Pendahuluan Ada tiga jenis gangguan pendengaran yang dapat dikenali dengan uji pendengaran Tuli konduktif Tuli sensorineural Tuli campuran (Konduktif & sensorineural) Diperlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan tulang dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni Anatomi Continue Continue Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam
1) Telinga luar : aurikel, pinna, kanalis auditori eksternus, membran timpani, Kanalis auditori eksternus berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada seperti bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2- 3 cm
Continue 2) Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas: 1,2,3
Batas luar : membran timpani Batas depan : tuba eustachius Batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis) Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis. Batas atas : tegmen timpani
Continue Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong, tingkap bundar, dan promontorium 3)Telinga dalam : Koklea, Vestibule yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis, Continue 3)Telinga dalam : Helikotrema, Skala vestibuli Organ corti Membran tektoria
Fisiologi Pendengaran Gangguan Fisiologis Telinga Gangguan telinga luar dan telinga tengah : tuli konduktif. Gangguan telinga dalam : tuli sensorineural. tuli koklea tuli retrokoklea Sumbatan tuba eustachius : tuli konduktif.
Pemeriksaan Garpu Tala Continue Perangkat yang lazim mengambil beberapa sampel nada C dari skala musik yaitu 128 Hz, 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz, dan 2048 Hz. Semakin tinggi frekuensi, makin tinggi pula nadanya. Dengan mambatasi survei pada frekuensi bicara, maka frekuensi 512, 1024 dan 2048 Hz yang biasanya memadai.
Pembahagian Pemeriksaan Garpu Tala Tes Batas Atas dan Batas Bawah Prinsip. Untuk menentukan frekwensi garpu tala yang dapat di dengar penderita melewati hantaran udara bila dibunyikan pada intensitas ambang normal . Teknik. 1. Menggunakan semua garpu tala (dapat dimulai dari frekwensi terendah berurutan sampai frekwensi tertinggi / sebaliknya) dibunyikan satu persatu.
Continue 2. didengarkan terlebih dulu oleh pemeriksa sampai bunyi hampir hilang untuk mencapai intensitas bunyi yang terendah bagi orang normal/ nilai ambang normal), 3. kemudian diperdengarkan pada penderita dengan meletakkan garpu tala pada MAE di jarak 1-2 cm dalam posisi tegak pada garis yang menghubungkan MAE kanan dan kiri.
Interpretasi Interpretasi. Normal : mendengar garpu tala pada semua frekwensi Tuli konduksi : batas bawah naik (frekwensi rendah tak terdengar) Tuli sensori neural : batas atas turun (frekwensi tinggi tak terdengar) Prinsip. Tes Rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang sama. Teknik. 1. konduksi udara diuji dengan memegang garpu tala di dekat telinga tanpa menyentuh telinga, dan konduksi tulang dilakukan dengan meletakkan garpu tala pada mastoid Tes Rinne Continue 2. Tangkai garpu tala yang bergetar ditempelkan pada mastoid pasien (hantaran tulang) hingga bunyi tidak lagi terdengar; garpu tala kemudian dipindahkan ke dekat telinga sisi yang sama
Interpretasi Interpretasi. Rinne positif : Penderita masih mendengar garpu tala di depan MAE. Rinne negatif : Penderita tidak mendengar garpu tala di depan MAE.
False Rinne (pseudopositif atau pseudonegatif ) : stimulus bunyi ditangkap oleh telinga yang tidak di tes, Telinga yang tidak di tes pendengarannya lebih baik daripada yang di tes.
Tes Weber Prinsip : untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan. Teknik. Garpu tala digetarkan dan tangkainya diletakkan di garis tengah kepala, biasanya di vertex atau di dahi. Getaran akan dipindahkan oleh konduksi tulang ke koklea Interpretasi Normal : Tidak ada lateralisasi Tuli konduktif : Lateralisasi ke telinga yang sakit Tuli sensorineural : Lateralisasi ke telinga yang sehat.
Tes Schwabach Prinsip. Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.
Teknik. 1) Garpu tala frekuensi 512 Hz dibunyikan, kemudian tangkainya diletakkan tegak lurus pada mastoid pemeriksa. 2) Pemeriksa sudah tidak mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita. Continue 3. Bila penderita masih mendengar, maka Schwabach memanjang, penderita tidak mendengar, terdapat 2 kemungkinan yaitu Schwabach memendek atau normal. 4. Untuk membedakan kedua kemungkinan ini, maka tes dibalik, yaitu tes pada penderita dulu baru pemeriksa. Garpu tala 512 Hz dibunyikan kemudian diletakkan tegak lurus pada mastoid penderita
Continue 4. Bila penderita sudah tidak mendengar maka secepatnya garpu tala dipindahkan pada mastoid pemeriksa, bila pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal bila pemeriksa masih mendengar berarti Schwabach penderita memendek.
Interpretasi Tuli konduktif : Schwabach memanjang Tuli sensorineural : Schwabach memendek
Tes Bing (Oklusi) Prinsip :untuk mengetahui konduksi tulang dan untuk menentukan efek oklusi pada kanalis telinga. Teknik. Garpu tala yang bergetar diletakkan di mastoid penderita sementara pemeriksa membuka dan menutup kanalis telinga (dengan menekan tragus).
Interpretasi Bing positif : Bunyi mengeras jika kanalis ditutup, melemah bila kanalis dibuka. Bing negatif : Tidak ada perubahan kekerasan bunyi. Kesimpulan Tes garpu tala adalah suatu tes untuk mengevaluasi fungsi pendengaran individu secara kualitatif. Untuk tes garis pendengaran digunakan garpu tala dengan frekuensi 128 Hz, 256 Hz,512 Hz,1024 Hz, dan 2048 Hz Continue Pemeriksaan garpu tala yang sering dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa adalah: Tes Batas Atas dan Batas Bawah Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Tes Bing (Oklusi)