kehamilan, diperkirakan terjadi pada 2% kehamilan yang terkomplikasi oleh tirotoksikosis. Kebanyakan kasus terjadi pada pasien yang tidak ditangani saat melahirkan, atau selama dalam keadaan stress. Tatalaksana badai tiroid termasuk ukuran umum dan spesifik. Pasien harus masuk ke ICU dan dokter harus rajin mencari penyakit yang memperburuk. Langkah awal terdiri dari cairan dan elektroit intravena, monitor jantung, pengaturah temperatur, terapi oksigen, tes laboratorium rutin dan kultur darah dan urin. Pemeriksaan LCS dilakukan jika diduga ada penyakit neurologis Terapi antibiotik spektrum luas harus dimulai sampai hasil kultur tersedia. Salisilat tidak dianjurkan. Asetaminofen diberikan tiap 3 atau 4 jam per rektal. Obat-obat antitiroid hanya tersedia sediaan oral, maka NGT dipasang jika pasien tidak bisa menelan. Cairan intravena diberikan dalam jumlah yang cukup untuk memertahankan tekanan darah dan output urin pada level normal Propiltiourasil (PTU) adalah obat antitiroid pilihan untuk krisis tiroid, dosis awal mencapai 1000 mg per oral, dilanjutkan 150-300 mg tiap 6 jam.
Methimazol dalam jumlah yang sama (rasio 1:10) bisa diberikan bila pasien alergi PTU atau jika PTU tidak tersedia. Iodida dengan cepat menghambat sekresi hormon tiroid, diberikan secara oral 30-60 tetes per hari dalam dosis terbagi (solusio Lugol), atau 1000 mg IV tiap 8-12 jam (sodium iodida). Iodida harus diberikan satu jam setelah doasis awal PTU atau methimazol Propanolol efektif untuk mengendalikan takikardia. Pemberian secara intravena 1 mg/menit mengurangi frekuensi jantung menjadi 100-120 x/menit, efeknya bertahan 3- 4 jam. Bisa juga diberikan per oral 40-80 mg setiap 4 hingga 6 jam. Respon klinis biasanya cepat, dengan perbaikan takikardia, demam, tremor, dan rasa gelisah. Adrenal glukokortikoid bisa digunakan pada penanganan badai tiroid. Adrenal glukokortikoid memiliki peran spesifik menghambat konversi jaringan perifer T3 ke T4. Hidrokortison 300 mg/hari atau prednison (60 mg) atau deksametason (8 mg) diberikan setiap hari dalam dosis terbagi. Setelah perbaikan klinis awal, iodida dan glukokortikoid boleh dihentikan; obat antitiroid dilanjutkan hingga pasien jadi eutiroid. Terapi abratif dengan iodin radioaktif atau pembedahan diindikasikan pada semua pasien setelah episode krisis tiroid. Dalam kehamilan terapi ablatif harus ditunda sampai pasien melahirkan.