ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA 2 ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA 5 Fasilitas Pokok Bandar Udara, meliputi: Fasilitas Sisi Udara Fasilitas Sisi Darat Fasilitas Navigasi Penerbangan Fasilitas Alat Bantu Pendaratan Visual Fasilitas komunikasi Penerbangan Fasilitas Penunjang Bandar Udara, meliputi: Fasilitas Penginapan/Hotel Fasilitas Penyediaan Toko dan Restoran Fasilitas Penempatan Kendaraan Bermotor Fasilitas Perawatan Fasilitas Pergudangan Fasilitas Perbengkelan Pesawat Fasilitas Hanggar Fasilitas Pengolahan Air Limbah dll 3 Kawasan KKOP di sekitar bandar udara, meliputi: Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan Kawasan di bawah permukaan horisontal dalam Kawasan di bawah permukaan horisontal luar Kawasan di bawah permukaan kerucut Kawasan di bawah permukaan transisi Kawasan di sekitar penempatan alat bantu navigasi penerbangan ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA 4 OBSTACLE LIMITATION SURFACE 5 OBSTACLE LIMITATION SURFACE 6 OBSTACLE LIMITATION SURFACE 7 ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA 1. Fasilitas Sisi Udara Secara rinci aktivitas sisi udara suatu bandar udara dapat diuraikan sebagai berikut: Kegiatan take-off dan landing pesawat Kegiatan pelayanan pesawat Kegiatan memberhentikan pesawat dan loading/unloading penumpang dan barang Kegiatan pengamanan lahan restricted bandar udara Kegiatan pemeliharaan fasilitas penunjang operasional bandar udara Kegiatan pelayanan penunjang antar aktivitas di dalam bandar udara A. KEBUTUHAN DIMENSI RUNWAY Analisis arah runway, berdasarkan ICAO, arah landasan pacu sebuah bandar udara harus diorientasikan sehingga pesawat udara dapat mendarat dan lepas landas paling sedikit 95% dari seluruh komponen angin yang bertiup. Cross wind yang diijinkan adalah: - 10 knot untuk panjang landasan < 1200 m; - 13 knot untuk panjang 1200 m s/d 1500 m dan - 20 knot untuk panjang 1500 m dan lebih. 8 b. Faktor Penentu Panjang Runway, contoh kasus Bandara Bagan Punak, Rokan Hilir Beberapa parameter terkait dengan perhitungan kebutuhan panjang landasan pacu (runway) adalah sbb: ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Suhu referensi di Lokasi Bandara 27 O C Elevasi Runway 12,75m MSL Slope Runway 0% Kondisi Angin 4-5 knot Jarak penerbangan terjauh: - Rute Bagan Siapiapi Rengat = 382 km (206 Nm) - Alternate Aerodromes (Pekanbaru) = 60 km (32 Nm) dari Rengat - Jarak total penerbangan = 442 km (238 Nm) Critical Aircraft Design Tahap I dan II: Klasifikasi pesawat M-50 (ATR-42, F-50) MTOW = 43.980 lb (19.950 kg) 9 c. Analisis Kebutuhan Panjang Runway Kinerja (performance) Jenis Pesawat Rencana, karakteristik (lebar, panjang, berat), kinerja (kec, kemampuan jelajah) Suhu udara dipermukaan landas pacu, berdasar ISA (internationa; Standard Atmospheric Conditions) adalah 15 O C atau (27 O C), dengan faktor koreksi tiap perbedaan 1 O C panjang landas pacu ditambah 0,5 s/d 1% dari kebutuhan landas pacu untuk take off. Keadaan angin, dalam perencanaan faktor angin sangat dipertimbangkan baik itu angin haluan (head wind) ataupun angin buritan (tail-wind). Longitudinal Slope, kemiringan 1% akan menyebabkan kebutuhan panjang landasan bertambah sekitar 5% dan tergantung jenis pesawat yang beroperasi. Permukaan landas pacu, konstruksi permukaan dibuat sedemikian rupa sehingga efek gesekan roda pesawat tidak banyak berpengaruh terhadap panjang landasan pacu. Elevasi, ketinggian bandar udara di atas permukaan air laut rata-rata (MSL) akan berpengaruh thd panjang landas pacu, semakin tinggi permukaan bandar udara semakin panjang landas pacu yang dibutuhkan. ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA 10 1. Panjang Runway Tahap I Dari grafik nomogram karakteristik pesawat M-50 dihasilkan panjang landas pacu untuk take off = 950 m ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Faktor Koreksi Ketinggian (Runway Elevation) Panjang Runway bertambah 7% setiap kenaikan elevasi per 300 m dari Mean Sea Level (MSL). = ( 950 x 0,07 x (12,75/300)) + 950 = 952,8 meter. a) Perhitungan Panjang Runway untuk Take Off Faktor Koreksi Suhu Panjang Runway akan bertambah 1% untuk kenaikan suhu sebesar 1 O C dari Airport Reference Temperature (ART). Suhu standar atmosfer pada ketinggian 15 m adalah 14,025 O C. = ( 952,8 x (27 14,025)x 0,01) + 952,8 = 1076,4 meter. (X 100 km) Jarak terjauh penerbangan *442 km 11 1. Panjang Runway Tahap I ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Faktor Koreksi Ketinggian dan Suhu dan Slope Runway Setiap perbedaan slope Runway sebesar 1% akan berakibat penambahan panjang Runway sebesar 10%. = (1076,4 x 0.1 x 0,0) + 1076,4 = 1076,4 meter.
Panjang Runway terkoreksi untuk take off tahap I adalah 1.076,4 meter atau dibulatkan menajdi 1.100 meter. Berdasarkan Nomogram perhitungan panjang Runway untuk landing diperoleh panjang Runway adalah 900 m. Payload = 58 penumpang x 0,9 x 100 kg = 5.220 kg b) Perhitungan Panjang Runway untuk Landing Faktor Koreksi Ketinggian (Runway Elevation) Panjang Runway bertambah 7% setiap kenaikan elevasi per 300 m dari Mean Sea Level (MSL). = ( 900 x 0,07 x (12,75/300)) + 900 = 902,7 meter. 12 Faktor Koreksi Ketinggian dan Suhu Panjang Runway akan bertambah 1% untuk kenaikan suhu sebesar 1OC dari Airport Reference Temperature (ART). Suhu standar atmosfer pada ketinggian 15 m adalah 14,025 O C. = ( 902,7 x (27 14,024)x 0,01) + 902,7 = 1020 meter. 1. Panjang Runway Tahap I ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Faktor Koreksi Ketinggian dan Suhu dan Slope Runway Setiap perbedaan slope Runway sebesar 1% akan berakibat penambahan panjang Runway sebesar 10%. = (1020 x 0.1 x 0,0) + 1020 = 1020 meter. Panjang Runway terkoreksi untuk landing tahap I adalah 1.020 meter < Panjang Runway terkoreksi untuk take off = 1.100 m Panjang Runway terkoreksi tahap I dipakai 1.100 m 13 d. Analisis Kebutuhan Lebar Runway ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Lebar Runway Tahap I Lebar runway pada Tahap I difungsikan untuk mengakomodasi operasional pesawat sekelas M-50 dengan wing span + 24,79 m, sesuai dengan tabel rekomendasi ICAO Annex 14, dinyatakan bahwa lebar runway yang dibutuhkan adalah 30 meter dengan kode aerodrome 2C. Sumber: ICAO, Aerodromes Annex 14 International Standards And Recommended Practices, Third Edition July 1999 W I D T H
o f
R U N W A Y
Code Letter Code Number A B C D E F 1 a 18 m 18 m 23 m - - - 2 a 23m 23 m 30 m - - - 3 30m 30 m 30 m 45 m - - 4 - - 45 m 45 m 45 m 60 m
14 B. KEBUTUHAN DIMENSI RUNWAY STRIP ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Dimensi Runway Strip dipengaruhi: 1. Kode Aerodrome Bandar Udara 2. Code Letter 3. Code Number 4. Spesifikasi pendekatan Runway: presisi atau non-instrumen KODE LANDASAN 4 3 2 1 Jarak minimal dari ujung landasan atau stopway 60 m 60 m 60 m Lihat a Lebar strip landasan untuk landasan instrument 300 m 300 m 150 m 150 m Lebar strip landasan untuk landasan non instrument 150 m 150 m 80 m 60 m Lebar area yang diratakan untuk landasan instrument 150 m 150 m 80 m 60 m Kemiringan memanjang max. untuk area yg diratakan % 1,5 1,75 2,0 2,0 Kemiringan melintang max. untuk area yg diratakan %(lihat poin c dan d) 2,5 2,5 3,0 3,0 a. 60 m (200 ft) bila landasan berinstrument 30 m (100ft) bila landasan tidak berinstrument b. Bagi landasan precision approach sebaiknya menggunakan lebar seperti gambar c. Kemiringan transversal pada tiap bagian dari strip di luar yang diratakan kemiringannya tidak boleh lebih dari 5% d. Untuk membuat saluran air, kemiringan 3 m pertama arah keluar landasan, bahu, stopway harus sebesar 5% 15 16 C. KEBUTUHAN DIMENSI TAXIWAY ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Kebutuhan panjang taxiway didasarkan pada critical aircraft design untuk jenis pesawat pada tahap ultimit, yaitu B 737-400. Wing span = 28,89 m Panjang = 35,23 m Tinggi = 11,15 m Ketiga dimensi diatas akan mempengaruhi dimensi KKOP, lebar dan panjang apron. W I D T H
o f
T A X U W A Y
Sumber: ICAO, Aerodromes Annex 14 International Standards And Recommended Practices, Third Edition July 1999 Code Letter Taxiway Width A 7.5 m 10.5 m B 15 m if the taxiway is intended to be used by aeroplane with a wheel base less than 18 m; C 18 m if the taxiway is intended to be used by aeroplane with a wheel base equal to or greater than 18 m; D 18 m if the taxiway is intended to be used by aeroplane with an outer main gear wheel span of less than 9 m; 23 m if the taxiway is intended to be used by aeroplanes with an outer main gear wheel span equal to or greater than 9 m. E 23 m F 25 m 17 Panjang taxiway (LT) = (Runway Strip + PT) (x + ( x lebar runway)
dimana : PT = jarak dari tepi runway strip sampai ekor pesawat = (7/1) x 11,15 = 78 m. Variabel x merupakan lebar ruang bebas di belakang ekor pesawat, yang mana nilai x dapat dijumlahkan dari : a.Lebar clearance = 11,5 m b.Lebar wingspan B-737/400 = x 28,89 = 14,45 m c.Lebar agar pesawat bisa aman masuk ke exit taxiway = 4,5 m ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Sehingga: nilai x = 11,5 + 14,45 + 4,5 = 30,45 30,5 m, maka:
Panjang taxiway (LT) = (150 + 78) (30,5 + 22,5) = 175 m atau jarak dari tepi sisi dalam apron ke tepi runway = 175 - 22,5 = 152,5 m. 18 ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Panjang taxiway memperhitungkan pengaruh obstacle akan berpengaruh pada konfigurasi pesawat di apron. Penentuan panjang taxiway memperhatikan posisi elevasi antara elevasi apron dan elevasi tepi runway kemiringan memanjang taxiway (< 0,5%) masih sesuai persyaratan dalam ICAO, 1999. 19 Dari skema persyaratan OLS tersebut dapat dihitung sebagai berikut : a. Jarak minimum antara batas runway Strip dengan tepi ekor pesawat untuk pesawat terbesar B-737/400 (Gmin) = (7/1) x 11,15 = 78 m. b. Jarak minimum antara as runway dengan tepi ekor pesawat = 78 + 150 = 228 m ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA 20 D. KEBUTUHAN DIMENSI APRON ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Beberapa yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan apron: 1. Konfigurasi bangunan terminal (linier, satelit atau pier finger), 2. Kebutuhan parkir pesawat (jam puncak) dan informasi mengenai pesawat campuran, 3. Dimensi pesawat, berat dan jari-jari belok, 4. Konfigurasi parkir pesawat, 5. Wing tip clearance terhadap pesawat lain atau objek yang berhenti, 6. Efek jet blast (semburan jet), 7. Instalasi hidran BBM dan lain-lain 8. Kebutuhan jalan pelayanan apron, 9. Kebutuhan pelataran parkir, 10.Kemiringan apron, dan 11.Marking apron. 1. Pertimbangan 21 Sketsa Penentuan Dimensi Apron ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA 22 ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA Beberapa faktor terkait penentuan lebar apron (L): A : bagian apron untuk pergerakan GSE yang melayani pesawat parkir dan merupakan clearance antara hidung pesawat dengan GSE/fixed object di service road. Menurut IATA(1995), lebar bagian pergerakan GSE minimal sebesar 7,5 m. B : panjang badan pesawat terbesar, digunakan B-737/400 panjang 35,23 m. C : minimum clearance minimum antara ekor pesawat yang parkir dengan apron taxiway centerline, C = (0,5 x wingspan)+4,5= (0,5 x 28,89)+ 4,5 = 18,945 19 m. D : jarak antara apron taxiway centerline dengan tepi apron = 11,5 m E : jarak antara Runway centerline dengan apron taxiline minimal 93 m. F : lebar airside service road, fasilitas jalan pelayanan sisi udara yang terletak antara apron dengan bangunan terminal. Menurut IATA (1995), konstruksi perkerasan airside service road berbeda dengan perkerasan apron, diambil lebar airside service road minimal sebesar 11,5 m. G : jarak minimum antara Runway centerline dengan taxiway (apron taxiway) centerline = 176 m (untuk airport reference 4C) 2. Lebar Apron (A+B+C+D) Dari besaran faktor-faktor tersebut diatas, maka lebar apron minimal = 7,5 + 35,23 + 19 + 11,5 = 73,23 74 m 23 ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA 3. Panjang Apron Untuk Menentukan Panjang apron perlu diperhatikan: a. clearance (jarak terdekat antara pesawat dengan objek terdekat) b. wing span (lebar bentang sayap pesawat) Code Letter Clearance A 3 m B 3 m C 4.5 m D 7.5 m E 7.5 m F 7.5 m Code Letter Clearance A 3 m B 3 m Code Letter Clearance A 3 m B 3 m C 4.5 m C 4.5 m D 7.5 m D 7.5 m E 7.5 m E 7.5 m F 7.5 m F 7.5 m Clearance Distance On Aircraft Stands Sumber: ICAO, Aerodromes Annex 14 International Standards And Recommended Practices, Third Edition July 1999