ANATOMI EPIDEMIOLOGI 10 per 100.000 penduduk Pria 1,1% dibandingkan wanita 0,7% Faktor sosial ekonomi tidak berpengaruh pada angka kejadian kolesteatoma Kolesteatoma >> individu dengan riwayat disfungsi tuba eustachius 72,4% dari penderita kolestesteatoma memiliki riwayat otitis media berulang DEFENISI Kolesteatoma pertumbuhan epitel skuamosa ruang telinga tengah mendestruksi jaringan di telinga tengah dan struktur di sekitarnya. Prekursor utama kolesteatoma terbentuknya suatu kantong/ celah menjebak debris epitel infeksi dan inflamasi hingga terbentuknya sekret. KLASIFIKASI Kolesteatoma Kongenital Adanya epitel skuamosa yang terjebak di dalam tulang temporal saat embriogenesis Teridentifikasi di balik membran timpani yang intak Ditemukan di area mesotimpanum atau tuba eustachius Dapat menyumbat tuba eustachius sekret telinga tengah & tuli konduktif Tidak ada riwayat penyakit telinga supuratif, operasi telinga sebelumnya, dan perforasi membran timpani Kolesteatoma Akuisita Disebabkan oleh pertumbuhan epitel skuamosa melalui defek primer membran timpani Retraksi kantong Hiperplasia sel basal Transformasi metaplastik epitel mukosa telinga tengah menjadi matriks kolesteatoma. Perforasi dapat disebabkan oleh OMA, trauma, dan pemasangan selang timpanostomi yg menyebabkan implantasi epitel skuamosa MEKANISME a) pars flaksida teretraksi ke dalam oleh tekanan negatif di epitimpanum b) debris epitelial menyebabkan infeksi dan inflamasi yang mengakibatkan pembentukan kolesteatoma c) kolesteatoma pada telinga kanan dengan infeksi dan sekret. Retraksi kantong di epitimpanum terisi dengan debris dan sisa epitel. GEJALA KLINIS Otore purulen persisten atau rekuren Tinitus Tuli konduktif Tuli sensorineural Vertigo Terbentuk polip dan jaringan granulasi Retraksi membran timpani pars flaksida
DIAGNOSIS Riwayat/ Gejala : Otitis media supuratif, keluhan seperti vertigo, gangguan pendengaran, tinitus, facial palsy Otoskopi : menentukan letak kolesteatoma dan kelainan pada membran timpani Endoskopi : jika terdapat perforasi membran timpani, dapat digunakan untuk memasukkan alat endoskopi sehingga dapat mengevaluasi tulang-tulang pendengaran Mikrobiologi : membuat kultur untuk mengetahui organisme penyebab Fistula Sign : tanda fistula positif menunjukkan adanya erosi pada kanalis semisirkularis Audiometri : dapat terjadi tuli konduktif maupun sensorineural CT-scan : gambaran CT-Scan menunjukkan erosi tulang pendengaran dan labirin a) kolesteatoma akuisita primer b) kolesteatoma yang terbentuk di tepi perforasi membran timpani (kolesteatoma akuisita sekunder c) kolesteatoma di belakang membran timpani yang intak (kolesteatoma kongenital Kolesteatoma epitimpani telinga kiri CT-Scan coronal pada tulang temporal kiri menunjukkan kolesteatoma pars flaksida. Anak panah putih menunjukkan kolesteatoma. Anak panah hitam menunjukkan erosi pada tulang TERAPI Antibiotik Bukan merupakan terapi utama Diberikan praoperasi dan pascaoperasi, dan harus berdasarkan hasil sentivitas Bakteri anaerob lebih sering ditemukan Agen yang digunakan yaitu sefotaksim, flucoxacicillin, dan metronidazole Pembedahan Canal wall-down tympanomastoidectomy Prosedur terbuka (open cavity): menghubungkan antara MAE dengan rongga mastoid terekspose Dilakukan pelebaran MAE meatoplasty Memiliki hasil: meatus melebar, sulit menyesuaikan dengan alat bantu dengar, membutuhkan pembersihan MAE/rongga mastoid secara rutin, resiko rendah terhadap kolesteatoma rekuren atau persisten, namun tidak dapat terpapar air. Canal wall-up tympanomastoidectomy Prosedur tertutup (closed cavity): dinding MAE dipertahankan Hasil: mudah menyesuaikan dengan alat bantu dengar, tidak memerlukan pembersihan telinga rutin, resiko rekurensi dan persistensi lebih tinggi, dan dapat terpapar oleh air.
KOMPLIKASI Tuli sensorineural Tuli konduktif Mastoiditis akut Abses subperiosteal Meningitis Paralisis nervus fasialis Abses otak Tromboplebitis sinus sigmoid Thank You