Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma
langsung atau deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak (Pierce & Borley, 2006) Cedera kepala adalah serangkainan kejadian patofisiologik yang terjadi setelah trauma kepala ,yang dapat melibatkan kulit kepala ,tulang dan jaringan otak atau kombinasinya (Standar Pelayanan Mendis ,RS DR Sardjito)
ETIOLOGI Kecelakaan lalu lintas Jatuh Trauma benda tumpul Kecelakaan kerja Kecelakaan olahraga Pukulan Langsung Tabrakan Peluru
Klasifikasi 1. Mekanisme Cedera kepala 2. Berat nya Cedera 3. Tipe Cedera Kepala
Tipe dari cedera kepala dapat meliputi : Fraktur Tengkorak Cidera Serebral.
MANIFESTASI KLINIS 1. Komosio Serebri Muntah tanpa nausea Nyeri pada lokasi cidera Mudah marah Pusing dan mata berkunang-kunang, ingatan sementara hilang Lanjutan 2. Kontusio Serebri Perubahan tingkat kesadaran Lemah dan paralisis tungkai Kesulitan berbicara Hilangnya ingatan sebelum dan pada saat trauma, sakit kepala Perubahan dalam penglihatan Tidak berespon baik rangsang verbal dan denyut nadi Lanjutan. 3. Hematoma epidural Luka benturan/penetrasi pada lobus temporal, dasar tengkorak. Hilangnya kesadaran dalam waktu singkat mengikuti beberapa menit sampai beberapa jam periode flasia, kemudian secara progresif turun kesadarannya Gangguan penglihatan Perasaan mengantuk, ataksia, leher kaku yang menujukkan adanya hematoma epidural fossa posterior Kontraleral hemiparesis/paralisis Kontralateral aktivitas kejang jacksonia
Lanjutan 4. Hematoma subdural Berubah-ubah hilang kesadaran Sakit kepala Otot wajah melemah Tanda-tanda babinsky positif Tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial
Lanjutan 5. Hematoma Intracerebral sakit kepala, menurunnya kesadaran, hemiplegia kontralateral dan dilatasi pupil ipsilateral.
Patofisiologi Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak. Walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20mg%, karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25% dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi serebral. LANJUTAN Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada kootusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Hal ini menyebabkan timbulnya metabolik asidosis. Dalam keadaan normal aliran darah serebral ( CBF) adalah 50-60 ml/menit/100 gr jaringan otak, yang merupakan 15% dari curah jantung (CO).
Komplikasi Kebocoran cairan serebrospinal akibat fraktur pada fossa anterior dekat sinus frontal atau dari fraktur tengkorak bagian petrous dari tulang temporal. Kejang. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera (dalam 24 jam pertama dini, minggu pertama) atau lanjut (setelah satu minggu). Diabetes Insipidus, disebabkan oleh kerusakan traumatic pada rangkai hipofisis meyulitkan penghentian sekresi hormone antidiupetik.
Diagnosa yang mungkin muncul 1. Risiko Tinggi Peningkatan TIK b/d desak ruang sekunder dari kompresi korteks serebri dari adanya perdarahan, baik berdifat intraserebral,hematom, subdural hematom,maupun epidural hematom. 2. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d edema otak, hematoma,penurunan tekanan darah sistemik/hipoksia. 3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang kebutuhan tubuh b. d ketidakmampuan pemasukan makanan atau mencerna makanan dan atau mengabsorbsi zat-zat gizi karena faktor biologis.