Identitas Pasien Nama pasien : An. W Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Jl. Manggar gang 3 blok Y RT 07/08 no.16 Umur : 8 tahun Tgl masuk RS Koja : 24 november 2011 No. Rekam Medik : 00-11-XX-XX
Identitas Orang Tua Ayah Nama / Umur : Tn. S Agama : Islam Alamat : Jl. Manggar gang 3 blok Y RT 07/08 no.16 Pekerjaan : Pelaut Hub. Pasien : Ayah kandung
Ibu Nama : Ny. S Agama : Islam Alamat : Jl. Manggar gang 3 blok Y RT 07/08 no.16 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Hub. Pasien : Ibu kandung
ANAMNESIS Dilakukan secara allo-auto anamnesis terhadap pasien dan orang tua pasien pada tanggal 24 november 2011 pukul 20.00 WIB.
KELUHAN UTAMA Demam sejak 4 hari sebelum masuk RS Koja. ANAMNESIS KELUHAN TAMBAHAN Batuk Pilek Tenggorokan sakit Mual Nyeri perut Nafsu makan menurun sakit kepala Lemes
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Empat hari SMRS pasien tiba-tiba demam, suhu naik turun dan tidak diukur, tetapi dirasakan tidak terlalu panas pada siang hari dan mulai tinggi pada sore sampai keesokan pagi. Batuk pilek juga dirasakan pasien. Mual, muntah, nyeri perut, diare, nyeri otot dan sendi, mimisan, gusi berdarah, perubahan pola BAB/BAK tidak ada. Pasien sempat berobat ke puskesmas dan demam hanya berkurang sedikit setelah minum obat penurun panas.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Dua hari demam bertambah naik, terkadang pasien mengigau. Batuk pilek masih dirasakan. Sakit kepala, nyeri tenggorokan, mual dan nyeri perut juga dirasakan pasien.Nafsu makan menurun sehingga pasien tampak lemas. BAB 1x sehari, encer, ampas (+). BAK pasien lancar dengan frekwensi 5-6x sehari, warna kuning jernih. muntah, nyeri perut, sesak nafas, pegal seluruh tubuh, mimisan dan gusi berdarah tidak ada. akhirnya pasien dibawa ke RSUD Koja.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien belum pernah sakit seperti ini. Orang di sekitarnya juga tidak ada yang sakit seperti ini. Sehari-hari memang suka jajan diluar, seperti jajan chiki, bakso, minuman es dalam plastik, dan lain-lain. Sebelum makan jarang mencuci tangan dengan sabun. Di sekitar rumah lalat dan nyamuk tidak terlalu banyak, ibu mencuci piring sendiri dengan sabun colek dan sumber air dari sumur. Air minum dari air sumur yang direbus.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur Alergi - Difteria - Jantung - Cacingan - Diare + Ginjal - Demam Berdarah - Kejang - Darah - Demam Thypoid - Kecelakaan - Radang paru - Otitis - Morbili - Tuberkulosis + Parotitis - Operasi - Lainnya - RIWAYAT KEHAMILAN/KELAHIRAN
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan Tidak ditemukan kelainan Perawatan antenatal rutin periksa ke bidan KELAHIRAN Tempat kelahiran Bidan Penolong persalinan Bidan Cara persalinan Partus pervaginam KELAHIRAN Masa gestasi Cukup bulan (40 minggu) Keadaan bayi Berat lahir 3.500 gram Panjang badan 50 cm Langsung menangis Kulit kemerahan Kelainan bawaan tidak ada RIWAYAT PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi I : usia 8 bulan (Normal : 5-9 bulan) Psikomotor Tengkurap : usia 4 bulan (Normal : 3-4 bulan) Duduk : usia 7 bulan (Normal : 6 bulan) Berdiri : usia 9 bulan (Normal : 9-12 bulan) Berjalan : usia 12 bulan (Normal : 13 bulan) Bicara : usia 12 bulan (Normal : 9- 12 bulan) Baca dan Tulis: usia 4 tahun Kesan : Riwayat tumbuh kembang pasien baik.
RIWAYAT MAKANAN
Umur (bulan) ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim 0 2 + + - - 2 4 + + - - 4 6 + + + - 6 - 8 + + + - 8 10 + + + - 10 12 + + + + Umur di atas 1 Tahun Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah Takaran/hari sesuai AKG Nasi / Pengganti 3x sehari setiap hari, 1-2centong 1-1,5 piring Sayur 2-3x seminggu, 1-2 sendok mangkuk Daging 1-2x seminggu, 1 potong Lauk Hewani 1-2 potong Telur 1-2x sehari, 1 butir Ikan 1x sehari hampir setiap hari, sepotong Tahu 2-3x seminggu, 1 potong Lauk Nabati 1-2 potong Tempe 2-3 kali seminggu, 1 potong Susu (merk / takaran) Dancow, 4 sendok makan-200cc 2x sehari 1 botol susu 500 ml Lain - lain Riwayat Imunisasi Vaksin Dasar (Umur) Ulangan (Umur) BCG 1 bulan DPT / DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan POLIO 2 bulan 4 bulan 6 bulan CAMPAK - - 9 bulan HEPATITIS B 0 bulan 1 bulan 6 bulan Kesan : Imunisasi dasar pasien lengkap RIWAYAT KELUARGA
Ayah Ibu Nama Tn. S Ny. S Perkawinan Ke 1 1 Umur Saat Menikah 27 tahun 27 tahun Pendidikan Terakhir SMA Sarjana Ekonomi Agama Islam Islam Suku Bangsa Jawa Jawa Keadaan Kesehatan Baik Baik No. Tahun lahir Jenis kelamin Hidu p Lahi r Mati Abort us Mati (Sebab) Keteranga n kesehatan 1. 1997 Peremp uan () - - - Sehat 2. 2001 Laki () - - - Sehat 3 2003 laki () - - - Pasien RIWAYAT PERUMAHAN/SANITASI
Saat ini pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya di rumahnya sendiri, terdiri dari dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, dan ruang tengah. Ventilasi rumah baik, penerangan cukup. pasien tinggal di daerah pemukiman yang cukup padat. Rumah-rumah berdempetan dan banyak terdapat warung-warung. Jalan didepan rumah kira-kira dapat dilewati sebuah mobil. Rumah jauh dari tempat pembuangan sampah. Sampah diambil setiap hari. Got diluar tidak tertutup, tidak banyak sampah. Tidak banyak lalat dan nyamuk. Sehari-hari anak bermain di rumah dan pinggir jalan depan rumah dengan teman sebayanya. Kesimpulan Keadaan Lingkungan : Riwayat keadaan lingkungan cukup baik.
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 24 November 2011 pukul 20.00 WIB. KU/ KES : tampak sakit sedang/compos mentis Status antropometri : Berat Badan : 20 Kg Tinggi Badan : 120 cm Kesan status gizi : BB/U x 100 % = 20/25 x 100 % = 91% Gizi baik (80-120 %) TB/U x 100 % = 120/125 x 100 % = 96% Tinggi normal (90-110%) BB/TB x 100% = 20/25 x 100 % = 91% Gizi baik Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien baik dengan tinggi badan normal
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 100x/menit, volume cukup, irama reguler Suhu : 38 C Pernapasan : 24 x/menit, teratur.
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Normosefali, ubun-ubun tidak cekung, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut. Mata Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik. Hidung Bentuk normal, nafas cuping hidung tidak ada, sekret -/-, tidak ada septum deviasi. Telinga Normotia, serumen -/-, sekret -/-.
PEMERIKSAAN FISIK
Bibir Tidak ada kelainan bentuk, tidak kering, tidak sianotik Mulut Lidah kotor (+), tepi hiperemis, faring hiperemis (+), uvula letak di tengah, tonsil tidak hiperemis, ukuran T1-T1, kripta tidak melebar, dedritus -/-. Leher KGB leher tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, trakea letak normal.
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks : Bentuk : Retraksi sela iga ( - ) Pergerakan : Simetris saat statis dan dinamis Buah dada : Dalam batas normal Efloresensi : Tidak ada, roses spots ( - )
Jantung : BJ I N/ BJ II N/ Reguler, Murmur (-) Gallop (-) Paru : Suara nafas Vesikuler, Rhonki -/- Wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen : Inspeksi : Perut datar Palpasi : Supel, turgor baik, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, nyeri tekan epigastrium (+) Perkusi : Shifting dullness (-) Auskultasi : Bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas Atas : akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-) petekie (-) Bawah: akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas(-) petekie (-) Tulang Belakang : tidak ada kelainan Susunan Saraf : Tanda rangsang meningeal (-), Refleks fisiologis (+), Refleks patologis (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Imunoserologi
Pemeriksaan widal test dilakukan pada hari ke -1 masa perawatan menunjukan hasil positif.
RESUME
An. W, laki-laki, umur 8 tahun, masuk ke RS Koja dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS, demam semakin hari semakin bertambah tinggi dan tidak turun dengan pengobatan. Os batuk pilek,sakit kepala, nyeri tenggorokan, mual, nyeri perut, nafsu makan menurun dan lemas. BAB 1x sehari, encer, ampas (+). Riwayat jajan dan hygiene makanan kurang.
RESUME
Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, suhu : 38 C. didapatkan lidah kotor, faring hiperemis. Pada pemeriksaan abdomen saat palpasi terdapat nyeri tekan epigastrium. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan adanya infeksi dengan peningkatan LED (52 mm/jam). Serologis Widal didapatkan titer antigen S. typhosa O dan S. typhosa H +1/320.
DIAGNOSIS BANDING
Demam tifoid Demam dengue Influenza
Diagnosis Kerja
Demam Tifoid
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin Pemeriksaan feses IgG , IgM dengue
PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa Tirah baring Observasi tanda-tanda vital Edukasi: -Perhatikan hygiene dalam mengolah makanan dan minuman sehari-hari. - Sebisa mungkin hindari. makan dan minum diluar yang tidak terjamin kebersihannya. -mencuci tangan sebelum makan Medikamentosa IVFD RL 16 tpm Cefotaxim 3 x 500 mg PCT syr 4 x 2 Cth Ranitidin 2 x 25 mg IV Vometa syr 3 x 1 Cth
Prognosis Ad vitam : ad bonam Ad sanationam : ad bonam Ad fungsionam : ad bonam Follow up 25/11/2011
S : Demam (+), nyeri perut (+), mual (+), muntah (-), sakit kepala(+), nyeri tenggorokan(+), nafsu makan menurun (+), lemas(+) O : Ku/ks : Tampak sakit sedang/ compos mentis S: 39,2 C RR: 22x/menit TD: 105/60 mmHg N: 96x/menit Kepala : normocephali Mata : CA-/-, SI -/- Thoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo : SN vesikuler , rh -/-, wh -/- Abdomen: supel, BU (+), NT epigastrium (+) Hepar tidak teraba membesar Ekstremitas : akral hangat A : Demam tifoid P : IVFD RL 16 tpm Cefotaxim 3 x 500 mg Ranitidin 2 x 25 mg IV Vometa syr 3 x 1 cth Cek DPL, Urin lengkap, SGOT, SGPT Follow up 26/11/2011 S : Demam (+), mencret 3 x, cair, ampas (+), sebanyak gelas Aqua sakit kepala (+) nyeri perut (-) mual (+) , muntah (-) nyeri tenggorokan(+), nafsu makan menurun (+), lemas(+) O : Ku/ks : Tampak sakit berat /compos mentis S: 39,3 C RR: 24x/menit N: 116x/menit TD: 110/70mmHg Kepala : normocephali Mata : CA-/-, SI -/- Leher : KGB tidak teraba membesar Thoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo : SN vesikuler, rh -/-, wh -/- Abdomen: supel, BU (+), NT (-) Ekstremitas : akral hangat, Hasil Lab : SGOT: 100 U/L (10-35 U/L) SGPT: 84 U/L (9-43 U/L) A : Demam tifoid dengan diare akut tanpa dehidrasi P : KAEN IB + KCl (10 meq) 16 tpm Ceftriaxon 1 x 500 mg IV Parasetamol syr 3 x 1 cth Ranitidin 2 x 25 mg IV Vometa syr 3 x 1 cth Interzinc 1 x 1 cth Follow up 27/11/2011 S : Demam (+), mencret 4 x,sedikit, cair, ampas (+), sakit kepala (-) nyeri perut (-) mual (-) nyeri tenggorokan(+) berkurang, nafsu makan masih menurun, lemas(+) O : Ku/ks : Tampak sakit berat / compos mentis S: 37,9 C RR: 22x/menit TD: 110/70 mmHg N: 80x/menit Kepala : normocephali Mata : CA-/-, SI -/- Leher : KGB tidak teraba membesar Thoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo : SN vesikuler, rh -/-, wh -/- Abdomen: supel, BU (+), NT (-) Ekstremitas : akral hangat, A : Demam tifoid dengan diare akut tanpa dehidrasi P : Terapi lanjut Follow up 28/11/2011 S : Demam (+), mencret 3 x,sedikit, cair, ampas (+), sakit kepala (-) nyeri perut (+) mual (-) nyeri tenggorokan(+) berkurang, nafsu makan masih menurun, lemas(+) O : Ku/ks : Tampak sakit berat / compos mentis S: 38,4 C RR: 22x/menit N: 96x/menit TD: 110/60mmHg Kepala : normocephali Leher : KGB tidak teraba membesar Mata : /-, SI -/- Thoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo: SN vesikuler, Rh-/- Wh -/- Abdomen: supel, bu (+), NT (-) Ekstremitas : akral hangat, A : Demam tifoid dengan diare akut tanpa dehidrasi P : Terapi lanjut Follow up 29/11/2011 S : Demam (-), mencret (-) sakit kepala (-) nyeri perut (-) mual (-) nyeri tenggorokan(-), nafsu makan mulai membaik, lemas(-) O : Ku/ks : Tampak sakit ringan / compos mentis S: 36 C RR: 22x/menit N: 86x/menit TD: 110/70mmHg Kepala : normocephali Leher : KGB tidak teraba membesar Mata : /-, SI -/- Thoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo: SN vesikuler, Rh-/- Wh -/- Abdomen: supel, bu (+), NT (-) Ekstremitas : akral hangat, A : Demam tifoid diare akut tanpa dehidrasi dengan perbaikan klinis P : Fuzide 3 x 1 cth Nymico 3 x 0,5 ml PO Terapi lain dilanjutkan Follow up 30/11/2011 S : Keluhan (-) O : Ku/ks : Tampak sakit ringan / compos mentis S: 36,3 C RR: 22x/menit N: 88x/menit TD: 110/60mmHg Kepala : normocephali Leher : KGB tidak teraba membesar Mata : /-, SI -/- Thoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo: SN vesikuler, Rh-/- Wh -/- Abdomen: supel, bu (+), NT (-) Ekstremitas : akral hangat, A : Demam tifoid diare akut tanpa dehidrasi dengan perbaikan klinis P : Pasien boleh pulang ANALISA KASUS
Pada anamnesis, didapatkan An. W, laki-laki, umur 8 tahun, masuk ke RS Koja dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS, demam semakin hari semakin bertambah tinggi dan tidak turun dengan pengobatan. Os batuk pilek, sakit kepala, nyeri tenggorokan, mual, nyeri perut, nafsu makan menurun dan lemas. BAB 1x sehari, encer, ampas (+). Riwayat jajan dan hygiene makanan kurang.
ANALISA KASUS
Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, suhu : 38 C. didapatkan lidah kotor, faring hiperemis. Pada pemeriksaan abdomen saat palpasi terdapat nyeri tekan epigastrium. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan adanya infeksi dengan peningkatan LED (52 mm/jam). Serologis Widal didapatkan titer antigen S. typhosa O dan S. typhosa H +1/320.
ANALISA KASUS
Diagnosis demam tifoid ditegakkan berdasarkan keluhan utama pasien yaitu demam selama 4 hari dimana demam naik bertahap tiap harinya dan mencapai titik tertinggi pada akhir minggu pertama. terdapat gejala sistemik lain yang menyertai timbulnya demam pada pasien ini yaitu, batuk pilek,sakit kepala, malaise, anoreksia, nausea, nyeri perut dan nyeri tenggorok. pasien ini juga mengalami diare. ANALISA KASUS
Pada pemeriksaan fisik lidah kotor dengan putih ditengah sedang tepi dan ujungnya kemerahan, ini merupakan manifestasi klinis yang sering pada kasus demam tifoid.
ANALISA KASUS
Pada pemeriksaan penunjang hasil uji serologi widal yang meningkat. Di indonesia pengambilan angka titer O aglutinin 40 dengan memakai uji widal slide aglutination menunjukkan nilai ramal positif 96. beberapa pendapat menyebutkan apabila titer O aglutinin sekali periksa 1/200 maka diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan. ANALISA KASUS
Diagnosis banding 1. Demam dengue Trias sindrom yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan timbulnya ruam Demam mendadak tinggi selama 2-7 hari disertai lesu, tidak mau makan, nyeri kepala, nyeri otot dan nyeri perut. kadang terdapat diare. facial flush serta terdapat manifestasi perdarahan yang tidak terdapat pada pasien ini. trombositopenia dan leukopenia.
ANALISA KASUS
2. Influenza faringitis, konjungtivitis, batuk, hidung tersumbat, disertai anoreksia, nyeri perut,nyeri kepala, mual, muntah, dan demam sampai 38,9 0 C. Lamanya demam adalah 2-4 hari. Batuk dapat menetap dalam waktu yang lama. leukopeni relatif sering ditemukan. Diagnosis pasti influenza bergantung kepada isolasi virus dari sekresi saluran nafas.
ANALISA KASUS
Pemeriksaan anjuran yang dibutuhkan: Darah rutin untuk mengetahui perkembangan penyakit pasien Pemeriksaan feses untuk mengetahui penyebab infeksi IgG , IgM dengue untuk menyingkirkan kemungkinan demam dengue
ANALISA KASUS
Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi Non-Medikamentosa Tirah baring Observasi tanda-tanda vital Edukasi: -Perhatikan hygiene dalam mengolah makanan dan minuman sehari-hari. - Sebisa mungkin hindari. makan dan minum diluar yang tidak terjamin kebersihannya. -mencuci tangan sebelum makan
ANALISA KASUS
Medikamentosa IVFD RL 16 tpm BB pasien = 20 kg kebutuhan cairan pasien 1000 ml + (10x50ml) = 1500ml dan setiap kenaikan suhu 1 0 C kebutuhan cairan ditambah 12 %. pada kasus ini suhu badan 38 0 C sehingga kebutuhan cairan menjadi: 12% x 1500 = 180 ml 1500 + 180 = 1680 ml tetesan permenit dalam makro = 1680 x 20/ 24 x 60 = 23,3 23 tetes per menit
ANALISA KASUS
Cefotaxim 3 x 500 mg Dosis: 50-100 mg/kgbb/hari sediaan vial 1g 20 kg x 75 mg = 1500mg/hari PCT syr 4 x 2 Cth dosis: anak 6- 8 tahun 10 ml Ranitidin 2 x 25 mg IV Vometa syr 3 x 1 Cth dosis: 2,5- 5 mg/10 kgbb sediaan: syr 1mg/ml x 60 ml
ANALISA KASUS
prognosis Ad vitam : ad bonam Ad sanationam : ad bonam Ad fungsionam : ad bonam prognosis pada pasien ini secara keseluruhan ad bonam karena ditangani secara cepat dan diberikan terapi yang tepat dan tidak terdapatnya komplikasi.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Demam Tifoid adalah salah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai ole hpanas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotolial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limfa, kelenjar limfe usus dan Peyers patch.
EPIDEMIOLOGI
Demam tifoid pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi pada daerah tropik dibandingkan daerah berhawa dingin Umur penderita yang terkena di Indonesia (daerah endemis) dilaporkan antara 3-19 tahun mencapai 91% kasus. Angka yang kurang lebih sama juga dilaporkan di Amerika Selatan. 3
EPIDEMIOLOGI
Terjadinya penularan Salmonella typhi sebagian besar melalui minuman/ makanan yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama-sama dengan tinja ( melalui rute oral-fekal= jalur oro-fekal). Etiologi
Salmonella typhi sama dengan Salmonela yang lain adalah - bakteri Gram-negatif, - mempunyai flagela, tidak berkapsul, - tidak membentuk spora, - fakulatif anaerob. - Mempunyai antigen somatik (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari polisakarida.
PENYEBARAN KUMAN
PATOLOGI GAMBARAN KLINIK Periode inkubasi demam tifoid antara 5-40 hari dengan rata-rata antara 10-14 hari. Pada awal penyakit keluhan dan gejala penyakit tidaklah khas, berupa : - Anoreksia - Rasa malas - Sakit kepala bagian depan - Nyeri otot - Lidah kotor - Gangguan perut (perut meragam dan sakit) 1,3
Gambaran klasik demam tifoid (Gejala Khas) Minggu Pertama (awal terinfeksi) demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39c hingga 40c, sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara 80- 100 kali permenit, denyut lemah, pernapasan semakin cepat, perut kembung dan merasa tak enak,sedangkan diare dan sembelit silih berganti. -Pada akhir minggu pertama,diare lebih sering terjadi. Khas lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor.
Gambaran klasik demam tifoid (Gejala Khas) Minggu Kedua -Suhu badan yang tinggi, -Gejala toksemia delirium. -Lidah tampak kering, merah mengkilat. -Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun, -Diare menjadi lebih sering -Pembesaran hati dan limpa. -Perut kembung dan sering berbunyi. -Gangguan kesadaran. Mengantuk terus menerus,
Gambaran klasik demam tifoid (Gejala Khas) Minggu ketiga - Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali - komplikasi perdarahan dan perforasi cenderung untuk terjadi -delirium atau stupor,otot-otot bergerak terus, inkontinensia alvi dan inkontinensia urin. - perforasi usus - perdarahan - Degenerasi miokardial toksik kematian
Gambaran klasik demam tifoid (Gejala Khas) Minggu keempat Merupakan stadium penyembuhan
Relaps
Pada mereka yang mendapatkan infeksi ringan dengan demikian juga hanya menghasilkan kekebalan yang lemah, kekambuhan dapat terjadi dan berlangsung dalam waktu yang pendek. Kekambuhan dapat lebih ringan dari serangan primer tetapi dapat menimbulkan gejala lebih berat daripada infeksi primer tersebut. Sepuluh persen dari demam tifoid yang tidak diobati akan mengakibatkan timbulnya relaps. 1
DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan gastrointestinal dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran. Diagnosis pasti ditegakkan dengan cara menguji sampel darah dengan adanya Salmonella spp dalam darah penderita, dengan membiakkan darah pada hari 14 pertama. Jika terdapat leukopeni polimorfonuklear dengan limfositosis yang relatif pada hari kesepuluh dari demam, maka arah demam tifoid menjadi jelas. KOMPLIKASI Perforasi usus halus dilaporkan dapat terjadi pada 0,5-3% perdarahan usus pada 1-10% kasus demam tifoid pada anak. gangguan kesadaran, disorientasi, delirium, obtundasi, stupor bahkan koma. Hepatitis tifosa asimtomatik kolesistisis Sistitis bahkan pielonefritis Pneumonia infeksi pada tulang, otak, hati, limpa, otot, kelenjar ludah dan persendian, DIAGNOSIS BANDING Stadium dini: 1. Influenza 2. Gastroenteritis 3. Bronkitis 4. Bronkopneumonia 5. Infeksi virus lain (DBD)
PENGOBATAN Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Pengobatan simtomatik diberikan untuk menekan gejala-gejala simtomatik yang dijumpai seperti demam, diare, sembelit, mual, muntah, dan meteorismus Pengobatan suportif dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan penderita. pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid. 1,2,3,10
Medikamentosa Obat-obat antimikroba yang sering digunakan adalah : 1. Kloramfenikol: Dosis untuk anak adalah 50-100 mg/kgBB perhari dibagi dalam 4 kali pemberian selama 10-14 hari atau sampai 5-7 hari setelah demam turun. 2. Tiamfenikol: Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam tifoid sama dengan kloramfenikol. 3. Ko-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim dan Sulfametoksazol) . TPM 10mg/kg/hari atau SMZ 50mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis. 3
Medikamentosa 4. Ampislin dan Amoksisilin Dosis Ampisilin yang dianjurkan adalah 200mg/kgbb/hari dibagi dalam 4 kali pemberian secara intravena. Amoksilin dengan dosis 100 mg/kgbb/hari dibagi 4 kali pemberian per oral . 5. Sefalosporin generasi ketiga : Sefriakson 100 mg/kgbb/hari dibagi dalam 1 atau 2 dosis (maksimal 4 gram/hari) selama 5-7 hari atau sefotaksim 150-200 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3-4 dosis. 1,3,9
6. Cefixime: 10-15 mg/kgbb/hari selama 10 hari per oral sebagai alternatif, terutama apabila jumlah leukosit < 2000/ul atau dijumpai resisten terhadap S.typhi. 1,3,9,10
PROGNOSIS Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya komplikasi. Relaps dapat timbul beberapa kali. Individu yang mengeluarkan S.Typhi > 3 bulan setelah infeksi umumnya menjadi karier kronis. Karier kronik terjadi pada 1-5% dari seluruh pasien demam tifoid. PENCEGAHAN Vaksin - TAB vaccine - Ty-21a vaccine - komponen Vi dari Salmonella typhi
DAFTAR PUSTAKA
Berhman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th Ed. Philadelphia: W.B Saunders Company; 2004 Mubin, H. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis dan Terapi. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2008;31-33. Poorwo Soedarmo, SS., dkk. (Ed.). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi Kedua. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta. 2008;338-345. Pusponegoro, HD, dkk. (Ed.). Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Ikatan DokterAnak Indonesia( IDAI).2005;109-113. Rampengan, T.H. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak Edisi 2. EGC. Jakarta. 2008;4;46-64. Rudolph A.M, Hoffman J.I.E, Rudolph C.D. Rudolphs Pediatrics. 20 th Ed. Appleton and Lange: Simon AND Schuster Company; 1996 Ranjan L.Fernando et al. Tropical Infectious Diseases Epidemiology, Investigation, Diagnosis and Management, London, 2001;45:270-272 Anonim. Typhoid fever and other Salmonella Infection. [online]. Diunduh dari <http://www.worldortho.com/dev/index.php?option=com_content&task=view&id=1781&Itemid=420> Diakses tanggal 20 desember 2011 CDC. Typhoid and Paratyphoid fever [online]. Diunduh dari <http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2010/chapter-2/typhoid-paratyphoid-fever.aspx>. Diakses tanggal 20 desember 2011 Brusch JL. Typhoid Fever dalam Emedicine Reference [online]. Diunduh dari <http://emedicine.medscape.com/article/231135-overview>. Diakses tanggal 20 desember 2011