Anda di halaman 1dari 26

Endophthalmitis

Giovani F. Odo, S. Ked


Pembimbing
Dr. Eunike Cahyaningsih, Sp. M
Pendahuluan
Endophthalmitis merupakan inflamasi atau
radang pada bagian dalam bola mata termasuk
rongga orbita yang diisi oleh cairan seperti gel
yang bersifat transparan yang disebut Vitreus
Humor dan juga mengenai Aqueous Humor.
Penyebab
Endogen
Eksogen
Di Amerika, penyebab endophthalmitis terbanyak
adalah infeksi bakteri post operasi mata, seperti
operasi katarak atau glaukoma.

Tinjauan pustaka

Definisi
Endoftalmitis merupakan peradangan berat
pada bola mata bisanya akibat infeksi pasca
bedah (eksogen) atau endogen akibat sepsis.
Berupa peradangan supuratif pada struktur
dalam rongga mata dan struktur didalamnya.

Patomekanisme
Pada keadaan normal, blood-ocular barrier dapat melindungi mata
dari invasi mikroorganisme.
Pada Endogenous endophthalmits, organisme dapat menembus
blood-ocular barrier dengan invasi langsung (contoh : septic emboli)
atau dengan merubah permeabilitas vaskuler endotel.
Endophthalmitis dapat ditemukan adanya nodule putih pada kapsul
lensa, iris, retina, atau koroid. Juga dapat mengenai berbagai
tempat diseluruh jaringan mata, dimana yang utama adalah
terbentuknya eksudat purulen pada bola mata.
Semua prosedur operasi yang mengganggu integritas dari bola mata
dapat menyebabkan Exogenous endophthalmitis (misalnya : operasi
katarak, glaukoma, radial keratotomy)

Epidemiologi
Terjadi 2 15 % dari seluruh kasus endophthalmitis endogen.
Peningkatan infeksi candida sesuai dengan peningkatan pasien
HIV/AIDS
Sekitar 60 % kasus Exogenous endophthalmitis terjadi setelah
intraocular surgery. Pada 3 tahun terakhir ini di Amerika terjadi
peningkatan komplikasi postcataract endophthlamits.
Penurunan penglihatan dan kehilangan penglihatan yang permanen
merupakan komplikasi tersering dari endophthalmitis. Pasien
mungkin memerlukan enukleasi untuk menghilangkan rasa sakit.
Riwayat medis sangat penting untuk mengetahui adanya resiko-
resiko yang menjadi penyebab endogenous atau exogenous
endophthalmitis (misalnya: penggunaan obat-oabat secara
intravena, resiko terjadinya sepsis pada endokarditis, prosedur
invasif dalam optalmologi).

Gejala klinis
Penurunan tajam penglihatan
Sakit pada mata dan iritasi
Mata merah
Sakit kepala
Fotofobia
Adanya sekret
Demam

Lanj. Gejala klinis
Gejala yang paling sering ditemukan pada
endophtalmitis adalah kehilangan
penglihatan.

Post operative endophthalmitis

Pada kasus ini problem yang serius adalah
kehilangan penglihatan yang permanen.
Gejala biasanya tidak terlalu menonjol,
tergantung dari kapan terjadinya infeksi, dini
(6 minggu atau kurang) atau lanjut (bulan atau
tahunan) setelah operasi.

Post traumatic endophthalmitis

Gejala pada endophthalmitis yang disebabkan
trauma tembus biasanya lebih berat termasuk
penurunan visus yang cepat, sakit mata yang
lebih hebat, mata merah dan pembengkakan
kelopak.

Hematogenous endophthalmitis

Pada saat infeksi menyebar melalui aliran darah dan masuk
ke dalam mata, gejalanya akan timbul perlahan-lahan/
bertahap dan lebih ringan. Sebagai contoh, pasien mungkin
tidak akan mengeluh penglihatannya turun setelah 5
minggu, biasanya akan terlihat floaters berwarna hitam,
semi transparan yang akan mengganggu penglihatan.
Gejala pada stadium dini adalah penurunan penglihatan
yang dramatis pada mata yang terlibat, sakit pada mata
setelah operasi, mata merah dan pembengkakkan kelopak.
Gejala pada stadium lanjut biasnya lebih berat pada
stadium dini. Seperti penglihatan buram, penurunan
sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia) dan sakit yang
berat pada mata.


Penemuan dari pemeriksaan fisik berhubungan dengan
struktur mata yang terlibat dan derajat dari infeksi atau
inflamasi.
Pemeriksaan mata cermat termasuk pemeriksaan visus,
pemeriksaan external, pemeriksaan dengan funduskopi,
dan slit lamp biomicroscpy.
pembengkakkan dan eritema kelopak mata, injeksi conjungtiva
dan siliar serta cornea oedema, hipopion. Selain itu, tanda dini
berupa Roths spot (bercak bulat, putih pada retina yang
dikelilingi perdarahan) dan sekret purulen.
Tidak adanya sakit pada mata dan hipopion tidak
menyingkirkan endophtalmitis, mungkin berhubungan
dengan infeksi kronik dari Propioni bacterium acne.


Komplikasi

Penyulit endophthalmitis adalah bila proses
peradangan mengenai ketiga lapisan mata (retina
koroid dan sklera) dan badan kaca akan
mengakibatkan panophthalmitis. Panophthalmitis
sendiri mempunyai penyulit yaitu terbentuknya
jaringan granulasi disertai vaskularisasi dari
koroid. Panophthlamitis dapat berakhir dengan
terbentuknya fibrosis yang akan menyebabkan
phtisis bulbi. Biasanya pada kasus ini
membutuhkan terapi enukleasi


Diagnosis
Prosedur diagnosis yang harus dilakukan adalah
Pemeriksaan fisik mata
Pemeriksaan tajam penglihatan (visus)
Tonometri untuk memeriksa tekanan bola mata
Pemeriksaan funduskopi
Memeriksa kedua mata dengan slit lamp biomicroscopy
Ultrasonografi bila pemeriksaan funduskopi sulit dilakukan (untuk melihat adanya foreign
body pada intraokular, densitas dari vitreitis dan adanya ablasio retina)
Pemeriksaan kultur rutin termasuk kultur secara aerobik, anaerobik dan kultur
jamur. Pseuphypha pada pasien infeksi jamur.
Pemeriksaan lab : Pemeriksaan laboratorium yang terpenting adalah kultur gram
dari cairan aqueous dan vitreus.
Lab darah rutin
Pemeriksaan imaging untuk membantu mengetahui sumber infeksi.
Untuk pemeriksaan kultur/biakan biasanya dilakukan prosedur yang disebut
dengan vitreus tap.

Diferensial diagnosa

Iritis dan Uveitis
Systemic lupus Erytematosus
Vitreous Hemorrhage
Masalah lain: postsurgical inflammation,
Allergic reaction, foreign bodies, chemical
atau thermal burns, trauma, retinitis

Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Medikamentosa
Antibiotik
Siklopegik
Steroid
ATN
Operatif
Vitrektomi
Enukleasi
Eviserasi


Post operative instruction

Yang dianjurkan setelah operasi adalah
Menggunakan anti-inflamasi dan antibiotik tetes yang
dianjurkan dokter setelah perban dilepas.
Menggunakan penutup mata dari plastik ketika tidur
selama 7 hari pertama setelah operasi. Dan harus
dipakai selama 3 hari pertama ketika mandi.
Hindari mengangkat objek lebih dari 5 pound, atau
melakukan aktivitas berlebihan selama 1 minggu.
Gunakan tylenol atau kompres es untuk
menyingkirkan rasa sakit.
Ikuti semua instruksi yang diberikan dokter.

Preventif

Jika anda pernah mengalami riwayat operasi
mata seperti operasi katarak, anda dapat
menurunkan resiko infeksi dengan mengikuti
seluruh intruksi dokter setelah operasi dan
melakukan pemeriksaan reguler (follow-up) yang
teratur. Untuk mencegah endophthalmitis karena
trauma, gunakan pelindung mata saat bekerja
dan pada saat olahraga. Kacamata atau helm
dapat membantu melindungi dari debris industri
yang dapat menembus mata.
Profilaksis
Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat menjelaskan
tentang penggunaan antibiotic untuk profilaksis.
Yang terpenting adalah dapat mengenali dan menangani semua
faktorfaktor resikonya yang dapat mencetuskan terjadinya
endophthalmitis seperti blefaritis, mucocele lacrimal, conjungtivitis,
dan infeksi lainnya pada mata. Penggunaan povidone iodine 5 %
pada kulit dan conjungtiva 5 menit sebelum operasi sebagai
antiseptik dapat mengurangi organisme yang terdapat
dipermukaan. Dan penggunaannya setelah operasi juga sangat
efektif untuk mencegah infeksi.
Penggunaan irigasi dengan antibiotik seperti vancomycin tidak
dianjurkan karena telah terbukti dapat meningkatkan resistensi
terhadap vancomycin. Profilaksis dengan injeksi antibiotik
intravitreal pada saat penyembuhan dari trauma tajam mungkin
dapat berguna.

Prognosis

Prognosisnya sangat bervariasi karena banyaknya organisme yang
terlibat. Ketajaman visus saat pertama kali didiagnosa dan agen
penyebab dapat memprediksi prognosis. Prognosis dari
endogenous endophthalmitis biasanya lebih buruk dibandingkan
exogenous endophthalmitis, karena organisme yang
menyebabkannya lebih virulen, terjadi keterlambatan diagnosis,
dan biasanya terjadi pada pasien yang imunokompromise.
Pada penelitian retrospective, hanya sekitar 40 % pasien mengalami
perbaikan visus menjadi dapat menghitung jari atau lebih. Pada
endophthalmitis vitrectomy study group, 74 % pasien mengalami
perbaikan visus menjadi 20/100 atau lebih. Prognosis juga
bergantung pada adanya penyakit yang mendasari, dimana pada
suatu penelitian terbukti prognosis yang buruk pada pasien dengan
diabetes melitus. Prognosis endophthalmitis sangat buruk bila
disebabkan jamur atau parasit.


Daftar Pustaka
Vaughan DG, Asbury T, Riordan eva P. General Ophtalmology. 17
th
ed. USA. McGraw-Hill. (E-book)

Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 2000.

Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta 2001.

Michelle C. Callegan, Michael S. Gilmore, David W. Parke II. The Pathogenesis of Infectious
Endophthalmitis. In: Duane's Ophthalmology, 2007 Edition. Editors: Tasman, William; Jaeger,
Edward A. Lippincott Williams & Wilkins. USA. 2007. Volume 2 Chapter 48.

Paul Riordan-Eva, John P. Whitcher. Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16
th
Edition.
McGraw-Hill. USA. 2004.

http://emedicine.medscape.com/article/799431-overview. Endophthalmitis. diakses pada tanggal
20 april 2014 pukul: 22.00 WITA.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai