405110042 DEFINISI DAN JENIS TRANSPLANTASI ORGAN LO 1 Pengertian Transplantasi Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama (id.wikipedia.org). Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat (Arifin, 2009). Menurut UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 1 ayat (5), transplantasi mempunyai arti rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik
Definisi transplantasi TUMBUHAN ORGAN TUBUH MANUSIA Cara perbanyakan vegetatif tanaman dengan membiarkan suatu bagian tanaman menumbuhkan akar sewaktu bagian tersebut masih tersambung dengan tanaman induk Upaya medis untuk memindahkan sel, jaringan, organ tubuh dari donor kepada resipien Pencangkokan jaringan di ambil dari tubuh pasien itu sendiri / dari yang lain (dorland) Dalam melaksanakan transplantasi, terdapat 3 kondisi yang berbeda dari donor (pemiliki organ tubuh yang akan mentransplantasikan) dan penerima (resipien). Ketiga kondisi itu adalah : 1.kondisi donor sehat 2.kondisi donor sakit (hampir mati) 3.kondisi donor telah meninggal Jenis Transplantasi Menurut Arifin (2009), beberapa jenis transplantasi atau pencangkokan: 1. Transplantasi Autologus, yaitu perpindahan dari satu tempat ke tempat lain dalam tubuh itu sendiri. 2. Transplantasi Alogenik, yaitu perpindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang sama spesiesnya, baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga. 3. Transplantasi Sinergik, yaitu perpindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang identik, misalnya pada kembar identik. 4. Transplantasi Xenograf, yaitu perpindahan dari satu tubuh lain yang tidak sama spesiesnya.
Ditinjau dari sudut si penerima 1. Autotransplantasi, pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri. 2. Homotransplantasi, pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain. 3. Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke tubuh spesies lainnya.
Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefenisikan kematian batang otak.
1. Organ-organ yang diambil dari donor hidup kulit, ginjal, sumsung tulang dan darah (transfusi darah) 2. Organ-organ yang diambil dari jenazah jantung, hati, ginjal, kornea, pankreas, paru-paru dan sel otak.
Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu : 1. Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia hidup atau yang sudah meninggal. 2. Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain. Di samping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan transplantasi, yaitu : 1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan atau organ. 2. Adaptasi resipien, yaitu usaha dan kemampuan diri penerima jaringan atau organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan atau organ tersebut untuk berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat berfungsi lagi
SYARAT, TUJUAN, MANFAAT, KERUGIAN DARI TRANSPLANTASI ORGAN LO 2 Pihak yang Terlibat Donor hidup Jenazah dan donor mati Keluarga dan ahli waris Resepien Dokter dan pelaksana lain Masyarakat Donor Hidup Adalah orang yang memberikan jaringan / organnya kepada orang lain ( resepien ) Contohnya : donor Ginjal , Kulit ,dan Sumsum tulang Jenazah dan donor mati Adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat dengan sungguh sungguh untuk memberikan jaringan / organ tubuhnya kepada yang memerlukan Contohnya donor jantung, hati, paru-paru, dan pankreas Keluarga donor dan ahli waris Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk menciptakan saling pengertian dan menghindari konflik semaksimal mungkin atau pun tekanan psikis dan emosi di kemudian hari Resipien Adalah orang yang menerima jaringan / organ orang lain. Seorang resepien harus benar benar mengerti semua hal yang dijelaskan oleh tim pelaksana transplantasi Dokter dan tenaga pelaksana lain Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat parsetujuan dari donor, resepien, maupun keluarga kedua belah pihak. Masyarakat Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan transplantasi. Kerjasama tim pelaksana dengan cara cendekiawan, pemuka masyarakat, atau pemuka agama diperlukan unutk mendidik masyarakat agar lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha transplantasi SYARAT UNTUK DONOR YANG HIDUP Ada 4 syarat wajib : (1) resiko yang dihadapi donor dalam transplantasi macam itu harus proporsional dengan manfaat yang didatangkan atas diri penerima (2) pengangkatan organ tubuh tidak boleh mengganggu secara serius kesehatan donor atau fungsi tubuhnya (3) perkiraan penerimaan adalah baik bagi si penerima (4) donor wajib membuat keputusan dengan penuh kesadaran dan bebas dengan mengetahui resiko yang mungkin terjadi SYARAT DONOR a. Donor tidak boleh berumur lebih dari 50 tahun b. Hemodinamis harus stabil c. Pada donor yang sering dilakukan transfusi berkali- kali tidak boleh, karena imunitas yang sudah berkurang. d. Tidak boleh ada trauma pada organ lain terutama organ vital e. Pada organ yang akan ditransplantasikan, tidak ada kelainan pada organ vital, misal: Meningitis, gagal ginjal, hepatitis. f. Donor tidak boleh menderita penyakit spesifik. Misalnya hepatitis, sifilis, HIV g. Ada persetujuan dari keluarga donor maupun orang yang mendonorkan organnya.
SYARAT DONOR (jenazah) Tidak setiap jenazah dapat diambil organnya untuk di transplantasikan.
1. ada batas usia untuk dapat jadi donor. Misalnya, yang dapat dijadikan donor ginjal tidak boleh jenazah dari orang yang berusia diatas 60 tahun. Untuk hati tidak boleh lebih darai 40 tahun, dan untuk jantung batas maksimal adalah 40-45 tahun
2. jenazah itu tidak boleh meninggal karena penyakit keganasan ( kanker ) atau penyakit virus yang menular( hepatitis, AIDS, herpes, dsb). Juga yang meninggal karena gangguan fungsi hati yang berat, kecuali hatinya rusak akibat trauma 3. Kecocokan golongan darah bahkan untuk transplantasi sum-sum tulang, kecocokan antigen leukosit manusia atau human leucocyte antigens (HLA) nya juga menjadi syarat
4. Jarak antara saat meninggal dengan saat pencangkokan sangat penting artinya bagi keberhasilan operasi ini. Semakin singkat akan semakin baik.
Donor Orang Hidup Hanya ada tiga jenis transplantasi organ 1. Transplantasi ginjal 2. Transplantasi kulit 3. Transplantasi sumsum tulang. Donor Jenazah 1. Transplantasi jantung 2. Transplantasi hati 3. Transplantasi paru-paru 4. Transplantasi pankreas 5. Transplantasi kornea
Yang paling baik untuk dapat jadi donor organ : mereka yang meninggal karena trauma atau akibat kekerasan yang mengenai kepala, misalnya kecelakaan mereka yang meninggal karena gangguan otak mendadak lainnya. Kecuali jika sudah terjadi infeksi yang meluas sebelum donor meninggal. Mereka yang sudah dinyatakan mati batang otak, segera dapat diambil organnya untuk kepentingan ini.
Syarat transplantasi dari donor (jenazah) 1. Ada batas usia untuk dapat jadi donor. Misalnya, yang dapat dijadikan donor ginjal tidak boleh jenazah dari orang yang berusia diatas 60 tahun. Untuk hati tidak boleh lebih dari 40 tahun, dan untuk jantung batas maksimal adalah 40-45 tahun. 2. Jenazah itu tidak boleh meninggal karena penyakit keganasan (kanker) atau penyakit virus yang menular (hepatitis, AIDS, herpes, dsb). Juga yang meninggal karena gangguan fungsi hati yang berat. 3. Kecocokan golongan darah bahkan untuk transplantasi sum-sum tulang, kecocokan antigen leukosit manusia atau human leucocyte antigens (HLA)nya juga menjadi syarat. 4. Jarak antara saat meninggal dengan saat pencangkokan sangat penting bagi keberhasilan transplantasi. Semakin singkat akan semakin baik.
SYARAT RESIPIEN a. Seseorang yang menerima donor /organ yang akan diganti, belum dalam keadaan terminal. b. Mempunyai stabilitas mental yang baik. c. Harus sudah bersedia untuk dilakukan pemakaian obat imunosuppresant seumur hidup d. Persetujuan keluarga dalam menerima donor Syarat transplantasi Keamanan, Tindakan operasi harus aman bagi donor maupun penerima organ. Secara umum keamanan tergantung dari keahlian tenaga kesehatan, kelengkapan sarana dan alat-alat kesehatan.
Voluntarisme, Transplantasi dari donor hidup maupun mati hanya bisa dilakukan jika telah ada persetujuan dari donor dan ahli waris atau keluarganya (pasal 34 ayat 2 UU No.23/1992). Sebelum meminta persetujuan dari donor dan ahli waris atau keluarganya, dokter wajib memberitahu resiko tindakan transplantasi tersebut kepada donor (pasal 15 PP No.18/1981). Tujuan transplantasi Kesembuhan dari suatu penyakit, misalnya rusaknya jantung, ginjal, dll. Pemulihan kembali fungsi suatu organ, jaringan atau sel yang telah rusak atau mengalami kelainan, tapi sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis, misalnya bibir sumbing. Tujuan menurut UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 33 ayat (1) Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, transfusi darah, implan obat dan atau alat kesehatan, serta bedah plastik dan rekonstruksi Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial. Tujuan transplantasi Upaya melepaskan manusia dari penderitaan yang secara biologis abnormal / menderita penyakit yang mengakibatkan rusaknya fungsi suatu sel, organ, jaringan, supaya : Sembuh dari penyakit (buta, rusaknya jantung, dll) Pulih kembali fungsi suatu sel, jaringan, organ yang telah rusak / mengalami kelainan yang sama sekali tidak terjadi rasa sakit (bibir sumbing)
Tujuan berdasar tingkatannya Tingkat pertama = tingkat kebutuhan Untuk pengobatan bagi yang sakit / cacat tidak dilakukan transplantasi tidak menimbulkan kematian
Tingkat kedua = tingkat darurat Sebagai jalan terakhir bila tidak dilakukan transplantasi menimbulkan kematian Cara-Cara Transplantasi Membutuhkan 3-6 jam Ginjal baru di tempatkan pada rongga perut bagian bawah Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena) dari ginjal baru ini dihubungkan ke arteri dan vena tubuh Ureter (saluran kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kandung kemih Pasca Transplantasi Ginjal :Obat-obat imunosupresan (efek samping:daya tahan tubuh menurun, berjerawat, atau tumbuh bulu-bulu halus pada wajah, peningkatan berat badan) mengurangi risiko terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap ginjal cangkokan. Manfaat Transplantasi Menghilangkan gejala dan banyak komplikasi kegagalan organ stadium akhir Memperbaiki kesempatan kelangsungan hidup jangka lama masing-masing pasien Resiko dari pendonoran ginjal sama saja seperti operasi lainnya ada resiko pendarahan, infeksi dan atau masalah pernafasan, sakit pada bekas operasi. Penelitian membuktikan bahwa satu ginjal cukup untuk membuang kotoran/racun dari tubuh dan penyerapan kembali zat-zat yang dibutuhkan tubuh sehingga tubuh tetap sehat. Setelah salah satu ginjal didonorkan, ginjal yang tersisa akan mengambil alih pekerjaan yang sebelumya dilakukan oleh 2 ginjal. Ginjal yang tersisa juga akan mengalami peningkatan ukuran. Risiko transplantasi ginjal yang sama resiko operasi lainnya . Ada risiko pendarahan, infeksi, atau masalah pernafasan, kemungkinan juga timbul efek samping dari obat-obatan, dan tubuh bisa menjadi lebih rentan terhadap infeksi, karena resipien akan mengkonsumsi obat setelah transplantasi yang menurunkan sistem kekebalan tubuh. Ada juga risiko penolakan. Jika tubuh menganggap ginjal baru sebagai benda asing, biasanya akan mencoba untuk membuang atau "menolak". Namun, untuk mengatasinya akan diberikan obat untuk mencegah penolakan. Selain itu, terkadang juga terdapat komplikasi, seperti: Demam Nyeri dan pembengkakan di daerah tempat ginjal dicangkokkan. Keuntungan & kerugian KEUNTUNGAN KERUGIAN Ginjal baru akan bekerja seperti halnya ginjal normal Penderita akan merasa lebih sehat dan "lebih nomal" Penderita tidak perlu melakukan dialisis Penderita yang mempunyai usia harapan hidup yang lebih besar Butuh proses pembedahan besar Proses untuk mendapatkan ginjal lebih sulit atau lebih lama Tubuh menolak ginjal yang dicangkokkan Penderita harus rutin minum obat imunosupresan, yang mempunyai banyak efek samping
PANDANGAN AGAMA TENTANG TRANSPLANTASI LO 3 Agama Islam 1. haram memanfaatkan organ tubuh manusia yang sudah meninggal, karena sosok mayat manusia harus dihormati sebagaimana ia dihormati semasa hidupnya. Landasannya, sabda Rasullulah saw., Memotong tulang mayat sama dengan memotong tulang manusia ketika masih hidup. ( HR. Abu Daud) 2. memanfaatkan organ tubuh manusia sebagai pengobatan dibolehkan dalam keadaan darurat. Alasannya, hadits riwayat Abu Daud yang melarang memotong tulang mayat tersebut berlaku jika dilakukan semena-mena tanpa manfaat. Apabila dilakukan untuk pengobatan, pemanfaatan organ mayat tidak dilarang karena hadits yang memerintahkan seseorang untuk mengobati penyakitnya lebih banyak dan lebih meyakinkan daripada hadits Abu Daud tersebut. Menjadi pendonor hukumnya mubah (boleh) bahkan bernilai ibadah kalau dilakukan dengan ikhlas asal tidak membinasakan pendonor dan menjadi haram bila membinasakannya. Orang meninggal boleh dimanfaatkan organnya untuk pengobatan dengan catatan sebelum wafat orang tersebut mengizinkannya. Berdasarkan hukum syariah, transplantasi (penanaman jaringan/organ) dibagi menjadi 2 bagian: 1. Transplantasi jaringan tubuh diambil dari tubuh pasien sendiri. co: transplantasi kulit hukumnya boleh 2. Transplantasi jaringan / organ tubuh yang diambil dari individu lain diperbolehkan a. Transplantasi organ dari donor yang masih hidup syara memperbolehkan seorang mendonorkan organ tubuhnya pada saat dia hidup tanpa ada paksaan akan tetapi organ yang di donorkan bukanlah organ vital. Hal ini berdasarkan firma Allah SWT dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang kepada mu (QS.An- Nisa 29) dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. (QS. Al Anaam : 151) Aspek Agama Islam b. Transplantasi organ dari donor yang telah meninggal ada pendapat yang melarang hal tersebut karena terdapat hukum: 1. Hukum kepemilikan tubuh mayat seseorang yang sudah mati tidak boleh menyumbangkan organ tubuhnya dan tidak pula dibenarkan berwasiat untuk menyumbangkannya 2. Hukum kehormatan mayat Allah telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib dipelihara sebagaimana kehormatan orang hidup. Allah SWT menetapkan pula bahwa menganiaya orang mati sama saja menganiaya orang hidup Rasulullah saw bersabda: Mematahkan tulang orang yang telah mati sama hukumnya dengan memotong tulangnya ketika ia masih hidup Pendapat kedua menyatakan, memanfaatkan organ tubuh manusia sebagai pengobatan dibolehkan dalam keadaan darurat. Alasannya, hadits riwayat Abu Daud yang melarang memotong tulang mayat tersebut berlaku jika dilakukan semena-mena tanpa manfaat. Apabila dilakukan untuk pengobatan, pemanfaatan organ mayat tidak dilarang karena hadits yang memerintahkan seseorang untuk mengobati penyakitnya lebih banyak dan lebih meyakinkan daripada hadits Abu Daud tersebut. Akan tetapi pemanfaatannya harus mendapat izin dari orang tersebut (sebelum ia wafat) atau dari ahli warisnya (setelah ia wafat)
Berdasarkan firman Allah SWT dalam AlQuran Al-Baqarah ayat 195 dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan
AnNissa ayat 29 dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri
PANDANGAN HUKUM TENTANG TRANSPLANTASI LO 4 Dari segi hukum, transplantasi organ, jaringan dan sel tubuh dipandang sebagai suatu hal yang mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia, walaupun ini adalah suatu perbuatan yang melawan hukum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan, tetapi mendapat pengecualian hukuman, maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana,dan dapat dibenarkan. UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan dan Undang-undang Pasal 33. 1. Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi organ dan jaringan tubuh,transfuse darah ,imflan obat dan alat kesehatan,serta bedah plastik dan rekontruksi. 2. Transplantasi organ dan jaringan serta transfuse darah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan yang dilarang untuk tujuan komersial.
UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan dan Undang-undang Pasal 34 1. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu 2. Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan donor dan ahli waris atau keluarganya 3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
PP No. 18 Tahun 1981 Bab II (bedah mayat klinis) Pasal 2 Bedah mayat klinis hanya boleh dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : a) Dengan persetujuan tertulis penderita dan atau keluarganya yang terdekat setelah penderita meninggal dunia, apabila sebab kematiannya belum dapat ditentukan dengan pasti b) Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila di duga penderita menderita penyakit yang dapat membahayakan orang atau masyarakat sekitarnya c) Tanpa persetujuan penderita atau keluarganya yang terdekat, apabila dalam jangka waktu 2 x 24 (dua kaii duapuluh empat) jam tidak ada keluarga terdekat dari yang meninggal dunia datang ke rumah sakit. PP No. 18 Tahun 1981 Bab V (transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia) Pasal 10 (1)Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dan huruf b. (2)Tatacara transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia diatur oleh Menteri Kesehatan. Pasal 11 (1)Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh dokter yang bekerja pada sebuah rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. (2)Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan. Pasal 12 Dalam rangka transplantasi penentuan saat mati ditentukan oleh 2 (dua) orang dokter yang tidak ada sangkut-paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi. Pasal 13 Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, Pasal 14, dan Pasal 15 dibuat di atas kertas bermaterai dengan 2 (dua) orang saksi. PP No. 18 Tahun 1981 Bab VI (transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia korban kecelakaan) Pasal 14 Pengambilan alat dan atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau Bank Mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan persetujuan tertulis keluarga yang terdekat.
PP No. 18 Tahun 1981 Bab VII (donor) Pasal 15 1) Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia diberikan oleh calon donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang merawatnya, termasuk dokter konsultan mengenai sifat operasi, akibat-akibatnya, dan kemungkinan- kemungkinan yang dapat terjadi. 2) Dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus yakin benar, bahwa calon donor yang bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut. Pasal 16 Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas sesuatu kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi. PP No. 18 Tahun 1981 Bab VII (perbuatan yang dilarang) Pasal 17 Dilarang memperjual belikan alat dan atau jaringan tubuh manusia. Pasal 18 Dilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk ke dan dari luar negeri. Pasal 19 Larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 18 tidak berlaku untuk keperluan penelitian ilmiah dan keperluan lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
PP No. 18 Tahun 1981 Bab IX (ketentuan pidana) Pasal 20 1) Pelanggaran atas ketentuan dalam Bab II, Bab III, Bab V, Bab VI, Bab VII, dan Bab VIII, diancam dengan pidana kurungan selama- lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah). 2) Disamping ancaman pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat pula diambil tindakan administratif. PANDANGAN MEDIS TENTANG TRANSPLANTASI DAN KODE ETIK KEDOKTERAN LO 5 Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya. Dari segi etik kedokteran tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan dalam KODEKI,yaitu: Pasal 2. Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi. Pasal 10. Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup insani. Pasal 11. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita. Persatuan dokter sedunia (WMA) menegaskan : Mengutuk penjualan atau pembelian organ tubuh manusia dan mengusulkan kepada semua pemerintah di dunia agar mengambil tindakan yang tegas untuk mencegah penjualan organ tubuh manusia tersebut.
Pemerintah Indonesia melarang jual beli organ tubuh manusia melalui peraturan pemerintah No. 18/1981 pasal 16 yang berbunyi : donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas suatu kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi. Pro dan Kontra terhadap donor organ tubuh manusia Pro Kontra Alternatif satu-satunya untuk penyembuhan penyakit pasien, beri harapan hidup pada pasien Bisa terjadi jual beli organ Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien atau resipien Menurunkan kualitas hidup donor Meningkatkan kemajuan iptek Melanggar martabat manusia Memenuhi prinsip beneficence(berbuat baik) dan maleficience Antar penelitian dan pengobatan bisa jadi tidak jelas Menghargai ciptaan Tuhan Meningkatkan tingkat kriminalitas menumbuhkan cinta kasih antara sesama manusia terjadinya graft rejection semua agama memperbolehkan dengan syarat- syarat tertentu orang yang tidak memberi persetujuan sebagai donor organ(pemaksaan) Masalah Etika dan Moral dalam Transplantasi Organ 1. Donor hidup orang yang memberikan jaringan atau organnya kepada orang lain (resepien). Sebelum memutuskan menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti resiko yang dihadapi, baik resiko dibidang medis, pembedahan, maupun resiko untuk kehidupannya lebih lanjut sebagai kekurangan jaringan atau organ yang telah dipindahkan. Disamping itu, untuk menjadi donor, seseorang tidak boleh mengalami tekanan psikologis, Hubungan psikis dan emosi harus sudah dipikirkan oleh donor hidup tersebut untuk mencegah timbulnya masalah.
2. Jenazah dan donor mati orang yang semasa hidupnya telah mengijinkan atau berniat dengan sungguh-sungguh untuk memberikan jaringan atau organ tubuhnya kepada orang yang memerlukan apabila ia telah meninggal kapan seorang donor itu dapat dikatakan meninggal secara wajar, dan apabila sebelum meninggal, donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan dari dokter yang merawatnya. Semua itu untuk mencegah adanya tuduhan dari keluarga donor atau pihak lain bahwa tim pelaksana transplantasi telah melakukan upaya mempercepat kematian seseorang hanya untuk mengejar organ yang akan ditransplantasikan.
3. Keluarga donor dan ahli waris kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk menciptakan saling pengertian dan menghindari konflik semaksimal mungkin ataupun tekanan psikis dan emosi di kemudian hari. Dari keluarga resipien sebenarnya hanya dituntut suatu penghargaan kepada donor dan keluarganya dengan tulus. 4. Resepien orang yang menerima jaringan atau organ orang lain. Pada dasarnya, seorang penderita mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan yang dapat memperpanjang hidup atau meringankan penderitaanya. Seorang resepien harus berar-benar mengerti semua hal yang dijelaskan oleh tim pelaksana transplantasi.
5. Dokter dan tenaga pelaksana lain untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat persetujuan dari donor, resepien, maupun keluarga kedua belah pihak. Ia wajib menerangkan ha- hal yang mungkin akan terjadi setelah dilakukan transplantasi sehingga gangguan psikologis dan emosi dikemudian hari dapat dihindari. 6. Masyarakat secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan transplantasi. Kerjasama tim pelaksana dengan para cendikiawan, pemuka masyarakat, atau pemuka agama diperlukan untuk mendidik masyarakat agar lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha transplantasi.
SOLUSI LO 6 Solusi Dokter Menjelaskan mengenai kondisi pasien dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi apabila pasien menolak atau menerima dilaksanakannya transplantasi Apabila pasien menerima, dokter sudah melaksanakan prinsip berbuat baik terhadap sesama,tolong - menolong, dan untuk mengobati pasien bukan untuk eksperimental dan tidak untuk diperjualbelikan Apabila pasien menolak, dokter tidak dapat memaksakan kehendak dan sebaliknya menghormati hak otonomi pasien. Hak otonomi pasien adalah hak untuk dapat menentukan dan menerima tindakan yang dilakukan dengan sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun Untuk mengambil keputusan dilakukan Transplantasi perlu mempertimbangkan segi manfaat dan mudharat Kesimpulan Ditinjau dari berbagai aspek (Agama, Hukum, Medis, HAM, Ekonomi) dianjurkan melakukan transplantasi dengan alasan seperti : 1.Menghabiskan biaya banyak untuk cuci darah 2.Memperpanjang usia dan harapan hidup 3.Meringankan penderitaan pasien Sehingga tindakan ini diperbolehkan asalkan tidak dengan tujuan komersil dan memenuhi syarat serta disetujui pendonor dan resipien
SARAN Bagi dokter : Meninjau tindakan transplantasi yang akan dilakukan dari berbagai aspek Bagi donor dan resipien: Menyiapkan kondisinya secara maksimal,baik secara jasmani dan rohani. Selalu menjaga kesehatan setelah menjalani transplantasi organ.
Daftar Pustaka http://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/pa ndangan-agama-hindu-dengan- transplantasi-organ/ http://dityanurse.blogspot.com/2012/01/pa ndangan-agama-tentang- transplantasi.html