Anda di halaman 1dari 29

LOGO

Varises Truncal
QITZA PRADARA SHELITARANTI
Varises

Varises ( vena varikosa )
adalah pelebaran dari vena
superfisial yang menonjol
dan berliku-liku pada
ekstremitas bawahyang
disertai gangguan sirkulasi
darah didalamnya, sering
pada distribusi anatomis dari
vena safena magna dan
parva
www.themegallery.com
Company Logo


Faktor predisposisi varises tungkai yaitu:
Genetik 84%
Kehamilan 30%
Berdiri > 6jam/hari 19%
Pemakaian kontrasepsi oral 18%
Kegemukan 15%
Paparan sinar ultraviolet 10%
Riwayat tromboplebitis 0,4%
www.themegallery.com
Company Logo
Varises ditemukan 72 % pada wanita berumur 60-69
tahun dan hanya 1 % laki-laki pada umur 20-29 tahun.

Anatomy of the venous system of the lower limbs
Superficial system
a network in the subcutaneous tissue
and skin : vena saphena magna, vena
saphena parva and branches.
Deep system
accompany the arteries deep to the
fascia in the muscle compartments
Communicators/perforators
connect the superficial and deep
systems, occur in specific anatomical
positions.
Valves
bicuspid valves regulate uni-directional
flow. Most common in the lower leg and
less in the upper leg. Single valve in the
vena iliaca externa or common femoral vein
and no valves in the inferior vena cava.

www.themegallery.com
Company Logo

www.themegallery.com
Company Logo
Etiologi
3 kategori yaitu kongenital, primer dan sekunder:
1. Kongenital katup tidak terbentuk sama sekali (aplasia,
avalvulia), pembentukan tidak sempurna (displasia), berbagai
malformasi vena, dan kelainan lainnya usia dewasa.

2. Primer kelemahan intrinsik dari dinding katup, yaitu terjadi
lembaran / daun katup yang terlau panjang (elongasi) atau dinding
vena menjadi terlalu lentur, keadaan daun katup yang panjang
melambai (floppy, rebundant) sehingga penutupan tidak sempurna
katup tidak dapat menahan aliran balik sehingga aliran
retrograd atau refluks diatasi dengan melakukan perbaikan katup
(valve repair) dengan operasi untuk mengembalikan fungsi katup.

www.themegallery.com
Company Logo
3. Sekunder keadaan patologik yang didapat (acquired) adanya
penyumbatan trombosis vena dalam tjd gangguan kronis pada
katup vena dalam terjadi komplikasi sindroma post-trombotic
terjadi pembentukan jaringan parut akibat inflamasi, trombosis
kronis dan rekanalisasi yang akan menimbulkan fibrosis, dan
menimbulkan pemendekan daun katup (pengerutan), perforasi
mikro, dan adhesi katup penyempitan lumen.

4 faktor yang saling tumpang tindih :
1. Peningkatan tekanan vena profunda
2. Inkompetensi katup primer
3. Inkompetensi katup sekunder
4. Kelemahan fascia

www.themegallery.com
Company Logo
Clinical presentation
Asymptomatic
Cosmetically unacceptable
Tired, heavy, painful legs
Cramps during night time
Swelling of ankles
Irritation of the skin (eczema/pruritis)
Spontaneous bleeding
Thrombophlebitis
Venous ulcer

Symptoms :
increase with ; standing, temparature, premenstrual
decrease with : bed rest, elevation of the feet.
www.themegallery.com
Company Logo
Gambaran klinis
www.themegallery.com
Company Logo
Berdasarkan ukuran besar diameter
pembuluh vena:
1) Varises vena safena magna dan atau vena
safena parva (varises stem),
2) Varises percabangan dari vena safena
(varises retikularis),
3) Varises venula (hyphen-webs atau spider-
vein atau telangiektasia) yang berukuran
paling halus, yaitu berdiameter 1-2 mm,
berbentuk seperti jaring laba-laba, yang
memucat dengan tekanan ringan
Gambaran klinis

Berdasarkan Klinis:
Varises trunkal : varises v.safena magna dan v.safena parva
Varises retikular : menyerang cabang v.safena magna atau parva
yang umumnya kecil dan berkelok-kelok hebat.
Varises kapilar : varises kapiler vena subkutan yang tampak
sebagai kelompok serabut halus dari pembuluh darah
www.themegallery.com
Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo
stages of varicose veins:
C0 No visible or palpable signs of venous disease
C1 Telangiectasia or reticular veins

C2 Varicose veins



C3 Edema
C4a Skin changes due to venous
disorders: pigmentation, eczema
C4b Skin changes due to venous
disorders: lipodermatosclerosis,
atrophie blanche




www.themegallery.com
Company Logo
C5 As C4 but with healed ulcers
C6 Skin changes with active ulcers (venous insufficiency
ulceration
www.themegallery.com
Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo
Diagnosis
Anamnesis
1. Keluhan
2. Faktor predisposisi
3. Penyakit sistemik, pengobatan dan tindakan medis/pembedahan
sebelumnya.
Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi inspeksi tungkai dilakukan dibawah penyinaran yang
cukup pada posisi eksorotasi tungkai dan pemeriksaan pada tungkai
yang abduksi dari arah belakang akan membantu visualisasi varises.
Perlu diperhatikan tanda kronisitas dan kelainan kulit seperti
telengiektasis, atrofi blanch, dermatitis statis, edema, perdarahan dan
ulkus.
2. Palpasi daerah vena yang berkelok diraba untuk menilai
ketegangan varises dan besarnya pelebaran vena, pulsasi arteri harus
teraba, bila tak teraba harus dilakukan pemeriksaan lanjut obstruksi
arteri



www.themegallery.com
Company Logo
3. Perkusi mengetok vena bagian distal dan dirasakan adanya
gelombang yang menjalar sepanjang vena di bagian proksimal.

Manuver Perthes
untuk membedakan antara aliran darah retrograde dengan aliran darah
antegrade.
Pasang sebuah Penrose tourniquet atau diikat di bagian proksimal tungkai
yang mengalami varises menekan vena superficial saja pasien disuruh
untuk berjalan atau berdiri sambil menggerakkan pergelangan kaki agar
sistem pompa otot menjadi aktif.
Perthes positif apabila varises menjadi lebih lebar dan kemudian pasien
diposisikan dengan tungkai diangkat (test Linton) dengan tourniquet
terpasang. Obstruksi pada vena profunda ditemukan apabila setelah
tungkai diangkat, vena yang melebar tidak dapat kembali ke ukuran semula.

www.themegallery.com
Company Logo
Tes Trendelenburg
Dapat membedakan antara pasien dengan refluks vena superficial dengan pasien
dengan inkopetensi katup vena profunda.
cara mengangkat tungkai dimana sebelumnya dilakukan pengikatan pada paha
sampai vena yang mengalami varises kolaps. Kemudian pasien disuruh untuk berdiri
dengan ikatan tetap tidak dilepaskan.
Interpretasinya adalah apabila varises yang tadinya telah kolaps tetap kolaps atau
melebar secara perlahan-lahan berarti adanya suatu inkopenten pada vena
superfisal, namun apabila vena tersebut terisi atau melebar dengan cepat adanya
inkopensi pada katup vena yang lebih tinggi atau adanya kelainan katup lainnya.

Auskultasi menggunakan Doppler
untuk mengetahui arah aliran darah vena yang mengalami varises, baik itu aliran
retrograde, antegrade, atau aliran dari mana atau ke mana.
Probe dari dopple ini diletakkan pada vena kemudian dilakukan penekanan pada
vena disisi lainnya.
Normalnya bila katup berfungsi normal tidak akan ada aliran berlawanan arah katup
saat penekanan dilepaskan, akhirnya tidak aka nada suara yang terdengar dari
Doppler.

www.themegallery.com
Company Logo
Pemeriksaan Imaging
untuk mengidentifikasi dan memetakan seluruh area yang mengalami obstruksi dan
refluks dalam system vena superficial dan system vena profunda. Pemeriksaan yang
dapat dialkukan yaitu venografi dengan kontras, MRI, dan USG color-flow dupleks.
Pemeriksaan yang paling sensitive dan spesifik yaitu menggunakan Magnetic
Resonance venography (MRV)

Pemeriksaan khusus vena
1. Ultrasonografi doppler
2. Plethysmography (photoplethysmography, strain gange
plethysmography)
3. Duplex venous scanning
4. phlebography

www.themegallery.com
Company Logo
PENATALAKSANAAN

Terapi Non Operatif
1. Kaus Kaki Kompresi (Stocking)
2. Skleroterapi

Terapi Minimal Invasif
1. Radiofrekuensi ablasi (RF)
2. Endovenous Laser Therapy
(EVLT)


www.themegallery.com
Company Logo
Kaus Kaki Kompresi (Stocking)
www.themegallery.com
Company Logo
Kaus kaki kompresi membantu memperbaiki
gejala dan keadaan hemodinamik pasien dengan
varises vena dan mengilangkan edema.

Kaus kaki dengan tekanan 20-30 mmHg (grade
II) memberikan hasil yang maksimal.

Pada penelitian didapatkan sekitar 37-47 %
pasien yang menggunakan kaus kaki ini selama
1 tahun setelah menderita DVT mencegah terjadi
ulkus pada kaki.
Skleroterapi
Skleroterapi dilakukan dengan menyuntikkan substansi sklerotan kedalam pembuluh
darah yang abnormal sehingga terjadi destruksi endotel yang diikuti dengan pembentukan
jaringan fibrotik. Sklerotan yang digunakan yaitu ferric chloride, salin hipertonik,
polidocanol, iodine gliserin, dan sodium tetradecyl sulphate, namun untuk terapi varises
vena safena paling umum digunakan saat ini adalah sodium tetradecyl sulphate dan
polidacanol. Kedua bahan ini dipilih karena sedikit menimbulkan reaksi alergi, efek pada
perubahan warna kulit (penumpukan hemosiderin) yang rendah, dan jarang menimbulkan
kerusakan jaringan apabila terjadi ekstravasasi ke jaringan.
Sklerotan dibagi berdasarkan jenis substansinya yaitu yang berbentuk foam dan
berbentuk liquid. Pada sklerotan jenis foam memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan jenis liquid yaitu dosis yang lebih sedikit, lebih efektif dan menimbulkan komplikasi
yang lebih rendah.
www.themegallery.com
Company Logo
Na Tetradecyl Sulphate Making of Foam Scalp Vein
Endovascular Radiofrequency
Ablation(EVRFA)
Radiofrekuensi adalah teknik
ablasi vena menggunakan kateter
radiofrekuensi yang diletakkan di
dalam vena untuk
menghangatkan dinding
pembuluh darah dan jaringan
sekitar pembuluh darah.
Pemanasan ini menyebakan
denaturasi protein, kontraksi
kolagen dan penutupan vena.
www.themegallery.com
Company Logo
Endovascular Laser Treatment
(EVLT)
Salah satu pilihan terapi varises vena yang minimal invasive
EVLT yang secara luas digunakan menggunakan daya sebesar 10-14 watt.
Prosedurnya EVLT menggunakan fibre laser yang dimasukkan ke distal VSM
sampai SFJ dibawah control USG.
Prosedur yang dilakukan pertama-tama dilakukan anestesi local perivena
dengan jalan memberikan infiltrasi di sekitar pembuluh darah sepanjang VSM.
Tujuannya selain memberikan efek analgesia juga memberikan efek
penekanan pada vena agar dinding vena beraposisi dengan fibre dan berperan
sebagai heat sink mencegah kerusakan jaringan local.

www.themegallery.com
Company Logo
Laser fibre
Laser machine
Terapi Pembedahan
1. Ambualtory phlebectomy (Stab Avulsion) )
menghilangkan segmen varises yang pendek dan vena retikular
dengan jalan melakukan insisi ukuran kecil

2. Saphectomy
teknik menggunakan peralatan stripping internal dan teknik
invaginasi dengan jalan membalik pembuluh darah dan menariknya
menggunakan traksi endovenous, teknik tersebut dapat
menurunkan terjadinya cedera pada struktur di sekitarnya.
www.themegallery.com
Company Logo
Modifikasi Teknik Pembedahan
1. Ambulatory Conservative Haemodynamic Management
(ACHM or CHIVA)
2. Transilluminated Powered Phlebectomy Ablation of
Varicosities (TriVexe)
3. Subfascial Endoscopic Perforator Ligation (SEPS) and The
Linton Procedure
4. External Valvular Stents
5. Endovenous Diathermy

www.themegallery.com
Company Logo
Pencegahan dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Pencegahan Primer :
Olah raga yang teratur dan makanan yang cukup gizi dan bervitamin.
Berat badan seimbang.
Tidak terlalu sering mengenakan sepatu bertumit tinggi.
Hindari berdiri terlalu lama dan duduk dengan kaki menyilang.
Hindari pemakaian kaos kaki, celana ketat, ikat pinggang ketat karena
bisa menjepit vena antara jantung dan kaki.
Istirahat yang cukup pada area kaki dan berilah pijatan ketika habis
bepergian jauh.

2. Pencegahan Sekunder :
Gunakan kaus kaki yang elastis untuk menekan vena tepi sehingga
tidak terjadi pelebaran pada vena.
Jangan merawat varises dengan menggunakan air hangat.
Hindari kegiyatan dengan resiko menambah beban kaki. Misal: loncat,
lari dan senam aerobik.
Dapat dilakukan senam tungkai scara teratur.

www.themegallery.com
Company Logo
Komplikasi yang terjadi pada tindakan
bedah

1) Pendarahan
2) Infeksi
3) Edema tungkai
4) Kerusakan saraf kulit
5) Limfokel
6) Trombosis vena dalam

www.themegallery.com
Company Logo
References
Erwin Mulia, Iwan Dakota, Hananto Andriantoro, RWM Kaligis, Ismoyo Sunu.(2013).
Endovenous laser therapy for varicose vein. Med J Indones. 2013;22:117-20
Beale,Gough. Treatment Options for Primary Varicose Veins-A Review. Eur J Vasc
Endovasc Surg 30, 83-95 (2005)
Craig F.Varicoe Veins.Available at : http://www.emedicine.com/med/topic2788.htm.
Acceses : April 9, 2008 Last Update : Oktober 1, 2004
Puruhito.(1987).Pengantar Bedah vaskulus.Surabaya:Airlangga University Press.
Jusi, Djang.(1999).Dasar-dasar Ilmu Bedah Vaskuler.Jakarta:Gaya baru.
Baughman,Diane C.(2000).Keperawatan Medikal Bedah buku saku dari Brunner &
Suddarth.Jakarta:EGC
Pranoto,Hadi.(2001). Efektivitas Bebat Elastik Terhadap Insufisiensi Vena Kronik
Pada Tungkai Bawah. Universitas Diponegoro. Semarang
www.themegallery.com
Company Logo
LOGO

Anda mungkin juga menyukai