Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JAKARTAA
LAPORAN
PENYUSUNAN
RTRW DKI JAKARTA
2030
SEPTEMBER 2009
LATAR BELAKANG PENYUSUNAN
RTRW DKI JAKARTA 2030
LATAR BELAKANG PENYUSUNAN
• Sebagai Tindak Lanjut Evaluasi dan Revisi RTRW DKI Jakarta 2010
(Perda No. 6 tahun 1999)
• Amanat /Perintah UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
• Terbitnya Peraturan Perundang-undangan Baru Terkait Lainnya, a.l:
UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun 2005-2025
UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Prov. DKI Jakarta sebagai Ibukota NKRI
UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan
PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional
Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur
Penyampaian dan
Penyusunan Penyusunan
Penyempurnaan dengan
Raperda Naskah Akademis
DPRD
Terkait ke-khusus-an
khusus DKI Jakarta:
1. Status Administrasi
“Ibukota Negara”
Adanya
TRW Hirarki Rencana
DKI JAKARTA Tata
2030 DISUSUN DENGAN
Ruang di DKI Jakarta: RTRW
Provinsi, RTRW Kota/Kab.
Administrasi, dan RDTR
Kecamatan
Penjelasan secara khusus
tentang Rencana Tata Ruang
Provinsi dan Rencana Tata
Ruang Kota/ Kabupaten
Penjelasan Khusus untuk
Rencana Tata Ruang
Kepulauan Seribu
Laporan Penyusunan RTRW DKI Jakarta 2030
IRARKI RENCANA TATA RUANG
DI PROVINSI DKI JAKARTA 2030
RTRW DKI JAKARTA RTRW KOTA DAN RDTR (KEC. DAN UDGL
2010-2030 KAB. ADMINISTRASI KAW. STRATEGIS) (KAWASAN STRATEGIS)
Skala 1 : 50.000 Skala 1 : 20.000 Skala 1 : 5.000 Skala 1 : 1.000
Hal-hal yang diatur: Hal-hal yang diatur: Hal-hal yang diatur: Hal-hal yang diatur:
1. Struktur Ruang: 1. Struktur Ruang: 1. Struktur Ruang: 1. Struktur Peruntukan Lahan
• Pusat Kegiatan • Pusat Kegiatan • Pusat Kegiatan 2. Intensitas Pemanfaatan
Primer dan Sekunder Tersier Skala Kecamatan Lahan
• Sistem Prasarana • Sistem Prasarana dan Kelurahan 3. Tata Bangunan
Primer Sekunder • Sistem Prasarana 4. Sistem Sirkulasi & Jalur
Penghubung
2. Pola Ruang: Digit 2 1. Pola Ruang: Digit 3 Tersier
5. Sistem Ruang Terbuka &
3. Kawasan Strategis 2. Kawasan Strategis 1. Pola Ruang: Digit 4 Tata Hijau
Provinsi Kota 2. Peraturan Zonasi 6. Tata Kualitas Lingkungan
7. Sistem Prasarana dan
4. Ketentuan Umum 3. Arahan Peraturan (Zoning Map dan
Utilitas Lingkungan
Peraturan Zonasi Zonasi Zoning Text)
ERBEDAAN SUBSTANSI
RTRW 2010 RTRW 2030
TRW DKI JAKARTA 2010 DAN 2030
KI JAKARTA 2030
VISI Jakarta sebagai Kota Jasa
yang Sejahtera dan Berkelanjutan
TANGERANG BEKASI
DEPOK
2 RUTR 1985 - 2005
TANGERANG BEKASI
DEPOK
3 RTRW 2010
TANGERANG BEKASI
DEPOK
PERTIMBANGAN DALAM PENATAAN
RUANG DKI JAKARTA 2030
Kondisi Saat Ini Prinsip-prinsip yang Diperlukan Tata Ruang yang Diinginkan
• Perlunya mewadahi
stakeholder sesuai dengan
kebutuhannya • Manajemen
• Tingginya peluang Jakarta Pertumbuhan Kota Struktur dan pola
untuk mengakomodasikan
(Growth Management) ruang yang luwes
pertumbuhan dan
untuk
perkembangan ekonomi
lokal, nasional maupun • Basis Fungsional mengantisipasi
internasional Perencanaan: perubahan,
• Makin tingginya aglomerasi Megalopolitan aksesibilitas yang
berbagai komponen kegiatan Jabodetabekpunjur lebih baik, dan
di berbagai kawasan yang pentahapan
sudah mapan • Pergeseran Dari pembangunan
• Dinamika perkembangan Stakeholders Ke
kegiatan masyarakat
menyebabkan beberapa
Shareholders
bagian berkembang sangat
dinamis
PUSAT KEGIATAN NASIONAL
1. Provinsi DKI Jakarta
2. Tangerang
3. Serpong
4. Cinere
5. Kota Bogor
6. Kota Depok
7. Cimanggis
8. Cileungsi
9. Setu
10. Kota Bekasi
11. Tambun
Garis Pantai
Jaringan Pelayaran Pariwisata
Jaringan Pelayaran Penumpang
Jaringan Pelayaran Antar Pulau
Jaringan Pelayaran Internasional
Garis Pantai Minus 8
Batas Propinsi
Jaringan Jalan Arteri
Jaringan Jalan Tol
Jaringan Angkutan Umum Massal
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
JARINGAN JALAN LEGAL & KELEMBAGAAN JARINGAN
ANGKUTAN UMUM
Peningkatan Kapasitas
Mekanisme Seleksi TOD
Pelebaran Lajur Operator
Peningkatan Akses
Peraturan Pendukung Parkir
Demand Management
KEBIJAKAN PENDUKUNG
Batas Propinsi
Jaringan Angkutan Umum Massal
Rencana Jaringan Angkutan Umum Massal
Bandar Udara Halim Perdanakusuma
Bandar Udara Soekarno – Hatta
11 10 Casablanca
7. Manggarai
8. Sentra Primer Baru Barat
9. Sentra Primer Baru Timur
10. Kawasan Ekonomi Khusus Marunda
1 11. Kawasan Pantura
1 4
2 PUSAT KEGIATAN SEKUNDER
1. Glodok
2 2. Harmoni
3 3. Senen
6 3 4. Kelapa Gading
5. Blok M
8 6. Kawasan Grogol
4 7. Pusat Kegiatan P.Pramuka
5 7
Garis Pantai Minus 8
6 9 Batas Propinsi
Jaringan Jalan Arteri
5 Rencana Jaringan Jalan Arteri
Bandar Udara Halim Perdanakusuma
Bandar Udara Soekarno – Hatta
6
7
8
Batas Propinsi
Jaringan Angkutan Umum Massal
9 Rencana Jaringan Angkutan Umum
Massal
Bandar Udara Halim Perdanakusuma
Bandar Udara Soekarno – Hatta
5 6
7
5 6
7
PEMBANGUNAN BARU
TERMINAL BUS
KAWASAN TERBANGUN YANG
PUSAT
SUDAH ADA
BELANJA STASIUN
PERUMAHAN
PARKIR JALAN
JALAN SUNGAI
JARINGAN
KERETA
BAWAH
TANAH
JALAN KAKI/PENYEBRANGAN/ESKALATOR
JARINGAN
KERETA BAWAH
TANAH
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Batas Propinsi
Jaringan Angkutan Umum Massal
Rencana Jaringan Angkutan Umum Massal
Bandar Udara Halim Perdanakusuma
Bandar Udara Soekarno - Hatta
Delta
Deltaarea,
area,
tanah lunak 40-50
40-50%%
tanah lunak
Institusional
Institusional dibawah
dibawah
muka
mukalaut
laut
Pembuangan
Pembuangan Kondisi
Kondisi13
13
Limbah
Limbah Pada
Pada Sungai
Sungai
Saluran
Saluran
Urbanisasi
Urbanisasi&& Penyedotan
PenyedotanAir
Air&&
peningkatan
peningkatan BANJIR
BANJIR &
& Amblesan
Amblesan
property
property GENANGAN
GENANGAN
Hambatan Pemanasan
Pemanasanglobal
global&&
Hambatan Kenaikan
Sepanjang
Sepanjang KenaikanMuka
MukaAir
Air
Sungai Laut
Laut
Sungai
Kondisi Luas
LuasBadan
BadanAir
Air
Kondisi (waterbody
Hidrogeologi
Hidrogeologi (waterbody
Hidrologi ratio)
ratio)
Hidrologi
Tanggul
Laut
Daerah
Daerah Rendah
BKB BKT
Rendah
Wilayah
Prov
DKI Daerah
Jakarta Cukup
Tinggi
13
Sungai
Pompa
Waduk pada
sistem Polder
Waduk Retensi
Situ/Waduk
diluar wilayah DKI Jakarta
Tanggul Laut
KONSEP PENGENDALIAN BANJIR
Hujan
2000 m + MSL
Evapotranspir
t0 asi
Evapotranspir
asi
Waduk/situ
UPSTREAM
Sistim
(Puncak-Bogor) t1 Banjir kanal polder
MIDDLESTREAM Evapora
Resapan .
.
... si
air (Bogor-Depok-Jaksel) t2
DOWNSTREAM
(Jaksel-Jakut)
t3
Polder
Pesisir t4
Gravitasi
SISTEM POLDER JAKARTA 2030
Kawasan biru + 2 %
T= 25
T= 1
RUANG TERBUKA HIJAU
RTRW DKI JAKARTA 2030
KONSEP PERENCANAAN RTH
DKI JAKARTA
• Penyediaan RTH Publik secara kuantitatif minimal 20% sulit dipenuhi oleh DKI
Jakarta
• Basis penyediaan RTH di DKI Jakarta adalah fungsional :
• Fungsi ekologi perlindungan spesies : kawasan suaka alam. pelestarian alam, dan hutan
mangrove
• Fungsi ekologi terkait iklim mikro dan kualitas udara sebagai produsen oksigen dan
penyerap pencemar udara : didasarkan pada jenis vegetasi, Kerapatan vegetasi, dan
luas tajuk. Termasuk didalamnya adalah roof garden Dan dinding hijau (green wall)
• Fungsi tata air : didasarkan kepentingan RTH untuk membantu kelangsungan daur
hidrologis, sehingga diperhitungkan dalam skala Jabodetabekpunjur meliputi kawasan
hulu – hilir DAS besar Ciliwung dan DAS Cisadane
• Fungsi sosial : didasarkan pada standar kebutuhan dan ketersediaan lahan untuk taman
kota, taman lingkungan, lapangan olahraga, taman pemakaman umum
• Fungsi ekonomi : didasarkan pada lokasi kegiatan pertanian, kebun buah- buahan, dan
tanaman hias
• Kinerja RTH diukur dari indikator kapasitas dan kemampuan dalam
menjalankan fungsinya
1) Peraturan Zonasi
Pengendalian • Sebagai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang dengan
konsep New Urbanism
pemanfaatan ruang • Pengaturan dan pembagian zonasi pada batas wilayah
perencanaan
diselenggarakan • Membuat ketentuan teknis tentang peruntukan, fungsi,
intensitas, kepadatan, ketinggian secara vertikal dan horizontal
sebagai upaya untuk • Ketentuan persyaratan aktivitas pelestarian redevelopment dan
pembaruan
mewujudkan tertib tata
2) Perizinan
ruang guna tercapainya • Sebagai alat pengendalian pembangunan dalam rangka
pemanfaatan ruang menurut peraturan dan prosedur
keserasian dan • Kegiatan layanan publik berdasarkan tugas dan
kewenangannya
keseimbangan • Sebagai alat penegakan hukum
lingkungan sesuai 3) Insentif & Disinsentif
• Kebijakan pemberian imbalan dalam mendorong
arahan kebijakan pengembangan investasi
• Kebijakan perlakuan dalam percepatan layanan
pembangunan melalui publik
4) Instrumen Sanksi
penerapan: • Tindakan penegakan hukum yang bersifat pembinaan
melalui sanksi administrasi, pidana, perdata
• Minimalisasi terjadinya penyimpangan
KELEMBAGAAN PENYELENGGARAAN
PENATAAN RUANG DKI JAKARTA 2030
B. Operasional : BPUT/TPUT
Alternatif 1 Alternatif 2
Pembatasan
• Perkembangan kawasan • Perkembangan kawasan
Perkembangan
selatan diberi keleluasaan selatan masih dibatasi
Kaw. Selatan
dengan aturan yang ketat
Alternatif 1 Alternatif 2
Alternatif 1 Alternatif 2
Alternatif 1 Alternatif 2
Alternatif 1 Alternatif 2
Alternatif 1 Alternatif 2
Alternatif 1 Alternatif 2
Jalan Lokal
Jalan Penghubung
Jalan Arteri
Sungai
Rel Kereta
Batas Kelurahan
Batas Kecamatan
Batas Kota Administrasi
Batas Propinsi
Jalan Lokal
Jalan Penghubung
Jalan Arteri
Sungai
Rel Kereta
Batas Kelurahan
Batas Kecamatan
Batas Kota Administrasi
Batas Propinsi
Jalan Lokal
Jalan Penghubung
Jalan Arteri
Sungai
Rel Kereta
Batas Kelurahan
Batas Kecamatan
Batas Kota Administrasi
Batas Propinsi
Jalan Lokal
Jalan Penghubung
Jalan Arteri
Sungai
Rel Kereta
Batas Kelurahan
Batas Kecamatan
Batas Kota Administrasi
Batas Propinsi
Garis Pantai
Garis Pantai Minus 8
Zona Inti
Zona Perlindungan
Zona Pemanfaatan Wisata
Zona Permukiman
Batas Propinsi
Batas Kecamatan
Batas Kelurahan
Pulau
Rataan Karang
Garis Pantai
Jaringan Pelayaran Pariwisata
Jaringan Pelayaran Penumpang
Jaringan Pelayaran Antar Pulau
Jaringan Pelayaran Internasional