Anda di halaman 1dari 14

Yulirika Ashari Lucha

DEFINISI
Sindrom sindrom metabolik kumpulan gejala yang
keberadaannya menunjukkan peningkatan risiko
kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes
mellitus.
KRITERIA
PATOFISIOLOGI
patofis
iologi
Obesitas
sentral
Resistensi
Insulin
Dislipedimia
Peran sistem
imunitas pada
resistensi
insulin
Hipertensi
Obesitas Sentral
Obesitas perubahan pada sekresi adiposa
peningkatan sekresi sitokin pro-inflamasi (IL-6 dan
leptin) serta terjadi penurunan sekresi adiponektin
(protein adiposit dengan efek antiinflamasi)
Obesitas
Resistensi Insulin
Perubahan sekresi
adiposa
Peningkatan
glukoneogenesis
Peningkatan kadar
asam lemak bebas
Peningkatan lipolisis
adiposa
Penurunan ambilan
glukosa oleh otot dan
jaringan adiposa
Peningkatan kadar
glukosa darah
Dislipidemia
Ditandai dengan peningkatan TG dan penurunan HDL
Didalam hati tjd konversi Asam lemak bebas TAG
akan disekresikan dalam bentuk VLDL
Gangguan masukan lipid post prandial pada kondisi
resistensi insulin gangguan produksi Apolipoprotein A-I
(Apo A-I) oleh hati penurunan HDL dan VLDL dalam
plasma akan meningkat

Peran sistem imunitas pada resistensi
insulin

Berpengaruh pada perubahan profil lipid gangguan
pada lipoprotein, protein transport, reseptor dan enzim
yang berkaitan sehingga terjadi perubahan profil lipid.
Inflamasi subklinis kronik bagian dari sindrom
metabolik.
Marker inflamasi berperan pada progresifitas DM dan
komplikasi kardiovaskular
C reactive protein (CRP) data prognosis tambahan
tentang keparahan inflamasi pada subyek wanita sehat
denga sindrom metabolik
Hipertensi
Resistensi insulin berperan dalam patogenesis
hipertensi
Insulin merangsang sistem saraf simpatis
meningkatkan reabsorbsi natrium ginjal,
mempengaruhi transport kation hipertrofi sel otot
polos pembuluh darah
T E R A P I
Penatalaksanaan sindrom metabolik bertujuan :
1. Menurunkan risiko DMT2 pada pasien yang belum
diabetes
2. Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
aterosklerosis

Terapi tdd 2 pilar Tatalaksana penyebab (obesitas dan
inaktivitas fisik) serta tatalaksana faktor risiko lipid dan non
lipid
Rekomendasi terapi
Obesitas abdomen Mengurangi BB aktivitas fisik, asupan kalori untuk
mencapai lingkar pinggang <40 inci pada pria dan <35 inci
pada wanita. Mula-mula targetkan pengurangan scr perlahan
sebanyak 7%-10% BB awal. Sesudah itu teruskan penurunan
BB dengan tujuan akhir IMT <25 kg/m2
Inaktivitas fisik Aktivitas fisik intensitas sedang scr teratur; setidaknya 30
menit scr kontinu maupun intermiten (lebih baik bila 60
menit), 5 hari/minggu, tetapi lebih baik lagi setiap hari.
Lakukan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang slma 30-60
menit
Diet aterogenik Mengurangi asupan lemak jenuh <7% kalori total; kurangi
lemak trans; kolesterol dalam diet <200 mg/dL; lemak total
25% -35% kalori total
TD meningkat TD 120/80 mmHg; modifikasi GHS pengendalian
BB, meningkatkan aktivitas fisik, meredam kebiasaan
alkohol, kurangi kadar garam. Turunkan TD <140/90
mmHg (<130/80 mmHg bila diabetes). Kurangi TD
dengan perubahan gaya hidup.
Jika modifikasi gaya hidup tidak mampu
medikamentosa utk mencegah IM, GGK, dan stroke.
ACE inhibitor & ARB meregresi hipertrofi ventrikel
kiri
Kadar glukosa meningkat Untuk GDPT tunda perkembangan ke arah DMT2 ;
turunkan BB. Untuk diabetes : terapi gaya hidup dan
farmakoterapi HbA1C dapat mendekati normal (<7,0%.)
Kondisi protrombotik Pasien berisiko tinggi terapi aspirin dosis rendah; pasien
dgn KVRASpertimbangkan klopidogrel bila aspirin
merupakan kontraindikasi
Kondisi proinflamasi Terapi gaya hidup
Pasien berisiko tingi*: <100
mg/Dl (2,6 mmol/L)
Pasien berisiko tinggi: terapi gaya hidup + obat penurun
LDL-C
Bila LDL-C dasar 100 mg/dL terapi obat penurun
LDL
Bila dalam pengobatan kadar LDL-C 100 mg/Dl
tingkatkan terapi (perlu kombinasi obat)
Pasien berisiko tinggi-
sedang : <130 mg/dL (3,4
mmol/L)
Gaya hidup + obat penurun LDL bila dibutuhkan untuk
mencapai target bila kadar LDL-C 130 mg/dL setelah
terapi gaya hidup diberikan
Pasien berisiko sedang : <130
mg/dL (3,4 mmol/L)
Gaya hidup + obat penurun LDL-C bila dibutuhkan untuk
mencapai target yang direkomendasikan ketika kadar LDL-
C 160 mg/dL (4,1 mmol/L) setelah terapi gaya hidup
diberikan
Pasien berisiko rendah : <160
mg/Dl (4,9 mmol/L)
Gaya hidup + obat penurun LDL-C bila dibutuhkan untuk
mencapai target bila kadar LDL C 190 setelah terapi gaya
hidup.
Pasien berisiko tinggi : ASCVD, diabetes /risiko 10 th
PJK >20%. TIA atau stroke yang berasal dr karotid
/stenosis karotid
Pasien berisiko tinggi-sedang : pasien dg risiko 10
tahun PJK sebesar 10%-20%
Pasien berisiko sedang : pasien dengan 2 atau lebih
faktor risiko mayor dan risiko 10 tahun <10%
Pasien berisiko rendah : pasien dgn faktor risiko mayor
0 /1 dan risiko 10 th <10%

Anda mungkin juga menyukai