Anda di halaman 1dari 11

Pneumatic conveyor

(Choking -Saltation Velocity)


I Made Sathya Dananjaya-
12/333607/TK/39954
Christinus da Silva-
09/290410/TK/36080
Berdasarkan jumlah udara dan material,
pneumatic conveying system bisa dibagi menjadi
2 tipe yaitu :
- Dilute-phase pneumatic conveying
Air flow rate 12-40 m/s, konsentrasi padatan
yang terbawa sedikit
- Dense-phase pneumatic conveying
Air flow rate 8-15 m/s, konsentrasi padatan yang
terbawa besar
Choking Velocity pada transport
vertikal
Garis AB menggambarkan frictional pressure loss jika
yang ditransport hanya gas (tanpa padatan)
Kurva CDE menggambarkan keadaan saat flux aliran
padatannya G1

Kurva FG menggambarkan keadaan saat flux aliran
padatannya G2, yaitu flux alirannya lebih besar dari G1

Di titik C, kecepatan gas yang dialirkan tinggi,
konsentrasi padatan yang terbawa kecil dan tahanan
friksi antara gas dan dinding pipa yang jadi variabel
pengontrol
Kemudian kecepatan gas berkurang sehingga membuat
tahanan friksi menjadi kecil. Hal ini juga membuat
konsentrasi padatan yang terbawa besar sehingga
static head dibutuhkan untuk melawan penambahan
konsentrasi padatan ini.
Ketika kecepatan gas lebih kecil daripada kecepatan gas
di titik D, maka static head menjadi besar, tahanan
friksi mengecil dan Dp/DL kembali naik.
Di daerah DE, kecepatan yang semakin berkurang membuat
konsenstrasi padatan bertamabah dengan cepat.
Tercapai suatu titik dimana gas tidak mampu lagi mendorong
seluruh padatan.
Pada titik ini, terbentuk suatu kumpulan padatan yang
menetap pada transport line.
Fenomena ini dikenal sebagai choking dan terkadang
menunjukkan fluktuasi tekanan yang besar
Choking Velocity, U
CH
, adalah kecepatan gas terendah dimana
padatan masih bisa ditransport oleh gas jika feed padatannya
tetap G
1
Ketika feed padatannya lebih besar, G
2
, choking velocity juga
lebih tinggi
Choking velocity ini menandakan batas antara fase dilute dan
fase dense dalam penumatic transport secara vertikal
Choking bisa dicapai dengan menurunkan kecepatan gas
dengan feed rate solid yang konstant atau menaikkan feed
feed rate dari solid dengan kecepatan gas konstan.
Korelasi untuk perhitungan memprediksi nilai
choking velocity :

Saltation Velocity pada transportasi
horizontal
Garis AB menggambarkan frictional pressure loss
jika yang ditransport hanya gas (tanpa padatan)
Kurva CDE menggambarkan keadaan saat flux
aliran padatannya G1

Kurva FG menggambarkan keadaan saat flux
aliran padatannya G2, yaitu flux alirannya lebih
besar dari G1

Di titik C, kecepatan gas yang dialirkan tinggi,
sehingga seluruh padatan masih terbawa dalam
keadaan suspensi yang sangat dilute.
Partikel solid dijaga agar tidak settling di dinding
pipa (dibuat alirannya turbulen)
Ketika kecepatan gas berkurang namun feed rate
padatannya tetap, tahanan friksi dan Dp/DL akan
berkurang
Padatan bergerak dengan lambat sehingga konsentrasi
padatan lama kelamaan menjadi semakin besar.
Pada titik D, kecepatan gas sudah mulai tidak mampu
untuk mentransport suspensi padatan dengan
konsentrasi besar ini sehingga padatan mulai
terendapkan pada dasar pipa.
Kecepatan gas pada saat itu disebut saltation velocity.
Jika penurunan kecepatan gas terus terjadi, padatan
yang mengendap akan semakin banyak dan menaikkan
Dp/DL secara drastis karena area yang tersedia untuk
aliran gas tertutup oleh padatan yang mengendap.
Pada titik E dan F, beberapa padatan mungkin bergerak
dalam fase dense lewat dasar pipa sementara padatan
yang lain (dilute) bergerak lewat bagian atas pipa.
Saltation velocity menandakan batas antara fase dilute
dan dense pada pneumatic transportation secara
horizontal.
Korelasi untuk memprediksi saltation velocity

Anda mungkin juga menyukai