Anda di halaman 1dari 31

K2

Teknik Instrumentasi
dan Kontrol
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik
UNIVERSITAS RIAU

7/15/2014 1
DR. ADHYPRAYITNO, MSc.
Sistem Instrumentasi & Kontrol
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc.
Sistem Instrumentasi & Kontrol
2
Beberapa istilah unjuk kerja
instrumentasi
Bias ; bias dari suatu instrumen adalah konstan eror yang
terjadi untuk suatu pengukuran penuh.
Decibel adalah rasio antara dua nilai besaran daya listrik
atau bunyi/akustik yang dinyatakan dalam skala logaritma
dalam bilangan dasar log10.
Drift ; sebuah instrumen memperlihatkan drift bila
terjadi perubahan output secara gradual terhadap perioda
waktu yang tidak berhubungan dengan perubahan dari
input.
Kesalahan (Error) ; errror dari suatu pengukuran adalah
perbedaan nilai yang terbaca dengan nilai ukur
sesungguhnya.
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc.
Sistem Instrumentasi & Kontrol
3
Beberapa istilah unjuk kerja
instrumentasi
Histerisis: Sebuah instrumen dapat menghasilkan pembacaan
yang berbeda untuk suatu pengukuran yang sama,
peristiwa error terjadi pada peristiwa ini dimana
perubahan nilai ukur baik secara kontinyu meningkat
maupun berkurang dari nilai sebenarnya dikenal dengan
efek histerisis. (lihat gambar)
% 100
max

=
Uo U
maks histerisis Error
Histeris
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc.
Sistem Instrumentasi & Kontrol
4
Beberapa istilah dalam instrumentasi
Lag : Suatu sistem memperlihatkan gejala lag bila kuantitas yang sedang
diukur merubahsistem pengukur dimana respon yang terjadi berjalan
lambat beberapa saat.
Error non-linear: Kesalahan ukur yang perubahannya tidak berbanding
secara proporsional terhadap input.
% 100
max
max

=
o
N N
Nl
nonlinear error
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
5
Beberapa istilah unjuk kerja instrumentasi
Error kuantisasi : kesalahan yang timbul oleh peristiwa
perubahan dari sinyal analog ke digital atau dari digital ke
analog yang diakibatkan oleh interval kuantisasi, yang
merupakan sumbangan dari least significant bit (bilangan
bit terkecil)
Noise kuantisasi : adalah noise (derau/gangguan) yang dapat
dianggap ditambahkan pada sinyal analog sebagai
konsekwensi dari adanya error kuantisasi.
Akurasi (Ketepatan) :yaitu suatu ukuran dari sebaran hasil
pengukuran yang paling dekat dengan nilai yang sebenarnya
diperoleh dari hasil pengukuran berulang pada satu kondisi
yang sama.
Presisi (Ketelitian): Yaitu seberapa teliti simpangan terkecil
yang dapat dibaca oleh insrumen terhadap nilai yang
sebenarnya.
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
6
Beberapa istilah Unjuk Kerja Instrumentasi
Jangkauan (Range) : range dari sebuah instrumen adalah batas
pembacan oleh instrumen ( pembacaan yang dapat dilakukan).
Reliabilitas dari sebuah instrumen adalah kemungkinan pada
kondisi mana instrumen tersebut dapat digunakan sesuai dengan
batas yang dibolehkan
Repeatabilitas adalah kemampuan dari instrumen untuk
memberikan hasil yang sama pada pengukuran berulang terhadap
objek pengukuran yang sama.
Reprodusibiltas adalah kemampuan sebuah instrumen memberikan
hasil pembacaan yang sama ketika instrumen tersebut
dipergunakan untuk mengukur suatu besaran konstan pada satu
perioda waktu atau ketika besaran diukur pada sejumlah
kejadian.
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc.
Sistem Instrumentasi & Kontrol
7
Beberapa istilah Unjuk Kerja instrumentasi
Resolusi: dapat didefinisikan sebagai perubahan input yang dapat
memberikan perubahan output terkecil yang dapat diukur.
Response time (waktu tanggapan); ketika suatu besaran yang sedang
diukur berubah, suatu waktu tertentu, disebut respons time harus dilalui
sebelum pembacan oleh instrumen berubah secara penuh.
Sensitivitas (kepekaan) adalah seberapa cepat suatu instrumen beraksi
terhadap variabel yang dideteksi pada proses pengukuran.
dukur sedang yang besaran dalam perubahan
instrumen skala pembacaan perubahan
as sensitivit =
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem Instrumentasi &
Kontrol
8
Beberapa istilah unjuk kerja instrumentasi
Signal to noise ratio (SNR) adalah rasio dari level signal V
s
terhadap
noise internal yang ditimbulkan V
n
dinyatakan dalam dB.

) / ( log 20 ) (
10 N S
V V dB SNR =
Stabilitas : kemampuan sebuah instrumen menampilkan pembacaan yang sama
terhadap pegukuran yang sama dalam berbagai kondisi atau peristiwa.
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
9
Beberapa istilah dalam instrumentasi
Ambang (Treshold)adalah nilai minimum signal yang
harus dicapai sebelum instrumen merespon dan
memberikan hasil pembacaan yang terukur.
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
10
Beberapa istilah dalam instrumentasi
Konstanta waktu adalah waktu yang diperlukan oleh instrumen untuk
mencapai nilai 63% dari nilai akhir keluaran.
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
11
Karakteristik Instrumen
Karakteristik Statik
Karakteristik statik dari sebuah instrumen merujuk pada
pembacaan kondisi steady state yaitu ketika instrumen telah
dalam keadaan settle down
Karakteristik Dinamik
Karakteristik dinamik dari sebuah instrumen dilukiskan oleh
prilaku instrumen dalam waktu antara ketika nilai yg diukur
berubah dan pembacaan tetap yang diberikan.
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
12
Orde Instrumen
Instrumen Orde Nol
Sebuah instrumen dikatan berorde nol jika bacaan
keluaran dari bersamaan dengan perubahan nilai
terukur.
Hubungan antara output o
dan input i dari instrumen
sejenis ini tidak melibatkan
waktu, dinyatakan oleh :
i k o u u =
Dimana k adalah
konstanta
Contoh instrumen seperti
ini adalah potensiometer
Gambar 3.1
3.1
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
13
Instrumen orde pertama
Sebuah Instrumen dikatakan orde pertama jika hubungan
antara input dan output bergantung pada laju perubahan
output
Untuk sistem seperti ini,
hubungan antara intput i dan
output o diungkapkan dalam
ekspresi berikut.
i o o
o
bo a
dt
d
a u u
u
= +
1
Dimana do/dt adalah laju
pada saat mana output
berubah. a
1
, a
o
dan b
o
adalah
konstanta.
Gambar 3.2
3.2
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
14
Instrumen orde pertama (lanj)
Bila input berubah secara tajam (berubah mendadak) pada sebuah
sistem biasa digambarkan oleh step input, maka output bervariasi
terhadao waktu mengikut berikut :
( )
t
u
u
/
1
t
o
o
i
o
e
a
b

|
|
.
|

\
|
=
Dimana ( adalah a
1
/a
o
adalah konstanta waktu. Setelah waktu 1
a
o
/a
i
= 0,63(b
o
/a
o
); Setelah waktu 2, a
o
/a
i
= 0,87(bo/ao);
Setelah waktu 3, ao/ai = 0,95(bo/ao); Setelah waktu 4, ao/ai =
0,98(bo/ao); Setelah waktu 5, ao/ai = 0,99(bo/ao)
diperlihatkan gambar 3.2.
Contoh dari instrumen order pertama adalah termometer,
dimana panas memberi pengaruh terhadap perubahan output.
3.3
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
15
Instrumen orde pertama (lanj)
Pengaruh transfer panas
) ( T T k
dt
dQ
l
=
Perhatikan sebah temometer berada pada suhu T didalam suatu
cairan suhunya menjadi T
l
. Maka dapat dirumuskan laju aliran
panas memasuki termometer yaitu :
3.4
Dimana k adalah suatu konstanta. Jika termometer
memiliki kapasitas panas jenis c, dan memiliki massa m,
selanjutnya input panas dQ dalam waktu dt menyebaban
perubahan T, maka diperoleh ekspresi:
T mc dQ o =
3.5
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
16
Instrumen orde pertama (lanj)
Pengaruh transfer panas
l
l
kT kT
dt
dT
mc
dt
dT
mc T T k
dt
dT
mc
dt
dQ
= +
=
=
) (
Maka :
3.6
Sehingga untuk input step sebagai contoh termometer mula-
mula pada suhu kamar dan selanjutnya secara tiba-tiba
dimasukkan dalam suatu cairan bersuhu berbeda, maka
persamaannya :
) 1 (
/t t
l
e
T
T

=
3.7
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem Instrumentasi &
Kontrol
17
Instrumen Orde ke-Dua
i
b a
dt
d
a
dt
d
a u u
u u
0 0 0
0
1
2
0
2
2
= + +
i
b a u u
0 0 0
=
Sebuah instrumen dikatakan memiliki orde kedua bila hubungan
antara input dan outputnya memiliki bentuk persamaan berikut:
Dimana a
2
, a
1
, a
0
, dan b
0
adalah konstanta. Dimana output
berhenti berubah ketika persamaan 3.8 dalam bentuk :
3.8
3.9
Sistem instrumen seperti ini bila diberi input jenjang (step input)
dapat menimbulkan oscilasi pada keluaran (output)nya. Oscilasi
(getaran) ini mempunyai natural frekuensi
0
yang diformulasikan
oleh persamaan :
2 0 0
/ ( a a = e
3.10
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem Instrumentasi &
Kontrol
18
Instrumen Orde ke-Dua
) ( 2
2 0
1
a a
a
=
i
a
b
dt
d
dt
d
u u
u
e
u
e
0
0
0
0
0
2
0
2
2
0
2 1
= + +
Osclasi ini mempunyai faktor redaman yang dinyatakan oleh persamaan :
Persamaan differensial dari instrumen orde ke-dua dapat ditulis dalam
bentuk :
Jika faktor redaman = 1, kondisinya disebut dengan critical damping
(redaman kritis) sehingga persamaan 3.12 menjadi
( ) ( )( ) | | t e a b
t
i
0 0 0
0
1 1 /
0
e
u
u
e
+ =

3.11
3.12
3.13
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
19
Instrumen Orde ke-Dua (lanj..)
Bilafaktor redaman <1 instrumen dikatan dalam kondisi underdamp,
bila >1 disebut overdamped.
Gambar 3.1 memperihatkan
bagaimana variasi dari output
terhadap waktu untuk berbaai
nilai .
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
20
Pengaruh pembebanan
pada instrumen
L TH
TH
Z Z
E
i
+
=
Bila termometer pada suhu kamar
selanjutnya dimasukkan kedalam air
panas untuk mengukur suhu air.
Perlakuan pengukuran telah
menyebabkan suhu air yag akan diukur
berubah. Hal yang sama terjadi pada
proses pengukuran arus didalam suatu
rangkaian listrik. Kejadian seperti ini
disebut dengan efek pembebanan.
Pembebanan dapat pula terjadi
didalam sistem pengukuran. Ini
terjadi ketika hubungan satu
elemen dengan sistem merubah
karakteristik dari elemen
sebelumnya.
(a)
(b)
4.1
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
21
Pembebanan Listrik
Teorema Thevenin dapat dinyatakan sebagai jaringan aktif ang memiliki
Dua terminal A dan B pada titik tersebut dapat dihubungkan dengan
beban listrik. (gambar (a)) berprilaku sepertihalnya sebuah sistem jaringan
yang memiliki sebuah sumber tegangan E
TH
disusun seri dengan beban
(impedansi) Z
L
. Dimana E
TH
,adalah beda potensial terukur antara titik A
dan B tanpa adanya beban. ZTH adalah impedansi atau beban dalam
rangkaian antara A dan B disebut juga sebagai tahanan dalam sistem.
Menghubungkan beban ZL dengan jaringan aktif pada ujung terminal A
dan B ekuivalen dengan menghubungkan ZL dengan rangkaian Thevenin
pada gambar (b). Sehingga arus listrik yang mengalir dalam loop rangkaian
tersebut dinyatakan oleh persamaan 4.1.
L TH
TH
Z Z
E
i
+
=
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
22
Pembebanan Listrik
Dengan demikian tegangan antara ujung-
ujung beban dinyatakan oleh persamaan :
L TH
L
TH ZL L
Z Z
Z
E i V
+
= =
4.2
Pengaruh dari beban pada rangkaian telah enyebabkan perubahan
potensial pada ujung terminal keluarannya dari E
TH
menjadi V
L.
. Nilai V
L

mendekati E
TH
bilamana Z
L
bernilai >> Z
TH
Kondisi untuk tranfer tegangan maksimum adalah Z
L
>>Z
TH
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
23
Pembebanan Listrik
Pengaruh dari pembenanan terhadap sistem rangkaian
telah menyebabkan terjadinya error pembebanan.
|
|
.
|

\
|
+
=
=
L Th
L
Th
L Th
Z Z
Z
E
V E pembebanan Erorr
1
4.3
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
24
Pembebanan Voltmeter
|
|
.
|

\
|
+
=
Th m
m
Th m
R R
R
E V
Jika sebuah voltmeter dengan tahan R
M
dihubungkan dengan
sebuah rangkaian yang tahanannya ekuivalen dengan tahanan
Thevenin R
Th
, maka pembacaan yang ditunjukkan oleh instrumen
adalah :
4.4
Dimana E
th
adalah tegangan setara Thevenin dari rangkaian sebelum
volt meter dihubungkan dengan rangkaian. Ketelitian dari voltmeter
adalah:
% 100 % 100 ) (
+
= =
Th m
m
Th
m
R R
R
E
V
Akurasi Ketelitian
4.5
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
25
Beban Potensiometer
Diagram rangkaian potensiometer dan ekivalensinya
(a)
(b)
(c)
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
26
Beban Potensiometer
Potensiometer adalah sejenis tahan variabel sistemnya berupa tahanan
geser, bisa rotari atau lengthslide. Jika L panjang track geser total, x adalah
pergeseran dari satu ujung ke track potensiometer, maka bedapotensial
antara terminal A dan B adalah : (x/L)V
s
.
Tegangan Thevenin adalah : E
Th
= (x/L)V
s
Tahanan atau impedansi Thevenin diperoleh dengan memberikan harga Nol
pada Vs dan menghitung haga impedansi antara A dan B.
Dengan demikian sistem seperti terdiri dari dua tahan paralel, sehingga :
| |
p p Th
R L x L R L x R ) / (
1
) / (
1 1

+ =
4.6
Dimana R
p
adalah tahanan total dari keseluruhan track
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
27
Beban Potensiometer
}) / { 1 )( / ( L x L x R R
p Th
=
Karena itu :
4.7
Gambar (c) di atas memperlihatkan rangkaian ekivalensi sistem. Arus I
dalam rangkaian diberikan oleh persamaan berikut
| |
L P
s L
L L
L p s
R L x L x R
V L x R
IR V
adalah beban pada ial bedapotens sehingga
R L x L x R I V L x
+
= =
+ =
}) / { 1 )( / (
) / (
:
}) / { 1 )( / ( ) / (
4.8
4.9
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
28
Beban Potensiometer
Hubungan antara L dan x adalah tidak linear, karena pembebanan akan
memberikan efek error non-linear, yaitu :
) / ( . 148 , 0
3 / 2 ) / ( 0 /
) } / { } / )({ / (
:
1 } / { 1 )( / )( / (
1
1 ) / (
3 2
L p
L p
L p
s
L Th
R R Vs error NL sehinga
L x ketika yaitu dx derror
ketika terjadi error maksimum nilai
L x L x R R Vs error Nl
adalah ya persamaann kira kira RL Rp jika
L x L x R R
V L x
V E error Nonlinear
=
= =
=
>>
(
(

+
=
=
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
29
Pembebanan dari Wheatstone Bridge
Tegangan Thevenin (Eth) pada Wheatstone bridge gambar (a) adalah
rangkaian terbuka ketika arus melintas titik B ke titik D (I) sama dengan 0
(nol). Karena Vs adalah tegangan sumber yaitu beda potensial antara itk A
dan titik C maka :
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
30
) (
) (
4 3 2
2 1 1
R R I V
R R I V
s
s
+ =
+ =
Beda potensial antara A dan B adalah I
1
R
1
dan antara A dan D adalah I
2
R
4
.
Dengan demikian beda potensial antara B dan D adalah :
4 3
4
2 1
1
4 2 1 1
R R
R V
R R
R V
R I R I E
s s
th
+

+
=
=
Hambatan Theveninantara B dan D (gambar b) adalah kombinasi
paralel R
1
dan R
2
serta kombinasi seri dengan R
3
dan R+ yakni :
4 3
4 3
2 1
2 1
R R
R R
R R
R R
R
th
+
+
+
=
Latihan soal
7/15/2014
DR. ADHYPRAYITNO, MSc. Sistem
Instrumentasi & Kontrol
31
Tentukan sensitivitas instrumen-instrumen yang memberikan pembacan
pengukuran sebagai berikut :
1.Beban(kg) : 0 2 4 6 8 defleksi (mm): 0 18 36 54 72
2.Suhu (
o
C): 0 10 20 30 40 voltage(mV) :0.59 1,19 1,80 2,42
3.Beban (N) 0 1 2 3 4 Muatan (pC): 0 3 6 9 12
Data di bawah ini merupakan hasil kalibrasi terhadap sebuah volt meter
Tentukan kesalahan histerisi maksimum sebagai persentase terhadap jangkauan
penuh.
Input naik :
Standar (mV) 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0
Voltmeter (mV) 0,0 1,0 1,9 2,9 4,0

Input turun
Standar (mV) 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0
Voltmeter (mV) 4,0 3,0 2,1 1,1 0,0

Anda mungkin juga menyukai