalami kesukaran dalam melangkah kepada kegiatan berikutnya,
yakni perumusan kerangka masalah
Perumusan Kerangka Masalah merupakan usaha untuk mendeskrisipakn masalah dengan lebih
jelas. Pada langkah ini kita mengidentifikasikan faktor-faktor yang terlibat dalam masalah tersebut. Faktor-
faktor tersebut membentuk suatu masalah yang berwujud gejala yang sedang kita telaah.
Pengajuan hipotesis merupakan usaha kita untuk memberikan penjelasan sementara menge-nai
hubungan sebab-akibat yang mengikat faktor-faktor yang membentuk kerangka masalah tersebut di atas.
Hipotesis ini pada hakekatnya merupakan hasil suatu penalaran induktif deduktif dengan
mempergunakan pengetahuan yang sudah kita ketahui kebenarannya.
Hipotesis dari Deduksi merupakan merupakan langkah perantara dalam usaha kita untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Secara deduktif kita menjabarkan konsekuensinya secara empiris. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa deduksi hipotesis merupakan identifikasi fakta-fakta apa saja yang
dapat kita lihat dalam dunia fisik yang nyata, dalam hubungannya dengan hipotesis yang kita ajukan.

Pembuktian hipotesis merupakan usaha untuk megunpulkan fakta-fakta
sebagaimana telah disebutkan di atas. Kalau fakta-fakta tersebut memag ada dalam
dunia empiris kita, maka dinyatakan bahwa hipotesis itu telah terbukti, sebab
didukung oleh fakta-fakta yang nyata. Dalam hal hipotesis itu tidak terbukti, maka
hipotesis itu ditolak kebenarannya dan kita kembali mengajukan hipotesis yang lain,
sampai kita menemukan hipotesis tertentu yang didukung oleh fakta.
Penerimaan Hipotesis menjadi teori Ilmiah hipotesis yang telah terbukti
kebenarannya dianggap merupakan pengetahuan baru dan diterima sebagai bagain
dari ilmu
BEBERAPA JENIS METODE
ILMIAH
Observasi
Trial and Error
Metode eksperimen
Metode Statistik
Metode Sampling
Metode Berpikir Reflective
Metode reflective thinking pada umumnya melalui enam tahap, yaitu :
a. Adanya kesadaran kepada sesuatu masalah
b. Data yang diperoleh dan relevan yang harus dikumpulkan
c. Data yang terorganisasi
d. Formulasi Hipotesis
e. Deduksi Hipotesis
f. Deduksi harus berasal dari hipotesis
g. Pembuktian kebenaran verifikasi


TEORI-TEORI KEBENARAN
Menurut Endang Saifuddin Anshari (dalam H. Mumuh M. Zakaria,
2008) Teori kebenaran dapat ditentukan dengan :
- Teori Koherensi/Konsistensi
- Teori Korespondensi
- Teori Pragmatis


4. RUANG LINGKUP
EPISTEMOLOGI
M. Arifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi hakekat,
sumber dan validitas pengetahuan. Mudlor Achmad merinci menjadi enam
aspek, yaitu hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas, dan sasaran
pengetahuan. Bahkan, A.M Saefuddin menyebutkan, bahwa epistemologi
mencakup pertanyaan yang harus dijawab, apakah ilmu itu, dari mana
asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya, bagaimana membangun ilmu
yang tepat dan benar, apa kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai ilmu
yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan sampai dimanakah batasannya
5. EPISTEMOLOGI
PENDIDIKAN
Epistemologi diperlukan dalam pendidikan antara lain salah
satunya dalam hubungannya dengan penyusunan dasar kurikulum.
Pengetahuan apa yang harus diberikan pada anak didik, diajarkan di
sekolah dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan dan cara
menyempaikannya seperti apa? Semua itu adalah epistemologinya
pendidikan
6. EPISTEMOLOGI
MATEMATIKA
Kajian epistemologi matematika adalah sekelompok pertanyaan mengenai apakah
matematika itu (pertanyaan yang diperbincangkan oleh para ahli matematika selama lebih
daripada 2000 tahun), termasuk jenis pengetahuan apa (pengetahuan empirik ataukah
pengetahuan pra-pengalaman), bagaimana ciri-cirinya (deduktif, abstrak, hipotesis, eksak,
simbolik, universal, rasional, dan kemungkinan ciri lainnya), serta lingkupan dan
pembagian pengetahuan matematika (matematika murni dan matematik terapan serta
berbagai cabang matematika yang lain). Demikian pula persoalan tentang kebenaran
matematika seperti misalnya sifat alaminya dan macamnya. Jadi, matematika jika ditinjau
dari aspek epistemologi, matematika mengembangkan bahasa numerik yang
memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai