Anda di halaman 1dari 34

SUMBATAN

TENGGOROKAN
RUDY HERIYANTO 08700157

PEMBIMBING:
dr. JUWONO HERUWARDOJO, Sp.THT
DEFINISI
Sumbatan tenggorokan (obstruksi laring) adalah
keadaan tersumbatnya laring oleh bermacam sebab
seperti: peradangan pada laring, tumor laring,
kelainan kongenital laring, paresis nervus rekuren
laring bilateral, trauma, dan benda asing yang
menyumbat laring.
ETIOLOGI
Sumbatan laring dapat terjadi oleh karena banyak
hal. Di antaranya yaitu:

KELAINAN KONGENITAL
PENYAKIT INFEKSI PADA LARING
TRAUMA
TUMOR
KORPUS ALIENUM
ALERGI
KELUMPUHAN NERVUS REKUREN BILATERAL
KELAINAN KONGENITAL
Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan
sumbatan tenggorokan yaitu laringomalasia dan
stenosis subglotik. Laringomalasia adalah kondisi
pada neonatus dimana laring terlalu lunak dan
kendor. Pada saat menarik nafas laring yang lunak
akan menempel dan menimbulkan stridor. Proses
menelan tidak terganggu begitu pula dengan proses
menangis.
Stenosis subglotik adalah penyempitan pada
daerah subglotik oleh karena kelainan membran atau
kelainan krikoid.
KELAINAN KONGENITAL
PENYAKIT INFEKSI PADA
LARING
Croup adalah suatu penyakit infeksi laring yang
berkembang cepat, menimbulkan stridor dan
obstruksi jalan nafas.
Croup dapat dibedakan menjadi laringitis
supraglotis (epiglotitis) akut dan laringitis subglotis
akut.

PENYAKIT INFEKSI PADA
LARING
TRAUMA
Ballanger membagi penyebab trauma laring atas:
Trauma mekanik eksternal dan mekanik internal
Trauma akibat luka bakar oleh panas (gas atau
cairan yang panas) dan kimia (cairan alkohol,
amoniak, natrium hipoklorit, dan lisol) yang
terhirup.
Trauma akibat radiasi pada pemberian radioterapi
tumor ganas leher.
Trauma otogen akibat pemakaian suara yang
berlebihan (vokal abuse) misalnya akibat berteriak,
menjerit keras, atau bernyanyi dengan suara
keras.

TRAUMA
TUMOR
Tumor jinak laring dapat berupa papiloma laring,
adenoma, kondroma, mioblastoma sel granuler,
hemangioma, lipoma dan neurofibroma.
Tumor ganas laring misalnya karsinoma sel
skuamosa.
TUMOR
KORPUS ALIENUM
Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair
atau gas.
Benda asing endogen dapat berupa sekret kental,
darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkijuan,
membran difteri, bronkolit, cairan amnion, mekonium
dapat masuk ke dalam napas saluran bayi pada saat
proses persalinan.
KORPUS ALIENUM
ALERGI
Edema angioneurotik mukosa laring adalah salah
satu penyebab obstruksi laring yang biasanya
disebabkan oleh alergi. Edema laring angioneurotik
akuta dapat mengobstruksi saluran pernapasan
setelah respon imun humoral akut terhadap berbagai
antigen seperti sengatan lebah, suntikan antibiotika
dan makanan.
KELUMPUHAN NERVUS
REKUREN BILATERAL
Paralisis ini kebanyakan disebabkan oleh proses
pembedahan tiroid,terutama total tiroidektomi.
Penyebab lainnya yang jarang adalah karena
pertumbuhan tumor tiroid yang malignan.

KELUMPUHAN NERVUS
REKUREN BILATERAL
MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda sumbatan tenggorokan adalah :
Suara serak (disfoni sampai afoni)
Sesak napas (dispnea)
Stridor (napas berbunyi) yang terdengan pada
waktu inspiras.
Cekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di
suprasternal, epigastrium, supraklavikula dan
interkostal. Cekungan itu terjadi sebagai upaya dari
otot-otot pernapasan untuk mendapatkan oksigen
yang adekuat.
Gelisah karena pasien haus udara (air hunger)
Warna muka pucat dan terakhir menjadi sianosis
karena hipoksia
MANIFESTASI KLINIS
Jackson membagi sumbatan laring yang progresif
dalam 4 stadium dengan tanda dan gejala:
Stadium 1. Cekungan tampak pada waktu
inspirasi di suprasternal, stridor pada waktu
inspirasi dan pasien masih tenang.
Stadium 2. Cekungan pada waktu inspirasi di
daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi
dengan timbulnya cekungan di daerah epigastrium.
Pasien sudah mulai gelisah. Stridor terdengar pada
waktu inspirasi.
MANIFESTASI KLINIS
Stadium 3. Cekungan selain di daerah
suprasternal, epigastrium juga terdapat di
infraklavikula dan sela-sela iga, pasien sangat
gelisah dan dispnea. Stridor terdengar pada waktu
inspirasi dan ekspirasi.
Stadium 4. Cekungan-cekungan diatas
bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak
sangat ketakutan dan sianosis. Jika keadaan ini
berlangsung terus maka pasien maka akan
kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik
karena hiperkapnea. Pasien lemah dan tertidur,
akhirnya meninggal karena asfiksia.
PEMERIKSAAN
a. Laringoskopi dan Bronkoskopi
Pemeriksaan laringoskopi tak langsung,
laringoskopi langsung dan bronkoskopi dapat
ditemukan adanya edema, hematoma, massa
mukosa dan tulang rawan yang bergeser serta
paralisis pita suara.

b. Darah
Dapat ditemukan tanda-tanda peningkatan
leukosit pada kasus infeksi, atau terdeteksi kadar C1
esterase di dalam darah pada kasus alergi.
PEMERIKSAAN
c. Pencitraan
Gambaran radiologi pada foto rontgen leher dapat
ditemukan pembengkakan yang khas pada daerah
supraglotik memenuhi saluran nafas, penyempitan di
infraglotik pada kasus-kasus akibat croup. Sedangkan
pada kasus trauma dapat ditemukan fraktur laring dan
trauma trakea. Juga dapat ditemukan gambaran
massa di daerah leher.
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan konservatif
Dengan pemberian antiinflamasi, antialergi,
antibiotika, serta pemberian oksigen intermitten
dilakukan pada sumbatan laring stadium 1 yang
disebabkan peradangan.

2. Tindakan operatif atau resusitasi
Tindakan untuk membebaskan saluran napas ini
dapat dengan cara memasukan pipa endotrakea
melalui mulut (intubasi orotrakea) atau melalui
hidung (intubasi nasotrakea), membuat
trakeostomi atau melakukan krikotirotomi.
PENATALAKSANAAN
3. Penanganan sumbatan tenggorokan akibat benda
asing
Suction
Perasat Heimlich
PROGNOSIS
Prognosis dari sumbatan tenggorokan sangat
bergantung dari etiologi penyebabnya. Selain itu
penanganan yang tepat dan cepat juga dapat
mempengaruhi prognosis yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai