Pembimbing Dr. Eunike Cahyaningsih, Sp. M Pendahuluan Endophthalmitis merupakan inflamasi atau radang pada bagian dalam bola mata termasuk rongga orbita yang diisi oleh cairan seperti gel yang bersifat transparan yang disebut Vitreus Humor dan juga mengenai Aqueous Humor. Penyebab Endogen Eksogen Di Amerika, penyebab endophthalmitis terbanyak adalah infeksi bakteri post operasi mata, seperti operasi katarak atau glaukoma.
Tinjauan pustaka
Definisi Endoftalmitis merupakan peradangan berat pada bola mata bisanya akibat infeksi pasca bedah (eksogen) atau endogen akibat sepsis. Berupa peradangan supuratif pada struktur dalam rongga mata dan struktur didalamnya.
Patomekanisme Pada keadaan normal, blood-ocular barrier dapat melindungi mata dari invasi mikroorganisme. Pada Endogenous endophthalmits, organisme dapat menembus blood-ocular barrier dengan invasi langsung (contoh : septic emboli) atau dengan merubah permeabilitas vaskuler endotel. Endophthalmitis dapat ditemukan adanya nodule putih pada kapsul lensa, iris, retina, atau koroid. Juga dapat mengenai berbagai tempat diseluruh jaringan mata, dimana yang utama adalah terbentuknya eksudat purulen pada bola mata. Semua prosedur operasi yang mengganggu integritas dari bola mata dapat menyebabkan Exogenous endophthalmitis (misalnya : operasi katarak, glaukoma, radial keratotomy)
Epidemiologi Terjadi 2 15 % dari seluruh kasus endophthalmitis endogen. Peningkatan infeksi candida sesuai dengan peningkatan pasien HIV/AIDS Sekitar 60 % kasus Exogenous endophthalmitis terjadi setelah intraocular surgery. Pada 3 tahun terakhir ini di Amerika terjadi peningkatan komplikasi postcataract endophthlamits. Penurunan penglihatan dan kehilangan penglihatan yang permanen merupakan komplikasi tersering dari endophthalmitis. Pasien mungkin memerlukan enukleasi untuk menghilangkan rasa sakit. Riwayat medis sangat penting untuk mengetahui adanya resiko- resiko yang menjadi penyebab endogenous atau exogenous endophthalmitis (misalnya: penggunaan obat-oabat secara intravena, resiko terjadinya sepsis pada endokarditis, prosedur invasif dalam optalmologi).
Gejala klinis Penurunan tajam penglihatan Sakit pada mata dan iritasi Mata merah Sakit kepala Fotofobia Adanya sekret Demam
Lanj. Gejala klinis Gejala yang paling sering ditemukan pada endophtalmitis adalah kehilangan penglihatan.
Post operative endophthalmitis
Pada kasus ini problem yang serius adalah kehilangan penglihatan yang permanen. Gejala biasanya tidak terlalu menonjol, tergantung dari kapan terjadinya infeksi, dini (6 minggu atau kurang) atau lanjut (bulan atau tahunan) setelah operasi.
Post traumatic endophthalmitis
Gejala pada endophthalmitis yang disebabkan trauma tembus biasanya lebih berat termasuk penurunan visus yang cepat, sakit mata yang lebih hebat, mata merah dan pembengkakan kelopak.
Hematogenous endophthalmitis
Pada saat infeksi menyebar melalui aliran darah dan masuk ke dalam mata, gejalanya akan timbul perlahan-lahan/ bertahap dan lebih ringan. Sebagai contoh, pasien mungkin tidak akan mengeluh penglihatannya turun setelah 5 minggu, biasanya akan terlihat floaters berwarna hitam, semi transparan yang akan mengganggu penglihatan. Gejala pada stadium dini adalah penurunan penglihatan yang dramatis pada mata yang terlibat, sakit pada mata setelah operasi, mata merah dan pembengkakkan kelopak. Gejala pada stadium lanjut biasnya lebih berat pada stadium dini. Seperti penglihatan buram, penurunan sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia) dan sakit yang berat pada mata.
Penemuan dari pemeriksaan fisik berhubungan dengan struktur mata yang terlibat dan derajat dari infeksi atau inflamasi. Pemeriksaan mata cermat termasuk pemeriksaan visus, pemeriksaan external, pemeriksaan dengan funduskopi, dan slit lamp biomicroscpy. pembengkakkan dan eritema kelopak mata, injeksi conjungtiva dan siliar serta cornea oedema, hipopion. Selain itu, tanda dini berupa Roths spot (bercak bulat, putih pada retina yang dikelilingi perdarahan) dan sekret purulen. Tidak adanya sakit pada mata dan hipopion tidak menyingkirkan endophtalmitis, mungkin berhubungan dengan infeksi kronik dari Propioni bacterium acne.
Komplikasi
Penyulit endophthalmitis adalah bila proses peradangan mengenai ketiga lapisan mata (retina koroid dan sklera) dan badan kaca akan mengakibatkan panophthalmitis. Panophthalmitis sendiri mempunyai penyulit yaitu terbentuknya jaringan granulasi disertai vaskularisasi dari koroid. Panophthlamitis dapat berakhir dengan terbentuknya fibrosis yang akan menyebabkan phtisis bulbi. Biasanya pada kasus ini membutuhkan terapi enukleasi
Diagnosis Prosedur diagnosis yang harus dilakukan adalah Pemeriksaan fisik mata Pemeriksaan tajam penglihatan (visus) Tonometri untuk memeriksa tekanan bola mata Pemeriksaan funduskopi Memeriksa kedua mata dengan slit lamp biomicroscopy Ultrasonografi bila pemeriksaan funduskopi sulit dilakukan (untuk melihat adanya foreign body pada intraokular, densitas dari vitreitis dan adanya ablasio retina) Pemeriksaan kultur rutin termasuk kultur secara aerobik, anaerobik dan kultur jamur. Pseuphypha pada pasien infeksi jamur. Pemeriksaan lab : Pemeriksaan laboratorium yang terpenting adalah kultur gram dari cairan aqueous dan vitreus. Lab darah rutin Pemeriksaan imaging untuk membantu mengetahui sumber infeksi. Untuk pemeriksaan kultur/biakan biasanya dilakukan prosedur yang disebut dengan vitreus tap.
Diferensial diagnosa
Iritis dan Uveitis Systemic lupus Erytematosus Vitreous Hemorrhage Masalah lain: postsurgical inflammation, Allergic reaction, foreign bodies, chemical atau thermal burns, trauma, retinitis
Yang dianjurkan setelah operasi adalah Menggunakan anti-inflamasi dan antibiotik tetes yang dianjurkan dokter setelah perban dilepas. Menggunakan penutup mata dari plastik ketika tidur selama 7 hari pertama setelah operasi. Dan harus dipakai selama 3 hari pertama ketika mandi. Hindari mengangkat objek lebih dari 5 pound, atau melakukan aktivitas berlebihan selama 1 minggu. Gunakan tylenol atau kompres es untuk menyingkirkan rasa sakit. Ikuti semua instruksi yang diberikan dokter.
Preventif
Jika anda pernah mengalami riwayat operasi mata seperti operasi katarak, anda dapat menurunkan resiko infeksi dengan mengikuti seluruh intruksi dokter setelah operasi dan melakukan pemeriksaan reguler (follow-up) yang teratur. Untuk mencegah endophthalmitis karena trauma, gunakan pelindung mata saat bekerja dan pada saat olahraga. Kacamata atau helm dapat membantu melindungi dari debris industri yang dapat menembus mata. Profilaksis Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat menjelaskan tentang penggunaan antibiotic untuk profilaksis. Yang terpenting adalah dapat mengenali dan menangani semua faktorfaktor resikonya yang dapat mencetuskan terjadinya endophthalmitis seperti blefaritis, mucocele lacrimal, conjungtivitis, dan infeksi lainnya pada mata. Penggunaan povidone iodine 5 % pada kulit dan conjungtiva 5 menit sebelum operasi sebagai antiseptik dapat mengurangi organisme yang terdapat dipermukaan. Dan penggunaannya setelah operasi juga sangat efektif untuk mencegah infeksi. Penggunaan irigasi dengan antibiotik seperti vancomycin tidak dianjurkan karena telah terbukti dapat meningkatkan resistensi terhadap vancomycin. Profilaksis dengan injeksi antibiotik intravitreal pada saat penyembuhan dari trauma tajam mungkin dapat berguna.
Prognosis
Prognosisnya sangat bervariasi karena banyaknya organisme yang terlibat. Ketajaman visus saat pertama kali didiagnosa dan agen penyebab dapat memprediksi prognosis. Prognosis dari endogenous endophthalmitis biasanya lebih buruk dibandingkan exogenous endophthalmitis, karena organisme yang menyebabkannya lebih virulen, terjadi keterlambatan diagnosis, dan biasanya terjadi pada pasien yang imunokompromise. Pada penelitian retrospective, hanya sekitar 40 % pasien mengalami perbaikan visus menjadi dapat menghitung jari atau lebih. Pada endophthalmitis vitrectomy study group, 74 % pasien mengalami perbaikan visus menjadi 20/100 atau lebih. Prognosis juga bergantung pada adanya penyakit yang mendasari, dimana pada suatu penelitian terbukti prognosis yang buruk pada pasien dengan diabetes melitus. Prognosis endophthalmitis sangat buruk bila disebabkan jamur atau parasit.
Daftar Pustaka Vaughan DG, Asbury T, Riordan eva P. General Ophtalmology. 17 th ed. USA. McGraw-Hill. (E-book)
Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 2000.
Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 2001.
Michelle C. Callegan, Michael S. Gilmore, David W. Parke II. The Pathogenesis of Infectious Endophthalmitis. In: Duane's Ophthalmology, 2007 Edition. Editors: Tasman, William; Jaeger, Edward A. Lippincott Williams & Wilkins. USA. 2007. Volume 2 Chapter 48.
Paul Riordan-Eva, John P. Whitcher. Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16 th Edition. McGraw-Hill. USA. 2004.
http://emedicine.medscape.com/article/799431-overview. Endophthalmitis. diakses pada tanggal 20 april 2014 pukul: 22.00 WITA.
Keluarga Mulai Mencoba Mengubah Perilaku Hidup Menjadi Perilaku Hidup Sehat Dan Pasien Juga Berjanji Untuk Meminum Obat Serta Melakukan Kontrol Rutin Setiap Bulannya