Anda di halaman 1dari 57

Askep Klien Dengan

Cidera Kepala

Oleh :
Ns. Budiono, Skep.


Disampaikan Dalam Kuliah KMB Keperawatan
UMM
2013
Cidera Kepala
DEFINISI CIDERA KEPALA
Trauma kepala merupakan kejadian trauma
yang mengenai kulit kepala, tengkorak atau otak
( Iwan, 2007)
Cidera kepala adalah suatu injury yang dapat
melibatkan seluruh struktur kepala mulai dari
kulit, tengkorak, duramater, vaskuler otak
sampai dengan jaringan otak sendiri baik berupa
luka tertutup maupun tembus [Smeltzer & Bone,
2001 )
ETIOLOGI
Kecelakaan lalu lintas ( 50 %)
Jatuh / kejatuhan
Trauma akibat persalinan
perkelahian ( Pukulan )
cidera olah raga
tembakan
Kecelakaan kerja
dll
KLL
Kecelakaan kerja

TANDA DAN GEJALA
Penurunan kesadaran ( GCS )
Gejala fokal neurologis : paresis, plegia, kelumpuhan saraf 0tak
Kejang
Sakit kepala progresif atau menetap
Muntah menetap atau proyektil
Gelisah
Cushing response:
-Bradikardi
-Hipertensi
-Gangguan respirasi
Herniasi:
-Uncal pupil dilatasi ipsilateral
hemiparese kontralateral
-Central rostrocaudal sign
KLASIFIKASI
A. Menurut morfologi/ kerusakan jaringan :
1. Cidera kulit kepala ( S-C-A-L-P)
Skin
Conective Tissue
Aponeurosis Galea
Lose Areolar Tissue
Perikranium
Dpt tjd: Abrasi, laserasi, kontusi,avulsi
PENAMPANG KEPALA

2. Cidera Tulang tengkorak
-Fr. Linier, Diastase, Comminuted,Depressed
-Konveksitas (kubah tengkorak), FBC
-Terbuka, tertutup

3. Cidera Otak
-Komosio, kontusio, hemorragik

FBC ( Fraktur Basis Cranii)
Klasifikasi :

B. Menurut derajat kesadaran:(GCS)
- CKR
- CKS
- CKB

C. Menurut Patofisiologi/ Kerusakannya :
1. Cidera kepala Primer
1.1. Kerusakan Fokal
-Kontusio,Laserasio,EDH,SDH,SAH,ICH,IVH,
perdarahan intra serebelar,dll
1.2. Kerusakan Difuse
-DAI,DVI

2. Cidera kepala skunder
- HIPOKSIA, iskemia, edema,TTIK,hidrosefalus,
infeksi,dll

Cases VI : EDH ( Epidural Hemorrhage )
SDH & EDH
ICH
IVH
D. Berdasarkan mekanisme
-Akselerasi, deselerasi, campuran.

E. Berdasarkan Lokasi benturana:
-Coup, Countra Coup, Intermediate

F. Berdasarkan penetrasi duramater
-Tumpul,tembus


Patofisiologi
Cidera otak skunder mengikuti cidera otak
primer yang diperkirakan terjadi beberapa saat
setelah cidera otak primer

Cidera otak skunder terjadi akibat patofisiologis
dan biokimiawi dalam metabolisme sel otak,
terutama akibat vaso spasme,gangguan
hemodinamika intra cranial, gangguan
homeostasis ion,reaksi radikal bebas dan
disfungsi mitokondria sel otak.

Patofisiologi
MAP ( Mean Arterial Pressure )
-MAP = ( Sistolik + 2 Diastolik )
3
-Normal : 80 - 100 mmHg

ICP ( intra cranial pressure )
-Normal : 5 15 mmHg ( 6,8 20,4 cm H20 )
CPP ( Cerebral Perfusion Pressure ) = MAP - ICP
-Normal : 70 95 mmHg
Autoregulasi otak dapat berperan pada rentang nilai
CPP : 50 140 mmHg
Patofisiologi
Doktrin Monro Kellie
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto polos ( skull AP/ Lat , Servikal )
2. Foto polos Cervikal
3. CT- Scan kepala
4. MRI kepala
5. dll

Penata laksanaan

A. Pre hospital/ di IRD :
1. Primeri Survey : A,B,C,D
2. Scundary Survey :
-kepala ,leher
-Thorax
-Abdomen
-Extremitas
B.Perawatan di rumah sakit : ICU/
Intermediate/ HCU :

12 langkah
Penatalaksanaan Pasien
cidera kepala

OBSERVASI :
1. GCS



2. Neurologic Sign
Pupil isokor/ anisokor,
Adanya parese/ plegia motorik
dll
3. Vital Sign :
( BP, Pulse, RR )

Mencegah hipoksia
Adanya tanda cushing response
Membersihkan sal nafas dari sekret, darah,
muntahan dan benda asing
Menidurkan dg posisi miring & ekstensi kepala
Bila perlu trakheostomy


sirkulasi


Mencegah hipertensi
Mencegah hipotensi
Mencegah anemia
4. Position
Head Elevation : 15 30
Suplay darah ke otak
(Stroke Volume)
Mempertahankan Venus
Return
5. FLUID ELECTROLYTE AND
NUTRITION IMBALANCE
Hari 1-2 :
@ 2 liter cairan isotonic ( dewasa : 50 cc /
kgbb/ 24 jam )
@ pemberian electrolit dg menjaga kestabilan
osmolaritas
@ Extra cairan 10-15 % setiap kenikan suhu 1 C
@ Jangan diberikan cairan glukosa murni, karena
setelah dimetabolisme akan menjadi hipotonis
dan akan memperberat edema serebri
Hari 3 : ( sekarang diberikan secara dini ! .)
- nasogastrik tube
- tidak ada retensi ( < 100 cc
/hari)
- peristaltik bagus
- tidak ada distensi abdomen
- tidak ada mual dan muntah
- start low go slow

6. Temperature
Ukur suhu ( yang paling peka adalah suhu
rectal)
Hiper termia berarti dapat terjadi
hipermetabolisme otak
Penyebab hipertemi :
intra cranial : primer
ekstra cranial : skunder oleh infeksi,reaksi
obat,reaksi tranfusi,dll.


Penatalaksanaan :
Intra cranial : tidak perlu antipiretik
dan antibiotik
Beri tambahan cairan : 10 15%
(extra) setiap kenaikan suhu 1C
7. Restlessness
Faktor :
1. Intrakranial : - GCS
- ICP
2. Extrakranial :
Nyeri karena patah tulang, blass penuh
Ketidak nyamanan karena baju dan tempat tidur basah/ kotor
Hipertermi
Gangguan pernapasan.dll
Penatalaksanaan : - sesuai penyebab
- medis : chlorpromazine: 25 mg
diazepam : 5 10 mg
8. Seizures ( kejang )
Biasanya disebabkan oleh iritasi otak dan Ca
Penatalaksanaan :
Diazepam : 10 40 mg iv saat serangan
Phenitoin : 3 5 mg Kg/BB
Phenobarbital : 3 5 mg Kg/BB
Pada status epilepsi perlu pengobatan
intensif sampai EEG normal selama 2
tahun
Perawatan : waspadai cidera( fraktur, lidah
tergigit, aspirasi, jatuh,dll)
9. Urinary
Dauer catheter bertujuan untuk :
Monitor produksi urine ( Dewasa N : 0,5 1
cc / kgbb / jam )
Menghitung balance cairan
Menjaga tempat tidur tetap kering dan bersih
Mencegah gangguan tidur akibat blass penuh (
hati hati dg slang dauer catheter yang
tertekuk )
10. Skin care

Kulit yang mendapat tekanan terus menerus
dapat tejadi decubitus, bahaya infeksi sepsis
Penatalaksanaan : rubah posisi secara periodik,
beri bantalan lembut pada daerah yang tertekan
terue menerus

11. ICP Monitoring
ICP: -monitor tekanan intra kranial
-untuk meprediksi kondisi klien
-monitor kondisi intra ventrikel
-ICP dipertahankan 20 mm H20
CPP : MAP ICP
CPP : + 75 mmH20
Upaya menurunkan ICP :
- mechanical : Pengaturan posisi 15-30
- Medical : Acetazolamic
Mannitol
12.Drug / Medicine

Ca2+ Blocker
Antioxidant
Dehydration Agent
Nootrophic : Nicholin
Piracetam :
* Rheology
* CBF
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan (RPS, RPD )

4. Pemeriksaan fisik ( System)
-Aspek neurologis (kesadaran,nervus kranialis )
-Kardiovaskuler
-Pernapasan
-Pencernaan
-Eliminasi
-Spiritual
-Pemeriksaan diagnostik
-Penatalaksanaan medis dan perawatan


Diagnosa Keperawatan :

1. Gangguan perfusi jaringan otak
berhubungan dengan gangguan
peredaran darah karena adanya
penekanan dari lesi (perdarahan,
hematoma, edema otak )
2. Potensial atau aktual tidak efektinya
pola pernapasan, berhubungan
dengan kerusakan pusat pernapasan
di medulla oblongata.
3.Potensial terjadinya peningkatan tekanan
intrakranial berhubungan dengan adanya
proses desak ruang akibat penumpukan cairan
darah di dalam otak.
4.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan penurunan produksi anti
diuretik hormon (ADH) akibat terfiksasinya
hipofise.
5.Aktual/Potensial terjadi gangguan kebutuhan
nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan berkurangnya kemampuan menerima
nutrisi akibat menurunnya kesadaran.

6.Gangguan mobilisasi fisik berhubungan
dengan imobilisasi,plegia, aturan terapi
untuk tirah baring.
7.Gangguan persepsi sensoris berhubungan
dengan penurunan daya penangkapan
sensoris.
8.Potensial terjadinya infeksi berhubungan
dengan masuknya kuman melalui jaringan
atau kontinuitas yang rusak.

9. Gangguan rasa nyaman : Nyeri kepala
berhubunagn degan kerusakan jaringan otak
dan perdarahan otak/peningkatan tekanan
intrakranial.

10.Gangguan rasa aman : Cemas dari keluarga
berhubungan dengan ketidakpastian terhadap
pengobatan dan perawatan serta adanya
perubahan situasi dan krisis.

C. Intervensi
Dx 1. Gangguan perfusi jaringan otak
berhubungan dengan gangguan peredaran darah
karena adanya penekanan dari lesi (perdarahan,
hematoma, edema otak )

1. Kaji faktor penyebab dari situasi/keadaan
individu/penyebab coma/penurunan perfusi
jaringan dan kemungkinan penyebab
peningkatan TIK
2. Monitor GCS dan mencatatnya
3. Memonitor tanda-tanda vital.
4. Evaluasi pupil.
5. Kaji penglihatan, daya ingat, pergerakan mata
dan reaksi reflek
6. Monitor temperatur dan pengaturan suhu
lingkungan.
7. Monitor intake, dan output : catat turgor kulit,
keadaa membran mukosa
8. Pertahankan kepala/leher pada posisi yang
netral, usahakan dnegan sedikit bantal. Hindari
penggunaan bantal yang banyak pada kepala.
9. Berikan periode istirahat antara tindakan
perawatan dan batasi lamanya prosedur.
10. Kurangi rangsangan esktra dan berikan rasa
nyaman seperti massage punggung, lingkungan
yang tenang, sentuhan yang ramah dan
suasana/pembicaraan yang tidak gaduh.
11. Bantu pasien jika batuk, muntah.
12. Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku
pada pagi hari.
13. Palpasi pada pembesaran/pelebaran blader,
pertahankan drainage urin secara paten jika
digunakan dan juga monitor terdapatnya
konstipasi.
14. Naikkan kepala pada tempat tidur/bed 15 - 45
derajat sesuai dengan tolenransi/indikasi.
15. Berikan cairan intra vena sesuai dengan yang
dindikasikan.
16. Berikan Oksigen.
17. Kolaborasipemberian obat deuretik contohnya
: manitol, furosemide.
18. Kolaborasi pemberian analgesik
19. Kolaborasi pemberian Sedatif
20. Kolaborasi pemberian antipiretik, contohnya :
aseptaminophen.(Bila penyebab extra cranial)

Terima kasih / sukron

Pesan Nabi :
Yang dimaksud orang yang cerdas adalah :

Orang yang selalu ingat mati dan
selalu berusaha mempersiapkan
diri untuk mati

Anda mungkin juga menyukai