BALAI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2013
Kesehatan kerja Gizi Sanitasi KESEHATAN KERJA ilmu kedokteran yang diterapkan dibagian ketenagakerjaan yang bertujuan untuk mencegah penyakit akibat kerja dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja.
kesehatan fisik maupun psikis pekerja sehubungan dengan pekerjaanya yang mencakup metode kerja, kondisi kerja, dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit maupun perubahan kesehatan pekerja (WHO 1950) Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif Program pelayanan kesehatan kerja Pengenalan Evaluasi Kontrol Upaya Kesehatan Kerja
Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja antara lain:
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja Pelayanan kesehatan tenaga kerja yang mencakup pemberian pengobatan dan perwatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang memerlukan Pencegahan terhadap penyakit umum dan PAK Pencegahan dan penanggulangan keadaan daryrat ditempat kerja Pengkajian bahaya potensial di lingkungan kerja Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja Memberikan laporan dan saran tentang semua hal yang menyangkut perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diriyang diperlukan, serta pengaturan gizi kerja.
HASIL & PEMBAHASAN Perusahaan : PT GKBI Pabrik Cambric Jenis Perusahaan : Perusahaan Tekstil dan Garmen Alamat : Jln. Magelang Km 14 Sleman, Yogyakarta Jumlah Tenaga Kerja : 760 orang Tanggal Kunjungan : 22 Maret 2013
Identitas Perusahaan ANALISIS KESEHATAN KERJA 1. Pembagian jam kerja Jam kerja dalam 3 shift : Senin-minggu (06.00-14.00 WIB, 14.00-22.00 WIB, dan 22.00-06.00 WIB) Jam kerja : 24 jam/hari, dibagi dalam 3 shift Jam istirahat makan pukul 09.00-10.00 WIB, 17.00- 18.00 WIB, 01.00-02.00 WIB tergantung waktu shift kerja.
ANALISIS KESEHATAN KERJA 1. Sistem Pelayanan Kesehatan Kerja Pemeriksaan Kesehatan Awal Pemeriksaaan awal dilakukan setiap penerimaan karyawan baru Pemeriksaan berupa : anamnesis, pemeriksaan mental, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa: pemeriksaan darah, rontgen, audiometri, tes buta warna, tes visus. (Jenis pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan penempatan kerja di bagian masing-masing) Pemeriksaan Kesehatan Berkala Tidak dilakukan Pemeriksaan Kesehatan Khusus Tidak dilakukan Pemeriksaan Kesehatan Purna Kerja Tidak dilakukan
2. Penyelengaraan Kesehatan Kerja
Penyelengaraan Kesehatan Kerja Poliklinik Perusahaan : tidak ada Dokter Perusahaan : tidak ada Tenaga Paramedis : ada (1 orang), mantri Kunjungan ke Poliklinik Perusahaan : tidak ada karena tidak memiliki poliklinik perusahaan Biaya Pemeriksaan / Obat : biaya pemeliharaan kesehatan semua karyawan baik tetap maupun tidak tetap ditamggumg oleh perusahaan, namun untuk pegawai tetap ditanggung oleh jamsostek. Khusus untuk biaya rawat jalan diberikan tunjangan oleh perusahaan sebesar Rp 300.000 setiap karyawan, sedangkan untuk rawat inap ditanggung 100% oleh perusahaan sesuai dengan golongannya. Alat Pelindung diri : Masker kain Earplug, ear muff (kapas) Sarung tangan Helm Saat di lapangan ditemukan sebagian besar pekerja yang masih belum disiplin dalam penggunaan APD seperti: tidak memakai masker, ear plug berupa kapas, helm dan/atau sarung tangan, dikarenakan pekerja merasa tidak nyaman dengan penggunaan APD.
3. Laporan kunjungan di poliklinik
Tidak ada data
4.Kemungkinan PAK di perusahaan :
No Potensi Bahaya PAK Keluhan 1 Kimiawi debu ISPA Batuk-batuk 2 Kimiawi non debu ( bahan pemutih kain) Dermatitis kontak iritan Panas di kulit, gatal- gatal 3 Bahaya fisik (bising) Hearing loss Penurunan pendengaran 4 Ergonomi Atrhalgia, myalgia, LBP Pegal-pegal, nyeri pinggang 5 Iklim (panas) Dehidrasi
kelelahan KESIMPULAN
Kesehatan kerja pada PC GKBI belum sesuai standard karena tidak memiliki poliklinik dan paramedik untuk menunjang K3. Umumnya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan itu banyak menyalahi peraturan perundang- undangan.
SARAN Wajib membuat dan mendirikan poliklinik disertai dokter perusahaan yang bekerja full time. Pemeriksaan berkala, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan purna bakti harus dilaksanakan. Hendaknya organisasi P2K3 lebih berperan aktif bukan hanya memantau penggunaan APD Pelayanan kesehatan yang komprehensif harus dinikmati semua, merata mulai dari Manager sampai karyawan paling bawah
Gizi kerja
Pembagian jam kerja Jam kerja dala 1 shift senin sampai minggu. Shift 1 : 06.00-14.00 Shift 2 : 14.00-22.00 Shift 3 : 22.00-06.00 Normal shift : 07.30-15.30 Jam kerja 8 jam /hari. Total kerja 56 jam per minggu Apabila terjadi pnambahan kerja, maka dihitung lembur dan mendapatkan 1 kali makan
Gizi kerja Pembagian makanan tambahan bagi tenaga kerja: Tidak ada pemberian makanan tenaga kerja Pemberian makan siang bagi tenaga kerja: Tidak ada pemberian makan siangbagi karyawan , makanan hanya diberikan 1 kali dalam 1 shift. Variasi menu: Menu yang diberikan tiap harinya berbeda-beda, namun kurang bervariasi. Penyajian Makanan sudah disajikan dalam bentuk porsi-porsi per orang.
Kantin perusahaan
Kecukupan kalori Menurut hasil wawancara dan perhitungan dari 2 orang karyawan didapatkan angka kebutuhan energi pekerja pabrik. tn. P 48 tahun, BB: 53 kg bertugas di bagian unit produksi, jenis pekerjaan ringan.
BMR 11,6 BB + 879 11,6 (53) + 879 1493,8 kkal Angka kecukupan untuk aktivitas kerja ringan 1,67 x 1493,8 2494,6 kkal Energi yang haris disediakan untuk Tn.P 2494,6 kkal + (10%x 2494,6) 2744 kkal Energi untuk 8 jam kerja 45% x 2744 1234,8 kkal BMR 8,7 x 60 + 829 1351 kkal Angka kecukupan untuk aktivitas kerja ringan 1351 x 1,45 1958,9 kkal Energi yang haris disediakan untuk Ny. J 1958,9 + (10% x 1958,9) 2153,8 kkal Energi untuk 8 jam kerja 45% x 2153,8 969,21 kkal Ny. J 40 tahun , BB : 60 kg bertugas dibagian cucuk benang,jenis pekerjaan ringan.
Jenis makanan komposisi URT berat Total kalori Nasi
Tempe goreng
Sayur tahu
Kerupuk
Nasi putih
Tempe
Minyak goreng Tahu Kuah sayur
tepung terigu
1
2 sdm
2 ptg
1 250 gr
25 gr
10 gr
50 gr 100 gr
5 gr 437,5
37,5
100
34 -
15
624 kkal Jenis / beban kerja: kerja bervariasi , tergantung dari bagian kerja masing-masing (aktivitas ringan sedang) Pengelola makanan: Perusahaan memiliki petugas pengelola makanan, namun kunjungan untuk pemeriksaan gizi berkala jarang dilakukan Kantin perusahaan: Perusahaan memiliki kantin sendiri
Dapur: Perusahaan memiliki satu dapur yang biasa digunakan untuk memasak makanan karyawan. Frekuensi memasak sehari 3x , terdiri dari 11 jru masak, 7 orang pada shift pagi, 2 orang shift sore, 2 orang pada shift malam.
Dapur umum
KESIMPULAN DAN SARAN GIZI
Kesimpulan: 1. Pemenuhan kebutuhan gizi karyawan tidak sesuai dengan kalori karyawan bekerja selama 8 jam 2. Makanan tidak seimbang menurut kebutuhan gizi 3. Tidak ada makanan selingan 4. Kurangnya pengontrolan gizi makanan karyawan
Saran : 1. Memenuhi kebutuhan gizi karyawan sesuai dengan kebutuhan kalori karyawan yang bekerja selama 8 jam 2. Memberikan makanan yang sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna 3. Diadakannya makanan selingan 4. Diadakan pengontrolan gizi makanan karyawan secara rutin
SANITASI INDUSTRI
Perusahaan
Sanitasi Lingkungan SANITASI INDUSTRI Dilakukan pengamatan pada beberapa aspek : Kebersihan Perusahaan Kerapian / keindahan MCK Site Plant Penerangan Penyediaan Air bersih Pengawasan/pemberantasanhewanpengeratdanserangga Perlengkapanfasilitaskebersihan Penampungan air buangan PembuanganSampah
mck
Sistem pembuangan air limbah
Pengendalian Limbah Industri
1. Pengendalian Pencemaran Udara Pencemaran udara pada perusahaan adalah debu yang terdapat pada semua pengolahan kain yang dilakukan. Pengelolaan masih kurang baik.
Ventilasi pabrik
Ventilasi
2.Pengendalian Pencemaran Air Potensi pencemaran berasal dari air buangan domestic dan air buangan industri. Pengendalian limbah
Limbah rumah tangga
dapur
Saluran air
3. Pengendalian Terhadap Pencemaran Tanah Bila dilihat dari cara pembuangan sampah rumah tangga perusahaan sudah baik, dilihat dari penampungan untuk sampah tersebut yang tidak kontak langsung dengan tanah sehingga pencemaran dapat dihindari, karena bertempat diatas tanah beraspal beton.
Alat Pengendali ( Rekayasa Engineering) yang diterapkan meliputi Alat pengendali pencemaran udara meliputi : Exhaust van local, ventilasi udara yang cukup besar dan jumlahnya memadai Alat Pengendalian Pencemaran Air meliputi : Instalasi pengolahan air limbah. Alat Pengendalian Pencemaran Tanah : Meliputi tempat pembuangan sampah sementara yang di lokalisir di satu tempat. KESIMPULAN Kesimpulan Sanitasi industry untuk perusahaan PC6KB dinilai kurang terutama dalam pengendalian air bersih dan MCK yang masih kurang serta penambahan dan pengoptimalan petugas kebersihan pada daerah-daerah tertentu.
SARAN Saran Untuk perusahaan perlu diupayakan peningkatan sanitasi industi untuk mewujudkan kebersihan yang lebih baik, misal pada bagian kantin untuk disediakannya tempat cuci tangan yang baik dan benar serta petugas kebersihan yang perlu dioptimalkan dengan baik serta pengelolaan limbah rumah tangga seperti bekas makanan untuk dikelola lebih baik lagi. Dan pada bagian MCK pun perlu adanya petugas kebersihan yang ditempatkan serta pengoptimalan antara jumlah kamar mandi