Anda di halaman 1dari 28

HIMEN IMPERFORATA

YAACUB BIN IBRAHIM


C 111 08 766



KONSULEN: DR. RIZAL RIDWAN SP.OG
PEMBIMBING: DR. UNZILLA ALIVIA
PEMBACAAN REFERAT
APR 2014
DEFINISI
Himen Imperforata (HI) merupakan suatu kelainan
malformasi yang mengakibatkan tidak ada perforasi pada
himen.
EPIDEMIOLOGI
Insidens Himen Imperforata adalah sebesar 0,1% pada
wanita usia pubertas
Merupakan penyebab tersering pada hambatan atau
obstruksi aliran keluar haid dan sekret vagina.


ETIOLOGI
KONGENITAL

GANGGUAN PADA
MASA EMBRIOLOGI
ACQUIRED

PEMBENTUKAN
JARINGAN PARUT
PADA LUKA ATAU
TRAUMA
EMBRIOLOGI
A. Minggu ke-9
B. Akhir bulan ke-3
C. Bayi baru lahir.
GEJALA KLINIS
HIMEN
IMPERFORATA
OBSTRUKSI
AKUMULASI CAIRAN
MENSTRUASI
PENONJOLON PADA
HIMEN
HEMATOKOLPOS
HEMATOMETRA
PENONJOLON PADA
ABDOMEN
NYERI PERUT
AKUT & SIKLIK
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
P.FISIK
P.PENUNJANG
ANAMNESIS
Riwayat amenorea primer

Riwayat nyeri abdomen dengan
eksaserbasi per bulan
(akut dan siklik)

Keluhan perut membesar

Konstipasi
Nyeri punggung bawah

PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN

Inspeksi: Penonjolan
pada abdomen

Palpasi:
Nyeri tekan +/-


HIMEN

Inspeksi: penonjolan
yang berwarna
kebiruan

Lebih jelas terlihat dengan
maneuver Vasalva.
Penonjolan pada himen yang berwarna
kebiruan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (-)
Pemeriksaan Radiologi
USG Pelvik dan Abdominal
Menilai hematokolpos, hematometra dan hematosalpinges.

MRI (sekiranya USG tidak konklusif)
USG menunjukkan distensi pada vagina akibat dari
hematokolpos yang ditemukan pada penderita hymen
imperforata
USG menunjukkan distensi pada vagina dan
uterus pada penderita hymen imperforata.
(posisi sagittal)
MRI T2 menunjukkan distensi pada vagina dan uterus pada
penderita himen imperforata. (posisi sagittal)
DIAGNOSIS BANDING
OBSTRUKSI /
AMENOREA PRIMER
+
KELAINAN VAGINA
HIMEN
IMPERFORATA
SEPTUM VAGINA
TRANSVERSAL
AGENESIS VAGINA
SEPTUM VAGINA TRANSVERSAL
pembentukan dinding horizontal
intra-vaginal yang mengakibatkan
obstruksi pada vagina
Pada pemeriksaan fisik:
pembukaan himen yang normal
jaringan fibrous yang membentuk dinding
horizontal.
hematokolpos dan hematometra
R/ reseksi jaringan fibrous.
AGENESIS VAGINA
Kelainan kongenital pada
pembentukan vagina.
Inferior vagina / keseluruhan
(MRKH)
Hambatan aliran keluar-
hematokolpos dan
hematometra.
R/ vaginoplasty/ neo-
vaginoplasty

SEPTUM VAGINA
TRANSVERSAL
AGENESIS VAGINA
TERAPI
MEDIKAMENTOSA


SIMPTOMATIS
MENGATASI NYERI

e.g.
Aspirin
Paracetamol
Ibuprofen
BEDAH


KAUSAL
MENGATASI OBSTRUKSI

e.g.
Himenotomi
Himenoplasti

* Tidak dinasihati drainase
cairan dengan
menggunakan jarum
HIMENOTOMI
Objektif:
Membuat pembukaan pada membrane hymen tanpa meninggalkan parut pada
orifisium vagina.



Anestesi:
Lokal, kerja panjang, infiltrasi pada membran. E.g. Bupivacaine 0,25%

Teknik:
Insisi dilakukan secara circular mengikuti bentuk dan konfigurasi normal pada hymen
(annular). Bisa juga dilakukan insisi cruciate sepanjang diameter diagonal hymen
dengan pertimbangan untuk mengelakkan terjadinya luka pada urethra.

Jahitan:
Dilakukan pada akhir prosedur dengan teknik interruptus dan menggunakan jarum
yang bisa diserap (4-0 polyglycolic acid suture)
HIMENOPLASTI
Objektif:
Menyatukan kembali selaput himen yang sudah dirobekkan. Himen merupakan
jaringan tipis yang relatif sedikit mengandung pembuluh darah (avaskuler).

Teknik:
Simple hymenoplasti : himen masih ada yang tersisa. Pada bagian yang dirobek,
dilakukan penjahitan, biasanya dengan benang yang dapat diserap, sehingga kembali
ke bentuknya semula.

Jahitan:
Sisa hymen yang biasanya dalam bentuk V dijahit menggunakan benang Vicryl 5-0
lapis demi lapis.
Himen yang dirupturkan menunjukkan sisa
lapisan
Himenoplasti dilakukan pada sisi kiri
Himenoplasti yang sudah komplit
KOMPLIKASI
Komplikasi HI
Endometriosis sekunder

Komplikasi Himenotomi
Infeksi : febris post-operatif
Kecederaan/Trauma pada urethra, rektum dan vesika
urinaria.

PROGNOSIS
HI yang ditangani dengan baik mempunyai prognosis baik
pada fungsi seksual dan reproduksi.
Prognosis hasil akhir tindakan bedah/hymenotomy sangat
baik. Pasien dengan traktus genitalia yang normal
kebanyakannya tidak mengalami komplikasi.
Insidens dyspareunia setelah dilakukan hymenotomy juga
sangat rendah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai